Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI PENGEMBANGAN

PARAGRAF

MAKALAH

Disusun dalam rangka


Pengembangan Profesi Guru

Disusun oleh:

MASHUDAH, S.Pd.
NIP. 19630310 200604 2 009

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TULUNGAGUNG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI ARYOJEDING
Jl. Raya Blitar Desa Aryojeding Telp. (0355)-395289
REJOTANGAN TULUNGAGUNG
2015

i
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah dengan judul Strategi Pengembangan Paragraf yang disusun


oleh MASHUDAH, S.Pd., NIP. 19630310 200604 2 009 telah disetujui dan
disahkan pada tanggal

Menyetujui dan mengesahkan,


Kepala MTs Negeri Aryojeding

Drs. MUHAMAD DOPIR, M.Pd.I


NIP. 16670801 199603 1 001

ii
HALAMAN PUBLIKASI

Judul : Strategi Pengembangan Paragraf


Penyusun : MASHUDAH, S.Pd.
NIP : 19630310 200604 2 009
Unit Kerja : MTs Negeri Aryojeding
Jumlah Halaman : 17

Disetujui untuk dipublikasikan di


Perpustakaan MTs Negeri Aryojeding.

Pada tanggal : ..
No. Register : ..

Kepala Perpustakaan
MTs Negeri Aryojeding Penyusun

_________________________ MASHUDAH, S.Pd.


NIP. NIP. 19630310 200604 2 009

Mengetahui,
Kepala MTs Negeri Aryojeding

Drs. MUHAMAD DOPIR, M.Pd.I


NIP. 16670801 199603 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Strategi Pengembangan Paragraf
dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat dalam rangka pengembangan profesi guru
untuk mendapatkan nilai angka kredit pada sub pengembangan karya inovatif.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang mendukung dalam penyusunan makalah ini dari awal
hingga selesai. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah
diberikan.
Pada penulisan makalah ini penulis berusaha untuk menyajikan tulisan
yang terbaik, namun penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, namun hal ini merupakan salah satu proses menuju kebaikan.
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran para pembaca demi
kesempurnaan makalah atau karya tulis berikutnya. Akhirnya semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Tulungagung, Februari 2015


Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PUBLIKASI ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan .............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf ............................................................... 3
B. Fungsi Paragraf ...................................................................... 3
C. Unsur-unsur Paragraf ............................................................ 4
D. Syarat-syarat Paragraf ........................................................... 5
E. Jenis-jenis Paragraf dan Pengembangannya .......................... 6
F. Strategi Pengembangan Paragraf ........................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................ 16
B. Saran ...................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam manulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai
susunan dari banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut
harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun
paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang
harus disertai alasan ataupun bukti tertentu.
Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa
aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan
dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara
bersama-sama mendukung satu ide, terdapat kekompakan hubungan antara
satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus
tersusun secara efektif (kalimat disusun dengan menggunakan kalimat efektif
sesuai ide bisa disampaikan dengan tepat).
Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah
paragraf yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka
makalah ini disusun agar bisa menambah pengetahuan para pembaca tentang
penggunaan paragraf yang baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil
rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa definisi dari paragraf?
2. Apa saja syarat terbentuknya sebuah paragraf yang baik?
3. Apa saja unsur-unsur paragraf?
4. Apa saja syarat-syarat paragraf?
5. Apa saja jenis-jenis paragraf?
6. Bagaimana strategi pengembangan paragraf?

1
2

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dari paragraf
2. Untuk mengetahui syarat terbentuknya sebuah paragraf yang baik
3. Untuk mengetahui unsur-unsur paragraf
4. Untuk mengetahui syarat-syarat paragraf
5. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf
6. Untuk mengetahui strategi pengembangan paragraf
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
tersusun secara logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan ide
pokok. Disamping itu, secara teknis paragraf merupakan satuan terkecil dari
sebuah kalangan. Bisaanya paragraf itu terdiri atas beberapa kalimat yang
berkaitan baik isi maupun bentuknya. Isi kalimat-kalimat pembangun paragraf
itu membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan
penulis dalam karangannya. Jadi, dengan kata lain bahwa paragraf adalah
satuan terkecil dari karangan yang bisaanya terdiri atas beberapa kalimat yang
berkaitan dan merupakan uraian tentang sebuah ide pokok.

