Anda di halaman 1dari 10

THE FUND OF FUNDS, LTD

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Auditing dengan Dosen
Pengampu Prof. V. Henky Supit, SE., Ak.

Oleh:

Dyan Febrina Kusumadewi (041714253003)

Bimo Berdia Desnata (041714253004)

Danas Robbi Ardiansyah (041714253005)

Mochammad Nurul (041714253015)

Indirasari Cynthia Setyoparwati (041714253016)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2017
THE FUND OF FUNDS, LTD

A. Pendahuluan (Ringkasan Kasus)

The Fund of Funds Limited (FOF) adalah sebuah perusahaan pendanaan


investasi bersama yang mengadakan kontrak lisan sebagai bagian dari program
diversifikasi untuk membeli sejumlah asal dari King Resources Corporation (KRC) pada
tingkat bunga tidak kurang dari harga yang diterima penjual dari pelanggan lainnya.
Arthur Andersen (AA) menjadi auditor untuk kedua perusahaan tersebut, dan beberapa
personil kuncinya berpartisipasi pada kedua perikatan.
Dalam kasus ini, penggugat menggugat auditor atas pelanggaran kontrak
karena auditor lalai mengungkapkan adanya penyimpangan kepada klien. Dalam surat
perikatan kepada FOF, Arthur Andersen menyatakan bahwa sesuai dengan isi surat
perikatan, mewajibkan auditor menyajikan secara spesifik setiap penyimpangan yang
ditemukan KAPnya akan diungkapkan kepada klien. Pada saat mengaudit King Resource
Corporation, Arthur Andersen menemukan bahwa FOF telah dibebani dengan harga
yang secara signifikan jauh lebih tinggi dibanding pelanggan lainnya. Penyimpangan
tersebut senilai lebih dari $120 juta. Arthur Andersen mengakui bahwa ia menemukan
adanya pelanggaran kontrak tersebut ketika ia mengaudit King Resources Corporation.
Namun, Arthur Andersen tidak mengungkapkan hal ini kepada FOF karena Arthur tidak
ingin melanggar peraturan Etika AICPA 301 yang melarang pengungkapan informasi
rahasia. Penggugat mengatakan bahwa seharusnya AA mengungkapkan adanya
pembebanan lebih tersebut atau setidaknya mengundurkan diri dari salah satu perikatan
tersebut. Pengadilan menolak gugatan bahwa tergugat tidak memenuhi persyaratan
dalam surat perikatan.
Dalam laporan keuangannya per 31 Desember 1969, FOF membukukan
peningkatan penilaian kembali yang signifikan pada penyertaan sumber daya alam
tertentu. Penilaian ini didasarkan pada transaksi nonarms's length dari penjualan non-
bonafide atas sebagian kecil penyertaan yang sama oleh King Resources Corporation.
Sesuai dengan pedoman yang digunakan, sebenarnya Arthur Andersen tidak dapat
memberikan pendapat WTP atas laporan keuangan King Resources Corporation dengan
adanya penjualan ini. Meskipun demikian, Arthur Andersen tetap memberikan pendapat
tersebut. Arthur Andersen menyatakan bahwa laporan mereka atas King Resources
Corporation tidak menjadi penyebab penilaian kembali FOF dan bahwa mereka tidak
mengetahui adanya penjualan non-bonafide tersebut sebelum laporan diterbitkan.
Para juri berpendapat bahwa Arthur Andersen bertanggungjawab karena ikut
membantu dan bersekongkol dalam pelanggaran hukum dan kecurangan karena tidak
mau mengungkapkan pengalahgunaan mereka atas kesalahan King Resources
Corporation terhadap FOF. Selain itu para juri juga menyatakan bahwa Arthur Andersen
bersalah atas pelanggaran kontrak karena mereka tidak mematuhi apa yang mereka
nyatakan secara spesifik dalam surat perikatan kepada FOF. Penggugat mendapatkan
ganti rugi sebesar $81 juta. Dalam kasus ini hakim selanjutnya menurunkan nilai
kerugian tersebut sampai jumlah yang tidak diungkapkan.

