Anda di halaman 1dari 29

BAGIAN ORTOPEDI & TRAUMATOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2017


UNIVERSITAS HASANUDDIN

CLOSED FRACTURE RIGHT NECK FEMUR

Oleh:

EkaSaraswatiTawainella C111 12 004


AwalulIkhramiah C111 12 042
IrwanAnugrah C111 12 132
EndahYosiana C111 12 311

Pembimbing:
dr. Edwin William T
dr.RandyOctavianus

Supervisor:
dr. WilhelmusSupriyadi, Sp.OT

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ORTOPEDI & TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

i
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

1. Nama : EkaSaraswatiTawainella
NIM :C 111 12 004
2. Nama : AwalulIkhramiah
NIM : C111 12 042
3. Nama : Irwan Anugrah
NIM : C111 12 132
4. Nama : Endah Yosiana
NIM : C111 12 311
Judul : CLOSED FRACTURE RIGHT NECK FEMUR

Telah menyelesaikan tugas CaseReport dalam rangka kepaniteraan klinik


pada Bagian Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.

Makassar, Mei 2017

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Edwin William T dr. Randy Octavianus

Supervisor

dr.WilhelmusSupriyadi, Sp.OT

ii
BAB I
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MJ
Umur : 70tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
RM : 040094
Tgl Masuk : 30April 2017

II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Nyeri pada pangkal paha kanan
B. Anamnesis Terpimpin
Dialami sejak 2 minggusebelum masuk ke RS. Wahidin Sudirohusodo.
Pasien sempat diurut selama 1 minggu sebelum tiba di RS. Ibnu Sina.
Setelah masuk ibnu sina pasien direncanakan untuk operasi, karena tidak
ada implan akhirnya pasien dirujuk ke RSWS.
PasiendirujukdariIbnuSina,denganriwayatpenurunankesadarantidakada,
riwayatmualdanmuntahtidakada, riwayat sakit kepala
tidakada.Pasienselamainimengkonsumsi amlodipine 10mg saatmalamdan
simvastatin 10mg 2 tablet saatmalam.
C. Mekanisme trauma
Pasien sedang membersihkan langit-langit rumah dan terjatuh dari
tangga yang dipakainya. Pasien jatuh dari ketinggian sekitar 2 meter dan
mendarat dengan sisi kanan tubuh pasien setelah itu pasien sulit untuk
berdiri dan berjalan
III. PEMERIKSAAN FISIK
Primary Survey
Airway :Bebas

1
Breathing :RR = 20 x/menit reguler, spontan, tipe
thoracoabdominal, simetris
Circulation : BP = 180/100mmHg, HR = 82x/menit, reguler, kuat
angkat
Disability : GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor, 2.5 mm/2.5 mm,
refleks cahaya +/+
Environment : Suhu axilla = 36.5oC

Secondary Survey
Right Femur region
Look :
Tampakdeformitas, tidakada hematoma, tidakada
edema,tidaktampaklaceratedwoundpadaaspekanterior proximal
denganukuran 4 cm x 0,5 cm, dasarlukaterdiridarijaringansubkutis.
Feel :
Nyeritekanpadabagianproksimal
Range of Movement :
Pergerakan aktif dan pasif dari sendi lutut tidak bisa dinilai karena nyeri
Neurovaskularisasi Distal:
Sensibilitasbaik, pulsasiarteri dorsalis pedisdan tibialis posterior
dapatterabakuat, capillary refill time< 2 detik
Leg-length Discrepancy:

Dextra Sinistra

ALL 93cm 95cm

TLL 39cm 88cm

LLD 2 cm

2
IV. GAMBARAN KLINIS (13-8-2016)

Aspek Anterior

Aspek Medial

Aspek Lateral

3
V. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
FotoPelvis AP (30-4-2017)

4
Kesan : -Pelvis dalambatas normal

Foto Femur DextraAP + Lateral (30-4-2017)

Kesan :FrakturBasocervicalcollum femur dextra

Foto Thoraks AP (30-04-2017)

5
Kesan : - Dilatatio et elongation aortae
- Pulmo normal
VI. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (13-8-2016)

