Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Aliran Fluida

Mata kuliah : Prak. Teknologi Kimia Industri

Nama : Zusry Augtry Veliany

Nim : 100413013

Kelas/ Semester : 3 TKI/ VI( Enam)

Dosen Pembimbing : Ir. Sariadi, MT

Nip : 1963 1222 199303 1001

Koordinator : Ir. Helmi, MT

Nip : 1962 0921 199303 1001

Tanggal Pengesahan :

Koordinator Dosen Pembimbing

Ir. Helmi, MT Ir. Sariadi, MT

Nip. 1962 0921 199303 1001 Nip. 1963 1222 199303 1001
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu mempelajari hidrodinamika unggun terfluidakan sistem padat-


cair dan/atau padat-gas.
2. Mampu menentukan penurunan (pressure drop) pada unggun diam dan
terfluidisasi.
3. Mampu menentukan karakteristik unggun terfluidakan seperti
penorakan/slugging, penjaluran/channeling.

1.2 ALAT DAN BAHAN


1.2.1 Alat yang digunakan :
1. Seperangkat alat fluidisasi
2. Manometer
3. Spatula

1.2.2 Bahan yang digunakan :

1. Baliotini kasar

2. Baliotini Halus

1.3 Prosedur Kerja

1. Isilah kolom dengan baliotini kasar atau halus sampai setinggi 300 mm.

2. Tutuplah kran pengatur aliran air.

3. Periksa apakah pembacaan manometer pada posisi nol, bila tidak,


aturlah sampai pada titik nol.
4. Jalankan pompa air, dan atur laju alir sampai 0.1 L/min

5. Catat tinggi unggun, pembacaan manometer dan jenis unggun (unggun


diam atau terfluidisasi)

6. Tentukan rapat masa partikel dengan menimbang sejumlah balliotini


dengan volume tertentu ( yang diketahui)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI DASAR

2.1.1 FLUIDISASI
Fluidisasi adalah metoda pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida
baik cair maupun gas. Dengan metoda ini diharapkan butiran-butiran padat
memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi, tinjau
suatu kolom berisi sejumlah partikel padat berbentuk bola! Melalui unggun
padatan ini kemudian dialirkan gas dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup
rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengalir dari bawah ke
atas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas
hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan
susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian disebut unggun diam atau fixed
bed. Keadaan fluidisasi unggun diam tersebut ditunjukkan pada Gambar 1a.

Gambar 1 Skema unggun diam dan unggun terfluidakan

Kalau laju alir kemudian dinaikkan, akan sampai pada suatu keadaan di
mana unggun padatan akan tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya. Pada
keadaan ini masing-masing butiran akan terpisahkan satu sama lain sehingga
dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada kondisi butiran yang dapat bergerak ini,
sifat unggun akan menyerupai suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya
adanya kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik dan
sebagainya. Sifat unggun terfluidisasi ini dapat dilihat pada Gambar 1b. Dalam
dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti transportasi
serbuk padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus, perpindahan
panas (seperti pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan plastic pada
permukaan logam, proses drying dan sizing pada pembakaran, proses
pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang dapat mengalami sublimasi,
adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan adsorben), dan masih banyak aplikasi
lain.

Gambar 2 Sifat Cairan dalam Unggun terfluidisasi

Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada prose fluidisasi antara lain:


1. Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju
minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini
partikel padatan tetap diam. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 1a.
2. Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir
fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses
fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi.
Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 1b.
3. Fenomena smooth or homogenously fluidization terjadi ketika kecepatan
dan distribusi aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam
unggun sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan
seragam. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 Fenomena
smooth or homogenously fluidization
4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung
gelembung pada unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel
tidak homogen. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Fenomena bubbling fluidization.


5. Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung-gelembung
besar yang mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel
partikel padat. Pada kondisi ini terjadi penorakan sehingga partikel-
partikel padat seperti terangkat. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Fenomena slugging fluidization

6. Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam ungggun


partikel padatan terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertikal. Kondisi
ini ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6 Fenomena chanelling fluidization.

7. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir fluida


melampaui kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini
sebagian partikel akan terbawa aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai
maksimum. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7 Fenomena disperse fluidization

Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-


faktor:

1. laju alir fluida dan jenis fluida

2. ukuran partikel dan bentuk partikel

3. jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel

4. porositas unggun

5. distribusi aliran,

6. distribusi bentuk ukuran fluida


7. diameter kolom

8. tinggi unggun.

Faktor-faktor di atas merupakan variabel-variabel dalam proses fluidisasi


yang akan menentukan karakteristik proses fluidisasi tersebut. Pada praktikum
fluidisasi ini fluida yang digunakan adalah udara tekan. Butiran padat yang akan
difluidisasikan juga dapat bervariasi seperti butiran batu bara, batu bata, pasir, dan
sebagainya.

Ukuran partikel juga divariasikan dengan melakukan pengayakan dengan


mesh tertentu. Densitas partikel dapat juga divariasikan dengan menyampur
partikel, baik yang berbeda ukuran maupun berbeda jenis. Selain itu variasi juga
dapat dilakukan pada tinggi unggun. Dalam praktikum ini akan teramati
fenomena-fenomena fluidisasi, Selama fluidisasi berlangsung juga dapat diamati
kecepatan minimum fluidisasi secara visual. Dari hasil pengukuran tekanan dan
laju alir fluida dibuat pula Kurva Karakteristik Fluidisasi, Karakteristik unggun
terfluidakan digambarkan pada kurva karakteristik fluidisasi yang merupakan plot
antara log U dan log P. Persamaan yang digunakan adalah Persamaan Ergun dan
Persamaan Wen Yu.

Proses fluidisasi biasanya dilakukan dengan cara mengalirkan fluida gas


atau cair ke dalam kolom yang berisi unggun butiran-butiran padat. Pada laju alir
yang kecil aliran hanya menerobos unggun melalui celah-celah/ ruang kosong
antar partikel, sedangkan partikel-partikel padat tetap dalam keadaan diam.
Kondisi ini dikenal sebagai fenomena unggun diam. Saat kecepatan aliran fluida
diperbesar sehingga mencapai kecepatan minimum, yaitu kecepatan saat gaya
seret fluida terhadap partikel-partikel padatan lebih atau sama dengan gaya berat
partikel-partikel padatan tersebut, partikel yang semula diam akan mulai
terekspansi, Keadaan ini disebut incipient fluidization atau fluidisasi minimum.

Jika kecepatan diperbesar, akan terjadi beberapa fenomena yang dapat


diamati secara visual dan pada kondisi inilah partikel-partikel padat memiliki sifat
seperti fluida dengan viskositas tinggi. Karena sifat-sifat partikel padat yang
menyerupai sifat fluida cair dengan viskositas tinggi, metoda pengontakan
fluidisasi memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungan proses
fluidisasi, antara lain:

1. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat


padat secara kontinu dan memudahkan pengontrolan.
2. Kecepatan pencampuran yang tinggi membuat reaktor selalu berada
dalam kondisi isotermal sehingga memudahkan pengendaliannya.
3. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi
memungkinkan pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel
cukup tinggi.
5. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah
panas yang baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang
memiliki luas permukaan kecil.

Sebaliknya, kerugian proses fluidisasi antara lain:

1. Selama operasi partikel-partikel padat mengalami pengikisan sehingga


karakteristik fluidisasi dapat berubah dari waktu ke waktu
2. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya
sejumlah tertentu padatan
3. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin
4. Terjadinya gelombang dan penorakan di dalam unggun sering kali
tidak dapat dihindari sehingga kontak antara fluida dan partikel tidak
seragam, Jika hal ini terjadi pada reaktor, konversi reaksi akan kecil.