B. Fungsi Paragraf
Sesuatu yang bersifat abstrak lebih sukar dipahami dibandingkan
dengan sesuatu yang lebih kecil dan kongkret. Pemahaman pada dasarnya
ialah memahami bagian-bagian kecil serta hubungan antar bagian-bagian itu
dalam rangka keseluruhan. Karangan pun dapat dikatagorikan sebagai sesuatu
yang abstrak. Maka untuk memahaminya karangan itu perlu dipecah-pecah
jadi bagian-bagian kecil yang dikenal dengan istilah paragraf. Memahami isi
paragraf jauh lebih mudah daripada memahami isi buku sekaligus.
Melalui penjelasan di atas tersirat dua fungsi paragraf yakni
1. Sebagai penampung dari sebagain kecil jalan pikiran atau ide pokok
keseluruhan karangan,
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang.
Penulisan paragraf yang terencana baik selalu bersifat logis sistematis.
Paragraf tersusun baik merupakan alat bantu baik bagi pengarang maupun
bagi pembaca. Seperangkat kalimat itu akan memungkinkan pengarang
mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis pula. Fungsi paragraf
yang lain ialah memungkinkan pengarang melahirkan jalan pikirannya secara

3
4

sistematis. Bagi para pembaca kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis


itu sangat memudahkan menelusuri serta memahami jalan pikiran pengarang.
Selain itu fungsi paragraf ialah mengarahkan pembaca dalam mengikuti alur
pikiran pengarang serta memahaminya.
Paragraf yang baik selalu berisi ide pokok. Ide pokok itu merupakan
bagian yang integral dari ide pokok yang terkandung dalam keseluruhan
karangan. Ide pokok paragraf tidak hanya merupakan bagian dari ide pokok
keseluruhan tetapi juga mempunyai relevansi dan menunjang ide pokok
tersebut. Melalui fragmen-fragmen ide pokok yang tersirat dalam tiap
paragraf, maka akhirnya pembaca sampai kepada pemahaman total isi
karangan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa paragraf berfungsi sebagai alat
penyampai fragmen pikiran dan penanda pikiran baru mulai berlangsung.
Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf sering juga digunakan
sebagai pengantar, transisi atau pengalihan dari suatu bab ke bab lain. Bahkan
tidak jarang paragraf digunakan sebagai penutup. Di sini paragraf berfungsi
sebagai pengantar, transisi dan konklusi.
Dengan demikian maka sampailah kita kepada suatu kesimpulan
bahwa paragraf berfungsi sebagai :
1. Penampung fragmen pikiran atau ide pokok
2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara
sistematis.
4. Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
5. Alat untuk penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada
para pembaca.
6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai.
7. Sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).

C. Unsur-unsur Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat
kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan
menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Supaya pikiran
5

tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf harus
tersusun secara logis-sistematis. Alat Bantu untuk menciptakan susunan logis-
sistematis itu ialah unsur-unsur paragraf seperti :
1. Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak. Ide
pokok bisaanya berupa kata, frase atau klausa.
2. Kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang
masih abstrak.
3. Ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam bentuk
yang kongkret. Ide pengembang berupa kata, frase, atau klausa.
4. Kalimat pengembang yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam
bentuk kongkret.
5. Kalimat penegas yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan cara
mengulang bentuk kalimat topik pada bagian akhir paragraf.
6. Transisi yaitu mata rantai penghubung paragraf. Transisi berfungsi sebagai
penunjang koherensi atau kepaduan antarkalimat, antarparagraf dalam
suatu karangan.

D. Syarat Paragraf
Paragraf yang efektif memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Kesatuan Makna (Koherensi)
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika
seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok,
satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat
kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti
dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2. Kesatuan Bentuk (Kohesi)
Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat
berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan
cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa
penghubung antarkalimat.
6

3. Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama


Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau
gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran
utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar
tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung
oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya
terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu harus selalu
mengacu pada pikiran utama.