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

WBC 9,2 4,00-10,0

RBC 4,12 4,00-6,00

HGB 11,3 12,0-16,0

HCT 34,4 37,0-48,0

PLT 406 150-400

CT 700 4-10

BT 300 1-7

HbsAg Non Reactive Non Reactive

Kesan : Anemia danpenurunanhematokrit


VII. RESUME
Seorangpasienlaki-laki, 70 tahun, masuk keRumah Sakit Wahidin

Sudirohusodo dengan keluhan nyeri pada pangkal pahakanan dialami sejak 2


minggusebelum masuk ke RS. Wahidin Sudirohusodo. Pasien sedang
membersihkan langit-langit rumah dan terjatuh dari tangga yang dipakainya.
Pasien jatuh dari ketinggian sekitar 2 meter dan mendarat dengan sisi kanan
tubuh pasien setelah itu pasien sulit untuk berdiri dan berjalan. Pasien
sempat diurut selama 1 minggu sebelum tiba di RS. Ibnu Sina. Setelah
masuk ibnu sina pasien direncanakan untuk operasi, karena tidak ada implan
akhirnya pasien dirujuk ke RSWS.
PasiendirujukdariIbnuSina,denganriwayatpenurunankesadarantidakada,

6
riwayatmualdanmuntahtidakada, riwayat sakit kepala
tidakada.Pasienselamainimengkonsumsi amlodipine 10mg saatmalamdan
simvastatin 10mg 2 tablet saatmalam.

Dari pemeriksaan fisisright femur regiondidapatkan pada


inspeksitampakdeformitas, Rangeof Motionpergerakanaktifdanpasifpada
knee jointterbatas karena nyeri. Pada pemeriksaan neurovaskuler distal
region tersebutdalam batas normal.Padapemeriksaanleg length
discrepancyterdapatperbedaanpanjang 2 cm baikpadapemeriksaan TLL
maupun ALL.
Dari pemeriksaan radiologi X-Ray Right Femur AP + Lateral
ditemukan adanyaFrakturBasocervicalcollum femur dekstra. Dari
pemeriksaanlaboratoriumdidapatkanhasil anemia danpenurunanhematokrit.

VIII. DIAGNOSIS
ClosedFractureRightNeckFemur

IX. PENATALAKSANAAN
IVFD Ringer Laktat 20 tetes/menit
Analgesikdanantibiotik
Pertahankan skin traksi pada tungkai kanan dengan beban 3kg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FRAKTUR NECK FEMUR

I. PENDAHULUAN
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang.Fraktur dibagi atas dua,
yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup (simple) yaitu bila
kulit yang tersisa diatasnya masih intak (tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar), sedangkan fraktur terbuka (compound)

7
yaitubila kulit yang melapisinya tidak intakdimana sebagian besar fraktur
jenis ini sangat rentan terhadap kontaminasi dan infeksi.1,2

Fraktur collum (leher)femur adalah tempat yang paling sering terkena


fraktur pada wanita usia lanjut. Ada beberapa variasi insiden terhadap
ras.Fraktur collumfemur lebih banyak pada populasi kulit putih di Eropa dan
Amerika Utara. Insiden meningkat seiring dengan bertambahnyausia.
Sebagian besar pasien adalah wanita berusia tujuh puluh dandelapan
puluhan.1,2

Namun fraktur collumfemur bukan semata-mata akibat


penuaan.Frakturcollumfemur cenderung terjadi pada penderita osteopenia
diatas rata-rata, banyak diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan
kehilangan jaringan tulang dan kelemahan tulang, misalnya pada penderita
osteomalasia, diabetes, stroke, dan alkoholisme.Beberapa keadaan tadi juga
menyebabkan meningkatnya kecenderungan jatuh.Selain itu, orang lanjut usia
juga memiliki otot yang lemah serta keseimbangan yang buruk sehingga
meningkatkan resiko jatuh.1,2

II. ANATOMI
Femur merupakan tulang terpanjang dan terberat dalam tubuh,
meneruskan berat tubuh dari oscoxaeketibia sewaktu kita
berdiri.Caputfemoris ke arah craniomedial dan agak ke ventral sewaktu
bersendi dengan acetabulum. Ujung proksimal femur terdiri dari sebuah
caputfemoris dan duatrochanter(trochantermayordantrochanter minor).1

