Anda di halaman 1dari 5

Memberikan Tehnik Alih Baring

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar I

Dosen pengampu: Sri Hartini, S.Kep., Ns., M.Kes.

Disusun oleh:

1. Afriansyah Mikzan Puja Pratama (2020012219)

2. Anindya Charista (2020012223)

3. Dilla Ameliasari (2020012228)

4. Dwi Yunita Wulandari (2020012233)

5. Evi Septiani (2020012237)

6. Fifi Fatikasari (2020012242)

7. Kefass Ruta Novansa (2020012246)

8. Linda Laenaya Fatika (2020012250)

9. Maria Mayrelia Pervita Sari (2020012254)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb


Penguasa alam, yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada
semua makhluk-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir
zaman.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah


tentang Pengkajian Pola Fungsional. Penyusunan makalah ini dapat terwujud tak lepas
dari bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena


keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan
yang ada. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa
keperawatan untuk menambah wawasan dalam bidang kesehatan.

Penulis mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Alih baring adalah tindakan yang dilakukan untuk mengubah posisi


pasien yang mengalami tirah baring total untuk mencegah kejadian luka tekan
pada kulit pasien. Tujuan alih baring adalah untuk mendistribusikan tekanan baik
dalam posisi duduk atau berbaring serta memberikan kenyamanan pada pasien.
Pada dasarnya alih baring dilakukan sebagai bagian dari prosedur baku dalam
intervensi keperawatan untuk mengurangi resiko dekubitus pada pasien dengan
imobilisasi (Potter & Perry, 2010, hlm.1275). Alih baring memiliki manfaat
mengganti titik tumpu berat badan yang tertekan pada area tubuh yang lain,
mempertahankan sirkulasi darah pada daerah yang tertekan, dan dapat
menurunkan tekanan pada tonjolan tulang (Kozier, 2011, hlm.325).

Alih baring dapat mencegah dekubitus pada daerah tulang yang


menonjol. Hal ini dikarenakan alih baring mengurangi penekanan akibat
tertahannya pasien pada satu posisi yang diberikan untuk mengurangi tekanan
dan gaya gesek kulit. Menjaga bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat atau
kurang akan menurunkan peluang terjadinya dekubitus akibat gaya gesek (Potter
& Perry, 2010, hlm.1275). Posisi tubuh alih baring 2 jam yang tepat akan
menentukan keberhasilan intervensi keperawatan terhadap pasien, menurut Perry
& Potter (2010, hlm.91) posisi alih baring meliputi supine/ terlentang, lateral/
miring, prone/ telungkup, dan fowler tinggi.

B. Rumusan masalah

1. Jelaskan pengertian alih baring!

2. Jelaskan tujuan pemberian alih baring kepada pasien!

3. Jelaskan prosedur dalam pemberian alih baring kepada pasien!

4. Jelaskan manfaat pemberian alih baring kepada pasien penderita stroke!

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian alih baring.

2. Untuk mengetahui tujuan pemberian alih baring kepada pasien.

3. Untuk mengetahui prosedur dalam pemberian alih baring kepada pasien.

4. Untuk mengetahui manfaat pemberian alih baring kepada pasien


penderita stroke.

D. Manfaat penulisan

1. Penulisan ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman praktisi


keperawatan akan pentingnya pemberian alih baring pada pasien.

2. Penulisan ini dapat menjadi refrensi bagi perkembangan ilmu


keperawatan mengenai pelaksanaan alih baring dalam pencegahan luka
dekubitus.
3. Penulisan ini dapat dipergunakan sebagai sarana komunikasi untuk
mengeksplorasi dan membuktikan manfaat pemberian alih baring.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alih Baring

Menurut Perry & Potter (2005) dalam jurnal Aini (2013), Alih
baring adalah pengaturan posisi yang diberikan untuk mengurangi
tekanan dan gaya gesek pada kulit.

Pasien yang tinggal di tempat tidur untuk jangka waktu yang lama
dan diharuskan merupakan pasien yang wajib melakukan alih baring.
Alih baring disini dimaksudkan mengubah posisi pasien setiap beberapa
jam sekali. Individu yang tinggal di tempat tidur dan fungsi tubuhnya
diam tak secara wajar berfungsi sebagai akibat dari berbagai gangguan
fungsi (gerak, bernafas, dan pengendalian syaraf). Ini sebagai akibat dari
penyakit (panas tinggi), kelemahan (lumpuh). (Dihardjo et al., 2005).

Sakit parah mau tak mau membuat seseorang harus bed rest.
Artinya, beristirahat di atas tempat tidur dengan dmapak turunnya
aktivitas metabolisme secara umum. Fungsi sistem tubuh pun ikut
berkurang. Menurut Tjahjono, bahwa kondisi tersebut mengakibatkan
munculnya sindrom imobilisasi. Dampak imobilisasi pada sistem otot dan
tulang antara lain terjadi penurunan kekuatan otot terutama otot yang
bekerja melawan gravitasi, daya tahan tubuh pun menurun, bisa juga
terjadi atrofi atau mengecilnya massa otot dan tulang, sedangkan
pengeluaran kalsium dan hidroksiprolin (protein bagian dari kolagen)
urine serta peningkatan kalsium melalui feses atau kotoran
mengakibatkan penurunan massa tulang total. Pada sistem jantung dan
pembuluh darah dapat terjadi peningkatan denyut dan efesiensi jantung.
Sistem pernafasanpun bisa terganggu yang disebabkan oleh penuruan
seluruh kekuatan dan pengembangan otot-otot antar tulang iga,
diafragma, dan perut. Pada sistem pencernaan nafsu makan menurun dan
terjadi sembelit yang disebabkan oleh perubahan hormone dan penurunan
metabolik, gerak usus, dan lambung. (Maklebust & Magnan: Yusuf,
2010). Karena hal itu, pasien perlu memosisikan tubuh saat berbaring
(positioning).

B. Tujuan Pemberian Alih Baring pada Pasien

Tujuan alih baring adalah untuk mendistribusikan tekanan baik


dalam posisi duduk atau berbaring serta memberikan kenyamanan pada
pasien. Pada dasarnya alih baring dilakukan sebagai bagian dari prosedur
baku dalam intervensi keperawatan untuk mengurangi resiko dekubitus
pada pasien dengan imobilisasi (Potter & Perry, 2010, hlm.1275).

Alih baring memiliki manfaat mengganti titik tumpu berat badan


yang tertekan pada area tubuh yang lain, mempertahankan sirkulasi darah
pada daerah yang tertekan, mencegah kerusakan saraf, dan dapat
menurunkan tekanan pada tonjolan tulang (Kozier, 2011, hlm.325).

Anda mungkin juga menyukai