Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Permainan Kolase

2.1.1 Definisi Permainan Kolase

Keterampilan kolase merupakan kemampuan seseorang dalam

menempelkan benda yang berupa pecahan kulit telur potongan kertas, atau

biji-bijian pada bidang gambar yang menghasilkan sebuah karya seni yang

menarik, membuat kolase dibutuhkan koordinasi mata dan tangan serta

konsentrasi sehingga kolase cocok untuk melatih anak dalam meningkatkan

kemampuan motorik halus.

Menurut M.Saleh Kasim (2008) kolase adalah menggambar dengan

teknik tempelan. Muharam E (2005) menyatakan bahwa kolase adalah teknik

melukis dan mempergunakan warna kepingan benda lain yang ditempelkan.

Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun

kepingan warna yang dioles lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar.

Budiono (2005) menyatakan bahwa kolase sebagai artistic yang dibuat

dari bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar. Sumaryo (2008)

menyatakan bahwa keterampilan kolase merupakan aktivitas yang penting dan

kompleks. Berbagai unsur rupa yang berbeda karakternya dipadukan dalam

suatu komposisi untuk mengekspresikan gagasan artistik atau makna tertentu.

Susanto M (2008) menyatakan bahwa kata kolase yang berasal dari

bahasa Inggris yaitu collage yang berarti merekat. Selanjutnya kolase

dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain
cat seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit telur, biji dan lain sebagainya

kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya.

Kolase adalah keterampilan melengkapi gambar menggunakan bahan-

bahan berwarna, biji-bijian, atau stiker. Dengan bermain kolase, anak belajar

untuk menyelesaikan masalah yang mengasyikkan yang membuat anak tanpa

sadar sebenarnya sedang dilatih untuk memecahkan sebuah masalah. Bila anak

mampu menyelesaikannya, akan mendapat kepuasan tersendiri. Dalam dirinya

tumbuh kepercayaan diri kalau dia mampu menyelesaikannya dengan baik.

Kepercayaan diri sangat positif untuk menambah daya kreativitas anak karena

membuat anak tidak takut dalam menghadapi atau melakukan sesuatu

(Sugiarto, 2008).

2.1.2 Sejarah Permainan Kolase

Kolase memiliki sejarah yang vital dan panjang sebagai seni

kebudayaan kuno sebelum akhirnya muncul kembali sebagai bentuk seni rupa

kontemporer pada abad ke 20. Pada kebudayaan masa lampau di Eropa, Asia

dan Amerika, segala macam dari material yang biasa ditemui sehari-hari

sering digabungkan dan ditransformasi menjadi benda-benda simbolik sebagai

kenang-kenangan atau bahkan hanya dijadikan dekorasi sebagai elemen estetis

semata-mata seperti bentuk-bentuk visual yang terbuat dari korek api, sedotan,

biji-bijian, atau bulu-bulu burung dan binatang lainnya.

Belum lama ini, para Neo-Expressionist juga mempergunakan kolase

pada permukaan yang telah dilukis sebelimnya. Seperti contoh Julian Schnabel

yang memasang peralatan makan pada kanvasnya yang telah di lukis. Jeff

Koons juga melanjutkan menginterprestasikan kultur budaya pop dengan

eksplorasinya pada balon panjang yang ditarik dan diikat sehingga menyerupai
bentuk-bentuk binatang. Kolase juga sangat berhasil mengekspresikan

pandangan para Postmodern tentang waktu yang tidak linear dimana setiap

rangka masa lalu dapat overlap ke masa depan ataupun sebaliknya dengan cara

yang tidak beraturan sekalipun. Hal ini yang menyebabkan para penikmat

karya sebaiknya membutuhkan pemahaman tentang konteks asli benda

tersebut sebelum dijadikan kolase dan artian barunya setelah dijadikan kolase

dan gabungan dengan elemen-elemen lain sehingga menjadi suatu karya baru

yang utuh.

2.1.3 Macam-macam Kolase

1). Assemblage adalah suatu bentuk kolase tiga dimensional yang

bentuk visualnya memiliki uang yang cukup luas dan jauh dari

dua dimensi.

