Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGERTIAN,TUJUAN,DASAR DAN KARAKTERISTIK PAI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum PAI di SMP dan SMA

Oleh:

KELOMPOK VI

Nama kelompok:
Agus Rizal
Permasuri

Dosen Pengampu

Drs. Zulkifli Ali, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SYEKH BURHANUDDIN

(STIT- SB) PARIAMAN

T. A 2016/2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji dan rasa syukur mendalam kehadirat Allah SWT,
dengan semua rahmat dan nikmat yang di berikan sehingga Insyaallah Makalah
ini bisa selesai dan tersusun sebagaimna mestinya. Shalawat dan salam senantiasa
penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW , karena semangat
dakwah beliau lah sehingga sampai saat ini semua manusia terkhusus umat
muslim dari berbagai daerah di seluruh dunia bisa merasakan dampak positif dari
ajaran- ajaran yang telah disampaikan serta dapat mengamalkan sunnah-
sunnahnya.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini diantaranya


untuk membantu, memahami dan mengetahui lebih jelas mengenai Pendidikan
Agama Isalam.

Dengan penuh kesadaran dan kekhilafan bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, dengan itu tentunya penyusun sadar. Olehnya demi mendapatkan
hasil yang paling baik, maka penyusun berharap kritik dan saran dari pembaca,
juga melalui kesempatan yang lebih banyak lagi mudah-mudahan penyusun dapat
melakukan revisi dalam perbaikan dan penyusunan kembali buku ini agar dapat di
sajikan dalam bentuk yang lebih sempurna

Terimakasih

Pariaman, 18 November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN Pengertian, Tujuan, Dasar dan Karakteristik Pendidikan
Agama Islam ................................................................................................................. 2
A. Pengertian Pendidikan Islam .......................................................................... 2
B. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................................... 4
C. Dasar Pendidikan Agama Islam ..................................................................... 6
1. Pengertian Dasar Pendidikan Islam ............................................................. 6
2. Dasar-Dasar Pendidikan Islam Menurut Al Quran ...................................... 6
3. Dasar-Dasar Pendidikan Islam Menurut As-Sunah/Al-Hadits .................... 9
4. Dasar-Dasar Pendidikan Islam Menurut Ijtihad ......................................... 11
D. Karakteristik Pendidikan Agama Islam ........................................................ 11
1. Karakteristik Agama Islam ....................................................................... 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 14
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan Islam sebagai proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik,


bertujuan mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Dalam tujuan ini manusia diharapkan dapat mewujudkan suatu harapan yang menjadi
titik, goal dan hasil yang akan dituju dengan jalan atau cara beserta kaidah sesuai
ajaran Islam. Dalam setiap tindakan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau
rencana yang telah ditetepkan. Ini menunjukkan bahwa tujuan pendidikan harus
berorientasi pada sebuah materi. Maka itulah, tujuan pendidikan Islam menjadi
komponen-komponen pendidikan yang baru.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Pengertian PAI?
2. Tujuan PAI?
3. Dasar PAI?
4. Karakteristik PAI?

1
BAB II PEMBAHASAN

Pengertian, Tujuan, Dasar dan Karakteristik Pendidikan Agama


Islam
A. Pengertian Pendidikan Islam

Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam


inheren dengan konotasi istilah tarbiyah, talim, dan tadib yang harus dipahami
secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam
menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya
dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus
menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam: informal, formal dan non formal.

Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses


penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan
nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan
memetik hasilnya di akhirat.

Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan Islam.


Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia
supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya,
sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus,
profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya.

Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam


adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah


suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan
sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan
kandungan pendidikan tersebut.

2
Dari definisi dan pengertian itu ada tiga unsur yang membentuk pendidikan
yaitu adanya proses, kandungan, dan penerima. Kemudian disimpulkan lebih lanjut
yaitu sesuatu yang secara bertahap ditanamkan ke dalam diri manusia.

Jadi definisi pendidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempattempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah
pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan
kepribadian.

Jadi pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja. Kembali kepada definisi
pendidikan Islam yang menurut Al-Attas diperuntutukan untuk manusia saja.
menurutnya pendidikan Islam dimasukkan dalam At-tadib, karena istilah ini paling
tepat digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan itu, sementara istilah
tarbiyah terlalu luas karena pendidikan dalam istilah ini mancakup juga pendidikan
kepada hewan. Menurut Al-Attas Adabun berarti pengenalan dan pengakuan tentang
hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hierarkis sesuai dengan
beberapa tingkat dan tingkatan derajat mereka dan tentang tempat seseorang yang
tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kepastian dan potensi
jasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang.

