SKENARIO B BLOK 26
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat meyusun laporan tutorial i
ni sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini merupakan tugas hasil kegiatan tutorial ketiga dalam blok 26 Pendidikan Do
kter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2016. Di sini kami membahas se
buah kasus kemudian dipecahkan secara kelompok berdasarkan sistematikanya mulai dari kla
rifikasi istilah, identifikasi masalah, menganalisis, meninjau ulang dan menyusun keterkaitan
antar masalah, serta mengidentifikasi topik pembelajaran.
Bahan laporan ini kami dapatkan dari hasil diskusi antar anggota kelompok dan bahan aja
r dari dosen-dosen pembimbing.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, orang tua, tutor dan para anggota kelompok yang telah mendukung baik moril maupun
materil dalam pembuatan laporan ini. Kami mengakui dalam penulisan laporan ini terdapat ba
nyak kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca demi kesempurnaan laporan kami di kesempatan mendatang. Semoga laporan in
i dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Kelompok 5
KEGIATAN DISKUSI
V. Learning Issue..................................................................................................................
1. Puskesmas ..................................................................................................................
2. Posyandu ....................................................................................................................
Dr. Sardi, yang baru menjabat sebagai Kepala Puskesmas Teruji kedatangan seorang
ibu (Ny. A), berumur 25 tahun, ke Puskesmas untuk ANC (ante natal care) kehamilan yang ke II,
dengan usia kehamilan 22 minggu dan membaa anak perempuannya yang berumur 3 tahun.
Anak perempuan Ny.A ini telah mendapat imunisasi lengkap di Posyandu ketika umurnya satu
tahun.
Kelahiran anak pertamanya, berlangsung di rumah, cukup bulan dibantu oleh dukun
beranak, yang juga seorang kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teruji.
Pulang dari Puskesmas Ny.A bertemu dengan seorang kader Posyandu yang menanyakan
mengapa Ny.A tidak membawa anak balitanya ke Posyandu, untuk mendapatkan vitamin A
secara berkala.
I. Klarifikasi Istilah
Klarifikasi Istilah Definisi
1 Puskesmas Unit pelaksanaan teknis dinas kabupaten atau kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. (Depkes 2011)
c. Apa yang harus dilakukan sebagai Kepala Puskesmas yang baru menjabat?
Kepala Puskesmas mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan urusan
Dinas Kesehatan, dengan menyusun kebijakan teknis, melakukan pembinaan,
pengendalian dan memberikan fasilitasi terhadap pemberantasan penyakit,
pelayanan kesehatan, kesehatan keluarga serta promosi dan kesehatan
lingkungan; mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kinerja dinas
kepada Kepala Dinas Kesehatan.
Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil
dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit. (Manuaba,1998)
a. Kunjungan Pertama
1) Catat identitas ibu hamil
6) Pemeriksaan obstetric
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral
lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.
5) Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Saifuddin, dkk.,
2002)
a. Kebijakan Program
Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini
sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai
3 (tiga) pesan kunci yaitu :
3) Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4). (Depkes, 2009) 13
b. Kebijakan teknis
a. Intervensi Dasar
4 Umum UMUM
a. Rigistrasi Surat Masuk dan Keluar
b. Melanjutkan disposisi Pimpinan
c. Membuat konsep surat
d. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian
pengiriman semua laporan puskesmas.
e. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian
perbaikan sarana puskesmas
f. Mengarsipkan surat.
g. Melakukan kegiatan yang bersifat umum.
h. Mengkoordinir pembuatan spanduk yang
bersifat umum
2. Ny. A memiliki anak perempuan yang berumur 3 tahun yang telah mendapat
imunisasi lengkap di Posyandu ketika berumur 1 tahun.
a. Bagaimana kriteria imunisasi dasar lengkap pada anak ?
Keterangan
Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak Vaksin Hepatitis B diberikan
dalam waktu 12 jam setelah lahir
Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak Vaksin Polio diberikan pada
kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV saat bayi
dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain.
Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.
Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak Vaksin BCG optimal diberikan
pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3
bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak
dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari.
Bila ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local reaction),
perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostik TB).
Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak Vaksin DTP diberikan pada
umur > 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi
dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5
tahun.Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian
Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.
Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak Vaksin Campak diberikan pada
umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS:
disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan.
Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak Vaksin Pneumokokus dapat
diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 7-12 bulan, diberikan 2
kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun
keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur > 12 bulan atau minimal 2
bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan
cukup satu kali
Jadwal Imunisasi untuk Bayi dan pada anak Vaksin Rotavirus monovalen
diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali. Vaksin rotavirus
monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan dengan
interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai
diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu.
a. Apa saja persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang kader kesehatan?
Menurut Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat menjadi Kader, antara lain :
1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat
2. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin
4. Sabar dan memahami usia lanjut
Menurut WHO (1993) kader diatas merupakan salah satu unsur yang memiliki
peranan penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sedangkan menurut
Depkes RI (2003), berbagai peran kader, khususnya pada kegiatan Posyandu,
antara lain:
1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat:
2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain untuk
melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal masalah dan
potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas
hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal kegiatan
Sedangkan peranan kader dalam , antara lain :
1. Memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat
2. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan posyandu sebelum pelaksanaan
Posyandu (buku catatan, KMS, alat peraga)
3. Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur yang hadir di
posyandu.
4. Melakukan penimbangan bayi dan balita.
5. Mencatat hasil penimbangan pada KMS.
6. Melakukan penyuluhan perorangan kapada ibu-ibu dimeja IV.
7. Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan khususnya pada
bumil, ibu yang mempunyai bayi/balita, pasangan usia subur,
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang
atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu <
50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang
atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan
program tambahan seta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat
yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang
dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau
lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana
sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi yang dilakukan
bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin
kesinambungannya.
e. Siapa yang mengelola Posyandu? Jelaskan!
Pengelola Posyandu
Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh
masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus
Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.
Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu.
1. Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi
masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat
Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama
dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh
masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih
dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh
masyarakat dan pemudi.
Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat dalam
pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat,
kegiatan diperioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari
petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten
memberikannya
f. Apa yang harus dilakukan bila pemberian imunisasi tidak lengkap atau belum
pernah diberikan?
Imunisasi yaitu pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsangv
pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh.
Imunisasi DPT/HB
Jadwal ImunisasiDPT/HB Imunisasi difteri dilakukan secara rutin dengan
memberikan 5 dosis pada usia 2, 4, 6, 15-18 bulan, dan usia 5 tahun atau saat
masuk sekolah.Imunisasi dasar DTP diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan
dengan interval 8 minggu (terbaik), jadi DTP-1 diberikan pada umur 2 bulan,
DTP-2 pada umur 4 bulan dan DTP-3 pada umur 6 bulan. Ulangan DTP-4
diberikan 1 tahun setelah DTP-3 yaitu umur 18-24 bulan dan DTP-5 pada saat
masuk sekolah (umur 5 tahun). Apabila pada umur 5 tahun belum diberikan
DTP-5 maka untuk vaksinasi penguat diberikan Td (umur 7 tahun). Tetapi
sesuai program BIAS, vaksinasi penguat Td sebaiknya diberikan pada usia 12-
13 tahun
Selain kegiatan posyandu kader juga berperan di luar itu kegiatan posyandu,
yaitu sebagai berikut :
1. Merencanakan kegiatan antara lain survei mawas diri, menentukan kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan di masyarakat.
2. Melakukan komunikasi, memberikan informasi dan motivasi tentang
kesehatan.
3. Menggerakkan masyarakat untuk bergotong royong.
4. Memberikan pelayanan yaitu membagikan obat, pemantauan penyakit serta
pertolongan pada kecelakaan.
5. Melakukan pencatatan seperti KB, KIA, Imunisasi, Gizi, dan Diare.
6. Melakukan pembinaan mengenai lama program keterpaduan KB serta
kesehatan lainnya.