8
Gambar 1.Anatomi femur.5

Area intertrochanterdari femur adalah bagian distal dari collumfemur


dan proksimal dari batang femur.Area ini terletak di antara trochanter mayor
dan trochanterminor.Caputfemoris dan collumfemoris membentuk sudut
(1150-1400) terhadap poros panjang corpusfemoris, sudut ini bervariasi
dengan umur dan jenis kelamin.Corpusfemorisberbentuk lengkung, yakni
cembung ke arah anterior. Ujung distal femur, berakhir menjadi
duacondylus,epicondylusmedialisdan epicondyluslateralisyang melengkung
bagaikan ulir.1

Caputfemoris mendapatkan aliran darah dari tiga sumber, yaitu


pembuluh darah intramedular di leher femur, cabang pembuluh darah
servikalasendensdari anastomosis arteri sirkumfleks media dan lateral yang
melewati retinakulum sebelum memasuki caputfemoris, serta pembuluh
darah dari ligamentum teres.1

9
Gambar 2.Vaskularisasi femur.5

Pada saat terjadi fraktur, pembuluh darah intramedular dan pembuluh


darah retinakulum mengalami robekan bila terjadi pergeseran
fragmen.Frakturtranservikal adalah fraktur yang bersifat intrakapsuler yang
mempunyai kapasitas yang sangat rendah dalam penyembuhan karena adanya
kerusakan pembuluh darah, periosteum yang rapuh, serta hambatan dari
cairan sinovial.2,1

Sendi panggul dan leher femur ini dibungkus oleh capsula yang di
medial melekat pada labrum acetabuli, di lateral, ke depan melekat pada
lineatrochanterikafemoris dan ke belakang pada setengah permukaan
posterior collumfemur. Capsula ini terdiri dari
ligamentumiliofemoral,pubofemoral, dan
ischiofemoral.Ligamentumiliofemoral adalah sebuah ligamentum yang kuat
dan berbentuk seperti huruf Y terbalik. Dasarnya disebelah atas melekat ada
spina iliaca anterior inferior,dibawah kedua lengan Y melekat pada bagian
atas dan bawah lineaintertrochanterica.Ligament ini berfungsi untuk
mencegah ekstensi berlebihan selama berdiri.Ligamentumpubofemoral

10
berbentuk segitiga.Dasarligamentum melekat pada ramus superior
ossispubis, dan apex melekat di bawah pada bagian
bawahlineaintertrochanterica.Ligament ini berfungsi untuk membatasi gerak
ekstensi dan abduksi.Ligamentumischifemoral berbentuk spiral dan melekat
pada corpusossisischia dekat margoacetabuli dan di bagian bawah melekat
pada trochanter mayor. Ligament ini membatasi gerak ekstensi.

Gambar 3.Anatomiligament pada femur.5

III. MEKANISME TERJADINYA FRAKTUR


a. Low-energy trauma: paling umum pada pasien yang lebih tua.1
Direct: Jatuh ke trokanter mayor (valgusimpaksi) atau rotasi
eksternal yang dipaksa pada ekstremitas bawah menjepit leher
osteroporotik ke bibir posterior acetabulum (yang mengakibatkan
posterior kominusi)
Indirect: Otot mengatasi kekuatan leher femur
b. High-energy trauma: Terjadi patah tulang leher femur pada pasien yang
lebih muda dan lebih tua, seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau
jatuh dari ketinggian yang signifikan.1
c. Cyclicloading-stressfractures: Terjadi pada atlet, militer, penari balet,
pasien dengan osteroporosis dan osteopenia berada pada risiko
tertentu.1

11
d. Insufficiencyfractures: pasien dengan osteoporosis dan osteopenia
terbukti beresiko.1
Fraktur biasanya disebabkan oleh jatuh biasa, walaupun demikian pada
orang-orang yang mengalami osteoporosis, energi lemah dapat menyebabkan
fraktur.Pada orang-orang yang lebih muda, penyebab fraktur umumnya karena
jatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu lintas.Terkadang fraktur collumfemur
pada dewasa muda juga diakibatkan oleh aktivitas berat seperti pada atlit dan
anggota militer.2

