Anda di halaman 1dari 4

Diferensiasi OPA, NPM dan NPS

Aspek Old Public New Public New Public Service


Administration Management

Dasar teoritis Teori politik Teori ekonomi Teori demokrasi


dan
fondasi
epistimologi
Rasionalitas Synoptic Teknis dan rasionalitas Rasionalitas strategis
Rasionalitas (administrative man) ekonomi (economic atau rasionaitas
dan model man) formal (politik,
perilaku ekonomi dan
Manusia organisasi)
Kepentingan publik Kepentingan publik Kepentingan publik
Konsep secara politis mewakili agregasi adalah hasil dialog
kepentingan dijelaskan dan kepentingan individu berbagai nilai
publik diekspresikan dalam
aturan hukum

Responsivitas Clients dan Customer Citizens


birokrasi publik constituent

Peran
pemerintah Rowing Steering Serving

Pencapaian Badan pemerintah Organisasi privat dan Koalisi


tujuan nonprofit antarorganisasi
publik, nonprofit dan
privat

Akuntabilitas Hierarki administratif Bekerja sesuai dengan Multiaspek:


dengan jenjang yang kehendak pasar akuntabilitas
tegas (keinginan pelanggan) hukum, nilai-nilai,
komunitas, norma
politik, standar
profesional

Diskresi Diskresi terbatas Diskresi diberikan Diskresi dibutuhkan


administrasi secara luas tetapi dibatasi dan
bertanggung-jawab

Struktur Birokratik yang Desentralisasi Struktur kolaboratif


organisasi ditandai organisasi dengan dengan kepemilikan
dengan otoritas top- kontrol utama berada yang berbagi secara
down pada para agen internal dan eksternal

Asumsi Gaji dan keuntungan, Semangat entrepreneur Pelayanan publik


terhadap Proteksi dengan
motivasi keinginan melayani
pegawai masyarakat
dan
administrator