Dari pengertian Al-Attas tersebut dibutuhkan pemahaman yang mendalam,


arti dari pengertian itu adalah, pengenalan adalah menemukan tempat yang tepat
sehubungan denagn apa yang dikenali, sedangkan pengakuan merupakan tindakan
yang bertalian dengan pengenalan tadi. Pengenalan tanpa pengakuan adalah
kecongkakan, dan pengakuan tanpa pengenalan adalah kejahilan belaka. Dengan kata
lain ilmu dengan amal haruslah seiring. Ilmu tanpa amal maupun amal tanpa ilmu
adalah kesia-siaan. Kemudian tempat yang tepat adalah kedudukan dan kondisinya
dalam kehidupan sehubungan dengan dirinya, keluarga, kelompok, komunitas dan
masyarakatnya, maksudnya dalam mengaktualisasikan dirinya harus berdasarkan

3
kriteria Al-Quran tentang ilmu, akal, dan kebaikan (ihsan) yang selanjutnya mesti
bertindak sesuai dengan ilmu pengetahuan secara positif, dipujikan serta terpuji.1

B. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Islam menurut Abdurrahman Shaleh Abdullah dan Imam Al-
Ghozali

Tujuan Pendidikan Islam menurut Abdurrahman Shaleh Abdullah dan Imam


Al-Ghozali adalah sebagai berikut:

1. Menurut Abdurrahman Shaleh Abdullah

Bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai


khalifah Allah SWT atau sekurang-kurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu
kepada tujuan akhir. Tujuan utama khalifah Allah SWT adalah beriman kepada Allah
dan tunduk serta patuh secara total kepada-Nya. Selanjutnya tujuan pendidikan Islam
menurutnya dibangun atas 3 komponen: tubuh, ruh, dan akal. Berdasarkan hal
tersebut, maka tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan kepada:

a. Tujuan Pendidikan Jasmani


Pendidikan Islam dalam hal ini mengacu pada pembicaraan fakta-fakta
terhadap jasmani yang relevan bagi para pelajar.
b. Tujuan Pendidikan Rohani
Tujuan pendidikan Islam harus mampu membawa dan mengembalikan ruh
tersebut kepada kebenaran dan kesucian.
c. Tujuan Pendidikan Akal
Tujuan ini mengarahkan kepada perkembangan intelegensi yang
mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat menemukan
kebenaran yang sebenar-benarnya.

1 Zuhaerini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.

4
d. Tujuan Sosial
Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah menitik
beratkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang unik, agar
manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar masyarakat bersama-
sama dengan cita-cita yang ada padanya. Keharmonisan menjadi
karakteristik utama yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan Islam.
Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam versi Abdurrahman adalah
mewujudkan manusia ideal sebagai Abid Allah atau Ibad Allah, yang
tunduk secara total kepada Allah SWT.

2. Menurut Imam Al-Ghozali

Al-Ghozali, sebagaimana yang dikutip oleh Fatiyah Hasan Sulaiman


menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan kepada:

a. Membentuk insan sempurna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri


kepada Allah SWT.
b. Membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagiaan, baik di dunia
maupun di akhirat.

Dari kedua tujuan diatas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan versi Al-
Ghozali tidak hanya bersifat ukhrowi (mendekatkan diri kepada Allah), sebagaimana
yang dikenal dengan kesufiannya, tetapi juga bersifat duniawi. Karena itu Al-Ghozali
memberi ruang yang cukup luas dalam sistem pendidikannya bagi perkembangan
duniawi. Namun, dunia hanya dimaksudkan sebagai jalan menuju kebahagiaan hidup
di alam akhirat yang lebih utama dan kekal.

Pemikiran Al-Ghozali di atas dapat difahami dari landasan berfikir dan


berpijak dengan Al-Quran. Dalam Al-Quran banyak ayat yang menyatakan agar
manusia tidak terlena dengan kehidupan dunia, sementara akhirat adalah tempat
kembali yang kekal. Allah berfirman:

5

.