IV. KLASIFIKASI MULLER


Klasifikasi muller pada tulang panjang diklasifikasikan menjadi: tipe (jenis),
grup (kelompok), dan subgrup (subkelompok) yang nantinya akan menentukan
berat derajat fraktur yang terjadi sesuai dengan kompleksitas morfologi, sulitnya
pengobatan, dan prognosisnya, Tipe mana? grup mana? subgrup mana? Ketiga
pertanyaan merupakan jawaban masing-masing untuk menentukan klasifikasi.A1
menunjukkan fraktur paling sederhana dengan prognosis terbaik dan C3 paling
sulit dengan prognosis terburuk. Saat klasifikasi fraktur dilakukan, kita telah
menentukan tingkat keparahannya dan dengan demikian mendapatkan panduan
untuk pengobatan. Subkelompok mewakili tiga variasi karakteristik dalam
kelompok.3,4

Gambar 1. Klasifikasi fraktur menurut morfologi karakteristik1

12
Penetapan diagnosis fraktur selanjutnya menggunakan alpha-
numericcodeyang menentukan diagnosis dengan pertanyaan where dan what,
dimana pembacaan diagnosis akan mengikuti urutan.3

Gambar 2. Penentuan diagnosis fraktur alpha-numeric code3

Untuk pengkodean, format alfanumerik akan digunakan. Setiap tulang atau


daerah tulang diberi nomor dan tulangnya panjang masing-masing dibagi menjadi
tiga segmen.3 jenis diberi label A, B, dan C. Masing-masing tipe dibagi menjadi 3
kelompok:A1, A2, A3 / B1, B2, B3 / C1, C2, C3. Dengan demikian, ada 9
kelompok.Setiap kelompok dibagi lagi menjadi 3 subkelompok, dilambangkan
dengan angka.1, .2, .3. Jadi, ada untuk setiap segmen 27 subkelompok.3
Pada pertanyaan where, dibagi menjadi tulang dan segmennya dengan kode
untuk tulang sebagai berikut: 1 humerus, 2 radius/ulna, 3 femur, 4 tibia/fibula.
Dan kode untuk segmen sebagai berikut: 1 proximal, 2 diafisis, 3 distal, 4
malleolus.3

Gambar 3. Segmen pada tulang panjang1

Segmen proksimal dan distal tulang panjang digambarkan sebagai kotak,


dimanasisinya memiliki panjang yang sama dengan bagian terluas dari epifisis.
Pengecualian: proksimal humerus (11), proksimal femur (31), dan fraktur
malleolus (44).Sebelum fraktur ditentukanpada segmen, harus ditentukan terlebih

13
dahulu pusat dari fraktur. Padasimplefraktur, pusat fraktur sudah jelas. Dalam
wedge fraktur, bagian tengahnya adalah bagian paling luas dari irisan. Pada
fraktur kompleks, pusat hanya bisa ditentukan setelah reduksi.Fraktur apapun
yang terkait dengan komponen displacedartikular adalah fraktur artikular. Jika
fraktur hanya terkait dengan undisplacedfissure yang mencapai sendi,
diklasifikasikan sebagai metafisis atau diafisis tergantung pada letak pusat
fraktur.3
Sedangkan pada pertanyaan what, Fraktur pada daerah neckfemur atau
proksimal dibagi menjadi 31-A, 31-B, dan 31-C dimana masing-masing terbagi
lagi menjadi 3 jenis fraktur. Fraktur pada daerah proksimal didefinisikan sebagai
garis fraktur yang melintang melalui ujung bawah trokanter mayor.4
Gambar 4. Pembagian fraktur 31-A4
31-A Fraktur ekstraartikular, daerah
trochanter
31-A1 pertrochanter sederhana
31-A2 pertrochantermultifragmen
31-A3 intertrochanter

Gambar 5. Pembagian fraktur 31-B2


31-B Fraktur ekstraartikular, neck
31-B1 Subcapital, dengan sedikit
displacement
31-B2 transcervical
31-B3Subcapital, displaced, tidak diobati