2.1.2 Hilang Tekan (Pressure Drop)

Aspek utama yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah


mengetahui besarnya hilang tekan (pressure drop) di dalam unggun padatan
yang terfluidakan. Hal tersebut mempunyai arti yang cukup penting karena
selain erat sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan, juga
bisa memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi
berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun terfluidakan
terutama dihitung berdasarkan rumus-rumus yang diturunkan untuk unggun
diam, terutama oleh Balke, Kozeny, Carman, ataupun peneliti-peneliti lainnya.
1.2.3 Hilang Tekan dalam Unggun Diam

Korelasi-korelasi matematik yang menggambarkan hubuangan


antara hilang tekan dengan laju alir fluida di dalam suatu sistem unggun
diam diperoleh pertama kali pada tahun 1922 oleh Blake melalui metoda-
metoda yang bersifat semi empiris, yaitu dengan menggunakan bilangan-
bilangan tidak berdimensi.

2.1.4 Kecepatan Minimum fluidisasi

Yang dimaksud dengan kecepatan minimum fluidisasi (dengan notasi


Umf) adalah kecepatan superfisial fluida minimum dimana fluidisasi mulai
terjadi. harganya diperoleh dengan mengombinasikan persaman Ergun dengan
persamaan neraca massa pada unggun terfluidakan.

2.1.5 Karakteristik Unggun Terfluidakan

Karakteristik unggun terfluidakan biasanya dinyatakan dalam bentuk


grafik antara penurunan tekanan (P) dan kecepatan superfisial (u). Untuk
keadaan yang ideal, kurva hubungan ini berbentuk seperti Gambar 8.

Gambar 8 Kurva karakteristik fluidisasi ideal

Garis A-B dalam grafik menunjukkan hilang tekan pada daerah unggun
diam (porositas unggun = 0). Garis B-C menunjukkan keadaan dimana unggun
telah terfluidakan. Garis D-E menunjukkan hilang tekan dalam daerajh unggun
diam pada waktu menurunkan kecepatan alir fluida. Harga penurunan tekanannya,
untuk kecepatan aliran fluida tertentu, sedikit lebih rendah dari pada harga
penurunan tekanan pada saat awal operasi.
Penyimpangan dari keadaan ideal:

1. Interlock
Karakteristik fluidisasi seperti digambarkan pada kurva fluidisasi ideal
hanya terjadi pada kondisi yang betul-betul ideal dimana butiran zat
padat dengan mudah saling melepaskan pada saat terjadi
kesetimbangan antara gaya seret dengan berat partikel. Pada
kenyataannya, keadaan di atas tidak selamanya bias terjadi karena
adanya kecenderungan partikel-partikel untuk saling mengunci satu
dengan lainnya (interlock), sehingga akan terjadi kenaikan hilang tekan
(P) sesaat sebelum fluidisasi terjadi. Fenomena interlock ini dapat
dilihat pada Gambar 9, terjadi pada awal fluidisasi saat terjadi
perubahan kondisi dari unggun tetap menjadi unggun terfluidakan.

2. Fluidisasi heterogen (aggregative fluidization)


Jenis penyimpangan yang lain adalah kalau pada saat fluidisasi
partikel-partikel padat tidak terpisah-pisah secara sempurna tetapi
berkelompok membentuk suatu agregat. Keadaan yang seperti ini
disebut sebagai fluidisasi heterogen atau aggregative fluidization. Tiga
jenis fluidisasi heterogen yang biasa terjadi adalah karena timbulnya:
a. penggelembungan (bubbling), ditunjukkan pada Gambar 10a,
b. penorakan (slugging), ditunjukkan pada Gambar 10b,
c. saluran-saluran fluida yang terpisahkan (chanelling), ditunjukkan
pada Gambar 10c,

Gambar 9 Kurva karakteristik fluidisasi tidak ideal karena terjadi interlock


Gambar 10 Tiga jenis agregative fluidization

Bentuk kurva karakteristik untuk unggun terfluidakan yang mengalami


penyimpangan dari keadaan ideal yang disebabakan oleh tiga jenis fenomena di
atas dapat dilihat dalam pustaka (1) dan (3).
BAB IV

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

4.1 PEMBAHASAN

Pada praktikum fluidisasi ini kami menggunakan baliotini kasar


dan halus sebagai bahan utama dan setelah itu percobaan yang dilakukan
dengan mengontakkan butiran-butiran padat dengan fluida gas. Pertama
mengisi kolom dengan baliotini dan mengatur udara dengan cara menutup
kran dan pompa udara dinyalakan serta memeriksa pembacaan manometer
dan apabila tidak di posisi nol , maka atur pada posisi nol dan juga atur
laju alir udara maka butiran-butiran padatan akan mulai bergerak karena
dialirkan fluida (udara).