E. Jenis-Jenis Paragraf dan Pengembangannya


1. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
a. Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka
atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam
bagian karangan itu. Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus
menarik minat dan perhatin pembaca, serta sanggup menyiapkan
pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang
pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya
akan meimbulkan kebosanan pembaca.
b. Paragraf Penghubung
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua
paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf
penutup.
Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat
dalam paragraf-paragraf ini. Sebab itu dalam membentuk paragraf-
paragraf prnghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu
paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan disusun secara
logis.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis
karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif,
naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berasarkan
suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung perntagan
7

pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau


landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang
menekankan pendapat pengarang.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain paragraf
ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan
dalam paragraf-paragraf penghubung.
Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan
haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak terlalu panjang,
tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah
bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau
betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan banyak
kesan kepada pembacanya.

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama


Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari
dasar tersebut penulis menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf
sebagai salah satu criteria penjenisan paragraf.
a. Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau
kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas
yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya
dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke
yang khusus.
Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf,
ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan
penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan
paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
b. Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-
penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat
8

utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif,


dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
c. Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal
dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan
dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk
lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu.
Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran
utama, bukan dua.

3. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Pengembangannya


Menulis paragraf berarti mengembangkan paragraf, sebuah
paragraf merupakan hasil pengembangan sebuah pernyataan menjadi
sekelompok pernyataan yang berkaitan. Pernyataan yang dikembangkan
itu merupakan ide atau gagasan sedangkan pernyataan-pernyataan lain
merupakan ide atau gagasan sedangkan pernyataan-pernyataan lain
merupakan pernyataan pengembang atau pernyataan penjelas.
a. Tanya jawab
Paragraf jenis ini dikembangkan dengan pertanyaan terlebih
dahulu. Lazimnya, kalimat pertama merupakan kalimat pertanyaan
yang mengandung ide paragraf. Kalimat pengembangannya berupa
jawaban atas pertanyaan tadi. Kalimat-kalimat jawaban merupakan
kalimat penjelas atau pengembang paragraf.
b. Sebab-akibat
Paragraf sebab akibat yaitu paragraf yang pengembangannya
memanfaatkan makna hubungan sebab akibat antar kalimat. Ciri khas
paragraf jenis ini ialah terbinanya hubungan sebab akibat antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Jadi hubungan sebab
akibat ini merupakan satu rangkaian yang berkesinambungan.
c. Contoh atau ilustrasi
Sesuai dengan sebutannya, paragraf contoh atau paragraf
ilustrasi, paragraf jenis ini dikembangkan dengan menggunakan contoh
atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi inilah yang memberikan penjelasan
9

akan kebenaran ide atau gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif,
induktif, atau paduan keduanya.
d. Alasan atau keterangan
Perkataan alasan bisa diganti dengan keterangan sebab
pada hakikatnya, alasan itu merupakan keterangan. Paragraf alasan
ialah paragraf yang pengembangan ide utamanya memanfaatkan
penjelasan yang bermakna alasan. Alasan-alasan inilah yang
memperkokoh ide paragraf sehingga kebenaran ide itu dapat diterima
pembacanya.
e. Perbandingan atau analogi
Paragraf perbandingan ialah paragraf yang isinya merupakan
perbandingan tentang dua hal yang baik yang menyangkut kesamaan
maupun perbedaannya. Sebagai teknik pengembangan, perbandingan
ini bisa bertujuan menjelaskan satu hal dengan menggunakan hal lain
sebagai pembanding, atau menjelaskan kedua hal yang dibandingkan
itu sekaligus.
f. Definisi
Sesuai dengan sebutannya, paragraf definisi merupakan
paragraf yang mengembangkan definisi atau pembatasan sebuah
istilah. Dalam sebuah paragraf definisi, sebuah istilah mungkin
didefinisikan , mungkin pula dibacakan pengertiannya.
g. Deskripsi
Paragraf pemerian adalah paragraf yang menyajikan sejumlah
rincian tentang sesuatu yang lebih cenderung pada fakta daripada
khayalan. Pemerian ini bisa berupa rincian tentang bentuk, ruang,
waktu, peristiwa, atau keadaan. Kadang-kadang urutan pernyataannya
tidak ketat. Artinya, urutan pernyataan dalam sebuah paragraf
pemerian bisa dirubah, walaupun tidak selamanya.
h. Proses
Seperti halnya paragraf pemerian, paragraf proses pun
tergolong jenis paragraf deskriptif. Sesuai dengan namanya, paragraf
proses ialah paragraf yang menjelaskan proses terjadinya atau proses
10

bekerjanya sesuatu.urutan langkah dalam melakukan sesuatu pun


tergolong paragraf jenis ini.
i. Penguraian (klasifikasi)
Paragraf jenis ini dikembangkan dengan cara menguraikan
atau memilah-milah (mengklasifikasi) sesuatu. Dengan pernyataan
lain, paragraf penguraian atau pemilahan ialah paragraf yang berisi
penjelasan secara terurai atau pemilahan sesuatu secara rinci.

F. Strategi Pengembangan Paragraf


Dengan bijaksana paragraf telah seringkali disebut sebagai suatu
miniatur esei.Sebagai suatu esei harus mengembangkan gagasan
pengendaliannya (tema), begitu juga haruslah suatu paragraf mengembangkan
kalimat topiknya, yaitu yang kedua-duanya melaksanakan fungsi tersebut
melalui penggunaan rincian-rincian penunjang. Baik esei maupun paragraf
tunduk pada tuntutan-tuntutan kesatuan (unity) dan koherensi (coherence) atau
tingkat kepadatan tertentu. Meskipun demikian dalam perbandingannya yang
erat adalah kenyataan bahwa baik esei, keseluruhan komposisi, maupun
paragraf menggunakan strategi pengembangan yang sama yaitu narasi,
deskripsi, percontohan, perbandingan, ilustrasi, pertentangan, sebab-akibat,
pertanyaan jawaban, dan analogi.
Strategi-strategi tersebut masing-masing mempunyai kekhususan cara
pengembangannya bagi esei (tipe wacana tertentu lainnya) dan bagi paragraf.
Dalam hal penulisan esei dengan strategi tersebut diperlukan pembahasan
tersendiri yang lebih khusus dan luas. Pada bagian ini kita hanya
mendiskusikan penerapan tiap strategi tersebut untuk penulisan paragraf.

1. Paragraf dengan Pengembangan Deskripsi


Jika narasi berarti menceritakan, deskripsi berarti melukiskan,
menggambarkan, mempertunjukan. Suatu paragraf yang dikembangkan
dengan deskripsi menggunakan suatu impresi yang dominan sebagai suatu
tema dasar untuk menyatukan rincian deskripsinya.Dalam kutipan berikut
ini, impresi yang dominan atau kesan kuat mengenai hasnah dalam
kemajuan dan keputusan khusunya mencerminkan kesulitan hidupnya.
11

Kata-kata khusus yang bergaris bawah (cetak miring) mendukung impresi


tersebut.
Contoh:
Hasnah duduk bermenung, merenung anaknya yang tidur nyenyak
disampingnya. Diluar hujan turun tak reda-reda. Semenjak siang ia
bergulat menahan air hujan, yang masuk memaksa menembus atap. Sudah
lelahia menyisip sini, menyisip sana, menutup lubang-lubang yang
bertebaran, tapi air meluncur terus. Ya, apa kekuatannya, karton, atau
kertas-kertas sekalipun kertas tebal, untuk menahan air deras dari langit
sia-sia belaka. Kadang- kadang memang ada tolongnya, kalau untuk
sebentar saja, tapi kalau hujan terus melebat sepanjang petang akhir-
akhirnya Hasnah jenuh ia putus asa, tangannya merasa
sakit, dibiarkannya saja air menerangi sana-sini, membasah-membecak
se-edar petak rumahnya. (Rusman Sutiasumarga, Yang Terempas dan
Yang Terkandas).