Artinya: Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi (16) sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (17). (A.Q. Al-Ala: 16-17)

Dalam mencermati ayat di atas, Ibn Khaldun terinspirasi untuk merumuskan


tujuan pendidikan Islam, sebagai mana yang di kutip oleh Muhammad Athiyah al-
Abrasyi, kepada:

1. Tujuan yang berorientasi akhirat, yaitu membentuk hamba- hamba Allah yang
dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada Allah.
2. Tujuan yang berorientasi dunia, yaitu membentuk manusia- manusia yang
mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan
bermanfaat bagi rang lain.2

C. Dasar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Dasar Pendidikan Islam


Landasan adalah merupakan dasar atau fondasi tempat berpijak yang baik
dalam setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu
tujuan,

Fungsi dari landasan atau dari pendidikan Islam tersebut adalah seperti
fondasi yang akan mengokohkan berdirinya suatu bangunan. Sehingga dengan
demikian usaha kegiatan tersebut benar-benar mempunyai dasar keteguhan dan
keyakinan dalam mencapai tujuan.3

2. Dasar-Dasar Pendidikan Islam Menurut Al Quran


Al Quran adalah sumber agama Islam pertama dan utama. Al Quran yang
menjadi sumber nilai dan norma umat Islam itu terbagi dalam 30 juz (bagian),114

2 Armain Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hlm.
23
3 Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bina Ilmu, 2004, hal.48.

6
surah (surat:bab) lebih dari 6000 ayat, 74.499 kata atau 325.345 huruf (ataulebih
tepatdikatakan 325.345 suku kata kalau dilihat dari sudut pandang bahasa
Indonesia).4

Tidak diragukan lagi, Al Quran sebagai dasar pertama, di dalamnya berisi


firman-firman Allah SWT yang disampaikan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad saw. Kebenarannya tidak dapat diragukan lagi, terutama sebagai
petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Al Quran di dalamnya terkandung ajaran pokok
yang prinsip, yaitu menyangkut bidang aqidah yang harus diyakini dan menyangkut
dengan amal yang disebut syariah.

Di dalam Al Quran banyak dijelaskan ajaran-ajaran yang berkenaan dengan


kegiatan atau usaha pendidikan ini. Sebagai contoh dapat dibaca kisah Luqman
mengajari anaknya dalam surat AL Luqman ayat 12 sampai dengan ayat 19. Dalam
ayat tersebut terdapat 5 azas pendidikan yaitu yang berkenaan dengan :

a. Azas Pendidikan Tauhid


b. Azas Pendidikan akhlaq kepada orang tua dan masyarakat
c. Azas Pendidikan amar maruf nahi munkar
d. Azas Pendidikan kesabaran dan ketabahan
e. Azas Pendidikan sosial kemasyarakatan (tidak boleh sombong)

Pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentuk


manusia, termasuk ke dalam ruang lingkup muamalah. Pendidikan sangat penting
karena ia ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik
pribadi maupun masyarakat. Didalam al-Quran terdapat banyak ajaran yang berisi
prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu sendiri.5
Sekedar contoh, misalnya mengenai proses pembentukan manusia untuk
Fakultas Kedokteran yang terjemahannya( lebih kurang) sebagai berikut,Dialah

4 Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam,Jakarta,PT.RajaGrafindo Persada,2002,hal.93

5 Zakiah Daradjat,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:Bumi Aksara,2008,hal.20

7
(Allah) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari mani yang menjadi
segumpal darah. Kemudian Dialah yang mengeluarkan kamu ( dari rahim wanita )
menjadi bayi sehingga kamu dewasa dan menjadi tua (QS. Al Mukmin (40)
kalimat pertama ayat 67 ). Dan, kalau manusia ciptakan Allah itu sakit, Allah lah
yang menyembuhkannya, demikian maksud surat asy-Syuara (26):80.
Dalam Al-Quran banyak ditemukan dorongan untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan umat manusia. Bahkan, Al-Quran
yang pertama turun pun mengisyaratkan pentingnya strategi dalam mencari ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan cara membaca alam ciptaan Allah. Dorongan
untuk menguasai iptek, antara lain disebutkan dalam ayat-ayat berikut: Maka
apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah
kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya orang yang berakal yang dapat
mengambil pelajaran. (QS. Ar-Rad/13:19). Dalam Firman Allah yang lain yaitu
dalam QS. Az-Zumar/39:9 yang artinya: katakanlah, Apakah sama orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sebenarnya hanya orang
yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. Al Quran banyak menghimbau
manusia untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain kedua ayat diatas masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diisyaratkan Al-Quran seperti dalam kedokteran, farmasi, pertanian,
atau astronomi yang bermanfaat bagi kajuan dan kesejahteraan umat manusia.6
Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa dalam pendidikan Islam harus
mengunakan Al Quran sebagai sumber utama dalam merumuskan beberapa teori
tentang pendidikan islam. Atau dengan kata lain , pendidikan Islam harus berdasarkan
ayat-ayat Al Quran yang penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad
disesuaikan dengan perkembangan zaman.7

6 Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan,Kebenaran Al-Quran dan Hadis,Solo,PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri,2009,26

7 Munardji, Ilmu Pendidikan Islam,

8
3. Dasar-Dasar Pendidikan Islam Menurut As-Sunah/Al-Hadits
Al-Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Apa yang disebutkan
dalam Al-Quran dijelaskan atau dirinci lebih lanjut oleh Rasulullah dengan sunah
beliau. Karena itu, sunah Rasul yang kini terdapat dalamAl-Hadits merupakan
penafsiran serta penjelasan otentik (sah,dapat dipercaya sepenuhnya) Al Quran.

