13713039-Adam Dwiputra Tanjung
13713039-Adam Dwiputra Tanjung
.
[Write your Student ID number Environmental Policy
here]
Advocacy
Pembakaran sampah rumah tangga merupakan dari asap rokok. Beberapa gas berbahaya yang
salah satu penyebab polusi udara yang perlu dihasilkan adalah dioxin dan karbon
mendapat perhatian khusus. Tidak adanya monoksida(CO). Selain gas tersebut,
aturan yang jelas melarang atau mengatur pembakaran ini juga akan menghasilkan
pembakaran sampah rumah tangga dan karbon dioksida(CO2) yang merupakan gas
pengawasan dari pemerintah serta penyebab utama perubahan iklim, yang hingga
pemahaman yang kurang di masyarakat saat ini dibatasi produksinya dan menjadi
menyebabkan pembakaran sampah rumah pembahasan rutin perundingan internasional.
tangga menjadi hal yang lumrah. Padahal,
pembakaran sampah rumah tangga dapat Saat ini, kebiasaan membakar sampah rumah
menghasilkan gas yang berbahaya bagi tangga sudah menjadi hal yang lumrah. Bukan
kesehatan dan lingkungan. Gas tersebut dapat hanya karena masyarakat yang tidak paham,
menyebabkan penyakit serius pada manusia tetapi juga karena pemerintah yang tidak
dan menjadi salah satu faktor terjadinya membuat larangan dan masyarakat yang sudah
perubahan iklim. paham pun tidak menegur atau mengingatkan
resiko perilaku membakar sampah. Memang
Pembakaran sampah rumah tangga dan sumber utama polutan adalah kendaraan
bahaya yang ditimbulkan bermotor yang menghasilkan sekitar 60%
polutan, tetapi pembakaran sampah ini juga
Sampah masih menjadi masalah dalam turun andil sebagai sumber polutan bahkan
kehidupan kita sehari-hari yang hingga hari ini dapat mencapai 25%. Bahkan di beberapa
masih belum dapat terselesaikan. Masalah negara besar di dunia, misalnya Amerika
sampah, termasuk dengan pengelolaannya, Serikat, pembakaran sampah pernah menjadi
terkadang dianggap tidak penting. Sebagian sumber polutan terbesar.
masyarakat Indonesia, spesifiknya Bandung,
beranggapan bahwa masalah sampah selesai Rekomendasi kebijakan dan tindak lanjut
ketika mereka sudah membuang sampah atau pengelolaan sampah
ketika sudah tidak ada sampah di tempat
tinggal mereka. Mereka tidak peduli berapa Di Indonesia sebenarnya sudah dibuat aturan
banyak sampah yang dihasilkan dan tidak mengenai pengelolaan sampah tetapi tidak ada
mengerti sampah bagaimana sampah itu akan aturan yang jelas melarang pembakaran
diolah. Terkadang, masyarakat memilih untuk sampah khususnya sampah rumah tangga. Jika
langsung membakar sampah mereka karena merujuk pada UU 18 Tahun 2008 tentang
cara itu adalah cara yang paling mudah dan pengelolaan sampah dan Peraturan Daerah
murah untuk mengurangi sampah mereka. Kota Bandung No.3 Tahun 2005 tentang
Tetapi banyak yang tidak sadar bahwa gas yang penyelenggaraan da, pengelolaan sampah telah
dihasilkan dari pembakaran sampah rumah dibuat aturannya dan pembakaran sampah
tangga berakibat buruk untuk kesehatan rumah tangga bukan merupakan salah satu
mereka sendiri dan lingkungan. proses pengelolaannya. Pembakaran yang
diizinkan pun harus dengan persyaratan teknis
Sampah rumah tangga terdiri dari sampah tertentu yang dapat dilakukan pada Tempat
organik dan non organik yang jika dibakar Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini terlihat
dapat dapat menghasilkan gas yang berbahaya. kontradiktif dengan Peraturan Daerah Kota
Sampah yang dibakar juga akan menyisakan Bandung No.3 Tahun 2005 Pasal 37 butir i dan
partikel padat yang dapat terbawa oleh udara Pasal 40 butir c yang hanya melarang
dan terhirup manusia. Gas dan partikel padat membakar sampah di tempat umum dan area
tersebut secara akumulasi dapat menyebabkan yang membahayakan. Jika dilihat dari bahaya
kanker pada manusia, bahkan lebih berbahaya yang ditimbulkan, sebaiknya pembakaran
page 2
sampah rumah tangga dilarang. Pelarangan ini untuk membentuk lingkungan hidup yang lebih
bertujuan untuk membentuk lingkungan hidup sehat dan mitigasi perubahan iklim. Untuk
yang lebih sehat dan mengurangi faktor memperjelas peraturan, maka Peraturan
penyebab perubahan iklim yang terjadi. Selain Daerah Kota Bandung No.3 Tahun 2005 Pasal
itu, pelarangan ini juga mendukung 37 butir i dan Pasal 40 butir c harus dicabut
pengelolaan sampah yang lebih baik dan sesuai dan dibuat peraturan baru mengenai larangan
dengan peraturan yang sudah ditetapkan. membakar sampah kecuali di TPA atau dengan
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka teknis tertentu yang diperjelas.
sanksi pelanggaran perlu diberikan. Selain itu
pengawasan dari pemerintah langsung serta
masyarakat juga menjadi faktor penting
kebijakan ini.