B. Permasalahan

1. Apakah layak kantor Arthur Andersen di Denver mengaudit King Resources dan
terlibat dalam audit Fund of Funds NRPA investasi? Identifikasi keuntungan dan
kerugian dari perikatan ini untuk Arthur Andersen.
2. Menurut hakim dalam kasus Fund of Funds, Arthur Andersen dapat memilih untuk
mengundurkan diri dari keterlibatan Fund of Funds ketika menemukan harga yang
berlebihan yang dikenakan pada reksa dana oleh King Resources. Arthur Andersen
berpendapat bahwa mengundurkan diri pada saat itu tidak akan memberikan
keuntungan Fund of Funds. Apa kamu setuju? Mengapa atau mengapa tidak? Apakah
Pedoman Perilaku Profesi merekomendasikan tindakan dalam situasi ini?
3. Selama audit Fund of Funds tahun 1968, partner perikatan audit memutuskan bahwa
penilaian kembali aset reksa dana setelah transaksi Fox-Raff tidak mempengaruhi
NAV secara signifikan. Apakah Anda yakin itu keputusan yang tepat? Pertahankan
jawaban Anda. Apa presedennya, jika ada, apakah keputusan tersebut menetapkan
audit Funds of Funds di kemudian hari?
4. Pada persidangan kasus Fund of Funds, Arthur Andersen mempertahankan pernyataan
bahwa dewan direksi klien bertanggung jawab untuk mereview dan akhirnya
menyetujui transaksi revaluasi. Apakah Anda setuju dengan posisi itu? Mengapa
hakim menolak argumen ini?
5. Selama audit King Resources pada tahun 1966, Arthur Andersen menaruh
kepercayaan yang signifikan pada surat representasi yang ditandatangani oleh John
King. Surat itu menunjukkan bahwa penjualan Blakely-Wolcott merupakan transaksi
arms length. Apa tujuan utama yang ingin dicapai auditor dengan mendapatkan surat
representasi dari manajemen klien? Seberapa kompeten bukti audit yang diberikan
oleh surat representasi?
6. Bukti tambahan apa yang bisa diperoleh Arthur Andersen untuk mengevaluasi
keabsahan transaksi revaluasi Arktik?
7. Bahas unsur-unsur pembuktian umum yang harus diajukan penggugat saat
mengajukan tuntutan hukum berdasarkan Securities Exchange Act of 1934.
Diskusikan secara singkat bukti yang dapat diajukan oleh pengacara Fund of Funds ke
pengadilan untuk menetapkan masing-masing elemen bukti tersebut.
8. Hakim dalam kasus Fund of Funds mengkritik kualitas opini audit yang diberikan
oleh Arthur Andersen pada laporan keuangan Fund of Funds tahun 1969 sebagai
"tidak cukup lama dan tidak cukup lengkap untuk menghindari kerusakan Fund of
Funds yang substansial." Draft laporan audit akan sesuai dengan laporan keuangan
Fund of Funds tahun 1969, dengan standar pelaporan audit sekarang.

