Anda di halaman 1dari 7

STRUKTUR SEL BAKTERI

JURNAL
Oleh:
Nurul Annisa Lubis
170301054
Agroteknologi 1B

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
PENDAHULUAN
Mikroorganisme merupakan organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga perlu menggunakan suatu alat seperti mikroskop karena tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Keanekaragaman mikroorganisme di dunia ini
sangat beragam sperti baketri, virus maupun jamur. (Abdillah S, 2015)
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena
itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular),
misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-
sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. (Wastanto, 2009).
Sel yang hidup bebas dan sel organisme multiseluler dikelompokkan lagi
menjadi dua golongan utama, yaitu eukariot dan prokariot. Pada eukariot, unsur
pokok inti sel dibungkus oleh membran inti, terpisah dari sitoplasma. Pada
prokariot unsur pokok inti tidak dibungkus oleh membran inti. (Pramitasari,
2013).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk
sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel
bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat
fisik atau kimia jazad dapat diketahui. (Temaja, 2010).

TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan ada tidaknya dinding / selaput inti, maka sel dibedakan
menjadi dua yaitu: struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik.
Sel prokariotik adalah sel yang tidak mempunyai dinding atau selaput inti
dan biasanya organelnya tidak lengkap. Contoh : Sel bakteri.
Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai dinding atau selaput inti dan
biasanya organelnya lengkap. Contoh : sel tumbuhan dan hewan (Majid,-)
Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen sehingga tidak berwarna dan
hampir tidak kelihatan karena tidak kontras dengan medium dimana mereka
hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pewarnaan agar bakteri tampak jelas bila
diamati dengan mikroskop. (Nurkamila, 2012)
Beberapa jenis pewarnaan antara lain adalah pewarnaan langsung dengan
pewarnaan basa, pewarnaan tidak langsung atau pewarnaan negatif dengan
pewarnaan asam, pewarnaan gram, dan pewarnaan endospora. Pewarna basa akan
mewarnai dinding sel bakeri yang relatif negatif, contohnya metiline blue dan
kristal violet. Sedanglan pada pewarnaan tidak langsung, yang terwarnai adalah
lingkungan sekitar sel, tetapi tidak mewarnai sel karena daya mewarnai pada zat
ini berada pada ion negatif dan tidak bereaksi dengan ion negatif lainnya dari sel
bakteri.(Temaja, 2010).
Beberapa contoh bahan pewarnaan :
Karbol kristal ungu 0,5 % Cairan Lugol

Alkohol 96 % Air Fukhsin 0,5 %

Minyak Immersi Aquadest

(Andriyani, 2014)
STRUKTUR dan FUNGSI SEL BAKTERI dan PEWARNAAN

Pengertian Sel
SEL adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup yang membentuk
struktur dan fungsi tertentu. Kata Sel itu sendiri dikemukakan oleh :
Robert Hooke : Pengamatannya terhadap gabus dari kulit pohon
Quecus Suber terlihat ruangan-ruangan kosong dan kecil yang diberi
istilah Sel.
Felix Dujardin : Menemukan bahwa didalam Sel yang hidup tidak
kosong melainkan terhadap subtansi.
Robert Brown : Menemukan adanya inti Sel pada setiap Sel hidup.
(Majid, -)
Sel merupakan unit fungsional dan struktural dasar dari suatu makhluk
hidup. Sel tersusun atas bagian-bagian yang masing-masing memiliki struktur dan
fungsi yang berbeda. Berdasarkan beberapa sifat, antara lain ada tidaknya sistem
endomembran, dikelompokkan dalam dua tipe sel, yakni sel prokariot dan
eukariot. (Hirmarizqi, -)
Sel ialah unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel
dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya
bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-
sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. (Wastanto, 2009)

Bagian-Bagian Sel
Membran Sel adalah selaput yang terletak paling luar yang tersusun dari
senyawa kimia. Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang yang
dilalui zat, baik menuju atau meninggalkan sel. (Majid, -)
Inti dari sel, berbentuk bulat, dibatasi oleh membran sehingga cairan sel
bisa keluar masuk .Secara kimia terdiri dari DNA, RNA dan protein (histon).
Dalam nukleus terdapat kromosom yang berfungsi untuk pembelahan sel
Fungsi nukleus :

