Kelompok4 KD 1-Memberikan Tehnik Alih Baring
Kelompok4 KD 1-Memberikan Tehnik Alih Baring
Disusun oleh:
2020/2021
KATA PENGANTAR
Penulis mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan
PEMBAHASAN
Menurut Perry & Potter (2005) dalam jurnal Aini (2013), Alih
baring adalah pengaturan posisi yang diberikan untuk mengurangi
tekanan dan gaya gesek pada kulit.
Pasien yang tinggal di tempat tidur untuk jangka waktu yang lama
dan diharuskan merupakan pasien yang wajib melakukan alih baring.
Alih baring disini dimaksudkan mengubah posisi pasien setiap beberapa
jam sekali. Individu yang tinggal di tempat tidur dan fungsi tubuhnya
diam tak secara wajar berfungsi sebagai akibat dari berbagai gangguan
fungsi (gerak, bernafas, dan pengendalian syaraf). Ini sebagai akibat dari
penyakit (panas tinggi), kelemahan (lumpuh). (Dihardjo et al., 2005).
Sakit parah mau tak mau membuat seseorang harus bed rest.
Artinya, beristirahat di atas tempat tidur dengan dmapak turunnya
aktivitas metabolisme secara umum. Fungsi sistem tubuh pun ikut
berkurang. Menurut Tjahjono, bahwa kondisi tersebut mengakibatkan
munculnya sindrom imobilisasi. Dampak imobilisasi pada sistem otot dan
tulang antara lain terjadi penurunan kekuatan otot terutama otot yang
bekerja melawan gravitasi, daya tahan tubuh pun menurun, bisa juga
terjadi atrofi atau mengecilnya massa otot dan tulang, sedangkan
pengeluaran kalsium dan hidroksiprolin (protein bagian dari kolagen)
urine serta peningkatan kalsium melalui feses atau kotoran
mengakibatkan penurunan massa tulang total. Pada sistem jantung dan
pembuluh darah dapat terjadi peningkatan denyut dan efesiensi jantung.
Sistem pernafasanpun bisa terganggu yang disebabkan oleh penuruan
seluruh kekuatan dan pengembangan otot-otot antar tulang iga,
diafragma, dan perut. Pada sistem pencernaan nafsu makan menurun dan
terjadi sembelit yang disebabkan oleh perubahan hormone dan penurunan
metabolik, gerak usus, dan lambung. (Maklebust & Magnan: Yusuf,
2010). Karena hal itu, pasien perlu memosisikan tubuh saat berbaring
(positioning).