C. Pembahasan

1. Layak. Keuntungannya: Auditor dapat memperoleh lebih banyak informasi terkait


dengan transaksi diantara King Resources Company dengan Fund of Funds yang
dapat mendukung dalam pengambilan keputusan profesional.
Kerugiannya: Jika tidak berhati-hati dan menjaga perilaku profesional, auditor dapat
terjebak didalam konflik etika antara menjaga kerahasiaan dengan perilaku
profesional.
2. Menurut Aturan 301 dari Pedoman Perilaku Profesional AICPA, CPA seharusnya
tidak mengungkapkan informasi rahasia klien tanpa persetujuan dari kliennya.
Namun, Peraturan 301 tidak membebaskan CPA untuk menjalankan kewajiban
profesionalnya yang lain. Misalnya, dalam Peraturan 201 Kode Perilaku Profesional
AICPA, auditor diwajibkan untuk memperhatikan due professional care selama
penyelesaian semua layanan dan mendapatkan informasi yang cukup dan memadai
untuk memberikan dasar dalam pengambilan keputusan profesional. Selain itu, dalam
Pedoman Perilaku Profesional AICPA tentang konflik etika dikatakan bahwa jika
terjadi konflik yang tidak dapat diselesaikan oleh auditor, auditor dapat berkonsultasi
dengan badan profesional dan ahli hukum yang tepat. Namun, jika konflik etika tetap
tidak terselesaikan, auditor kemungkinan besar akan melanggar satu atau lebih
peraturan jika dia tetap terkait dengan masalah yang menciptakan konflik. Dengan
demikian, auditor harus mempertimbangkan dengan tepat untuk mundur atau tidak
dari perikatan tersebut.
Arthur Andersen mengakui bahwa mereka melakukan "pengumpulan informasi"
mengenai penjualan King Resources Company (KRC) kepada FOF untuk audit FOF
pada tanggal 31 Desember 1968. Arthur Andersen berpendapat bahwa mereka tidak
mengungkapkan biaya KRC kepada FOF karena menjaga kerahasiaan klien
mereka(KRC). Namun, dengan berbuat demikian, mereka mengabaikan due
professional careuntuk FOF. Selain itu, seharusnya Arthur Andersen tidak
mengabaikan begitu saja hal tersebut dan melakukan konsultasi dengan badan
profesional dan ahli hukum yang tepat. Namun, jika tetap tidak terselesaikan, Arthur
Andersen dapat mengundurkan diri dari perikatan tersebut sebagaimana yang
dinyatakan dalam Pedoman Perilaku Profesional AICPA.
3. Menurut kami tidak benar, karena meski hanya ada dari bukti laporan keuangan
perusahaan King Resources yang diaudit oleh salah satu partner Andersen, ia tetap
dapat mengungkap hal tersebut. Berdasarkan kode etik akuntan seksi 140 mengenai
kerahasiaan disebutkan pada poin :
140.1 Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap akuntan profesional untuk tidak
mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis kepada pihak di luar kantor akuntan atau organisasi tempatnya
bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika
terdapat hak atau kewajiban secara hukum atau profesional untuk
mengungkapnya.
Maka tidak dapat dibenarkan jika pihak andersen menyatakan tidak ada kejanggalan
atas transaksi saham FOF dengan Fox Raff. Tetapi untuk menjaga kerahasiaan dan
menjaga skeptisisme, pihak andersen membuat memo untuk melakukan revaluasi nilai
pasar saham dengan cara menjual kepada perusahaan arctic dengan acuan harga dari
25% saham yang terjual untuk mewakili 75% sisanya yang ditahan.
4. Tidak benar, karena board of director melakukannya atas saran dari andersen untuk
melakukan revaluasi dengan menjual saham di perusahaan Arctic. Seharusnya pihak
andersen memiliki tanggung jawab lebih besar atas keputusan itu meskipun secara
sepihak manajemen juga memiliki tanggung jawab atas setiap kebijakan yang
diambil.
Hakim menolak pembelaan dari andersen karena apabila auditor berpegangan pada
kode etik kerahasiaan, untuk menghadapi masalah tersebut seharusnya auditor :
1. Mendorong salah satu klien untuk melakukan pengungkapan.
2. Mengungkapkan bahwa terdapat beberapa informasi yang tidak sesuai antara
satu klien dengan klien lain.
3. Resign dari salah satu perikatan.
Dan andersen tidak melakukan salah satu dari tiga hal tersebut sehingga hakim
menyatakan bahwa Audit atas perusahaan FOF gagal.
5. Tujuan utama auditor Arthur Andersen meminta surat representasi manajamen klien
dari king resources 1966, adalah untuk meminta tanggapan dari manajemen tentang
temuan yang sudah didapat auditor selama proses audit. Surat representasi adalah
bukti penting tetapi bukti ini tidak membebaskan auditor untuk melakukan verifikasi
terhadap informasi yang tercantum pada surat tersebut. Pada kasus ini Arthur
Andersen menempatkan secara signifikan pada surat representasi yang berisi
mengenai transaksi penjualan Blakely-Wolcott. Surat representasi merupakan bukti
yang kompeten karena surat tersebut dibuat oleh manajemen yang digunakan untuk
menindaklanjuti manajemen letter dari auditor.
6. Didalam kertas kerja audit untuk sumber daya King1966 bahwa Arthur Andersen
sempat mempertanyakan keabsahan transaksi Blakely-Wolcott, dimana transaksi ini
menyumbang hampir 40% dari laba bersih King Resources Company tahun 1966.
Transaksi tersebut melibatkan penjualan properti minyak dan gas oleh king recources
dimana John King telah menegosiasikan dan tidak mengungkapkan terhadap
kesepakatan pembeli property. Dan pada tahun 1970 Arthur Andersen sebelum
menandatangani audit 1969 menemukan bukti tambahan yang menunjukan transaksi
Blakely-Wolcott Curang. Bukti tambahan tersebut di kumpulkan dari John King dan
King Resources Company pada saat menyelesaikan audit pada tahun 1969. Bukti
tambahan tersebut mampu menguatkan bukti mengenai kenaikan besar nilai wajar
Artik.
7. Bukti pengacara Fund of Funds pada tuntutan di bawah Securities Exchange Act of
1934, berdasarkan section 10 peraturan penggunaan perangkat manipulatif dan
penipu, dengan section 10a persyaratan audit
Section 10 A Persyaratan Audit:
(a) Secara Umum - Setiap audit yang diperlukan berdasarkan judul laporan keuangan
emiten oleh perusahaan akuntan publik terdaftar harus mencakup, sesuai dengan
standar auditing yang berlaku umum, yang dapat dimodifikasi atau ditambah dari
waktu ke waktu oleh Komisi
(1) prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai untuk
mendeteksi tindakan ilegal yang akan berdampak langsung dan material terhadap
penentuan jumlah laporan keuangan;
(2) prosedur yang dirancang untuk mengidentifikasi transaksi pihak terkait yang
material terhadap laporan keuangan atau lainnya memerlukan pengungkapan di
dalamnya; dan
(3) evaluasi apakah ada keraguan substansial tentang kemampuan penerbit untuk
terus berlanjut selama tahun fiskal berikutnya.
(b) Persyaratan temuan Audit
(1) Investigasi Dan Laporan Untuk Manajemen. Jika, dalam menjalankan audit
sesuai dengan judul ini yang mana ayat (a) berlaku, perusahaan akuntan publik
yang terdaftar mendeteksi atau menjadi sadar akan informasi yang menunjukkan
bahwa tindakan ilegal (apakah atau tidak dianggap memiliki dampak material
terhadap laporan keuangan emiten) telah atau mungkin telah terjadi, perusahaan
harus, sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum, yang dapat
dimodifikasi atau disempurnakan dari waktu ke waktu oleh Komisi,
(A) (i) menentukan apakah ada kemungkinan tindakan ilegal telah terjadi;
dan (ii) jika demikian, tentukan dan pertimbangkan kemungkinan dampak
tindakan ilegal terhadap laporan keuangan emiten, termasuk efek moneter
kontinjensi, seperti denda, denda, dan kerusakan; dan
(B) sesegera mungkin, beritahukan tingkat pengelolaan penanam modal yang
sesuai dan pastikan bahwa komite audit penerbit, atau dewan direksi penerbit
dengan tidak adanya komite tersebut, diberi informasi memadai sehubungan
dengan tindakan ilegal yang telah dideteksi atau dinyatakan mendapat
perhatian dari firma tersebut selama audit, kecuali jika tindakan ilegal
tersebut jelas-jelas tidak penting.
(2) Tanggung Jawab Atas Kegagalan Untuk Mengambil Tindakan Remedial.
Jika, setelah menentukan bahwa komite audit dewan direksi emiten, atau dewan
direksi penerbit dengan tidak adanya komite audit, diinformasikan secara
memadai sehubungan dengan tindakan ilegal yang telah terdeteksi atau dilakukan
oleh pihak lain. Datang ke perhatian perusahaan dalam proses audit akuntan
tersebut, firma akuntan publik terdaftar menyimpulkan bahwa (A) tindakan ilegal
tersebut berdampak material terhadap laporan keuangan emiten; (B) manajemen
senior belum mengambilnya, dan dewan direksi tidak menyebabkan manajemen
senior melakukan tindakan perbaikan tepat waktu dan tepat sehubungan dengan
tindakan ilegal tersebut; dan (C) kegagalan untuk mengambil tindakan perbaikan
cukup diharapkan untuk menjamin keberangkatan dari laporan standar auditor,
bila dibuat, atau menjamin pengunduran diri dari keterlibatan audit; kantor
akuntan publik terdaftar harus, segera setelah dipraktikkan, melaporkan secara
langsung kesimpulannya kepada dewan direksi.
(3) Notifikasi Kesalahan. Seorang penerbit yang dewan direksi menerima laporan
berdasarkan ayat (2) memberitahukan kepada Komisi dengan pemberitahuan
selambat-lambatnya 1 hari kerja sejak diterimanya laporan tersebut dan harus
melengkapi pembuatan kantor akuntan publik yang terdaftar laporan tersebut
dengan salinan pemberitahuan yang diberikan kepada Komisi. Jika kantor
akuntan publik yang terdaftar gagal menerima salinan pemberitahuan sebelum
berakhirnya masa kerja 1-bisnis yang dibutuhkan, kantor akuntan publik terdaftar
harus (A) mengundurkan diri dari perikatab; atau (B) memberikan kepada Komisi
salinan laporannya (atau dokumentasi laporan lisan yang diberikan) selambat-
lambatnya 1 hari kerja setelah kegagalan tersebut menerima pemberitahuan.
(4) Laporan Setelah Perikatan kembali. Jika publik terdaftar menghitung mundur
perusahaan dari perikatab berdasarkan ayat (3) (A), perusahaan harus, selambat-
lambatnya 1 hari kerja setelah kegagalan penerbit untuk memberitahukan kepada
Komisi berdasarkan ayat (3), memberikan kepada Komisi salinan laporan tersebut
dari perusahaan (atau dokumentasi laporan lisan yang diberikan).
(c) Pembatasan Kewajiban Auditor. Kantor Akuntan Publik yang terdaftar harus
bertanggung jawab dalam tindakan pribadi atas temuan, kesimpulan, atau
pernyataan apapun yang dinyatakan dalam laporan yang dibuat berdasarkan ayat
(3) atau ayat (b), termasuk peraturan yang ditetapkan berdasarkan hal tersebut.
(d) Saksi Sipil Dalam Proses Cepat Dan Desain. Jika Komisi menemukan, setelah
mendapat pemberitahuan dan kesempatan untuk didengar dalam sebuah proses
yang ditetapkan berdasarkan bagian 21C, bahwa sebuah firma akuntan publik
yang terdaftar telah dengan sengaja melanggar paragraf (3) atau (4 ) dari ayat (b),
Komisi dapat, selain memasukkan perintah berdasarkan pasal 21C, menjatuhkan
denda perdata kepada firma akuntan publik yang terdaftar dan orang lain yang
ditemukan oleh Komisi tersebut merupakan penyebab pelanggaran tersebut.
Penentuan untuk menjatuhkan hukuman perdata dan hukuman harus diatur
berdasarkan standar yang ditetapkan dalam pasal 21B.
(e) Preservasi Kewenangan Yang Ada.Kecuali sebagaimana ditentukan dalam
ayat (d), tidak ada bagian ini yang boleh membatasi atau mempengaruhi
kewenangan Komisi berdasarkan judul ini.
(f) Definisi. Seperti yang digunakan dalam bagian ini, istilah 'tindakan ilegal'
berarti tindakan atau kelalaian yang melanggar hukum, atau peraturan atau
peraturan yang memiliki kekuatan hukum. Seperti yang digunakan dalam bagian
ini, istilah '' emiten '' berarti penerbit (sebagaimana didefinisikan dalam bagian 3),
sekuritas yang terdaftar pada bagian 12, atau yang diperlukan untuk mengajukan
dokumen sesuai dengan bagian 15 (d) , atau file tersebut atau telah mengajukan
pernyataan pendaftaran yang belum berlaku efektif di bawah Undang-undang
Keamanan 1933 (15 USC 77a et seq.), dan bahwa hal itu tidak sesuai.
8. Opini audit wajar dengan pengecualian pada kasus tersebut sebelumnya yang telah
sesuai dengan Standar Audit (SA 700) adalah sebagai berikut :