Janet V. Denhardt dan Robert B. Denhardt memberikan model alternatif yang disebut dengan
new public service, dimana model new public service ini menurut Janet dan Robert Dendhardt
menekankan pada empat pemikiran post - positivism, yaitu teori democratic citizenship, model of
community and civil society atau model komunitas dan masyarakat sipil (masyarakat madani),
organizational humanism and new public administration atau humanisme organisasi dan new
public administration, dan terakhir post modern public administration.
Model kewarganegaraan demokratik memandang warga negara bukan sebagai entitas dan
objek sistem hukum yang diatur dan dikendalikan oleh hak dan kewajiban legal. Teori ini
menempatkan warga negara sebagai aktor politik aktif yang berpotensi mempengaruhi sistem
politik. Negara ada, menurut pandangan ini untuk menjamin hak warga negara membuat pilihan
sesuai dengan kepentingannya dengan aturan tertentu.
Sementara model community and civil society beragumen bahwa komunitas - komunitas
yang plural harus dijaga dari dominasi kelompok atau sistem, agar identitasnya tetap terlindungi.
Namun pluralism etnis misalnya, jangan pula menimbulkan konflik sehingga untuk
mengatasinya, diperlukan pembentukan koalisi besar, mediasi dan negosiasi. Karena itu, menurut
Gardner komunitas harus dicirikan dengan caring, trust, and teamwork (Denhardt dan
Denhardt, 2007 : 33). Dari sudut politik, mereka merasa tak berdaya karena negara telah
tersandera oleh kepentingan asing, pengusaha, dan politik atau kepentingan partai, kelompok,
dan birokrasi.
Sementara itu Denhardt dan Denhardt mengajukan karakteristik NPS ke dalam tujuh
prinsip. Pertama, serve citizen, not customers. Kepentingan publik merupakan hasil dialog atas
nilai yang dimiliki bersama daripada agregasi kepentingan diri perseorangan. Karenanya,
pelayanan publik tidak hanya lagi berfokus pada hubungan kepercayaan merespons tuntutan
pelanggan, tetapi yang lebih penting dan kerja sama dengan dan di antara warga negara.
Kedua, seek the public interest. Dimana administrator publik harus mampu membangun
ikatan kolektif dan pandangan bersama tentang apa yang disebut kepentingan publik. Salah satu
prinsip inti dari Layanan Publik Baru adalah penegasan kembali sentralitas kepentingan publik
dalam pelayanan pemerintah. The New Public Layanan menuntut bahwa proses pembentukan
"visi" bagi masyarakat adalah bukan sesuatu yang hanya untuk diserahkan kepada para
pemimpin politik yang terpilih atau ditunjuk administrator publik. Sebaliknya, aktivitas
membangun visi atau arah, mendefinisikan nilai-nilai bersama, adalah sesuatu yang luas dialog
publik dan musyawarah adalah pusat. Bahkan lebih penting, kepentingan umum tidak sesuatu
yang hanya "terjadi" sebagai hasil dari interaksi antara individu warga pilihan, prosedur
organisasi, dan politik pemilu. Sebaliknya, mengartikulasikan dan mewujudkan kepentingan
umum adalah salah satu utamaalasan pemerintah ada.
Ketiga, value citizenship over entrepreneurship. Kepentingan publik lebih baik
dikedepankan oleh pelayan publik dan warga neagra yang berkomitmen memberi kontribusi
yang berarti bagi masyarakat ketimbang manajer entrepreneurial (wirausaha) yang bertingkah
seolah - olah uang publik adalah miliknya.
Keempat, think strategically, act democratically. Kebijakan dan program memenuhi
kebutuhan publik yang dicapai paling efektif dan bertanggungjawab melaui proses dan usaha
kerjasama kolektif.
Dalam layanan publik yang baru, ide ini tidak hanya untuk membangun visi dan
kemudian meninggalkan pelaksanaannya kepada mereka dalam pemerintahan, melainkan untuk
bergabung bersama-sama semua pihak dalam proses baik merancang dan melaksanakan
program-program yang akan bergerak ke arah yang diinginkan. Melalui keterlibatan dalam
program sipil pendidikan dan dengan membantu untuk mengembangkan berbagai pemimpin
sipil, pemerintah dapat merangsang rasa baru kebanggaan warga dan tanggung jawab sipil.
Kelima, recognize that accountability isnt simple. Pelayan publik harus lebih menarik
daripada pasar. Mereka juga harus taat pada undang - undang dan hukum, nilai yang dianut
komunitas, norma politik, standar etika professional dan kepentingan warga negara.
Keenam, serve rather than steer. Penting bagi pelayan publik untuk berbagi,
kepemimpinan berdasar nilai dalam membantu warga negara untuk mengungkapkan dan
memenuhi kepentingan mereka ketimbang mengontrol mereka atau mengendalikan mereka
menuju arah baru yang belum tentu menjadi bagian dari kepentingan mereka.
Serta terakhir yang ketujuh, value people, not just productivity. Organisasi publik dan
jaringannya yang partisipatif akan lebih berhasil dalam jangka panjang bila mereka bekerja lewat
proses kerjasama dan mengacu pada kepemimpinan bersama berdasarkan saling menghormati
tanpa deskriminasi.
Gagasan J.V Denhardt & R.B. Denhardt tentang Pelayanan Publik Baru (PPB)
menegaskan bahwa pemerintah seharusnya tidak dijalankan seperti layaknya sebuah perusahaan
tetapi melayani masyarakat secara demokratis, adil,merata, tidak diskriminatif, jujur dan
akuntabel . Karena bagi paradigma ini;

Nilai-nilai demokrasi, kewarganegaraan dan kepentingan publik adalah merupakan landasan


utama dalam proses penyelenggaraan pemerintahan;
Nilai-nilai tersebut memberi energi kepada pegawai pemerintah atau pelayan publik dalam
memberikan pelayanannya kepada publik secara lebih adil, merata, jujur, dan
bertanggungjawab.

Ada sepuluh dimensi untuk mengukur keberhasilan tersebut :


Tangable; yang menekankan pada penyediaan fasilitas, fisik, peralatan,personil, dan
komunikasi.
Reability; adalah kemampuan unit pelayanan untuk menciptakan yang dijanjikan dengan
tepat.
Responsiveness; kemauan untuk membantu para provider untuk bertanggungjawab terhadap
mutu layanan yang diberikan.
Competence; tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh
aparatur dalam memberikan layanan.
Courtessy; sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan pelanggan
serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.
Credibility; sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat.
Security; jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin dan bebas dari bahaya dan resiko.
Acces; terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan.
Communication; kemaun pemberi layanan untuk mendengarkan suara, keinginan, atau
aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada
masyarakat.
Understanding the customer; melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan
pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai