Anda di halaman 1dari 3

A.

Definisi
1. Sprain
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi akibat gerakan menjepit
atau memutar. Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada
ligament (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi,
yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul
sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Fungsi ligamen adalah menjaga
stabilitas, namun masih mampu melakukan mobilitas. Ligamen yang sobek akan
kehilangan kemampuan stabilitasnya. Pembuluh darah akan terputus dan terjadilah
edema, yaitu sendi terasa nyeri tekan dan gerakan sendi terasa sangat nyeri (Brunner
& Suddart,2001: 2355).

2. Strain
Strain merupakan tarikan otot akibat penggunaan dan peregangan yang berlebihan
atau stres lokal yang berlebihan (Arif Muttaqin, 2008: 69).
Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur
muskulo-tendinous (otot dan tendon).
Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara
otot dan tendon. Strain adalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan,
peregangan berlebihan, atau stres yang berlebihan. Strain adalah robekan mikroskopis
tidak komplet dengan perdarahan kedalam jaringan (Brunner & Suddart, 2001: 2355).
B. Klasifikasi
1. Sprain
a. Tingkat I. Ditandai dengan sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya
beberapa serabut yang putus. Menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkakan, dan
sakit di daerah cedera.
b. Tingkat II. Ditandai dengan banyaknya serabut ligamentum yang putus, sehingga
menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi atau adanya cairan
yang keluar, dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
c. Tingkat III. Ditandai dengan terputusnya semua ligamentum akibatnya kedua
ujung terpisah. Persendian tersebut akan terasa sakit, darah di persendian,
pembengkakan, tidak dapat bergerak, dan terdapat gerakan abnormal.
2. Strain
a. Derajat I (Strain ringan). Cidera akibat penggunaan berlebih pada unit
muskulotendinous ringan yang berupa robekan ringan pada otot atau ligament.
Gejala yang timbul berupa nyeri lokal, meningkat bila bergerak atau ada beban
pada otot. Ditandai dengan adanya spasme otot ringan, bengkak, dan gangguan
kekuatan otot.
b. Derajat II (Strain sedang). Cedera pada unit muskulotendinous akibat kontraksi
berlebihan dengan gejala nyeri lokal, menigkat apabila bergerak atau beban.
Ditandai dengan spasme otot sedang, bengkak, tenderness, gangguan kekuatan
otot, dan kelamahan fungsi otot sedang.
c. Derajat III (Strain berat). Adanya tekanan berat sehingga mengakibatkan robekan
penuh pada otot dan ligament yang mengakibatkan ketidakstabilan sendi. Gejala
yang timbul berupa nyeri berat, dan stabilisasi. Ditandai dengan spasme otot kuat,
bengkak, tenderness, dan gangguan kekuatan otot dan fungsi berat.
C. Etiologi
1. Penyebab terjadinya sprain
a. Penggunaan daya yang berlebihan atau tekanan berulang-ulang sehingga terjadi
tendonitis atau peradangan pada tendon.
b. Umur
c. Terjatuh atau kecelakaan
d. Pukulan
e. Tidak melakukan pemanasan
2. Penyebab terjadinya strain
a. Pada strain akut terjadi akibat otot yang keluar dan berkontraksi secara
mendadak.
b. Pada strain kronis terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang berlebihan
/ tekanan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).
c. Trauma diakibatkan adanya benturan keras pada sendi dan mengakibatkan
dislokasi.
d. Terjatuh
e. Patologis mengakibatkan tear ligament dan kapsul articuler yang merupakan
penghubung tulang (Smeltzer Suzame, 2001).

Anda mungkin juga menyukai