Anda di halaman 1dari 2

BUKAN MONYET BERHIJAB

Tanggal 17 Juli Hari Senin itu hari pertama aku berangkat sekolah dengan memakai
hijab. Sebelum berangkat sekolah aku sempat bingung, pakai atau lepas hijab selama di
perjalanan? Tapi, karena aku merasa tertantang untuk menjadi muslimah sejati, akhirnya aku
tetap memakainya. Tapi pulang sekolah kali ini tentu saja beda buatku hijab inilah yang
membuatku beda.
Sampai dirumah aku langsung melepas hijab aku memang belum berhijab secara
sempurna.kalau mau jajan atau mau pergi kemana mana aku selalu memakai hijab,
sedangkan kalau didalam rumah aku selalu membuka hijab itu kecuali ada tamu aku selalu
memakainya.
Waktu itu aku diajak sama keponakanku untuk pergi main kesawah yang jaraknya agak jauh
dari rumah.
Main ke sawah yuk! ajak kak Sulis
Ayuk ayuk aja tapi Farha mau ikut nggak ? Jawab Kak Fitri
Ayuklah lest go! jawab Farha
Kami pun memulai perjalanan, disawah ada pohon semangka, timun, kangkung, bayam,
kersem, ubi, manga, jambu dan masih banyak lagi. Ada buah manga yang udah berbuah lagi
pula warnanya udah banyak yang warnanya merah.
Ada manga dek. Kata kak sulis sambil menunjuk ke salah satu pohon yang cukup tinggi.
Ya kak Sulis aku nggak suka manga! Jawabku.
Enak Kok Dek! timpal kak fitri sambil menyuruh aku segera memanjat pohon dan
mengambilnya. Aku pun segera naik dan mencoba mengambilnya.
Ayo Farha lagi sih! Masih banyak tuh!
Teriak ka Sulis
Tiba Tiba ada seorang ibu lewat didekat pohon yang aku panjat. Ibu itu bertanya sesuatu
sampai akhirnya ibu itu menoleh keatas, melihat aku sambil tertawa.
Aduh anak gadis kok manjat pohon!
Kata ibu yang lewat itu
Farha sampe kaya monyet! ibu itu terus tertawa melihat aku yang sedang memanjat. Aku
nggak tau apa maksud ibu itu apakah mengejek atau memang lucu. Aku balas tawanya
dengan pandangan kesal.
Siapa sih, ibu itu? tanyaku pada kak Fitri setelah ibu itu pergi.
Ih Farha itukan ibu Desi.Jawabnya
Ibu Desi? Siapa tuh? Nggak kenal, tanyaku pada kak Fitri dan kak Sulis. Padahal aku ngrasa
kesel banget sama ucapannya!
Farha yang sabar ya kamuc antik kok nggak kaya monyet!kata kak Fitri
Hari mulai sore, buah mangga yang kami ambil sudah mulai menumpuk di rumput kami
bertiga pun pulang kerumah tapi disitu ada ibu ibu yang tadi ngatain aku monyet (Ibu Desi)
ternyata ibu Desi itu orang pindahan dari Sumber dan itu ibunya GilangKamu yang tadi
ya? tanya ibu Desi aku pun ngrasa malu dan hanya tersenyum ibu Desi langsung bertanya
tentang siapa aku
Ini anak gadismu Sar? Tanya bu Desi kepada mama. Ia tertawa
Tadi, kayak monyet, sekaranya berhijab!?
Ayu tenan Lanjutnya menggunakan logat daeah asalnya.
Monyet gimana?Mama ngrasa bingung
Tadi dia naik pohon ngambil mangga banyak banget. Loncat sana loncat sini. Persis kaya
monyet Lanjutnya berdecak meledek. Tampaknya bu Desi dan mama sangat asyik
membicarakan aku, seolah tak peduli dengan keberadaanku yang sedari tadi meringis
menahan malu karena gilang juga ikut tertawa mendengarnya.
Memang seharusnya aku tidak usah manjat pohon tadi , coba saja tadi nahan diri keluhku,
dalam hati.
Sekarang aku menyadari satu hal, ternyata menjadi perempuan yang berhijab itu tidak
semudah yang aku pikirkan tapi tidak juga sesulit yang dibicarakan orang orang wanita
berhijab bukan hanya menutupi aurat dengan jilbab tapi juga menutupi diri dari tingkah laku
yang tidak sepatutnya dilakukan oleh orang orang yang mengenakan hijab.

Anda mungkin juga menyukai