Di dalam As Sunnah juga berisi ajaran tentang aqidah dan akhlak seperti Al
Quran yang berkaitan dengan masalah pendidikan. As Sunnah berisi petunjuk
(tuntunan) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk
membina umat manusia seutuhnya. Dan yang lebih penting lagi dalam As Sunnah
bahwa dalamnya terdapat cerminan tingkah laku dan kepribadian Rasulullah saw
yang merupakan tauladan dan edukatif bagi manusia.8

Ada tiga peranan al-Hadits disamping al-Quran sebagai sumber agama dan
ajaran islam.

Pertama, menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat di dalam al-


Quran. Misalnya, mengenai shalat. Di dalam al-Quran ada ketentuan mengenai shalat.
ketentuan itu ditegaskan lagi pelaksanaannya. Contoh lain mengenai saum atau
puasa selama bulan Ramadhan. Di dalam al-Quran terdapat ayat mengenai puasa
Ramadhan, tapi pelaksanaannya ditegaskan dan dikembangkan lebih lanjut oleh Nabi
melalui sunnah beliau. Demikian juga halnya dengan zakat dan haji. Mengenai zakat
dan haji ketentunnya ada di dalam al-Quran, namun untuk dapat di laksanakan di
kehidupan sehari-hari ketentuan itu ditambah dalam arti dikembangkan oleh Nabi.
Dengan demikian ajaran yang telah ada dalam al-Quran , namun perlu ditegaskan
lebih lanjut oleh Nabi.

Kedua, sebagai penjelasan isi al-Quran. Dengan mengikuti contoh diatas,


misalnya mengenai shalat. Di dalam al-Quran Allah memerintahkan manusia
mendirikan shalat.namun, di dalam kitab suci itu tidak dijelaskan banyaknya
rakaat,cara,rukun dan syarat mendirikan salat. Nabilah yang menyebut sambil

8 Ibid.,

9
mencontoh jumlah rakaat setiap salat,cara,rukun dan syarat mendirikan salat.
Demikian juga halnya dengan saum atau puasa dan haji. Perintah meleksanakannya
terdapat dalam al-Quran, tetapi tidak dijelaskan secara rinci. Nabilah yang
menjelaskannya dengan perkataan dan perbuatan beliau.dalam menunaikan ibadah
haji misalnya,Rasulullah mengatakan, Ambillah

manasik hajimu dari manasik hajiku. Maksudnya, ikutilah tatacara yang dilakukan
Nabi waktu melakukan ibadah haji.

Ketiga, menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau


samar-samar ketentuannya di dalam al-Quran. Contohnya adalah larangan Nabi
mempermadu (mengawini sekaligus atau mengawini pada waktu bersamaan) seorang
perempuan dengan bibinya. Larangan ini tidak terdapat dalam larangan- larangan
perkawinan dalam surat an-Nisa(4):23. Namun, kalau dilihat hikmah dari larangan
itu jelas bahwa larangan tersebut mencegah rusak atau putus hubungan silaturrahim
antara kedua kerabat dekat yang tidak disukai oleh agama islam. Dengan larangan itu,
Nabi seakan-akan mengisi kekosongaan mengenai larangan perkawinan. Namun
kalau direnungkan lebih lanjut,iilatnya (dasar atau motifnya) sama dengan larangan
mempermadukan dua orang bersaudara kandung,yang terdapat dalam surat 23 surat
an-Nisa untuk mencegah rusak bahkan putusnya hubungan silaturrahim antara dua
kerabat.9

Kitab kitab hadis (al-Hadist) baik di kalangan Sunni maupun Syii adalah
sumber pengetahuan yang monumental bagi islam, yang sekaligus menjadi penafsir
dan bagian yang komplementer terhadap al-Quran. Sunnah terutama ucapan Nabi,
membahas berbagai hal mulai dari metafisika (hal-hal non fisik atau tidak kelihatan)
sampai pada tatatertib di meja makan. Selain itu di dalam hadis/sunah dibahas juga
berbagai pertanyaan yang berhubungan metafisika , kosmologi ( cabang metafisika
yang menyelidiki alam semesta sebagai system yang beraturan), eskatologi (masa
yang akan datang akhirat). Dan kehidupan spiritual ( kerohanian,kejiwaan, mental,

