mAKALAH aNALISIS pERHITUNGAN PPH pASAL 24
mAKALAH aNALISIS pERHITUNGAN PPH pASAL 24
Disusun oleh :
1. Dilla Merdila 2012121716
2. Damayanti 2012121659
3. Basyarudin 2012121591
4. Dwi Puri Ariyani 2012121591
5. Az Zahro Alwi 2012121971
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat-
Nya penyelesaian makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
ditulis dengan tujuan untuk menambah Perpajakan Internasional. Tujuan utama penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan Internasional di
Fakultas Ekonomi Akuntansi S1 Universitas Pamulang.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Sri Agustini,
S.E., M.Si dan Kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
telah membantu memberikan referensi-referensi untuk bahan penulisan makalh ini,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhirnya kepada seluruh pembaca makalah ini, penulis senantiasa terbuka
untuk menerima kritik dan saran demi penyempurnaan dalam penulisan makalah
berikutnya, dan semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak Penghasilan Pasal 24 Adalah Pajak yang dipungut di luar negeri atas
penghasilan wajib pajak di luar negeri.Pajak yang dibayar di luar negeri atas
penghasilan luar negeri yang diperoleh wajib pajak dalam negeri (WPDN)
boleh dikreditkan dengan pajak yang terutang dalam tahun pajak yang sama,
sebesar pajak yang dibayarkan diluar negeri tersebut tetapi tidak boleh
melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan UU No. 10 Tahun
1994. Untuk itu harus dicari batas maksimum kredit pajak luar negeri
(KPLN). Karena penghitungan PPh dilakukan setahun sekali, maka
penghitungan ini harus dilakukan setelah satu tahun tersebut berakhir agar
semua data penghasilan dalam satu tahun sudah diketahui. Untuk perusahaan,
tentu saja data penghasilan ini harus menunggu laporan keuangan selesai
dibuat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pajak Penghasilan menurut Pasal 24?
2. Bagaimana Cara mencari pajak penghasilan pasal 24 yang dapat
dikreditkan di dalam negeri?
3. Apa Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN)?
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Penghasilan yang boleh diperhitungkan/ dikreditkan tersebut antara lain
penghasilan dari luar negeri berupa :
a. Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari
pengalihan saham dan sekuritas lainnya;
b. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan
penggunaan harta gerak;
c. Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak;
d. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan
kegiatan;
e. Penghasilan BUT luar negeri;
f. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau
tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan
pertambangan
g. Keuntungan karena pengalihan harta tetap;
h. Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu
bentuk usaha tetap.
B. Batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN) diambil yang terendah
dari ketiga unsur berikut:
1. Jumlah Pajak yang dibayar / terutang di luar negeri.
2. (Penghasilan Luar Negeri : Seluruh Penghasilan Kena Pajak) x PPh atas
seluruh yang dikenakan tariff pasal 17.
3. Jumlah PPh terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak, dalam hal
penghasilan kena pajaknya lebih kecil dari penghasilan luar negerinya.
Catatan:
1. Jika Pajak Penghasilan Luar Negeri yang diminta untuk dikreditkan itu
ternyata dikembalikan maka jumlah pajak yang terutang menurut undang-
undang ini harus ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun
pengembalian tersebut dilakukan.
2. Jika Penghasilan Luar Negeri berasal dari beberapa negara maka jumlah
maksimum KPLN dihitung untuk masing-masing negara.
3
3. Untuk kerugian yang diderita di luar negeri tidak diperhitungkan dalam
menghitung penghasilan kena pajak. Penghasilan dari Luar Negeri untuk
tahun-tahun berikutnya dapat dikompensasikan dengan kerugiaan tersebut.
4. Dalam hal pajak dibayarkan di luar negeri lebih besar dari kredit pajak
yang diperkenankan (PPh Pasal 24), maka kelebihan tersebut tidak dapat:
- Diminta Kembali.
- Di Kompensasikan.
- Sebagai Pengurang Penghasilan.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Contoh Kasus:
PT. Seventeen yang berlokasi di Jakarta, selama tahun 2009 memperoleh
penghasilan baik dari usahanya dari dalam negeri ataupun beberapa cabangnya
yang berada di luar negeri. Penghasilan Netto dari dalam negeri Rp
150.000.000.000 sedangkan usahanya di luar negeri, seperti Jepang memperoleh
penghasilan Rp 300.000.000 dan di Korea memperoleh penghasilan Rp
400.000.000 sedangkan di China mengalami rugi Rp 100.000.000. Pajak yang
telah dibayar diluar negeri sebesar 25% untuk Jepang, 30% untuk Korea dan 20%
untuk China. Berapa PPh Pasal 24 yang diperkenankan untuk dikreditkan dengan
pajak penghasilan yang harus dibayar di dalam negeri?
5
5. PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan di Indonesia atas penghasilan di Jepang
sebesar:
Rp 75.000.000 (Pilih yang terendah)
PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan di Indonesia atas penghasilan di Korea
sebesar:
Rp 112.000.000 (Pilih yang terendah)
6
a Untuk negara X =
.
X Rp.
Rp.100.000.000,00 156.250.000
Rp.1.250.000.000,00 ,00 = Rp.
12.500.000,
00
Pajak yang terutang di negara X sebesar Rp. 40.000.000,00, namun
maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp. 12.500.000,00.
b Untuk negara Y =
.
