Laporan Fluidisasi
Laporan Fluidisasi
Nim : 100413013
Tanggal Pengesahan :
Nip. 1962 0921 199303 1001 Nip. 1963 1222 199303 1001
BAB I
PENDAHULUAN
1. Baliotini kasar
2. Baliotini Halus
1. Isilah kolom dengan baliotini kasar atau halus sampai setinggi 300 mm.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 FLUIDISASI
Fluidisasi adalah metoda pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida
baik cair maupun gas. Dengan metoda ini diharapkan butiran-butiran padat
memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi, tinjau
suatu kolom berisi sejumlah partikel padat berbentuk bola! Melalui unggun
padatan ini kemudian dialirkan gas dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup
rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengalir dari bawah ke
atas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas
hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan
susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian disebut unggun diam atau fixed
bed. Keadaan fluidisasi unggun diam tersebut ditunjukkan pada Gambar 1a.
Kalau laju alir kemudian dinaikkan, akan sampai pada suatu keadaan di
mana unggun padatan akan tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya. Pada
keadaan ini masing-masing butiran akan terpisahkan satu sama lain sehingga
dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada kondisi butiran yang dapat bergerak ini,
sifat unggun akan menyerupai suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya
adanya kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik dan
sebagainya. Sifat unggun terfluidisasi ini dapat dilihat pada Gambar 1b. Dalam
dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti transportasi
serbuk padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus, perpindahan
panas (seperti pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan plastic pada
permukaan logam, proses drying dan sizing pada pembakaran, proses
pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang dapat mengalami sublimasi,
adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan adsorben), dan masih banyak aplikasi
lain.
4. porositas unggun
5. distribusi aliran,
8. tinggi unggun.
Garis A-B dalam grafik menunjukkan hilang tekan pada daerah unggun
diam (porositas unggun = 0). Garis B-C menunjukkan keadaan dimana unggun
telah terfluidakan. Garis D-E menunjukkan hilang tekan dalam daerajh unggun
diam pada waktu menurunkan kecepatan alir fluida. Harga penurunan tekanannya,
untuk kecepatan aliran fluida tertentu, sedikit lebih rendah dari pada harga
penurunan tekanan pada saat awal operasi.
Penyimpangan dari keadaan ideal:
1. Interlock
Karakteristik fluidisasi seperti digambarkan pada kurva fluidisasi ideal
hanya terjadi pada kondisi yang betul-betul ideal dimana butiran zat
padat dengan mudah saling melepaskan pada saat terjadi
kesetimbangan antara gaya seret dengan berat partikel. Pada
kenyataannya, keadaan di atas tidak selamanya bias terjadi karena
adanya kecenderungan partikel-partikel untuk saling mengunci satu
dengan lainnya (interlock), sehingga akan terjadi kenaikan hilang tekan
(P) sesaat sebelum fluidisasi terjadi. Fenomena interlock ini dapat
dilihat pada Gambar 9, terjadi pada awal fluidisasi saat terjadi
perubahan kondisi dari unggun tetap menjadi unggun terfluidakan.
4.1 PEMBAHASAN