7. Melakukan kunjungan rumah.
8. Melakukan pertemuan kelompok.
Tugastugas kader dalam rangka penyelenggarakan posyandu dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut :
1) Tugas Kader pada saat persiapan hari buka posyandu meliputi
beberapa hal berikut :
a) Menyiapkan alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga, serta obat-obatan.
b) Mengundang masyarakat untuk datang ke posyandu.
c) Menghubungin kelompok kerja posyandu
d) Melaksanakan pembagian tugas antar kader posyandu
2) Tugas Kader pada hari buka posyandu
a) Meja I (Pendaftaran)
Merupakan layanan pendaftaran, kader melakukan pendaftaran kepada bayi,
balita dan ibu hamil yang datang ke posyandu.
b) Meja 2 (Penimbangan) Merupakan layanan penimbangan
c) Meja 3 (Pengisian KMS)
Kader melakukan pencatatan pada buku KIA setelah ibu dan bilita mendaftar
dan ditimbang. Pengisian berat badan kedalam skala yang sesuai dengan
umur balita.
d) Meja 4 (Penyuluhan)
Diketahuinya berat batasan anak yang naik atau yang tidak naik, ibu hamil
dengan resiko, pasangan usia subur yang belum mengikuti KB, penyuluhan
kesehatan, pelayanan IMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi pil bulanan,
kondom.
e) Meja 5 (Pelayanan)
Pemberian makanan tambahan pada bayi dan balita yang datang ke posyandu,
serta penyuntikan imunisasi dilayani dimeja V
3) Tugas Kader setelah membuka posyandu
a) Memindahkan catatan-catatan pada KMS ke dalam buku registrasi.
b) Menilai hasil Kegiatan dan merencanakan kegiatan posyandu berikutnya
c) Kegiatan diskusi bersama ibu-ibu
d) Kegiatan kunjungan rumah (Yulifah, R. dkk, 2009).
Kader ditunjuk oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-
tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya
di beberapa negara :
1) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penangganan penyakit yang
ringan.
2) Melakukan pengobatan sederhana.
3) Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah
melahirkan.
4) Menolong persalinan.
5) Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak.
6) Menberikan motivasi dan peragaan tentang gizi (Program UPGK).
7) Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan.
8) Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan.
9) Melakukan penyuntikan imunisasi (Kolombia, Papua New Guinea, dan
Sudan).
10) Pemberian motivasi KB.
11) Membagikan alat-alat KB.
12) Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan kesehantan perorangan
dan kebiasaan sehat secara umum.
13) Pemberian motivasi tentang penyakit menular, pencegahan dan perujukan
14) Pemberian tentang perlunya follow up pada penyakit meular dan perlunya
memastikan diagnosis.
15) Penangganan penyakit menular.
16) Membantu kegiatan di klinik.
17) Merujuk penderita ke puskesmas atau ke rumah sakit.
18) Membina kegiatan UKS secara teratur.
19) Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu
pencatatan dan pelaporan.
b. Bagaimana hubungan atau kerja sama (pembinaan) antara Puskesmas dengan
kader kesehatan?
Pembentukan dan pelatihan kader
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini
disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan
pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan kepada para calon kader didesa
yang telah ditetapkan.
Persiapan dari pelatihan kader ini adalah:
1. calon kader yang kan dilatih
2. waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama
3. tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas
4. adanya perlengkapan yang memadai
5. pendanaan yang cukup
6. adanya tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )
Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis
bertanggung jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala
puskesmas. Pelaksanaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang
mampu melaksanakan. Adapun pelatihannya adalah tanaga kesehatan,
petugas KB (PLKB), pertanian, agama, pkk, dan sector lain.
c. Bagaimana edukasi yang harus dilakukan kepada seorang ibu oleh kader
kesehatan?
Kader kesehatan memberi penjelasan mengenai posyandu, apa saja pelayanan
yang diberikan di posyandu, mengapa harus ke posyandu terlebih dahulu.
Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan
berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti posyandu, polindes, pos obat
desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana
pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai
Pembina (KEPMENKES 128/2004).
IV. Kerangka Konsep
V. Learning Issue
Puskesmas
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Fungsi puskesmas
3. Pengelola Posyandu.
a. Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan
mutu Posyandu ditingkat desa kelurahan sebagai berikut :
1) Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah).
2) Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
3) Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua
Tim Penggerak PKK).
4) Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
5) Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.
b. Pokjanal Posyandu
Pokjanal posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri
dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan
Posyandu yaitu :
1) Tingkat Propinsi :
- BKKBN
- PMD (Pembinaan Masyar3kat Desa)
- Bappeda
- Tim Penggerak PKK
- d.l.l
2) Tingkat Kab/Kodya :
- Kantor Depkes/Kantor Dinkes
- BKKBN
- PMD
- Bappeda
- d.I.I
3) Tingkat Kecamatan :
- Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas
Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan)
- KPD (Kader Pembangunan Desa)
4) Pokjanal Posyandu bertugas :
- Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.
- Menyiapkan kader.
- Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan
masalah.
- Menyusunan rencana.
- Melakukan pemantauan dan bimbingan.
- Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
- Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.
5. Pembentukan Posyandu.
a. Langkah-langkah pembentukan :
1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah
bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .
3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri,
sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu
4) Pemilihan kader Posyandu.
5) Pelatihan kader Posyandu.
6) Pembinaan.
b. Sasaran Posyandu :
- Bayi/Balita.
- Ibu hamil/ibu menyusui.
- WUS dan PUS.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan
Februarii dan Agustus)
PMT
lmunisasi.
Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan
program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV
dengan materi dasar dari KMS alita dan ibu hamil. Keberhasilan
Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan
meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat
dan Petugas KB)
c. Dana
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui
gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa
lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan
melalui kegiatan Dana Sehat.
Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang
antar strata Posyandu adalah :
1) Jumlah buka Posyandu pertahun.
2) Jumlah kader yang bertugas.
3) Cakupan kegiatan.
4) Program tambahan.
5) Dana sehat/JPKM.
Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada
kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK,
LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung
Posyandu.
Program P.K.K.
Dalam melaksanakan kegiatan Tim Penggerak PKK memiliki 10 program
pokok PKK sebagai berikut :
1. Penghayatan dan l Pengamanan Pancasila.
2. Gotong royong
3. Pangan
5. Sandang.
6. Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.
7. Pendidikan dan keterampilan
8. Kesehatan.
9. Pengembangan kehidupan berkoperasi.
10. Kelestarian lingkungan hidup.
11. Perencanaan sehat.
Program tersebut bukan urut-urutan tetapi program yang satu terkait dengan
program yang lain dan setiap program dapat berkembang sesuai kemajuan
perkembangan pembangunan daerah setempat sehingga 10 program pokok dapat
menjadi berbagai kegiatan.
Secara khusus Kelompok Kerja IV (Pokja IV) yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan posyandu bersama dengan kader PKK khusus Posyandu serta LKMD
seksi7. Damping adanya Tim Penggerak PKK DesaIKelurahan terdapat pula
kelompok PKK didusun/lingkungan dan kelompok Dasa Wisma terdiri dari 10 s/d 20
Kepala Keluarga yang ketuanya diangkat dari salah seorang dari 10 atau 20 KK
tersebut yang bertugas dalam melaksanakan dan membina kegiatan program Pokok
PKK dan pengembangannya dicatat dalam 3 (tiga) buku catatan ketua Kelompok
Dasa Wisma yaitu :
1. Buku catatan keluarga mencatat data keluarga secara lengkap.
2. Buku catatan kegiatan keluarga mencatat kegiatan kehidupan keluarga.
3. Buku catatan kelahiran dan kamatian bayi, ibu hamil, ibu meneteki (buteki) dan
ibu nifas.
Ketiga buku catalan kelompok Dasa Wisma merupakan salah satu format SIP.
Kader Kesehatan
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader
bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan.
Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut
jumlah maupun jenis pelayanan.
Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua
pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam
maupun diluar Posyandu antara lain:
Secara disadari bahwa memilih kader yang merupakan pilihan masyarakat dan
memdapat dukungan dari kepala desa setempat kadang-kadang tidak gampang.
Namun bagaimanapun proses pemilihan kader ini hendaknya melalui musyawarah
dengan masyarakat, sudah barang tentu para pamong desa harus juga mendukung.
Dibawah ini salah satu persaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk
pemilihan calon kader.
Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persaratan bagi seorang
kader antara lain: