Oleh:
Kelompok 17
Wahyuni Zyuli Sholikatin, S.Kep, (131712143031)
Masunatul Ubudiyah, S.Kep. (131713143043)
Febyana Dwi Cahyanti, S.Kep. (131713143057)
Dewi Permata Lestari, S.Kep. (131713143071)
Zagad Budhi Dharma (131713143091)
Pipit Pitaloka (131713143110)
LEMBAR PENGESAHAN
i
Laporan Pentingnya Nutrisi Pada Tubuh Pada Pasien Di Ruang IRNA III Rumah Sakit
Universitas Airlangga Surabaya yang telah dilaksanakan mulai tanggal 25 September 7
Oktober 2017 dalam rangka pelaksanaan Profesi Keperawatan Dasar.
Telah disetujui untuk dilaksanakan seminar Profesi Keperawatan Dasar.
Menyetujui,
Mengetahui,
Kepala Ruangan IRNA III
(Rahmatul Fitriyah,S.Kep.Ns)
NIP. 198506092009122003
DAFTAR ISI
ii
Halaman Judul ................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .......................................................................................................... ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan umum ................................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan khusus................................................................................................... 2
BAB 2 Pembahasan
2.1 Definisi Nutrisi ......................................................................................................... 3
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi ........................................................................ 6
2.3 Manfaat Nutrisi dalam Penyembuhan Luka ............................................................. 8
2.4 Metode pemenuhan kebutuhan nutrisi .................................................................... 10
2.5 Keamanan Makanan dan Makanan Sehat ............................................................... 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses antara lain ; Pertumbuhan,
Produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, serta prilaku (Almatsier, 2009).
Data dari Kementrian Kesehatan 2016 menyatakan bahwa 54,8% normal, gemuk
27,9%, obesitas 10,6% dan kurus 6,7%. Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah
penduduk gemuk ke 7 (30,7%) dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia (Kemenkes,2017).
Berdasarkan latar belakan yang diuraikan diatas penulis tertarik untuk membahas pentingnya
nutrisi pada tubuh pada pasien di ruang IRNA III Rumah Sakit Universitas Airlangga
Surabaya.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian orak (Smeltzer & Bare, 2002) Menurut
WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Menurut Price & Wilson (2006) menyatakan bahwa pengertian dari stroke adalah setiap
gangguan neurologic mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui sistem suplai arteri otak. Stroke merupakan penakit neurologis yang sering dijumpai
dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul
mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi
pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008)
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak yang
menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori. Bicara, atau
sensasi. Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2007) adalah :
1. Faktor resiko yang dapat diubah : hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
penggunaan alcohol, dan obesitas
2. Faktor yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, riwayat keluarga
3
2.3. Klasifikasi Stroke
Menurut Pudiastuti (2011) stroke terbagi menjadi 2 kategori yaitu stroke hemoragik
dan stroke non hemoragik atau stroke iskemik.
1. Stroke hemoragik adalah stroke karena pecahnya pembuluh darah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah otak dan merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemoragik diderita oleh
penderita hipertensi. Stroke hemoragik digolongkan menjadi 2 jenis yaitu : (1)
hemoragik intraserebral (perdarahan yang terjadi di dalam jaringan otak), (2)
hemoragik subaraknoid (perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid atau
ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan yang menutupi otak.
2. Stroke non hemoragik atau stroke iskemik terjadi karena tersumbatnya pembuluh
darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu penumpukan kolesterol pada dinding
pembuluh darah atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah
ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri
vertebralis.. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus
aorta). Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami penyakit
stroke jenis iskemik.
Stroke iskemik ini dibagi 3 jenis yaitu:
1) stroke trombotik (proses terbentuknya thrombus hingga menjadi gumpalan),
2) stroke embolik (tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah),
3) hipoperfusion sistemik (aliran darah ke seluruh bagian tubuh berkurang
karena adanya gangguan denyut jantung).
Serangan kecil atau serangan awal stroke biasanya diawali dengan daya ingat menurun
dan sering kebingungan secara tiba-tiba dan kemudian menghilang dalam waktu 24 jam selain
itu tanda dan gejala stroke dapat diamati dari beberapa hal, diantaranya :
1. Adanya serangan neurologis fokal berupa kelemahan atau kelumpuhan lengan,
tungkai atau salah satu sisi tubuh
2. Melemahnya otot (hemiplegia), kaku dan menurunnya fungsi sensorik
3. Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah
satu sisi tubuh seperti baal, mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, perih
bahakan seperti rasa terbakar dibagian bawah kulit
4
4. Gangguan penglihatan seperti hanya dapat melihat secara parsial ataupun tidak
dapat melihat keseluruhan karena penglihatan gelap dan pandangan ganda sesaat
5. Menurunnya kemampuan mencium bau dan mengecap
6. Berjalan menjadi sulit dan langkahnya tertatih-tatih bahkan terkadang mengalami
kelumpuhan total.