14
Gambar 6. Pembagian fraktur 31-C2
31-C Fraktur artikular, head
31-C1 Split (Pipkin)
31-C2 dengan depression
31-C3 dengan neckfraktur
Contoh penentuan diagnosis, 32-B2.13

3 2 - B 2 .1
Femur Diafisis Fraktur Bending Subtrochanter
wedge wedge

V. KLASIFIKASI FRAKTUR NECK FEMUR


1. Klasifikasi Anatomi

Klasifikasi ini didasarkan pada lokasi anatomi dari fraktur neckfemur:


Subcapital, (paling sering terjadi)
Transcervical,
Basicervical.3

(a) (b) (c)

Gambar a. Klasifikasi fraktur neckfemur berdasarkan lokasi anatomi.


(a) subcapital, (b) trancervical (c) basicervical

2. KlasifikasiPauwel

15
Pada klasifikasiPauwel, pengelompokandidasarkanpada sudut fraktur dari
garis horizontal:

Tipe I : < 30 derajat,


Tipe II : 31-70 derajat,
Tipe III : > 70 derajat.1

Gambar b. Klasifikasi Pauwel.1

Besarnya gaya dengan sudut lebihbesar akan mengarahkepadafraktur yang


lebihtidak stabil.2

3. Klasifikasi Garden

Klasifikasi yang paling banyak digunakan adalah klasifikasi Garden


dimana klasifikasi ini dibuat berdasarkan pergeseran yang terlihat pada hasil
gambaran X-Ray sebelum dilakukan reduksi.2

Gambar c. Klasifikasi Garden.1

- Stage I : fraktur inkomplit, termasuk fraktur abduksi


dimanacaputfemoris miring ke arah valgus yang
berhubungan dengan collumfemoris

16
- Stage II : fraktur komplit, namun tidak terdapat pergeseran
- Stage III : fraktur komplit disertai pergeseran parsial
- Stage IV : fraktur komplit dengan pergeseran keseluruhan2

Gambar d. Gambaranradiologipada klasifikasi Garden; (a)Stage I (b) Stage II (c) Stage III (d) Stage IV. 2

Fraktur Garden I dan II dimana hanya terjadi sedikit pergeseran,


memiliki prognosis yang lebih baik untuk penyatuan dibandingkan dengan
fraktur Garden III dan IV. Hal ini tentunya memiliki pengaruh yang penting
terhadap pilihan terapi.1,2

VI. KLASIFIKASI FRAKTUR NECK FEMUR


Biasanya terdapat riwayat jatuh, yang diikuti nyeri pinggul. Pada
fraktur dengan pergeseran, tungkai pasien terletak pada rotasi eksternal
dan terlihat pemendekan bila dibandingkan dengan tungkai yang lain.
Namun tidak semua fraktur tampak demikian jelas. Pada fraktur impaksi,
pasien mungkin masih dapat berjalan dan pada pasien-pasien dengan
kondisi yang sangat lemah atau memiliki cacat mental mungkin tidak
akan mengeluh, sekalipun mengalami fraktur bilateral.1,2,5
Fraktur neck femur pada dewasa muda biasanya disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian, serta sering dikaitkan

17
dengan cedera multipel. Pada dewasa muda yang mengalami cedera berat,
dengan atau tanpa keluhan nyeri pinggul, harus selalu dilakukan
pemeriksaan yang berhubungan dengan fraktur neck femur.1,2
Pasien yang fraktur akibat impaksi atau tekanan mungkin tidak
memiliki kelainan bentuk dan mampu menahan berat badan. Namun,
mereka bisa menunjukkan tanda deformitas minimal, seperti nyeri pada
pangkal paha dan nyeri pada kompresi aksial. Tanda lain yang bisa terjadi
pada fraktur collumfemoris, yaitu terbatasnya rangeofmotion serta
terdapat nyeri tekan saat palpasi pangkal paha.1,2
Pada kasus dengan high-energy trauma harus dilakukan
pemeriksaan sesuai prosedur ATLS. Fraktur dengan low-energy trauma
biasanya dapat terjadi pada pasien usia tua. Mendapatkan keterangan
yang akurat mengenai ada atau tidaknya penurunan kesadaran, riwayat
penyakit, mekanisme trauma dan aktivitas keseharian sangat penting
untuk menentukan pilihan terapi.1,2

18
FRAKTUR NECK FEMUR

a. Diagnosis
Diagnosis fraktur femur dapat ditegakkan dengan anamnesis yang
lengkap mengenai kejadian trauma meliputi waktu, tempat, dan mekanisme
trauma; pemeriksaan fisik yang lengkap dan menyeluruh, serta pencitraan
menggunakan foto polos sinar-x.

Look (Inspeksi):

Deformitas: Deformitas dapat timbul dari tulang itu sendiri atau


penarikan dan kekakuan jaringan lunak.

Sikap anggota gerak: Kebanyakan fraktur terlihat jelas, namun fraktur


satu tulang di lengan atau tungkai atau fraktur tanpa pergeseran mungkin
tidak nampak. Pada gambar bawah ini merupakan contoh pengamatan
sikap anggota gerak bawah yang terlihat memendek disertai rotasi
eksterna.

Gambar 7. Gambaran klinis fraktur collumfemur. 6

Feel (Palpasi):

Nyeri tekan: Tanyakan pada pasien daerah mana yang terasa paling sakit.
Perhatikan ekspresi pasien sambal melakukan palpasi.

19
Spasme otot: Hal ini bisa terlihat dan teraba dari daerah fraktur dan pada
gerakan sederhana

Krepitasi:Krepitasi tulang dari gerakan pada daerah fraktur dapat diraba

Pemeriksaan kulit dan jaringan lunak di atasnya: Pada fraktur akut, terapi
tergantung pada keadaan jaringan lunak yang menutupinya. Adanya
blister atau pembengkakan merupakan kontraindikasi untuk operasi
implan. Abrasi pada daerah terbuka yang lebih dari 8 jam sejak cedera
harus dianggap terinfeksi dan operasi harus ditunda sampai luka sembuh
sepenuhnya. Bebat dan elevasi menurunkan pembengkakan dan ahli
bedah harus menunggu untuk keadaan kulit yang optimal.

Neurovaskular distal: Kondisi neurovaskular distal harus diperiksa


karena fraktur apapun dapat menyebabkan gangguan neurovaskular.

Move (Gerakan):

Sebagai skrining cepat, gerakan aktif dari seluruh anggota gerak diuji
pada penilaian awal.Pasien dengan fraktur mungkin merasa sulit untuk
bergerak dan fraktur harus dicurigai jika ada yang nyeri yang menimbulkan
keterbatasan.Manuver yang memprovokasi nyeri sebaiknya tidak
dilakukan.Gerakan sendi yang berdekatan harus diperiksa pada malunion
untuk kasus kekakuan pascatrauma.

Pengukuran

Pada fraktur dengan pergeseran atau dislokasi, hal ini nampakjelas.Pada


kasus malunion atau nonunion, penilaian pemendekan atau
pemanjangansangat penting.

Apparentleglengthdiscrepancy dapat diukur dari xiphisternum ke


maleolus medial dengan menjaga tubuh dan kaki sejajar dengan alas dan
tidak membuat setiap upaya untuk menyamakan sisi panggul. Hal ini akan
memberikan perbedaan fungsional pada panjang kaki.

20
Gambar 6.Pengukuran Apparentleglengthdiscrepancy.6

Gambar 9.Trueleglengthdiscrepancy. 6

Raba spina iliaka anterior superior (SIAS) dan atur panggul agar sejajar
(garis yang menghubungkan kedua SIAS tegak lurus dengan alas).Lalu ukur
panjang kaki dari SIAS ke maleolus medial, maka akan didapatkan
truelengthmeasurement. Pastikan kaki berada dalam sikap dan posisi yang
sama.

b. Pemeriksaan Radiologi

21
Pemeriksaansinar-x pelvis posisi anteroposterior (AP) dansinar-x
proksimal femur posisi AP dan lateral
diindikasikanuntukkasuscurigafrakturcollum femur. Duahalyang
harusdiketahuiadalahapakahadafrakturdanapakahterjadipergeseran.
Pergeserandinilaidaribentuk yang abnormal
darioutlinetulangdanderajatketidaksesuaianantaragaristrabekula di
kaput femur, collum femur, dan supra-asetabulumdari pelvis.
Penilaianinipentingkarenafrakturterimpaksiataufraktur yang
tidakbergeserakanmengalamiperbaikansetelahfiksasi internal,
sementarafrakturdenganpergeseranmemilikiangkanekrosisavaskula
rdanmalunion yang tinggi.1,2

Magnetic resonance imaging


(MRI)saatinimerupakanpilihanpencitraanuntukfrakturtanpapergese
ranataufraktur yang tidaknampak di radiografibiasa.Bone scan atau
CT scan dilakukanpadapasien yang memilikikontraindikasi MRI.1,2

c.
Gambar 10.MRI menunjukkanfrakturcollum femur tanpapergeseran. 1

c. Penatalaksanaan
Dari semua penanganan kecelakaan, atasi syok merupakan langkah
awal dan fraktur dibidai sebelum dipindahkan. Bidai fraktur dengan metode
Thomas-typesplint untuk mengurangi perdarahan dan rasa nyeri. Berikan

22
antibiotik dan analgetik intravena.2Pasien trauma harusmenjalanievaluasi
trauma secaralengkapdenganmemperhatikanprimary survey.6
TujuanPenangananFraktur :2
Recognize :Mengidentifikasilokasifrakturdantipefraktur
Reduction :Untukaposisiadekuatdanmengembalikan alignment
tulangkeposisi normal
Retain :Mempartahankanreduksi
Rehabilitasi :Mengembalikanfungsi

Optimasipra operasi medis yang cepat : Mortalitas dikurangkan dengan


operasi dalam waktu 48 jam fiksasi yang stabil dan mobilisasi dini.7
Pengobatan fraktur leher femur dapat berupa:

a. Konservatif dengan indikasi yang sangat terbatas


Non-operatif:
Indikasi:
Frakturnondisplaced pada pasien mampu memenuhi pembatasan
weight bearing.8
b. Terapi operatif:
Indikasi: displacedfraktur dan nondisplaced
Fiksasi internal diindikasikan untuk Garden Tipe I, II, III pada
pasien muda,patah tulang yang tidak jelas, dan fraktur displacedpada
pasien muda.9
Bentuk pengobatan bedah yang dipilih ditentukan terutama oleh
lokasi fraktur (femoralis leher vs intertrochanteric), displacement, dan
tingkat aktivitas pasien.Kemungkinan untuk tidak reduksi adalah pada
pasien dengan stressfracture dengan kompresi pada leher femur dan
fraktur leher femur pada pasien yang tidak bisa berjalan atau
komplikasi yang tinggi.Terapi operatif hampir sering dilakukan pada
orang tua karena:9
Perlu reduksi yang akurat dan stabil

23
Diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua untuk mencegah
komplikasi
Jenis-jenis operasi:
a. Pemasangan pin
Pemasangan pin haruslah dengan akurasi yang baik karena
pemasangan pin yang tidak akurat ( percobaan pemasangan
pin secara multiple atau di bawah trokanter) telah diasosiasi
dengan fraktur femoralsukbtrokanter.
b. Pemasangan plate dan screw
Fraktur leher femur sering dipasang dengan konfigurasi
apex distal screw atau
apexproximalscrew.Pemasanganscrew secara distal sering
gagal berbanding dengan distal.fiksasi dengan
cannulatedscrew hanya bisa dilakukan jika reduksi yang
baik telah dilakukan. Setelah fraktur direduksi, fraktur
ditahan dengan menggunakan screw atau slidingscrew dan
sideplate yang menempel pada
shaftfemoralis.Slidinghipscrew (fixed-angledevice)
ditambah derotationscrew diindikasikan untuk fraktur
cervical basal dan patah tulang berorientasi vertikal.2,9
c. Artroplasti; dilakukan pada penderita umur di atas 55
tahun, berupa:
Eksisi artroplasti
Hemiartroplasti
Diindikasikan untuk pasien usia lanjut dengan fraktur
displaced risiko yang lebih rendah untuk dislokasi
berbanding artroplasti pinggul total, terutama pada
pasien tidak dapat memenuhi tindakan pencegahan
dislokasi (demensia, penyakit Parkinson).Prostesis
disemen memiliki mobilitas yang lebih baik dan kurang
nyeri paha; prostesis tidak disemen harus disediakan