2. Paragraf dengan pengembangan Ilustrasi


Suatu cara yang mudah dan efektif untuk menunjang satu ide dalam
paragraf adalah dengan menggunakan contoh. Pengarang membuat satu
pernyataan kemudian menjelaskannya dengan sebuah ilustrasi baik berupa
kejadian, keadaan, atau fakta yang menunjang idenya.Perhatikanlah
contoh berikut ini.
Sekalipun dalam peremajaan kota, Langas tidak berpacu dengan
cepat, namun dalam mengejar perluasan Langas tidak ketinggalan.
Sayapnya dikembangkan kebarat dan ketimur, sedikit ke utara. Khusus ke
barat, banyak bangunan perkantoran dan hotel-hotel, seperti Wisma Safari
yang merupakan hotel kelas 1 di kota itu. Selain itu juga telah tumbuh
industri-industri besar, seperti pabrik-pabrik plywood dan kertas. Sedang
kearah timur dan utara, saat ini mulai bermunculan bangunan-bangunan
baru, baik perkantoran maupun lain-lainnya. (Selecta, 10 Agustus 1981,
halaman 24).
12

Pada ilustrasi di atas, kalimat kedua dan seterusnya merupakan


ilustrasi bagaimana Langas ikut mengejar perluasan kota. Selain seperti di
atas, memberikan contoh juga termasuk pola ilustrasi.

3. Paragraf dengan Pengembangan Perbandingan Pertentangan


Paragaf Perbandingan adalah paragraf yang mencoba menerangkan
ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkan dengan yang lain.
Contoh:
Tinju bukanlah jenis olahraga yang banyak peminatnya yang
banyak adalah penggemarnya.Berbeda dengan olahraga jalan kaki yang
peminatnya banyak tetapi penggemarnya sedikit. Tidak ada orang yang
menonton orang lain berjalan kaki.
Paragaraf pertentangan yaitu paragraf yang mencoba menerangkan
bersisi petentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Biasanya
menggunakan kata penghubung akan, tetapi, meskipun, begitu, dan
sebaliknya. Contoh :
Orang yang gemar bersepeda umumnya orang yang suka pada
alam. Sebaliknya, orang yang tidak suka bersepeda kebanyakan orang kota
yang kemana-mana terbiasa naik mobil nyaman, mereka akan menggerutu
jika menemui jalan sempit di desa-desa.

4. Paragraf dengan Pengembangan Pertanyaan Jawaban


Paragraf pertanyaan jawaban adalah kalimat topik dalam paragraf
pertanyaan berbentuk kalimat-kalimat tanya, pengembangan dalam pragraf
jenis ini juga biasanya merupakan pertanyaan jawaban-jawaban atas
pertanyaan tersebut.
Contoh:
Siapakah Osama Bin Laden itu?Dia seorang bangsa Arab anak
pengusaha terkenal di negeri tersebut.Dia seorang politis Muslim yang
menentang pemerintahan kerajaan yang di Arab, akibat pertentangannya
dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan memimpin
sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda.Selanjutnya, Dia dituduh
13

Amerika Srikat sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang dan


menghancurkan Petagon dan WTC. Oleh karena itu, dia menjadi salah
seorang daftar pencarian orang di Negara Amerika Serikat.

5. Narasi
Adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
yang didalamnya terdapat alur cerita, setting, tokoh, dan konflik tetapi
tidak memiliki kalimat utama. Ciri-ciri dari paragraf ini adalah ada
kejadian, pelaku , dan waktu kejadian.
Contoh :
Jam istirahat Ana tengah menulis sesuatu dibuku agenda sambil
menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah kelangit-
langit perpustakaan, mengernyitkan kening , tersenyum, dan kembali
menulis. Asyik sekali, seakan diruang perpus hanya dia.

6. Sebab-Akibat
Adalah pengembangan model paragraf yang biasa menggunakan
kalimat utama sebagai sebab dan kalimat penjelas sebagai akibat. Hal yang
sebaliknya dapat pula berlaku.
Contoh :
a. Paragraf Sebab-Akibat
Gelombang cinta memiliki daun yang bergelombang. Harga
gelombang cinta juga tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran gelombang
cinta membuat orang ingin memilikinya.Untuk itu tidak heran banyak
orang yang ingin membudidayakan gelombang cinta.
b. Paragraf Akibat-Sebab
Para pembeli gelombang cinta terpaksa berdesak-desakan di
luar maupun di dalam toko. Mereka ada yang duduk, ada yang
berdiri, dan ada pula yang antri. Mereka rela mengantri karena harga
gelombang cinta ditoko tersebut sangatlah murah.
14

7. Analogi
Adalah paragraf yang memiliki penalaran induktif. Paragraf ini
merupakan suatu paragraf yang membandingkan antara dua hal yang
memiliki kesamaan atau hampir sama satu sama lain yang disimpulkan
diakhir paragraf. Karena mengikuti penalaran induktif maka paragraf
analogi memliki pola khusus-khusus-umum. Bagian awal memaparkan
dua hal yang menjadi topik pembicaraan, kemudian kalimat-kalimat
selanjutnya membicarakan persamaaan yang dimiliki oleh kedua hal
tersebut. Yang harus diingat pembanding haruslah sama dan sepadan atau
dengan kata lain kedua hal tersebut memiliki tingkatan pembahasan yang
sama dan tidak bertentangan. Kemudian bagian akhir kedua objek tersebut
disimpulkan.
Ciri-ciri paragraf analogi adalah :
a. Membandingkan dua hal
b. Kalimat-kalimat penjelas kebanyakan berupa persamaan
c. Memiliki kalimat utama diakhir, atau disebut juga kesimpulan.
Contoh :
Sifat manusia diibaratkan seperti padi yang terhampar luas
dipersawahan. Padi yang bagus dan berisi akan semakin merunduk,
begitupula dengan manusia ketika meraih kepandaian, kebesaran dan
kekayaan mereka semakin rendah diri. Oleh karena itu, kita sebagai
manusia yang berilmu apabila diberi kepandaian dan kelebihan, hendaklah
bersifat seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk.

8. Definisi
Adalah suatu paragraf yang dikembangkan dengan memfokuskan
pada pengkhususan sifat-sifat atau karakterisitik pokok masalahnya.
Pertama, dengan menunjukkan kategori umum yang dimilikinya. Dan
kemudian dengan membedakannya dari butir-butir lain didalam kategori
yang sama.
Contoh :
Ilmu kimia adalah cabang ilmu alamiah yang mempunyai tugas
menyelidiki bahan-bahan yang menjadikan dunia. Ilmu kimia tidak
15

berkaitan dengan bentuk-bentuk bahan-bahan itu dibangun. Benda-benda


seperti kursi, meja, vas, botol, atau kawat tidak signifikan bagi ilmu kimia.
Tetapi substansi seperti gelas, wool, besi, belerang, dan tanah liat sebagai
bahan-bahan untuk membuat benda-benda itu merupakan obyek kajiannya.
Ilmu kimia tidak hanya berkepentingan dengan komposisi substansi seperti
itu, tetapi juga dengan struktur didalamnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang dirangkai atau
dihubungkan sehingga membentuk suatu gagasan tertentu. Paragaf dibedakan
menjadi tiga yaitu paragraf yang terbentuk berdasarkan sifat dan tujuan,
berdasarkan letak kalimat utamanya, dan berdasarkan isinya. Sebuah paragraf
yang baik harus memperhatikan beberapa persyaratan agar terbentuk suatu
gagasan yang mudah dimengerti oleh para pembaca.

B. Saran
Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD
diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun
sebuah paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok
secara jelas sehingga mudah dipahami.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Mukhsin. 1990. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf serta


Penciptaan Gaya Bahasa Karangan. Malang: YA3Malang.

Akhadiah, Sabarati. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta : PT. Gelora Aksara Permata.

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1993. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru
SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai.2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk


Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.

https://romandhoniid.blogspot.co.id/2016/08/contoh-makalah-jenis-jenis-
paragraf.html

Mulyono, dkk. 2012. Mahir Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Program Studi


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai