Anda di halaman 1dari 11

PARADIGMA

NEW PUBLIC SERVICE

1. IRGI ACHMAD F (07012681923011)


2. IRSAD MUNAWIR (07012681923012)
3. ZAID RAHMADIAN (07012681923013)
4. DWI MEGA PURNAMA
(07012681923014)

KELOMPOK KAPITA SELEKTA ADMINISTRASI PUBLIK


New Publik Service

Teori New Public Service memandang bahwa birokrasi adalah alat


rakyat dan harus tunduk kepada apapun suara rakyat, sepanjang suara
itu rasioanal dan legimate secara normatif dan konstitusional.Seorang
pimpinan dalam birokrasi bukanlah semata-mata makhluk ekonomi
seperti yang diungkapan dalam teori New Public Management,
melainkan juga makhluk yang berdimensi sosial, politik, dan
menjalankan tugas sebagai pelayan publik.Untuk meningkatkan
pelayanan publik yang demokratis, konsep “The New Public Service
(NPS)” menjanjikan perubahan nyata kepada kondisi birokrasi
pemerintahan sebelumnya. Pelaksanaan konsep ini membutuhkan
keberanian dan kerelaan aparatur pemerintahan, karena mereka akan
mengorbankan waktu, dan tenaga untuk mempengaruhi semua sistem
yang  berlaku.
Prinsip-Prinsip New Public Service
Adapun prinsip-prinsip yang ditawarkan Denhart & Denhart (2003)
adalah sebagai berikut:
 Melayani Warga Negara, bukan customer (Serve Citizens, Not Customer).

Mengutamakan Kepentingan Publik (Seeks the Public Interest).

Kewarganegaraan lebih berharga daripada Kewirausahaan (Value
Citizenship over Entrepreneurship).
 Berpikir Strategis, Bertindak Demokratis (Think Strategically, Act
 Democratically).
 Tahu kalau Akuntabilitas Bukan Hal Sederhana (Recognize that
accountability is not Simple).
 Melayani Ketimbang Mengarahkan (Serve Rather than Steer).
 Menghargai Manusia, Bukan Sekedar Produktivitas (Value People, Not
Just  Productivity).
Tabel 1. Diferensiasi OPA, NPM, dan NPS

Aspek Old Public Administration New Public Management New Public Service
Dasar teoritis dan Teori Politik Teori Ekonomi Teori Demokrasi
fondasi epistimologi
Rasionalitas dan Rasionalitas Synoptic Teknis dan rasionalitas Rasionalitas strategis atau
model perilaku (administrative man) ekonomi (economic man) rasionaitas formal (politik,
Manusia ekonomi, dan organisasi)
Kepentingan publik secara Kepentingan publik mewakili Kepentingan publik adalah
Konsep politis dijelaskan dan agregasi kepentingan hasil dialog berbagai nilai
kepentingan public diekspresikan dalam aturan individu
hukum
Responsivitas Clients dan constituent Customer Citizen’s
birokrasi publik
Peran pemerintah Rowing Steering Serving

Pencapaian tujuan Badan pemerintah Organisasi privat dan Koalisi antar organisasi
nonprofit publik, nonprofit, dan privat
Lanjutan…..
Akuntabilitas Hierarki administratif Bekerja sesuai dengan Multi aspek: akuntabilitas
hukum, nilai-nilai, komunitas,
dengan jenjang yang tegas kehendak pasar (keinginan norma politik, dan standar
pelanggan) profesional
Diskresi Diskresi terbatas Diskresi diberikan secara Diskresi dibutuhkan tetapi
administrasi luas dibatasi dan bertanggung
jawab
Struktur organisasi Birokratik yang Desentralisasi organisasi Struktur kolaboratif dengan
ditandaidengan otoritas dengan kontrol utama berada kepemilikan yang berbagi
top-down pada para agen secara internal dan eksternal
Asumsi terhadap Gaji dan Semangat entrepreneur Pelayanan publik dengan
motivasi pegawai keuntungan,Proteksi keinginan melayani
dan administrator masyarakat
Dimensi Pengukuran Keberhasilan New Public
Service

Adapun dimensi Pengukur Keberhasilan dari diterapkannya New Pulic


Service.Keberhasilan penerapan konsep standar dan kualitas pelayanan
publik yang minimal memerlukan dimensi yang mampu
mempertimbangkan realitas dalam mengelola sektor-sektor publik yang
lebih partisipatif, transparan, dan akuntabel.. Ada sepuluh dimensi untuk
mengukur keberhasilan tersebut :
 Tangable→ Menekankan pada penyediaan fasilitas, fisik, peralatan,

personil, dan komunikasi.


 Reability → Kemampuan unit pelayanan untuk menciptakan yang

dijanjikan dengan tepat.


 Responsiveness → Kemauan untuk membantu para provider untuk

bertanggung jawab terhadap mutu layanan yang diberikan.


 Competence → Tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan, dan

keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan layanan.


Lanjutan
 Courtessy → Sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap
keinginan pelanggan serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.
 Credibility → Sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan

masyarakat.
 Security → Jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin dan bebas dari

bahaya dan resiko.


 Access → Terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan.

 Communication → Kemampuan pemberi layanan untuk mendengarkan

suara, keinginan, atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu


menyampaikan informasi baru kepada masyarakat.
 Understanding Customer → Melakukan segala usaha untuk mengetahui

kebutuhan pelanggan.
Penerapan New Public Service di Indonesia

Di Indonesia sendiri penerapan New Public Service sudah sangat lama


dibicarakan dan berusaha untuk direalisasikan, namun dalam kenyataannya masih
terkendala banyak hal dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan :
 Menurut R Nugroho Dwijowiyoto (2001), kondisi riil birokrasi Indonesia saat

ini, digambarkan sebagai berikut :


 Secara generik, ukuran keberhasilan birokrasi sendiri sudah tidak sesuai dengan

tuntutan organisasional yang baru. Di Indonesia, birokrasi di departemen atau


pemerintahan paling rendah, yang diutamakan adalah masukan dan proses,
bukan hasil. Karenanya, yang selalu diperhatikan oleh para pelaku birokrasi
adalah jangan sampai ada sisa pada akhir tahun buku (birokrasi lama).
 Birokrasi kita tidak pernah menyadari bahwa ada perubahan besar di dunia. Di

mana semua hal harus mengacu kepada pasar, bisnis harus mengacu kepada
permintaan pasar, dan kalau mau berhasil dalam kompetisi harus mampu
melayani pasar. Pasar birokrasi adalah seluruh masyarakat, yang dilayani oleh
birokrasi bukannya pejabat pemerintahan atau pimpinan birokrasi itu sendiri,
tetapi rakyat.
Penerapan NPS Belum Maksimal
Kemudian jika mengacu kepada prinsip-prinsip dari New Public
Service itu sendiri ada beberapa berinsip yang masih belum terpenuhi.
Berikut beberapa prinsip yang belum terpenuhi dan juga kendala yang
dihadapi :
 Melayani Warga Negara, bukan customer (Serve Citizens, Not Customer).
 Mengutamakan Kepentingan Publik (Seeks the Public Interest).
 Kewarganegaraan lebih berharga daripada Kewirausahaan (Value
Citizenship over Entrepreneurship).
 Berpikir Strategis, Bertindak Demokratis (Think Strategically, Act
 Democratically).
 Tahu kalau Akuntabilitas Bukan Hal Sederhana (Recognize that
accountability is not Simple).
 Melayani Ketimbang Mengarahkan (Serve Rather than Steer).
 Menghargai Manusia, Bukan Sekedar Produktivitas (Value People, Not Just
 Productivity).
Kendala Penerapan NPS di Indonesia

Terdapat beberapa kendala dalam penerapan New


Public Service di Indonesia
 Pengaruh budaya lama (budaya feodal) Dalam
mengadopsi sistem administrasi, maka tidak bisa
dengan utuh langsung diterapkan di sebuah negara atau
daerah, karena pasti budaya setempat mempengaruhi
dengan kuat ketika akan mempraktekkannya.
 SOP tidak berjalan dengan baik
 Kinerja Pegawai Rendah
Kesimpulan
New Public Service ini menekankan pada partisipasi warga negara dalam
merumuskan program-program layanan publik yang berpihak pada
kebutuhan warga negara, memiliki hak yang sama, memberi ruang bagi
partisipasi publik dan transparansi para penyedia layanan dalam
menghadapi warga negara, akuntabilitas sesuai dengan program, norma
dan implementasi yang dijalankan lembaga birokrasi selama ini. Hingga
saat ini Indonesia sudah mulai mengadopsi konsep New Public Service.
Namun hanya saja dalam pelaksanaanya masih dihadapkan dengan
berbagai macam kendala, yaitu :
 Pengaruh budaya lama (budaya feodal)

 SOP yang tidak berjalan dengan baik

 Kinerja Pegawai Rendah

Anda mungkin juga menyukai