7. Hilangnya kendali terhadap kandung subaraknoid seperti gangguan sering
kencing tanpa disadari
8. Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik
9. Tidak memahami pembicaraan orang lain, tidak mampu membaca, menulis dan
berhitung dengan baik.
10. Adanya gangguan dan kesulitan dalam menelan makanan ataupun minuman
(cenderung keselek).
11. Adanya gangguan bicara dan sulit berbahasa yang ditunjukkan dengan bicara
tidak jelas (rero), sengau, pelo, gagap dan berbicara haya sepatah kata bahkan
sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
12. Menjadi Pelupa (Dimensia) dan tidak mampu mengenali bagian tubuh
13. Vertigo (pusing, puyeng) atau perasaan berputar yang menetap saat tidak
beraktifitas
14. Kelopak mata sulit dibuka
15. Menjadi lebih sensitif, mudah menangis ataupun tertawa
16. Banyak tidur dan selalu ingin tidur.
17. Gangguan kesadaran, pingsan sampai tak sadarkan diri
5
2.5 Pencegahan Stroke
6
penyakit jantung (fibrilasi atrium, infark miokard akut, kelainan katup) dan
kondisi koagulopati yang lain.
2) Clopidogrel dengan dosis 1x75 mg. Merupakan pilihan obat antiagregasi
trombosit kedua, diberikan bila pasien tidak tahan atau mempunyai
kontraindikasi terhadap asetosal (aspirin).
3) Modifikasi gaya hidup dan faktor risiko stroke, misalnya mengkonsumsi obat
antihipertensi yang sesuai pada penderita hipertensi, mengkonsumsi obat
hipoglikemik pada penderita diabetes, diet rendah lemak dan mengkonsumsi
obat antidislipidemia pada penderita dislipidemia, berhenti merokok, berhenti
mengkonsumsi alkohol, hindari kelebihan berat badan dan kurang gerak.
1. Berikut beberapa jenis sumber makanan yang dapt menurunkan potensi seseorang
terkena stroke :
1) Sayuran
Sayuran merupakan sumber serat dalam tubuh. Sayuran dapat mnegikat
kelebihan kolesterol dalam saluran pencernaan dan membawanya hingga
terbuang dalam feses. Sumber sayuran terbaik yaitu wortel, asparagus, seledri,
buncis, labu siam, mentimun, bayam, selada, tomat dan polong-polongan.
2) Buah dan jus buah
Buah-buahan dapat menurunkan kadar kolesterol, mencegah penggumpalan
darah dan pengerasan pembuluh darah serta dapat menurunkan tekanan
darahyang dapat memicu stroke. Vitamin dan mineral dalam buah penting
untuk membantu penyerapan zat gizi.buah yang baik untuk penderita stroke
yaitu nanas, belimbing, melon, alpukad, jambu biji, anggur, pisang dan apel.
3) Bahan Makanan Sumber Karbohidrat
Bahan makanan sumber karbohidrat diantaranya padi-padian dengan biji yang
utuh, kentang, dan gandum.
4) Ikan yang mengandung Omega-3
Penderita stroke dianjurkan untuk mengonsumsi asam lemak esensial yang
terdapat pada minyak ikan.
8
Konsumsi rokok beresiko meningkatkan tekanan darah dan merangsang
peningkatan berat badan berlebih (obesitas) yang dapat menimbulkan stroke.
Nikotin dapat menyumbat pembuluh darah (Redaksi Agro Media.2009)
10
Smeltzer & bare (2008) menyebutkan bahwa latihan dapat dilakukan 4 sampai
5 kali sehari, dengan waktu 10 menit untuk setiap latihan, sedangkan Perry & Poter
(2006) menganjurkan untuk melakukan latihan ROM minimal 2 kali/hari. Tseng, et al.
(2007) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dosis latihan yang dipergunakan yaitu
2 kali sehari, 6 hari dalam seminggu selama 4 minggu dengan intensitas masing-masing
5 gerakan untuk tiap sendi.
