Anda di halaman 1dari 2

Apa yang Dimaksud Pola Hidup Sedentari (Sedentary Lifestyle)?

Pola hidup sedentari adalah kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seseorang yang tidak banyak
melakukan aktifitas fisik atau tidak banyak melakukan gerakan.
Mengapa Pola Hidup Sedentari Tidak Baik untuk Kesehatan?
Istilah pola hidup sedentari semakin populer ketika dikaitkan dengan masalah kesehatan. Hal ini
disebabkan karena pola hidup sedentari dianggap sebagai faktor resiko terhadap berbagai
masalah kesehatan populer seperti penyakit jantung dan stroke. Faktor resiko adalah hal-hal yang
dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita suatu penyakit.
Pola hidup sedentari juga merupakan faktor resiko terhadap berbagai masalah kelainan
metabolisma; seperti: kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, resistensi insulin, obesitas,
dsb.
Mengapa Orang Menganut Pola Hidup Sedentari?
Pola hidup sedentari dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
Pekerjaan: pekejaan tertentu seperti programmer membuat orang selalu duduk di depan
komputer.
Kesenangan: misalnya menonton tv, main game komputer atau konsol (Playstation,
Xbox, Nintendo, dsb) membuat orang betah untuk duduk berjam-jam.
Fasilitas/kemudahan: dahulu untuk menaiki gedung yang bertingkat orang
menggunakan tangga. Sekarang bayak orang yang tingal atau bekerja di gedung
bertingkat tidak perlu menaiki tanga satu-persatu karena ada lift.
Kebiasaan: misalnya orang pergi ke toko atau mini market hanya berjarak beberapa
rumah dari tempat tinggalnya menggunakan mobil atau motor. Anak-anak pergi
kesekolah dengan diantar menggunakan kendaraan meskipun jaraknya dekat. Pekerjaan
rumah tangga diserahkan kepada pembantu.
Kurang berolahraga: kurang berolahraga bisa jadi merupakan alas an yang paling tepat
mengapa orang menganut pola hidup sedentari, karena keempat alasan sebelumnya di
atas pada dasarnya dapat dimaklumi.
Bagaimana Cara Meninggalkan Pola Hidup Sedentari?
Satu-satunya cara untuk meninggalkan pola hidup sedentari adalah dengan aktif bergerak.
Berolahraga adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari aktifitas
fisik. Lakukanlah bentuk olahraga yang anda sukai dan sesuaikan dengan waktu yang anda
miliki. Menemukan hal-hal yang positif dan menyenangkan dari aktivitas fisik seperti berjalan
kaki, main bola ,senam pagi, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berkebun, dsb mungkin
dapat meringankan langkah anda untuk memulai melakukan aktivitas fisik.
Mitos Dibalik Istilah Pola Hidup Sedentari
Sebagian orang mengkaitkan pola hidup sedentari dengan status berat badan. Misalnya jika
orang kelebihan berat badan pasti menganut pola hidup sedentari. Ada pula pula orang yang
berpendapat jika berat badannya normal maka tidak mengapa menganut pola hidup sedentari.
Menganut pola hidup aktif dapat mengurangi resiko terkena berbagai jenis penyakit terutama
yang berkaitan dengan metabolisma. Ini juga berlaku bagi orang yang berat badannya normal
sekalipun. Apalagi terhadap orang yang memiliki kelebihan berat badan atau orang yang
obesitas. Jadi apapun status berat badan anda cobalah meninggalkan pola hidup sedentari menuju
pola hidup yang lebih sehat dengan lebih aktif bergerak.
Kadar hemoglobin
Terdapat bermacam-macam cara buat menetapkan kadar hemoglobin tetapi sering dikerjakan di
laboratorium ; berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara
sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam
hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin &
sulfhemoglobin . Selain seperti itu alat buat pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat
distandarkan, sehingga ketelitian dapat dicapai hanya 10%. . Cara sianmethemoglobin ; cara
dianjurkan buat penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar
sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh & pada cara seperti ini hampir semua
hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara seperti ini ketelitian dapat dicapai 2%. .
Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, buat penilaian basil sebaiknya diketahui cara
mana dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur & jenis kelamin. Pada bayi
baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaseperti itu berkisar antara
13,6 - 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun & pada umur 3 tahun dicapai kadar
paling rendah yaseperti itu 9,5 - 12,5 g/dl. Setelah seperti itu secara bertahap kadar hemoglobin
naik & pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaseperti itu berkisar antara 11,5 -
14,8 g/dl. Pada pria dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 - 16 g/dl sedangkan pada
wanita dewasa antara 12 - 14 d/dl. . Pada wanita hamil terjadi hemodilusi sehingga buat batas
terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl. . Pada keadaan fisiologik kadar hemoglobin dapat
bervariasi. Kadar hemoglobin meningkat bila orang tinggal di tempat tinggi dari permukaan laut.
Pada ketinggian 2 km dari permukaan laut, kadar hemoglobin kira-kira 1 g/dl lebih tinggi dari
pada kalau tinggal pada tempat setinggi permukaan laut. Tetapi peningkatan kadar hemoglobin
seperti ini tergantung dari lamanya anoksia, juga tergantung dari respons individu berbeda-beda.
Kerja fisik berat juga dapat menaikkan kadar hemoglobin, mungkin hal seperti ini disebabkan
masuknya sejumlah eritrosit tersimpan didalam kapiler-kapiler ke peredaran darah atau karena
hilangnya plasma. Perubahan sikap tubuh dapat menimbulkan perubahan kadar hemoglobin
bersifat sementara. Pada sikap berdiri kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada berbaring. Variasi
diurnal juga telah dilaporkan oleh beberapa peneliti, kadar hemoglobin tertinggi pada pagi hari &
terendah pada sore hari. Kadar hemoglobin kurang dari nilai rujukan adalah salah satu tkita dari
anemia. Menurut morfologi eritrosit didalam sediaan apus, anemia dapat digolongkan atas 3
golongan yaseperti itu anemia mikrositik hipokrom, anemia makrositik & anemia normositik
normokrom 5. Setelah diketahui ada anemia kemudian ditentukan golongannya berdasarkan
morfologi eritrosit rata-rata. Buat mencari penyebab suatu anemia diperlukan pemeriksaan-
pemeriksaan lebih lanjut. Bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari nilai rujukan, maka keadaan
seperti ini disebut polisitemia. Polisitemia ada 3 macam yaseperti itu polisitemia vera, suatu
penyakit tidak diketahui penyebabnya; polisitemia sekunder, suatu keadaan terjadi sebagai akibat
berkurangnya saturasi oksigen misalnya pada kelainan jantung bawaan, penyakit paru & lain-
lain, atau karena peningkatan kadar eritropoietin misal pada tumor hati & ginjal menghasilkan
eritropoietin berlebihan; & polisitemia relatif, suatu keadaan terjadi sebagai akibat kehilangan
plasmanya misal pada luka bakar.

Anda mungkin juga menyukai