Sumber daya suatu organisasi terdiri dari aset tangible (seperti: mesin,
bangunan, uang) maupun aset intangible (seperti pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan sumberdaya manusia). Sumberdaya perusahaan yang berupa aset
tangible mudah ditiru oleh pesaing namun aset intangible yang dimiliki oleh
perusahaan sangatlah sulit untuk ditiru oleh pesaing, sehingga Sumberdaya
Manusia (SDM) merupakan sumber keunggulan kompetitif yang potensial karena
kompetensi yang dimilikinya berupa intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter
personal, serta proses intelektual dan kognitif, tidak dapat ditiru oleh perusahaan
lain. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk melakukan pengembangan
berkesinambungan terhadap kuantitas dan kualitas pengetahuan SDM melalui
pelatihan kepada SDM atau merangsang SDMnya agar senantiasa "learning by
doing" sesuai dengan learning organization. Untuk dapat mengembangkan SDM
yang dimiliki perusahaan sangat tergantung pada proses organisasi untuk mencetak
SDM yang kompeten dan kemampuan perusahaan untuk merekrut individu-individu
terbaik. Hal ini berarti bagaimana perusahaan melakukan perencanaan SDM sangat
mempengaruhi bagaimana SDM itu harus dikembangkan untuk mencapai
keunggulan kompetitif.
Eric Vetter dalam Jackson & Schuler (1990) dan Schuler & Walker (1990)
mendefinisikan perencanaan SDM (Human Resource Planning) sebagai: proses
dimana manajemen menetapkan bagaimana organisasi seharusnya bergerak dari
keadaan SDM sekarang ini menuju posisi SDM yang diinginkan di masa depan.
Dari konsep tersebut, perencanaan SDM dipandang sebagai proses linier,
dengan menggunakan data dan proses masa lalu (shortterm) sebagai pedoman
perencanaan di masa depan (long-term). Melalui perencanaan SDM ini manajemen
berusaha untuk mendapatkan orang yang tepat, dalam jumlah yang tepat, pada
tempat yang tepat dan pada saat yang tepat serta manajemen berusaha untuk
melakukan hal-hal yang menghasilkan kepuasan maksimum jangka panjang baik
bagi organisasimaupun individu. Lebih lanjut Schuler & Walker (1990) menyebutkan
bahwa perencanaan SDM meliputi lima tahapan, yaitu:
1. Mengidentifikasi Tujuan
Mengidentifikasi tujuan atau visi dari suatu organisasi publik. Perencanaan
sumber daya manusia yang baik harus sesuai dengan tujuan organisasi
publik agar sumber daya yang dimiliki memang sesuai untuk menjalankan
roda organisasi publik demi mencapai tujuannya
2. Peramalan atau syarat dasar SDM
Dalam menjalankan roda organisasi sumber daya manusia yang ada haruslah
memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas pokok dan funsgi yang
mereka jalankan agar sistem kerja organisasi dapat berjalan dengan baik
sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai.
3. Menilai keahlian yang telah dimiliki dan karakteristik penawaran internal
lainnya,
Mengidentifikasi hal-hal yang telah dimiliki serta kualitas internal SDM.
Mengidentifikasi keahlian yang telah dimiliki dimaksudkan untuk
mengerucutkan apa saja yang dimiliki dan apa saja yang diperlukan serta
dapat menjadi tolak ukur ataupun pembanding dalam proses perekrutan
nantinya.
4. Menentukan kebutuhan utama SDM, dan
Setelah melakukan identifikasi terhadap kekurangan dan kelebihan yang
dimiliki maka dirumuskanlah kriteria dan jumlah sumberdaya manusia yang
dibutuhkan oleh organisasi publik tersebut.
5. Mengembangkan rencana aktivitas kegiatan dan program untuk memastikan
penempatan orang-orang yang tepat di tempat yang tepat.
Setelah dilakukan proses rekrutmen yang baik sesuai dengan kebutuhan
yang ada maka dilakukanlah pengembangan rencana aktivitas kedepan serta
pendidikan awal untuk para pegawai agar pegawai tersebut siap menempati
posisi yang dibutuhkan.
Proses perencanaan SDM untuk masa kini dan masa datang sangat
dipengaruhi oleh dua faktor penentu, yakni faktor internal dan faktor eksternal
perusahaan. Faktor internal perusahaan seperti adanya karyawan yang memasuki
batas usia pensiun, meninggal dunia, keluar/berhenti kerja, rotasi, dan kemungkinan
promosi jabatan. Sedangkan faktor eksternal antara lain ketatnya persaingan bisnis,
cepatnya perkembangan teknologi, dan tingkat ketertgantungan (interdependent)
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, serta ketergantungan antara satu
Negara dengan Negara lain. Begitu rentannya organisasi/perusahaan yang hidup
dan tumbuh ditengah-tengah perubahan yang cepat, sehingga perencanaan SDM
mutlak dibutuhkan selaras mengikuti rencana strategi bisnis yang akan diwujudkan.
Rangkaian pelaksanaan perencanaan SDM yang terintegrasi dengan rencana
strategi bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang menurut Hadari
Nawawi, 1997:144 adalah sebagai berikut:
Pembahasan
1. Mengidentifikasi Tujuan
Mengidentifikasi tujuan atau visi dari suatu organisasi publik. Perencanaan
sumber daya manusia yang baik harus sesuai dengan tujuan organisasi
publik agar sumber daya yang dimiliki memang sesuai untuk menjalankan
roda organisasi publik demi mencapai tujuannya.
2. Peramalan atau syarat dasar SDM
Dalam menjalankan roda organisasi sumber daya manusia yang ada haruslah
memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas pokok dan funsgi yang
mereka jalankan agar sistem kerja organisasi dapat berjalan dengan baik
sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai.
3. Menilai keahlian yang telah dimiliki dan karakteristik penawaran internal
lainnya,
Mengidentifikasi hal-hal yang telah dimiliki serta kualitas internal SDM.
Mengidentifikasi keahlian yang telah dimiliki dimaksudkan untuk
mengerucutkan apa saja yang dimiliki dan apa saja yang diperlukan serta
dapat menjadi tolak ukur ataupun pembanding dalam proses perekrutan
nantinya.
4. Menentukan kebutuhan utama SDM, dan
Setelah melakukan identifikasi terhadap kekurangan dan kelebihan yang
dimiliki maka dirumuskanlah kriteria dan jumlah sumberdaya manusia yang
dibutuhkan oleh organisasi publik tersebut.
5. Mengembangkan rencana aktivitas kegiatan dan program untuk memastikan
penempatan orang-orang yang tepat di tempat yang tepat.
Setelah dilakukan proses rekrutmen yang baik sesuai dengan kebutuhan
yang ada maka dilakukanlah pengembangan rencana aktivitas kedepan serta
pendidikan awal untuk para pegawai agar pegawai tersebut siap menempati
posisi yang dibutuhkan.
Permasalahan