Mengendalikan metabolisme sel


Tempat penggandaan dan transkripsi DNA
Pengatur pembelahan sel dan pembawa informasi genetik
(Pambudi, -)
Sitoplasma dan Organel sel Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel.
Khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan nukleoplasma.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%). Berfungsi sebagai pelarut
zatzat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Organel sel adalah
benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta menjalankan
fungsi-fungsi kehidupan.
a. Nukleus mengendalikan seluruh kegiatan Sel. Beberapa bagian penting
dari nucleus antara lain selaput inti (karioteka),Nukleoplasma dan
Nukleous
b. Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi
ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.
c. Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang
yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu :
I. Retikulum endoplasma granuler( retikulum endopl asma kasar). RE
kasar tampak kasar karena ribosom menonjol di permukaan
sitoplasmik membrane.
II. Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus).
RE halus diberi nama demikian karena tidak mempunyai ribosom.
d. Mitokondria. Fungsi mitikondria adalah sebagai pusat respirasi seluler
yang menghasilkan banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi
pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal
sebagai daur atau siklus krebs yang berlangsung di dalam mitikondria.
e. Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan
enzim pencernaan seluler.
f. badan golgi (aparatus golgi / diktiosom) berhubungan dengan fungsi
menyotir dan mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam
sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi.
g. Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan
sel baik mitosis maupun meiosis.
h. Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang
bisa ditemui pada alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga
jenis plastida, yaitu : (1) Leukoplas : berwarna putih berfungsi sebagai
penyimpanan makanan. (2) Kloroplas : plastida berwarna hijau, berfungsi
menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. (3)
Kromoplas : plastida yang mengandung pigmen.
i. Vakuola (rongga sel) berisi : garam-garam organik, glikosida, tanin (zat
penyamak), minyak eteris misalnya ( jasmine pada melati, roseine pada
mawar, dan zingiberine pada jahe), alkaloid misalnya (kafein, kinin,
nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.
j. Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai
rangka sel. Selain itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol,
agela, dan silia.
k. Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan
miosin seperti pada otot. Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel. l).
Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan
banyak mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam
sel-sel hati). (Majid, -)
Sel Prokariot
Sel Eukariot

Teknik Pewarnaan
Beberapa jenis pewarnaan antara lain adalah pewarnaan langsung dengan
pewarnaan basa, pewarnaan tidak langsung atau pewarnaan negatif dengan
pewarnaan asam, pewarnaan gram, dan pewarnaan endospora. Pewarna basa akan
mewarnai dinding sel bakeri yang relatif negatif, contohnya metiline blue dan
kristal violet. Sedanglan pada pewarnaan tidak langsung, yang terwarnai adalah
lingkungan sekitar sel, tetapi tidak mewarnai sel karena daya mewarnai pada zat
ini berada pada ion negatif dan tidak bereaksi dengan ion negatif lainnya dari sel
bakteri. (Temaja, 2010)

Macam Teknik Pewarnaan


Bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri
gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna
merah. (Pramuditya, Daris, Furi, 2011)
Untuk pewarnaan gram, terlebih dahulu dibuat apusan bakteri pada kaca
objek yang kering dan bersih. Kemudian difiksasi diatas nyala api Bunsen atau di
udara barulah dilakukan pewarnaan dengan larutan kristal violet selama 1-1,5
menit. Selanjutnya dicuci dengan air suling dan ditetesi dengan larutan garam
iodine, dibiarkan selama 1 menit. Kemudian dicuci dengan larutan alkohol 95%
sampai warnanya terhapus yang biasanay selama 30 detik. Cuci kembali dengan
air dan kemudian diwarnai dengan safranin atau karbol fuhsin selama 5 15
menit. Cuci lagi dengan air, kelebihan air dibuang dengan menggunakan kertas
hisap tanpa menggosok sediaan. Selanjutnya dikeringkan di udara atau diatas
nyala api Bunsen. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x
memakai minyak emersi. (Temaja, 2010)
Teknik pewarnaan warna pada bakteri juga dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan
struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan
menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang
sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang
menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba
disebut teknik pewarnaan diferensial.(Soni, 2010)

Anda mungkin juga menyukai