Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

PADA PASIEN FRAKTUR

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

dengan dosen pengampu Imam Tri Sutrisno, S.Kep, Ners., M.Kep.

Disusun Oleh :

Alfi Rimayasati 1902391 Tiara Shafa Azhara 1902416

Andini Anissa Dewi 1908625 Trisna Hidayat 1908848

Khoerunisa Amalia 1909035 Vina Tia Nurgustina 1908517

Lela Rosmiati 1909601 Vina Mahesa Fitriani 1909872

Siti Nurjanah 1908703 Widi Zihan Nurfadillah 1902560

Sopiah 1909608 Zyhan Aprilia Maharani 1908131

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayat
dan serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Keperawatan Medikal Bedah II yang berjudul Asuhan Keperawatan Gangguan Istirahat dan
Tidur Pada Pasien Fraktur dengan dosen pengampu Imam Tri Sutrisno, S.Kep, Ners., M.Kep.
Makalah ini telah kami susun dengan usaha yang maksimal dan mendapat bantuan dari beberapa
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Keperawatan Medikal Bedah tentang alergi
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandung, April 2021

Penyusun
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
a. Definisi
a) Definisi Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi
oleh semua orang, dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat
berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda
pada setiap individu (Ambarwati, 2014). Kata “Istirahat” memiliki arti yang luas
meliputi bersantai, menyegarkan diri, berdiam diri setelah melakukan aktivitas.
Selain itu, istirahat juga bermakna melepaskan diri dari apapun yang
membosankan, menyulitkan dan menjengkelkan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa, istirahat merupakan suasana yang tenang , bersantai tanpa
tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas) (Sutanto & Fitriana,
2017). Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-
masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto &
Wartonah, 2015).
Menurut Atoilah & Kusnadi (2013) perubahan fisiologis selama tidur
adalah :
1. Penurunan tekanan darah dan nadi
2. Dilatasi pembuluh darah perifer
3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastro intestinal
4. Relaksasi otot-ott rangka
5. Basal Metabolism Rate (BMR) menurun 10-30%

Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana


individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas
pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup
yang diinginkan (Carpenito, LJ, 1995 : Hidayat, 2014).

Gangguan ini terlihat pada pasien dengan kondisi yang memperlihatkan


perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di
daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjugtiva merah, mata perih,
perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, dan sering menguap atau mengantuk.
Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain kerusakan transport oksigen,
gangguan matabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri
pada kaki, takut operasi, factor lingkungan yang mengganggu, dan lain-lain
(Hidayat, 2014).

b) Gangguan Pola Tidur Pada Pasien Fraktur


Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang
(Manurung, 2018). Fraktur dapat disebabkan oleh hantaman langsung, kekuatan
yang meremukkan, gerakan memuntir yang mendadak atau bahkan karena
kontraksi otot yang ekstrem (Smeltzer & Bare, 2016).
Fraktur merupakan gangguan pada tulang biasanya disebabkan oleh
trauma. Adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan
metabolik, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang
terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
pendarahan, maka volume darah menurun. COP menurun maka terjadi
perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi
menjadi edema lokal maka terjadi penumpukan di dalam tubuh.
Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat
menimbulkan gangguan pola tidur akibat gangguan rasa nyaman (nyeri). Selain
itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi neurovaskuler yang menimbulkan
istirahat terganggu dan aktivitas gerak sehingga mobilitas fisik terganggu.
Terjadinya ketidak nyamanan dan gangguan mobilitas fisik dapat mengakibat
terganggunya gangguan pola tidur. Selain itu fraktur terbuka atau pemasangan
pen, plat atau kawat terjadi pada luka operasi yang mengakibatkan kecemasan
yang timbul setelah terjadinya operasi dan dapat mengakibatkan gangguan
istirahat dan tidur tidak optimal. Selain rasa kecemasan karena mobilitas fisik
terganggu dan ketakutan akan terjadi sesuatu terhadap diri karana kesulitan
untuk berjalan dan sulit untuk melakukan pekerjaan dan dapat menganggu citra
tubuh terhadap diri, sehingga harga diri situasional terganggu dan mengakibatkan
kehilangan tidur atau tidur tidak adekuat (Sylvia, dalam Wijaya dkk , 2013).
b. Patofisiologi
c. Etiologi
d. Manifestasi Klinis
e. Pemeriksaan Diagnostik
f. Penatalaksanaan Medis
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
b. Analisa data
c. Diagnose
d. Intervensi
e. Implementasi
f. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Fitri Respati. (2014). Konsep Kebutuhan Dasar Manusia.

Yogyakarta: Dua Satria Offset.

Atoilah, Elang Mohamad, & Kusnadi, E. (2013). Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: IN media.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:


Salemba Medika.

Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah jilid 3. Jakarta: TIM

Smeltzer, Suzanne C., & Bare, Brenda G. (2016). Keperawatan Medikal Bedah edisi
12. Jakarta: EGC

Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai