8 STASIUN PUTERAN
Proses putaran bertujuan untuk memisahkan Kristal Kristal dan larutannya
sehingga diperoleh Kristal yang memenuhi syarat. Pemisahan ini dilakukan
dengan cara memasukkan masakan ke dalam alat pemutar yang dilengkapi
saringan pada dindingnya. Akibat pemutaran ini cairan akan menembus lubang
saringan sedangkan massanya akan menempel pada dinding saringan. Dengan
demikian Kristal gula akan terpisahkan dari larutannya.
Pada stasiun putaran ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a. Stasiun putaran gula SHS (Superior Head Sugar)
b. Stasiun putaran gula A dan B
c. Stasiun putaran gula D
91
13
12
1
5
11
10
14
4
2
3
9 7
Keterangan Gambar
1. Katup pengisian 8. Chute pengeluaran gula
2. Saringan kerja (working screen) 9. Pipa saluran pengeluaran stroop
3. Penahan saringan kerja (backing 10. Pipa air siraman
screen) 11. Pipa uap
4. Basket 12. Alat control (touch screen)
5. Rem 13. Elecktro motor
6. Scrapper 14. Poros penggerak
7. Katup pengeluaran
92
1) Cara kerja alat pemutaran HGF (High Grade Fugal)
Kerja HGF dijalankan secara discontiue automatic yang mempunyai
beberapa tahapan kerja dengan tingkat kecepatan putaran yang berbeda-
beda dalam 1 siklus, dimana tiap tingkat putaran dan tahapan diatur oleh
pengatur waktu secara otomatis sesuai dengan penyetelan.
a. Tahap pencucian (50-80 rpm)
b. Tahap pemasukan bahan ( 180 rpm)
c. Tahap pemberian air siraman (800 rpm)
d. Tahap pemberian uap untuk putaran SHS (1100 rpm)
e. Tahap sekrap (50-80 rpm)
Selesai sekrap, HGF akan mengulangi kerja yang sama seperti semula.
Grafik HGF
1200 1100 1100
1000
800
800
Putaran (Rpm)
600
400
180 180
200
50 50 50 50
0
sekrap
steaming
pembilasan
pemasukan
pencucian
bahan
93
2) Data Teknik
Type : Riem Gedreven
Ukuran Tromol : 18 inchi x 30 inchi
Putaran : 1100 rpm
Jumlah alat : 11 buah
3) Alat Kelengkapan
a. Panel control
Berfungsi untuk mengamati besaranya beban LGC
b. Saluran uap
Berfungsi untuk membersihkan basket dan saringan
c. Saluran air panas
Berfungsi untuk pencucian dan mempermudah pemisahan massquite
atau magma yang terlalu pekat
4) Perawatan
a. Dalam masa giling
a) Pelumasan pada block bearing 1 bulan 1x
b) Mengontrol kondisi talang 1 jam 1x
c) Mongontrol getaran putaran motor 1 jam 1x
b. Luar masa giling
a) Bongkar dan bersihkan body.
b) Bongkar periksa metal/bearing.
c) Lepas dan perbaiki valve, basket, shaft. Lalu Basket dibalans.
d) Angkat dan periksa drive motor.
e) Perbaiki peralatan peneomatik.
94
Type : BMA
Ukuran tromol : 18 inchi x 30 inchi
Putaran : 900 rpm
Jumlah alat : 11 buah
2) Perawatan
a. Dalam masa giling
a) Pelumasan pada block bearing 1 bulan 1x
b) Mengontrol kondisi talang 1 jam 1x
c) Mongontrol getaran putaran motor 1 jam 1x
b. Luar masa giling
a) Control bearing penggerak
b) Perbaikan kipas motor
95
b. Luar masa giling
a) Control bearing penggerak
b) Perbaikan kipas motor
96
3.9 STASIUN PENYELESAIAN
Gula dari unit pemutaran keluar dengan keadaan panas dan basah dengan
ukuran Kristal yang berbeda beda. Untuk itu Kristal gula perlu dikeringkan dan
disaring. Pengeringan perlu dilakukan dengan cara melewatkan gula melalui
talang getar yang panjang untuk mendinginkan dihembus udara kering dari
blower pada talang getar tersebut. Setelah melewati talang getar gula di naikan ke
penyaringan.Dalam penyaringan ini didapat gula halus, gula kasar dan gula
standart sebagai produk yang diinginkan. Gula halus dan gula kasar dilebur
kembali dengan cara mencapurnya dengan nira kental sebagai bahan masakan
sedangkan gula standart dikemas dalam karung plastic dengan berat 50 kg/sak,
selanjutnya dilakukan penggudangan.
Daya tahan gula tergantung dari kadar air yang terkandung, maka gula yang
masuk gudang harus memenuhi syarat:
a. Gula harus kering
b. Besar Kristal harus standart
c. Gula harus ditimbang terlebih dahulu
d. Jahitan karung harus kuat dan tidak bocor
e. Bersih dari kotoran dan warna gula harus sesuai dengan standart P3GI ( Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.
Penetapan kualitas gula yang dihasilkan pabrik gula adalah ditentukan oleh
P3GI, maka setiap periode pengiriman contoh gula yang mewakili gula produk
selama satu periode. Untuk pemasaran gula dilakukan dengan cara pelelangan,
dimana pelelangan tersebut dilakukan Direksi PT. Perkebunan Nusantara IX
(Persero) dan pengambilan gula dalam gudang disaksikan oleh pabrikasi, Tata
Usaha Keuangan (TUK).
Dari uraian diatas mengenai stasiun penggilingan sampai stasiun
penyelesaian mengambil dari Moerdokusumo (1993) dan kondisi yang ada di PG.
Gondang Baru.
1. Spesifikasi alat dan perawatan pada stasiun puteran
1) Talang Goyang (Grasshopper Conveyor)
97
a. Fungsi
Berfungsi sebagai pengangkut gula A/gula SHS dari satuan alat proses ke
alat proses lainnya.
b. Cara Kerja
Gula yang keluar dari putaran akan jatuh ke Grasshopper Conveyor, yang
dibuat maju mundur oleh motor listrik melalui perantara mekanisme engkol.
Pada saat gerakan mundur, gula akan melakukan kedepan dan pada saat
gerakan maju gula akan tertahan. Demikian seterusnya hingga gula sampai
kealat proses berikutnya.
1
4
98
2. Luar masa giling
a) Bongkar dan bersihkan talang.
b) Bongkar dan periksa metal.
c) Coba dan amati gerakan talang.
d) Periksa kondisi pondasi.
99
9. Sugar scruber 13. Corong gula
10. Pompa gula debu 14. Motor
11. Tempat gula debu 15. Pegas
12. Conveyor
100
3.10 PEMASARAN HASIL PRODUKSI
Hasil produksi gula sangat tergantung pada luas lahan, produksi tebu serta
rendemen. Dengan rendemen yang divariasi antara 5% - 10%, maka produksi
gula pertahunnya sangat bervariasi.
Pengolahan di PG. Gondang Baru Klaten menghasilkan gula pasir sebagai
pruduksi utama SHS IA plus di kemas dalam karung 50 kg dan bahan sisa
pengolahan. Bahan sisa pengolahan yang masih memiliki nilai ekonomis disebut
hasil samping, sedangkan sisa pengolahan yang tidak memiliki nilai ekonomis
disebut limbah, limbah ini kadang kadang dapat menimbulkan pencemaran.
Gula pasir yang dihasilkan merupakan gula pasir yang berkualitas SHS IA
Plus dengan pol derajat S 200 C 99,80 prosentase kadar air < 0,1. Berat jenis
butiran (BJB) 0,9 0,1 mm dan nilai remisi reduksi (NR red) 70.
Hasil samping pengolahan tebu di PG. Gondang Baru adalah tetes, ampas
dan blotong.bahan dasar pembuatan plup.
Tetes digunakan untuk pembuatan alcohol, penyedap rasa (MSG) dan
ester. Tetes dijual dan dikeluarkan PG. Gondang Baru menurut order yang
diperoleh dari direksi melaui lelang. Pembelian atau order yang dating baik dari
dalam ataupun dari laur negeri, untuk pasar lokal misalnya dari PT. Acidatama
Solo, Sasa Inti, PT. palur Jaya Solo, Woor Kondang Klaten. Sedangkan blotong
dapat di jadikan bahan untuk memenuhi tanah atau pupuk yang sedang
dikembangkan di Ceper.
Hasil produksi gula akan terbagi:
1. Gula milik pabrik 35%
2. Gula milik petani 65% (10% berujud barang dan 90% dibeli dipasarkan PG.
Gondang Baru). Gula milik petani dijual bebas tidak ke Bilog, sedangkan
gula milik pabrik dijual melalui direksi dengan jalan lelang. Dan pabrik
mengeluarkan barang sesuai dengan order yang diterima direksi, kemudian
pembeli langsung mengambil gula di pabrik.
101
3.11 PENGOLAHAN AMPAS TEBU
Ampas tebu yang dihasilkan dari pengilinggan dapat digunakan sebagai
bahan bakar ketel uap. Hal ini dikarenakan untuk menghemat biaya bahan bakar
selain itu abu dari hasil pembakaran ampas tebu yang ditangkap dust colletor
pada cerobong ketel dapat digunakan untuk pupuk oleh petani tebu. Ampas tebu
bisa juga digunakan untuk bahan bakar lokomotif pengangkut tebu.
102