Rp. 750.000.000,00 X Rp. 156.250.000,00 =
Rp.1.250.000.000,00 Rp.93.750.000
7
bersangkutan dengan melampirkan dokumen yang berkenaan dengan perubahan
tersebut.
1. Jika karena perubahan tersebut, menyebabkan adanya tambahan penghasilan
yang mengakibatkan pajak yang terutang atas penghasilan luar negeri menjadi
lebih besar daripada yang dilaporkan dalam SPT tahunan, sehingga pajak yang
terutang di LN menjadi kurang bayar, maka terdapat kemungkinan pajak
penghasilan di Indonesia juga kurang bayar. Sesuai dengan pasal 8 UU No. 16
tahun 2000 tentang ketentuan Umum dan tatacara perpajakan, apabila WP
membetulkan sendiri SPT yang mengakibatkan pajak yang terutang menjadi lebih
besar, maka kepadanya dikenakan bunga sebesar 2% sebulan atas jumlah pajak
yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT terakhir sampai
dengan tanggal pembayaran karena pembetulan SPT tersebut.
2. Apabila karena pembetulan SPT tersebut, menyebabkan penghasilan dan pajak
atas penghasilan yang terutang di luar negeri menjadi lebih kecil daripada yang
dilaporkan dalam SPT tahunan, sehingga pajak di luar negeri lebih di bayar, yang
akan mengakibatkan pajak penghasilan yang terutang di Indonesia menjadi lebih
kecil, sehingga pajak penghasilan menjadi lebih dibayar. Atas kelebihan bayar
pajak tersebut dapat dikembalikan kepada wajib pajak setelah diperhitungkan
dengan utang pajak lainnya.
Hal yang paling mendasar PPh Pasal 24 ini adalah adanya batas maksimum yang
boleh dikreditkan seperti yang tercantum dalam ayat 2 Pasal 24 UU PPH seperti
tersebut di atas.
1. Kerugian yang diderita di luar negeri tidak boleh digabungkan dalam
menghitung Penghasilan Kena Pajak di Indonesia.
2. Mekanisme Pengkreditan PPh yang Dibayar di Luar Negeri
(164/KMK.03/2002)
3. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di Luar Negeri dapat dikreditkan
dengan Pajak Penghasilan yang terutang di Indonesia.
8
4. Pengkreditan PPh yang dibayar di Luar Negeri (PPh Pasal 24) dilakukan dalam
tahun pajak digabungkannya penghasilan dari luar negeri tersebut dengan
penghasilan di Indonesia.
5. Jumlah PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan maksimum sebesar jumlah yang
lebih rendah di antara PPh yang dibayar atau terutang di Luar Negeri dan jumlah
yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri dan
seluruh Penghasilan Kena Pajak, atau maksimum sebesar PPh yang terutang atas
seluruh Penghasilan Kena Pajak dalam hal di dalam negeri mengalami kerugian
(Penghasilan dari LN lebih besar dari jumlah Penghasilan Kena Pajak).
6. Apabila penghasilan dari luar negeri berasal dari beberapa negara, maka
penghitungan PPh Pasal 24 dilakukan untuk masing-masing negara.
7. Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dikenakan PPh Final (Pasal 4 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000) dan/atau penghasilan yang dikenakan
pajak tersendiri (Pasal 8 ayat (1 dan 4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000)
tidak dapat digabungkan dengan penghasilan lainnya, baik yang diperoleh dari
Dalam Negeri maupun dari Luar Negeri.
8. Dalam hal jumlah PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri melebihi PPh
Pasal 24 yang dapat dikreditkan, kelebihan tersebut tidak dapat diperhitungkan di
tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya, dan tidak dapat
direstitusi.
9. Untuk melaksanakan prengkreditan PPh Luar Negeri, wajib pajak wajib
menyampaikan permohonan ke KPP bersamaan dengan penyampaian SPT
Tahunan PPh, dilampiri dengan ;
- Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri.
- Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri.
- Dokumen pembayaran PPh di luar negeri.
Atas permohonan wajib pajak, Kepala KPP dapat memperpanjang jangka waktu
penyampaian lampiran-lampiran di atas, karena alasan-alasan di luar kekuasaan
wajib pajak.
10. Dalam hal terjadi perubahan besarnya penghasilan yang berasal dari luar negeri,
wajib pajak harus melakukan pembetulan SPT Tahunan yang bersangkutan
9
dengan melampirkan dokumen-dokumen yang berkenaan dengan perubahan
tersebut.
11. Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan PPh kurang dibayar,
maka atas kekurangan bayar tersebut tidak dikenakan sanksi bunga.
12. Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan lebih bayar, maka atas
kelebihan tersebut dapat dikembalikan kepada wajib pajak setelah diperhitungkan
dengan utang pajak lainnya.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pajak Penghasilan Pasal 24 Adalah Pajak yang dipungut di luar negeri atas
penghasilan wajib pajak di luar negeri.Pajak yang dibayar di luar negeri atas
penghasilan luar negeri yang diperoleh wajib pajak dalam negeri (WPDN)
boleh dikreditkan dengan pajak yang terutang dalam tahun pajak yang sama,
sebesar pajak yang dibayarkan diluar negeri tersebut tetapi tidak boleh
melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan UU No. 10 Tahun
1994. Untuk itu harus dicari batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN)
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=10&q=&hlm=1
http://www.pandupajak.org/content/pph25-untuk-wajib-pajak-baru/
http://www.pandupajak.org/content/pph-pasal-24/
http://erwinbpph24.blogspot.com/
12