Laporan Auditor Independen

No : 13/PHAA-S/GA/IV/1969

Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan direksi

Fund of Funds Ltd

Kami telah mengaudit laporan keuangan Fund of Funds (Entitas) terlampir, yang
terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca) tanggal 31 Desember 1969, serta laporan
laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan
dan informasi penjelasan lainnya.

Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan


Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan
keuangan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas
pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan
penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung Jawab Auditor


Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan
tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar
Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut
mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang
angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih
bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor
mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan
penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat
sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas
keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup
pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran
estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini wajar dengan pengecualian.

Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian


Entitas tidak mencantumkan harga pasar pada investasi tertentu seperti pada catatan 9.
Penilaian ini telah ditinjau oleh kami untuk memastikan bahwa mereka telah
ditentukan berdasarkan basis yang diuraikan, namun karena kami tidak kompeten
untuk menilai investasi ini, kami tidak mengungkapkan pendapat mengenai valuasi
tersebut.

Opini Wajar dengan Pengecualian


Menurut opini kami, kecuali dampak yang mungkin timbul dari hal yang telah
dijelaskan dalam paragraf Basis Opini Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan
terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
Fund of Funds Ltd tanggal 31 Desember 1969, serta kinerja keuangan dan arus kasnya
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia.

Arthur Andersen & Co.

Anda mungkin juga menyukai