2). Collagraphy adalah suatu bentuk kolase yang merupakan perkembangan

metode cetak tradisional dengan ilmu kolase sendiri. Collagraphy

melewati suatu proses mencetak melalui plat seni grafis.

3). Cubomania adalah tipe kolase yang dibuat dengan menggunting suatu

gambar menjadi bentuk kotak-kotak atau bentuk geometris seragam

lainnya yang nantinya akan ditata dan disusun kembali secara teratur

maupun tidak teratur.

4). Decollage adalah suatu jenis kolase yang merupakan perpanjangan proses

dari kolase standar. Ketika suatu kolase selesai dibuat lalu kolase tersebut

disobek-sobek dan dibentuk kembali menjadi kolase baru, maka kolase

baru tersebut akan mempunyai bentuk visual yang berbeda dengan

kolase sebelumnya. Proses dua kali kolase ini yang dinamakan yang
dinamakan decollage dan biasanya menghasilkan suatu komposisi baru

yang tidak dapat tertebak dan mengutamakan unsur spontanitas di

dalamnya.

5). Paper collage adalah suatu bentuk kolase berbahan dasar kertas. Walaupun

banyak terdapat variasi dari paper collage namun semuanya bermula dari

dua bahan dasar yang simple, yaitu kertas dan lem. Sangat populer karena

sangat mudah dalam pengerjaannya dan material yang sangat mudah

ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti kertas koran, surat-surat

pribadi dan lain sebagainya.

2.1.4 Manfaat Permainan Kolase

1. Merangsang motorik halus anak

Kemampuan motorik halus adalah perkembangan yang melibatkan

gerak otot-otot kecil kepada anak untuk melatih daya motorik halusnya

dan pada dasarnya perkembangan motorik halus bertujuan untuk

mengembangkan kematangan saraf dan otot. Aktivitas ini cukup

menantang, walaupun nampaknya sederhana namun bahan yang tipis ini

cukup sulit dan dapat merangsang motorik halus (Hirawan, 2014: 89).

Anak dengan praktik langsung menggunting, mengambil, menempel dapat

merangsang keterampilan motorik halus anak dan jari jemarinya akan siap

untuk diajak belajar menulis.

2. Melatih konsentrasi

Menempel bahan material tidak mudah, anak harus berkonsentrasi dan

tenang dalam menempelkan di atas pola karena selain memilih warna anak

juga harus memegang bahan yang tipis.


3. Mengenal warna

Dalam pemilihan bahan material teknik tempel (kolase) warna tidak

monoton atau hanya dengan satu warna. Agar menarik hasilnya, maka

bahan material menggunakanwarna yang berwarna-warni. Selain

tujuannya untuk memperindah hasil, warna yang warna-warni sebagai

media pengenalan warna kepada peserta didik.

4. Terapi

Dalam kegiatan menggambar dengan teknik tempel (kolase), anak

dituntut untuk menyelesaikan tugasnya, yaitu menempelkan bahan

material ke atas pola hingga selesai. Hal ini merupakan bentuk dari rasa

tanggung jawab dalam menyelesaikan masalahnya. Kemarahan atau

kekecawaan yang biasanya ditunjukkan dengan memukul atau

membanting, kini bisa dialihkan dengan bermain kolase. Sehingga Anak

dapat mengekspresikan perasaannya dan mampu bekerja sama dengan

petugas kesehatan selama dalam perawatan (Supartini, 2004).

5. Melatih ketekunan dan percaya diri

Jika menggambar dengan teknik tempel (kolase) ini selesai dikerjakan,

maka biasanya akan keluar kata-kata Alhamdulillah Aku selesai

menyelesaikan kolasenya!, Asyik Aku telah menyelesaikannya dan

sebagainya, ini adalah bentuk dari rasa percaya diri.

2.1.5 Bahan-bahan kolase

a. Bahan dari alam

Yaitu bahan dasar yang bersumber dari alam, misalnya :

Anda mungkin juga menyukai