9 Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam ,hal.112-114

10
moral). Sesudah al-Quran, kitab al-Hadit syang memuat sunah Nabi adalah sumber
petunjuk paling berharga yang dimiliki umat islam, keduanya adalah mata air seluruh
kegiatan dan pikiran Islam. Keduanya merupakan sumber agama dan ajaran islam.10

Oleh karena itu sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan
pribadi manusia muslim.Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran
berkembang.Itulah sebabnya,mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam
memahaminya termasuk sunah yang berkaitan dengan pendidikan.

4. Dasar-Dasar Pendidikan Islam Menurut Ijtihad


Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh
ilmu yang dimiliki oleh ahli syariat Islam untuk menetapkan atau menentukan suatu
hokum Islam dalam hal-hal yang belum ditegaskan hukumnya oleh Al Quran dan
Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk
aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman kepada Al Quran dan Sunnah. 11

Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari al-Quran dan as-
Sunah/al-Hadis yang diolah akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad
tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup
di suatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasil
ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran islam dan kebutuhan hidup.

D. Karakteristik Pendidikan Agama Islam

1. Karakteristik Agama Islam

10 Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam,hal.15

11 Munardji, Ilmu Pendidikan Islam,

11
Memahami karakteristik Islam sangat penting bagi setiap muslim, karena akan
dapat menghasilkan pemahaman Islam yang komprehen- sif. Beberapa karakteristik
agama Islam, yakni antara lain :

a. Rabbaniyah (Bersumber langsung dari Allah s.w.t)

Islam merupakan manhaj Rabbani (konsep Allah s.w.t), baik dari


aspek akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya semua bersumber
dari Allah SWT.

b. Insaniyah Alamiyah (humanisme yang bersifat universal).

Islam merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya


untuk suatu kaum atau golongan. Hukum Islam bersifat universal, dan
dapat diberlakukandi setiap bangsa dan negara.

c. Syamil Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna).

Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, mulai dari


yang masalah kecil sampai dengan masalah yang besar.

d. Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah).

Islam adalah agama fitrah bagi manusia, oleh karena itu manusia
niscaya akan mampu melaksanakan segala perintah-Nya tanpa ada
kesulitan, tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia itu
sendiri.

e. Al-Adalah (keadilan).

Islam datang untuk mewujudkan keadilan yang sebenar-benarnya,


untuk mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah
kehidupan manusia, serta memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta, dan
akal manusia.

f. Keseimbangan (equilibrium, balans, moderat).

12
Dalam ajaran Islam, terkandung ajaran yang senantiasa menjaga
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara
kebutuhan material dan spiritua serta antara dunia dan akhirat.

g. Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas.

Ciri khas agama Islam yang dimaksud adalah perpaduan antara hal-
hal yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh apapun) dan menerima
perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat.

h. Graduasi (berangsur-angsur/bertahap).

Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan Allah kepada manusia


diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia. Jadi
tidak secara sekaligus atau radikal.

i. Argumentatif Filosofis.

Ajaran Islam bersifat argumentatif, tidak bersifat doktriner. Dengan


demikian Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi
dengan bukti-bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif dan
dapat diterima dengan akal pikiran yang sehat (rasional religius).

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses


penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan
nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan
memetik hasilnya di akhirat.

Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan Islam.


Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia
supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya,
sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus,
profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya.

Dasar-Dasar Pendidikan Islam menurut Al Quran

pendidikan Islam harus berdasarkan ayat-ayat Al Quran sebagai dasar pertama


pendidikan islam

Dasar-Dasar Pendidikan Islam menurut As-Sunah/Al-Hadits

Al-Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam.

Dasar-Dasar Pendidikan Islam menurut Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu
yang dimiliki oleh ahli syariat Islam untuk menetapkan atau menentukan suatu
hokum Islam dalam hal-hal yang belum ditegaskan hukumnya oleh Al Quran dan
Sunnah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Zuhaerini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha


Nasional.
Armain Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat
Press, Jakarta, 2002,
Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bina Ilmu, 2004,
Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam,Jakarta,PT.RajaGrafindo
Persada,2002
Zakiah Daradjat,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:Bumi Aksara,2008
Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan,Kebenaran Al-Quran dan Hadis,Solo,PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,2009

15

Anda mungkin juga menyukai