Anda di halaman 1dari 3

SELF LEARNING PELAYANAN PUBLIK

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Anggkatan/Kelompok : LIX (59) - 1
Nama Agenda : Esai Perubahan Paradigma OPA, NPM dan NPS
Nama Peserta : Dewi Handayani, S.Pd
NIP : 198904032020122003
Mentor : Dr. Hanjaya Fatah, S.Pd., M.M.Pd.

Perubahan Paradigma OPA, NPM, dan NPS pada Pelayanan Publik


Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik
mengalami perkembangan dari masa ke masa. Terdapat tiga paradigma dalam perkembangan
pelayanan publik yaitu dari Old Public Administration (OPA) menjadi New Public Management
(NPM) kemudian New Public Service (NPS). Perubahan paradigma pada pelayanan publik tersebut
terus berkembang karena kebutuhan manusia dari masa ke masa semakin kompleks.
Old Public Administration (OPA) adalah paradigma yang dipelopori oleh Woodrow Wilson
dalam bukunya The Study of Administration (1887) dan F.W Taylor dalam bukunya Principles of
Scientific Management. Dalam paradigma ini negara dianggap satu-satunya lembaga yang mampu
menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Hal tersebut karena pada masa itu
masyarakat sipil dan sektor swasta dianggap belum mampu dalam menyelesaikan masalah publik.
Pada paradigma Old Public Administration (OPA) semua barang dan jasa publik yang dibutuhkan
oleh masyakat dan diselenggarakan negara disebut pelayanan publik. Pada era Old Public
Adminitration (OPA) fokus pemerintah dalam menyediakan pelayanan dilakukan secara langsung
melalui badan-badan pemerintah
Perkembangan pelayanan publik setelah era Old Public Administration (OPA) adalah New
Public Management (NPM) yang menguat pada tahun 1990-an. Prinsip dasar paradigma ini adalah
menjalankan administrasi negara seperti menjalankan sebuah bisnis. Perubahan paradigma ini
ditandai dengan munculnya peran swasta dalam menyediakan pelayanan publik. Pada era New Public
Management (NPM) para manajer publik dan penyedia layanan jasa diprogram untuk menjalankan
pelayanan yang mendatangkan profit (keuntungan). Masyarakat sebagai pengguna jasa dan layanan
publik harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal. New Public Management (NPM) secara umum
dipandang sebagai suatu pendekatan dalam administrasi publik yang menerapkan pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh dalam dunia manajemen bisnis dan disiplin yang lain untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas kinerja pelayanan publik pada birokrasi modern dengan perangkat-perangkat
manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan leran management. Bagi yang lain, NPM
dipahami sebagai privatisasi sejauh mungkin atas aktivitas pemerintah. Inti dari paradigma NPM
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pemerintah diajak untuk meninggalkan paradigma administrasi tradisional dan menggantikannya
dengan perhatian terhadap kinerja atau hasil kerja
2. Pemerintah sebaiknya melepaskan diri dari birokrasi klasik dan membuat situasi dan kondisi
organisasi, pegawai dan para pekerja lebih fleksibel
3. Menetapkan tujuan dan target organisasi dan individu lebih jelas sehingga memungkinkan
pengukuran hasil melalui indikator yang jelas.
4. Fungsi Pemerintah adalah memperhatikan pasar, kontrak kerja keluar, yang berarti pemberian
pelayanan tidak selamanya melalui birokrasi, melainkan bisa diberikan oleh sektor swasta.
Kelemahan pada paradigma NPM yaitu mahalnya biaya yang harus digelontorkan masyarakat
dalam pemenuhan barang dan jasa menimbulkan perubahan baru yaitu New Public Service (NPS).
Paradigma ini merupakan konsep yang dimunculkan Janet V. Dernhart dan Robert B. Dernhart yang
berjudul The New Public Service: Serving not Sterring (2003). Menurut paradigma ini administrasi
negara dalam pelayanan publik tidaklah sama dengan bisnis. Oleh karena itu, negara berperan penting
dalam menyiapkan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pada paradigma New Public Service,
memperlakukan pengguna layanan publik sebagai warga negara (citizen) bukan sebagai pelanggan
(customer). Di Indonesia sendiri, contoh paradigma ini ditandai dengan penyediaan layanan gratis
untuk pendidikan dasar, pelayanan Kesehatan dasar sampai opname kelas III bagi masyarakat tidak
mampu. Hal ini menunjukkan keberadaan negara dalam melayani masyarakat. Prinsip-prinsip dari
New Public Service diantaranya:
1. Melayani warga negara bukan pelanggan melalui pajak yang mereka bayarkan maka warga
negara adalah pemilik sah negara bukan pelanggan.
2. Mengutamakan kepentingan publik
3. Negara tidak boleh melempar tanggung-jawabnya kepada pihak lain dalam memenuhi
kepentingan publik
4. Berfikir strategis dan bertindak demokratis. Diharapkan pemerintah harus mampu bertindak
cepat dan menggunakan pendekatan dialog dalam menyelesaikan persoalan publik
5. Menyadari bahwa akuntabilitas tidaklah mudah. Oleh karena itu, pertanggungjawaban
merupakan proses yang sulit dan terukur sehingga harus dilakukan dengan metode yang tepat
6. Melayani dari pada mengarahkan
7. Menghargai manusia tidak hanya sekedar produktivitas
Kelebihan dan kekurangan setiap paradigma ditampilkan pada table dibawah ini:
Paradigma OPA NPM NPS
Aspek (Old Public Administration) (New Public Management) (New Public Service)
Kelebihan  Gaji dan tunjangan  Mengadopsi nilai  Membangun koalisi
kerja manajemen untuk swasta dan Lembaga non-
 Kebijakan terpusat dan meningkatkan provit
tujuan tunggal efisiensi dan  Mengutamakan
 Struktur tersusun secara efektivitas kerja kepentingan masyarakat
hierarki  Fleksibel menjalin  Berlandaskan demokrasi
kemitraan dengan
swasta
Kekurangan  System kaku  Beriorientasi pada  NPS terlalu
 Diskresi kebijakan hasil bukan proses mensimplifikasikan peran
terbatas  Masyarakat dianggap pemerintah pada aspek
 Sesuatu diterjemahkan sebagai pelanggan pelayanan publik
secara politis & sehingga yang dicari  Beberapa konsep abstrak
tercantum pada aturan adalah keuntungan perlu dikonkritkan

Good Governance adalah aspek yang tengah diperjuangkan bangsa Indonesia. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mencapai Good Governance adalah mewujudkan pelayanan publik yang
baik. Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang prima kepada masyarakat
sebagai perwujudan kewajiban aparatur pemerintah. Sikap pelayanan prima yaitu bersemangat,
antusias; memakai cara tebaik dalam pelayanan; antisipatif, proaktif dan tidak menunggu; tanpa
curiga dan kekhawatiran, penuh kesabaran; tidak mengada-ada, dan tepat waktu. Prinsip pelayanan
publik yaitu partisipasi, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan
efisien, aksesible, akuntable, dan berkeadilan. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya
memenuhi kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia akan tetapi juga memberikan perlindungan
kepada warga negara.

Sumber :

Modul Pelatihan Dasar CPNS Pelayanan Publik (LAN)


http://bytetihasnawati.blogspot.com/2017/12/penjelasan-mengenai-opa-npm-nps.html
http://blog.ub.ac.id/radenroroannisa/praktikum-msip/perbandingan-opa-npm-dan-nps/

Anda mungkin juga menyukai