TANDATANDA ASFIKSIA
Oleh :
ADETYA SILVIANI
N 111 12 029
Pembimbing
dr. ANNISA ANWAR MUTHAHER, S.H, M.Kes, Sp.F
1
BIODATA
Tanda Tangan
Adetya Silviani
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang
Manifestasinya akan dapat dilihat setelah beberapa menit atau beberapa jam.(1)
Dalam kasus tertentu, salah satu kewajiban dokter adalah membantu penyidik
Saat kematian seseorang belum dapat ditunjukan secara tepat karena tanda-
tanda dan gejala setelah kematian sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya umur, kondisi fisik pasien, penyakit fisik sebelumnya maupun
pernafasan yang mengakibatkan suplai oksigen berkurang yang sering dikenal dengan
istilah asfiksia.(1)
Asfiksia dapat diberi batasan secara umum sebagai berbagai macam keadaan
dimana pertukaran udara pernapasan yang normal terganggu. Dua penyebab utama
dari asfiksia, yaitu oleh karena terjadinya obstruksi pada saluran pernapasan dan oleh
3
karena terhentinya sirkulasi; pada kedua keadaan tersebut terjadi reduksi oksigen
disebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis ini yang paling sering dijumpai di dalam
kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia, misalnya obstruksi
sinus karotikus, perubahan biokimiawi dan sirkulasi, seperti yang terjadi pada
tenggelam.(3)
Hal ini sangat tergantung dari penyebab kematian. Untuk itu kita perlu memahami
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asfiksia
2.1.1. Definisi
2.1.2. Etiologi
dan sebagainya.
5
2.1.3. Fisiologi
Hipoksia dapat diberi batasan sebagai suatu keadaan dimana sel gagal
1. Hipoksik-hipoksia
darah.
2. Anemik-hipoksia
Di mana darah yang tersedia tidak dapat membawa oksigen yang cukup
3. Stagnant-hipoksia
ini tekanan oksigen cukup tinggi, tetapi sirkulasi darah tidak lancar. (4)
4. Histotoksik-hipoksia
Suatu keadaan di mana oksigen yang terdapat dalam darah, oleh karena
6
Dibagi dalam empat kelompok, yaitu :
Histotoksik-hipoksia ekstraselular.
Histotoksik-hipoksia periselular
7
banyak oksigen, dengan demikian bagian tersebut lebih rentan
Sel-sel otak yang mati akan digantikan oleh jaringan glial, sedangkan
pada organ tubuh yang lain yakni jantung, paru-paru, hati, ginjal dan
tubuh)
tidak cukup untuk kerja jantung, maka terjadi gagal jantung dan
paru.
8
Gangguan gerakan pernapasan karena terhimpit atau berdesakan
(Traumatic asphyxia).
bentuk keracunan.
9
2.1.5. Gejala
Pada orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala yang dapat
1. Fase dispnea
2. Fase konvulsi
Akibat kadar CO2 yang naik maka akan timbul rangsangan terhadap
mula berupa kejang klonik tetapi kemudian menjadi kejang tonik, dan
menurun. Efek ini berkaitan dengan paralisis pusat yang lebih tinggi
3. Fase apnea
10
4. Fase akhir
tidak 100% maka waktu kematian akan lebih lama dan tanda-tanda
Pada kematian yang terjadi karena adanya penekanan pada daerah leher
berikut :(3,5)
Sianosis
Dapat dengan mudah terlihat pada daerah ujung jari dan bibir di mana
11
Sianosis Pada Kuku
Kongesti
paru yang disertai dengan dilatasi jantung kanan merupakan ciri klasik
Pada setiap kematian yang cepat, darah akan tetap cair, salah satu
12
Edema pulmonum
pernapasan oleh karena keadaan ini dapat terjadi pada berbagai macam
wajah.
vena, venula dan kapiler. Selain itu, hipoksia dapat merusak endotel
kapiler sehingga dinding kapiler yang terdiri dari selapis sel akan
Tardieus spot.
13
Tardieus spot Bintik Perdarahan pada jantung
Distribusi lebam lebih luas akibat kadar CO2 yang tinggi dan aktivitas
Lebam Mayat
14
Busa Halus
Terdapat busa halus pada hidung dan mulut yang timbul akibat
selaput lendir saluran napas bagian atas. Keluar masuknya udara yang
tulang lidah dan rawan gondok, hal ini yaitu patahnya tulang lidah
15
Perdarahan faring
terjadi perdarahan.
16
BAB III
KESIMPULAN
Pada orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala yang dibedakan
menjadi 4 fase, yaitu : fase dispneu, fase konvulsi, fase apneu dan fase akhir. Masa
dari saat asfiksia timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi. Umumnya
Pada kematian yang terjadi karena asfiksia dapat ditemukan tanda sebagai
kebiruan gelap, busa halus pada saluran pernapasan, patahnya tulang lidah dan rawan
17
DAFTAR PUSTAKA
3. Litan A., Valentina F., Billy I., et al., Asfiksia, Referat Ilmu Kedokteran Forensik
4. Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudiono S., et al., Kematian akibat Asfiksia
18