Latihan ROM bisa dipadukan dengan konsep latihan bilateral. Selama ini
prosedur latihan ROM dilakukan hanya tangan yang sakit, baik berupa latihan ROM
pasif maupun aktif asistif. Pendekatan terbaru yang mendukung konsep latihan bilateral
bisa diterapkan pada pasien stroke yang melakukan latihan ROM. Latihan ROM dapat
di lakukan dengan menerapkan latihan ROM bilateral. Latihan ROM bilateral
dilakukan dengan melatih kedua ekstremitas klien baik yang mengalami parese maupun
pada ekstremitas yang sehat. Pada klien stroke dengan hemiparese, latihan ROM
bilateral dapat dilakukan dengan melakukan latihan ROM pasif pada ekstremitas yang
mengalami parese dan latihan ROM aktif pada ekstremitas yang sehat. Kedua latihan
ini dilaksanakan secara simetris dan bersamaan.
Adapun prosedur latihan ROM pasif pada ektremitas atas yang mengalami
parese adalah sebagai berikut : (Kozier, et al., 2004) :
1. Latihan bahu
Satu tangan perawat menopang dan memegang siku, tangan yang lainnya
memegang pergelangan tangan. Luruskan siku pasien, angkat siku dari posisi
disamping tubuh pasien ke arah depan sampai ke posisi di atas kepala, turunkan dan
kembalikan ke posisi semula dengan siku tetap lurus.
2. Latihan siku
Perawat memegang pergelangan tangan pasien dengan satu tangan, tangan lainnya
menahan lengan bagian atas, kemudian lakukan gerakan menekuk dan meluruskan
siku.
3. Latihan lengan
Perawat memegang area siku pasien dengan satu tangan, tangan yang lain
menggenggam tangan pasien ke arah luar (telentang) dan ke arah dalam
(telungkup).
11
4. Latihan pergelangan tangan
Perawat memegang lengan bawah pasien dengan satu tangan, tangan lainnya
memegang pergelangan tangan pasien, serta tekuk pergelangan tangan pasien ke
atas dan ke bawah.
5. Latihan jari-jari tangan
1) Perawat memegang pergelangan tangan pasien dengan satu tangan, tangan
lainnya membantu pasien membuat gerakan mengepal/menekuk jari-jari tangan
dan kemudian meluruskan jari-jari tangan pasien.
2) Perawat memegang telapak tangan dan keempat jari pasien dengan satu tangan,
tangan lainnya memutar ibu jari tangan.
3) Tangan perawat membantu melebarkan jari-jari pasien kemudian merapatkan
kembali.
Latihan ROM aktif dilakukan sama dengan ROM pasif hanya pasien
melakukannya sendiri tanpa bantuan perawat. Adapun prosedur latihan ROM aktif pada
ektremitas atas adalah sebagai berikut : (Kozier, et al., 2004)
1. Latihan bahu
Luruskan siku, angkat siku dari posisi di samping tubuh pasien ke arah depan
sampai ke posisi di atas kepala, turunkan dan kembalikan ke posisi semula dengan
siku tetap lurus.
2. Latihan siku
Lakukan gerakan menekuk dan meluruskan siku.
3. Latihan lengan
Gerakkan tangan ke arah luar (telentang) dan ke arah dalam (telungkup).
4. Latihan pergelangan tangan
Tekuk pergelangan tangan pasien ke atas dan ke bawah.
5. Latihan jari-jari tangan
1) Buat gerakan mengepal/menekuk jari-jari tangan dan kemudian luruskan jari-
jari tangan.
2) Lakukan gerakan memutar ibu jari tangan.
3) Lebarkan jari-jari tangan kemudian merapatkan kembali.
Latihan ROM dengan menggunakan pendekatan bilateral bisa dilakukan dengan
melakukan latihan ROM aktif dan pasif secara bersamaan pada klien stroke dengan
hemiparese.
12
Lampiran 1.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga pasien di ruang
Ruang IRNA 3 RS Universitas Airlangga.
IV. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari beberapa
sub pokok, diantaranya:
1. Menjelaskan definisi dari nutrisi
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi nutrisi
13
3. Menjelaskan manfaat nutrisi dalam penyembuhan luka
4. Menjelaskan metode pemenuhan kebutuhan nutrisi
5. Menjelaskan keamanan makanan dan makanan sehat
V. Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah dan diskusi. Pertama,
Metode ceramah akan disampaikan oleh salah satu perwakilan dari kelompok 5
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Kedua, metode diskusi akan
dilakukan setelah penyampaian materi selesai dengan dipimpin oleh moderator yang
berasal dari perwakilan kelompok 5.
VI. Media
Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah power point LCD.
Nb:
: Moderator
: Penyuluh
: Observer
: Fasilitator
: Peserta Penyuluh
15
penyuluhan. Mencatat pertanyaan yang
diajukan peserta
b) Mengamati perilaku verbal dan non verbal
peserta selama proses penyuluhan.
c) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan
rencana penyuluhan
d) Menyampaikan evaluasi langsung kepada
penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan
rencana penyuluhan.
X. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta Pelaksana
Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam Moderator
1. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
5. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan.
2. 15 Menit Pelaksanaan 1. Mendengarkan Penyuluh
penyampaian materi 2. Memperhatikan
tentang: penjelasan materi
1. Menjelaskan anatomi 3. Mencermati
fisiologi kornea materi
2. Menyebutkan
penyebab dari ulkus
kornea
3. Menyebutkan tanda
dan gejala ulkus kornea
16
4. Menjelaskan
perjalanan penyakit ulkus
kornea
5. Menyebutkan
penanganan ulkus kornea
6. Menjelaskan
komplikasi dari penyakit
ulkus kornea
7. Menjelaskan dugaan
kesembuhan dari ulkus
kornea
8. Menjelaskan cara cuci
tangan yang benar.
3. 20 menit Diskusi: 1. Mengajukan Moderator
1. Memberikan pertanyaan dan
kesempatan pada fasilitator
peserta untuk
mengajukan
pertanyaan kemudian
didiskusikan bersama
dan menjawab
pertanyaan.
4. 3 menit Evaluasi: 1. Menjawab Moderator
1. Menanyakan kepada pertanyaan dan dan
peserta penyuluhan menjelaskannya fasilitator
tentang materi yang
diberikan
5. 2 menit Terminasi: 1. Memperhatikan Moderator
1. Menyimpulkan hasil 2. Mendengarkan
penyuluhan 3. Menjawab salam
2. Mengucapkan
terimakasih kepada
peserta
17
3. Mengakhiri dengan
salam
XI. Evaluasi
1. Struktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media: leaflet
d) Peserta hadir di tempat penyuluhan minimal 7orang
e) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
2. Proses
a) Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan
d) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
e) Suasana penyuluhan tertib dan tenang
f) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Hasil
Peserta dapat menjelaskan tentang:
1. Menjelaskan definisi dari nutrisi
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi nutrisi
3. Menjelaskan manfaat nutrisi dalam penyembuhan luka
4. Menjelaskan metode pemenuhan kebutuhan nutrisi
5. Menjelaskan keamanan makanan dan makanan sehat
18
Lampiran 2.
DAFTAR PERTANYAAN
19
Lampiran 3.
FOTO KEGIATAN
20
Lampiran 4.
ABSENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
21
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Muhammad. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke. Yogyakarta: Dian Loka.
Cahyati, Yanti. 2011. Perbandingan Latihan ROM Unilateral dan Latihan ROM Bilateral
terhadap Kekuatan Otot Pasien Hemiparese Akibat Stroke Iskemik di RSUD Kota
Tasikmalaya dan RSUD Kab. Ciamis. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Program
Magister Keperawatan Universitas Indonesia
Kozier,B. et al. (2004). Techniques in clinical nursing 5th edition. Canada : Cummings
Publishing Company.
Mansjoer, A. 2007. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganggian Sistem Persarafan. Jakarta:
Salemba Medika
Potter, A.P., & Perry, A. (2006). Fundamental of nursing. 4th edition. St.Louis Missouri:
Mosby-Year Book, Inc
Price, S.A, Wilson , L.M. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit Edisi 6 vol 2.
Jakarta:EGC
Pudiastuti, D Ratna.2011. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta: Nuha medika.
Redaksi Agro Media.2009.Solusi Sehat Mengatasi Stroke.Jakarta; Agro Media Pustaka
Rhoads, J. & Meeker,B.J., (2008). Davids guide to clinical nursing skills. Philadeplphia : F.A.
Davis Company
Smeltzer, S.C , Bare B.G, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol
3.Jakarta:ECG
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L. & Cheever, K.H. (2008) Brunner & Suddarths
Textbook of medical-surgical nursing. 11th Edition. Philadelphia : Lippincott William
& Wilkins.
Smith, N. (2009). Range of motion, exercise. Published by Cinahl Information Systems.
http://web.ebscohost.com.
Tseng, C.-N., Chen, C. C.-H., Wu, S.-C., & Lin, L.-C. (2007). Effects of a rangeof- motion
exercise programme. Journal of Advanced Nursing, 57(2), 181- 191
22