24
untuk pasien yang sangat lemah di mana status pra
cedera menunjukkan bahwa mobilitas tidak mungkin
dicapai setelah operasi.2,8
Artroplasti total
Indikasi:2,8
Untuk pasien usia lanjut yang aktif dengan fraktur
displaced.
Pilihan untuk pasien dengan prahiparthropathy (OA dan
RA).
Jika pengobatan telah terlambat untuk beberapa minggu
dan curiga kerusakan acetabulum.
Pasien dengan metastaticbonedisease seperti
PagetsDisease
Hasil fungsional lebih baik daripada hemiarthroplasty
Tingkat dislokasi lebih tinggi dari hemiarthroplasty.

25
Gambar 11.Algoritma untuk pengobatan fraktur intracapsular leher femur.

d. Komplikasi 5

Komplikasi umum

Pasien yang berusia tua sangat rentan untuk menderita komplikasi


umum seperti thrombosis vena dalam, emboli paru, pneumonia dan ulkus
dekubitus.

Nekrosis avaskular

Nekrosis iskemik dari caputfemoris terjadi pada sekitar 10 kasus


dengan fraktur pergeseran dan 10 persen pada fraktur tanpa
pergeseran.Hampir tidak mungkin untuk mendiagnosisnya pada saat
fraktur baru terjadi.Perubahan pada sinar-x mungkin tidak nampak hingga
beberapa bulan bahkan tahun. Baik terjadi penyatuan tulang maupun
tidak, kolaps dari caputfemorisakan menyebabkan nyeri dan kehilangan
fungsi yang progresif.

Non-union
Lebih dari 10 persen kasus fraktur collumfemur gagal menyatu,
terutama pada fraktur dengan pergeseran. Penyebabnya ada banyak:
asupan darah yang buruk, reduksi yang tidak sempurna, fiksasi tidak
sempurna, dan penyembuhan yang lama.

Osteoartritis

26
Nekrosis avaskular atau kolaps kaputfemur akan berujung pada
osteoartritis panggung. Jika terdapat kehilangan pergerakan sendi serta
kerusakan yang meluas, maka diperlukan total jointreplacement.

DAFTAR PUSTAKA
1. Egol, K dkk. FemoralNeckFractures; HandbookofFractures, 5th Ed. Lippincott
Williams &Wilkins, 2015. Hal: 349.
2. Solomon, L dkk. FracturesoftheFemoralNeck; Apleys System
ofOrthopaedicandFractures, 9th Ed. Arnold, 2010. Hal: 847.
3. Muller, Maurice E. 2006. Muller AO Classificationoffractures Long Bones.
AO Publishing
4. Muller AO ClassificationofFractures Long Bones. AOTRAUMA.
5. Thompson, J. NettersConciseOrthopaedicAnatomy, 2nd Ed.ElsevierSaunders,
2010. Hal: 251-7.
6. Rex, C. ExaminationofPatientwithBoneandJointInjuries;
ClinicalAssessmentandExamination in Orthopedics, 2nd Ed.Jaypee Brothers
Medical, 2012. Hal: 17-21.
7. Frassica, F dkk. FemoralNeckFractures. 5-Minute OrthopaedicConsult, 2nd
Ed.Lippincott Williams &Wilkins, 2007.Hal: 127.
8. Miller MD, Thompson SR, Hart JA. ReviewofOrthopaedics 6thEdition.
Philadelphia; SaunderElsevier. 2012. p. 315-6.
9. Skinner, H. FemoralNeckFractures. Current Essentials Orthopedics.McGraw-
Hill, 2008. Hal: 37.

27

Anda mungkin juga menyukai