Semakin tinggi laju aliran udara yang diberikan terhadap butiran-


butiran padatan di dalam bed, maka pergerakan butiran-butiran padatan
tersebut semakin cepat. Kita dapat melihat kenaikan tinggi butiran padatan
yang terangkat keatas akibat laju aliran udara yang diberikan terhadap
butiran-butiran padat semakin meningkat, sehingga penurunan tekanan
menjadi lebih besar. Dapat dilihat pada data yang kami peroleh dimana
semakin besar

Aspek utama yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah


mengetahui besarnya pressure drop (beda tekan) di dalam unggun padatan
yang terfluidakan. Hal ini mempunyai arti yang cukup penting karena
selain erat sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan
juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi
berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun
terfluidakan. Jenis unggun terbagi menjadi 2, yaitu unggun diam dan
unggun terfluidisasi.
Pada laju alir yang cukup rendah butiran padat akan tetap diam
karena gas hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa
menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan yang
demikian disebut unggun diam atau fixed bed sedangkan yang terfluidisai
adalah Pada laju alir yang cukup tinggi butiran padat akan bergerak karena
gas mengalir melalui ruang antar partikel dan menyebabkan perubahan
susunan partikel tersebut.

Pada percobaan ini kami mengambil interval pembacaannya yaitu


pada baliotini kasar sebesar L/min. Dimana unggun diam dapat kita lihat
saat laju udara diberikan pada kenaikan L/min, dan pada penambahan
baliotini halus laju udara memberikan kenaikan yaitu L/min. Untuk
unggun terfluidisasi dapat kita lihat saat laju udara diberikan pada
kenaikan L/min. Butiran padat terlihat tidak terlalu banyak bergerak
pada saat unggun diam.

Sedangkan jenis unggun terfluidisasi dapat terlihat ketika butiran-


butiran padatan terangkat keatas karena laju aliran udara yang besar.
Dimana di unggun terfluidisasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti Laju alir fluida dan jenis fluida, Ukuran partikel, Jenis dan densitas
partikel serta faktor interlok antar partikel, Porositas unggun, Distribusi
aliran, Distribusi bentuk aliran fluida, Diameter kolom dan Tinggi.
4.2 KESIMPULAN

Dari hasil praktikum fluidisasi dapat diambil kesimpulah bahwa :

1. Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat


berkelakuan seperti fluida karena di aliri udara.
2. Pada praktik fluidisasi yang kami lakukan terjadi fenomena-fenomena
seperti Fenomena chanelling fluidization, dan Fenomena disperse
fluidization
3. Semakin besar laju alir udara yang diberikan, maka akan semakin
besar pula penurunan tekanannya.
4. Semakin meningkatnya kecepatan fluida maka ketinggianunggun juga
semakin tinggi
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi:
1. Laju alir fluida dan jenis fluida
2. Ukuran partikel
3. Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
4. Porositas unggun
5. Distribusi aliran
6. Distribusi bentuk aliran fluida
7. Diameter kolom
8. Tinggi
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonimus. 2003. Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia, Lab.


OperasiTeknik Kimia FT-UMJ. Fakultas Teknik, Jurusan Kimia.
UniversitasMuhammadiyah Jakarta.

2. Depi Oktari. 2012. Aliran Melalui Unggun Diam.


http://depisatir.blogspot.com/2013/01/aliran-melalui-unggun-diam-dan.html.
Diakses tanggal 4 Mei 2013

3. De Nevers, Noel. Fluid Mechanics Chemical Engineering. 1951. New York :


McGraw-HillInc

4. Kunii, D., and Levenspiel, O., Fluidization Engineering, Butterworth-


Heinemann, Boston, 1991

Anda mungkin juga menyukai