Anda di halaman 1dari 4

Introvert

Introvert adalah ciri kepribadian yang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk lebih
melihat ke dalam dirinya sendiri, sehingga orang-orang introvert lebih fokus terhadap apa yang
ada dalam pikirannya, terhadap perasaannya, dan suasana hatinya, ketimbang terhadap hal-hal
lain di luar dirinya (layaknya seorang yang ekstrovert).
Mereka yang digolongkan sebagai introvert, pada umumnya, memiliki sifat yang tenang,
pendiam, dan mawas diri.
Orang introvert bukanlah orang yang tidak mau bersosialisasi dengan orang lain. Ada kalanya
mereka menikmati waktu berkumpul dan bersosialisasi dengan orang lain, selama lingkungan
tersebut merupakan lingkungan yang cukup dikenalnya, dan ia merasa cukup nyaman dengan
orang-orang di lingkungan tersebut.
Namun, orang-orang introvert merasa ia melepaskan banyak energi saat bersosialisasi dengan
banyak orang. Berbeda dengan orang ekstrovert yang justru mendapatkan energi saat berinteraksi
dan bersosialisasi dengan banyak orang.
Karena menghabiskan banyak energi saat berada dalam lingkungan yang ramai (banyak orang),
orang introvert terkadang membutuhkan waktu sendiri untuk memulihkan kembali energinya itu.
Setelah menghadiri suatu acara pesta atau berada dalam lingkungan yang dihadiri banyak orang
misalnya, orang introvert biasanya merasa perlu untuk me-recharge lagi energinya dengan cara
menghabiskan banyak waktu sendiri.
Istilah introvert dan ekstrovert pertama kali dipopulerkan oleh Carl Jung lewat karyanya.
Introvert-Ekstrovert juga menjadi satu dari empat area utama yang diidentifikasi oleh tes MBTI
(Myers-Briggs Type Indicator).
Menurut berbagai teori kepribadian, seseorang tidak sepenuhnya introvert ataupun ekstrovert.
Sebagian dari diri mereka bersifat introvert dengan derajat tertentu dan sebagian lagi
menunjukkan kecenderungan ekstrovert dengan derajat yang tertentu pula. Namun, tetap ada sisi
introvert atau ekstrovert yang dominan.
Ciri Umum Orang Introvert
Berikut ini adalah beberapa ciri umum yang dimiliki oleh mereka yang termasuk ke dalam
golongan introvert:
Sangat sadar (kenal) dengan dirinya sendiri
Penuh dengan pemikiran-pemikiran
Menikmati dalam proses memahami detail
Tertarik untuk mengetahui dan memahami dirinya
Cenderung untuk menyimpan emosinya sendiri, tidak suka berbagi akan apa yang dirasakannya.
Tenang dan pendiam dalam sebuah kelompok bilamana ia tidak familiar dengan kelompok itu.
Namun, dengan kelompok yang familiar dan sangat dikenalnya, seorang introvert bisa
menunjukkan sisi sosialnya dengan suka berkumpul dan bergaul di tengah kelompok tersebut.
Biasanya lebih nyaman untuk berkumpul dengan teman atau orang-orang yang cukup dekat
dengannya untuk meningkatkan dan mempererat hubungannya dengan orang-orang yang dekat
dengannya tersebut.
Hal tersebut berbeda dengan orang ektrovert yang suka hadir ke acara-acara yang ramai, seperti
pesta misalnya, untuk bertemu dengan orang-orang baru.
Lebih suka untuk belajar melalui pengamatan
Tingkah Laku Orang Introvert
Para ilmuwan mengatakan bahwa seseorang dengan ciri kepribadian introvert lebih cenderung
memiliki kelompok kecil teman. Sementara ekstrovert justru sebaliknya, mereka umumnya
memiliki jaringan pertemanan yang luas.
Orang introvert lebih hati-hati dalam memilih teman, bukan berarti mereka memilih-milih teman,
hanya saja bagi mereka berteman bukan hanya sekedarnya saja, namun lebih dari itu, berteman
bagi orang introvert adalah membangun relasi atau hubungan yang lebih bermakna dengan orang
lain.
Oleh karena itu, hubungan pertemanan yang terjalin pun cenderung mengarah pada hubungan
yang sangat mendalam bagi introvert.
Orang introvert lebih menyukai perbincangan dengan sedikit orang, namun dengan bahasan yang
mendalam. Mereka lebih menyukai perbincangan yang penuh makna ketimbang basa-basi.
Hal tersebut bukan berarti introvert hanya mau berteman dengan yang introvert saja, namun
mereka juga bisa menjalin hubungan pertemanan dengan orang yang ekstrovert. Sebaliknya,
orang ekstrovert cenderung lebih menyukai untuk memilih teman dari kalangan ekstrovert juga.
Ada kalanya orang introvert mampu menghabiskan waktu sendirian di rumah, sambil membaca
buku, mendengarkan musik, atau melakukan hobi lainnya di rumah. Ia tidak akan merasa bosan
dengan hal-hal tersebut. Ia justru jadi tambah bersemangat dan bisa lebih fokus setelah
menghabiskan banyak waktu sendiri.
Hal ini berbeda sekali dengan tingkah laku orang ekstrovert yang umumnya ingin selalu
menghabiskan banyak waktunya dengan banyak orang, dan merasa jenuh, bosan, atau bahkan
jadi tidak bersemangat bila tidak bertemu banyak orang.
Menurut beberapa studi, orang introvert cenderung lebih mudah untuk tidak fokus (terganggu
konsentrasinya), terutama di lingkungan yang ramai (banyak orang). Itulah sebabnya, mengapa
mereka yang introvert terkadang lebih membutuhkan waktu dan suasana yang tenang dan tidak
terlalu ramai.
Seorang introvert cenderung berpikir dahulu sebelum bicara, sedangkan ekstrovert sebaliknya.
Orang introvert ingin terlebih dahulu mengerti sepenuhnya mengenai sesuatu hal sebelum
mereka mengutarakan pendapatnya atau menjelaskan mengenai hal itu.
Introvert belajar melalui proses pengamatan. Sementara seorang ekstrovert lebih menyukai untuk
mengungkapkan pendapatnya secara langsung, dan belajar melalui proses trial and error.
Introvert Tidak Sama Dengan Pemalu
Orang introvert kerap kali dicap sebagai seorang yang pemalu. Padahal tidak demikian adanya.
Introvert berbeda dengan pemalu. Seorang pemalu terkesan tidak aktif dalam pergaulan karena
memiliki ketakutan akan penilaian negatif tentang dirinya. Sementara orang introvert terkesan
tidak aktif dalam pergaulan karena memiliki kecenderungan untuk lebih tenang dan pendiam,
bukan karena takut atau malu. Dua hal tersebut tidaklah sama, bahkan sangat berbeda.
Untuk lebih jelasnya, Kamu bisa melihat contoh orang introvert yang tidak pemalu, yaitu Bill
Gates. Apakah Bill Gates seorang yang pemalu? Agaknya kita semua sepakat untuk mengatakan
bahwa Bill Gates bukanlah seorang pemalu, meski dia seorang introvert.
Hal yang sebaliknya dijumpai pada Barbra Streisand, dia adalah seorang ekstrovert yang pemalu.
Barbra kerap mengalami ketakutan sebelum dirinya tampil bernyanyi di atas panggung, padahal
dia seorang ekstrovert yang menyukai untuk berada di tengah orang banyak.
Meskipun begitu, adalah hal yang wajar jika introvert sering dikaitkan dengan sifat pemalu,
karena orang pemalu (yang ekstrovert) bisa menjadi introvert dan orang introvert (yang tidak
pemalu) bisa menjadi pemalu.
Orang pemalu sering menemukan ketidaknyamanan ketika dirinya berada di lingkungan sosial,
karena ia khawatir dengan penilaian orang-orang disekitar terhadap dirinya, sehingga ia kerap
menarik diri dari lingkungan sosial dan menemukan adanya kenyamanan saat sendiri. Di situ lah
ia yang pemalu (dan ekstrovert) bisa berubah menjadi seorang yang introvert. Sementara orang
introvert (yang bukan pemalu) bisa berubah menjadi pemalu jika ia sering menerima kesan dari
orang lain bahwa ada sesuatu yang salah pada dirinya.
Apakah menjadi introvert itu tidak baik?
Tak dapat dipungkiri bahwa banyak orang yang beranggapan sifat-sifat dari karakter introvert itu
merupakan sesuatu yang kurang baik.
Banyak juga yang berpendapat bahwa yang lebih baik itu adalah tipe karakter seperti orang
ekstrovert yang senang berkumpul dengan banyak orang, senang bertemu orang-orang baru,
cenderung memiliki pergaulan yang luas, dan lebih terbuka dengan perasaannya.
Namun, apakah memang benar seperti itu?
Sesungguhnya tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk di antara keduanya (introvert dan
ekstrovert). Keduanya merupakan bentuk atau tipe karakter, bukanlah perkara baik atau buruk.
Anggapan bahwa karakter introvert tidak lebih baik dari ektrovert mungkin saja muncul akibat
lebih banyaknya populasi (jumlah orang) di dunia ini yang berkarakter ektrovert.
Diperkirakan, populasi/jumlah orang ektrovert dengan introvert di dunia ini memiliki
perbandingan 3 : 1. Artinya, orang ektrovert memang jauh lebih banyak jumlahnya daripada
orang introvert.
Karena jumlah yang lebih banyak dan dominan tersebut, maka mungkin saja melahirkan
anggapan bahwa karakter-karakter yang seperti orang ektrovertlah yang jauh lebih baik, karakter
seperti orang ektrovertlah yang lebih umum (yang seharunya), bukan karakter seperti orang
introvert yang karena jumlahnya jauh lebih sedikit jadi terlihat aneh dan tidak umum
dibandingakan kebanyakan orang.
Dampak dari anggapan baik-buruk karakter introvert-ekstrovert tersebut kadang kala membuat
orang introvert merasa dirinya kurang diterima dalam pergaulan. Hal-hal yang seperti ini kadang
membuat orang introvert yang pada dasarnya bukan seorang pemalu, menjadi karakter introvert
yang pemalu.
Orang introvert terkadang merasa seperti dipaksa berubah oleh orang lain untuk menjadi karakter
lain yang bukan dirinya.
Anggapan orang lain bahwa karakter introvert itu tidak umum, cenderung aneh, dan ada sesuatu
yang salah, terkadang membuat orang introvert seperti merasa dituntut untuk berubah menjadi
karakter yang dianggap lebih benar, yaitu karakter ekstrovert.
Hal ini tentu saja tidak tepat, karena tiap individu memiliki tipe kepribadian dan karakter
tersendiri, di mana ia membutuhkan kondisi atau situasi tertentu sesuai karakternya itu agar bisa
lebih semangat dan positif dalam hidup.
Coba bayangkan, seseorang introvert dipaksa untuk selalu nyaman dengan lingkungan sosial
yang ramai, bertemu orang-orang baru, aktif dan banyak bicara dengan orang baru tersebut, atau
bahkan dituntut untuk lebih terbuka tentang diri dan kehidupannya dengan banyak orang. Tentu
saja hal tersebut terasa sangat tidak nyaman bagi orang introvert. Bukannya jadi lebih positif,
hal-hal yang bukan dirinya itu justru membuat orang introvert menjadi lebih tidak bersemangat.
Oleh karena itu, tidak ada baik-buruk untuk tipe introvert-ektrovert. Yang benar adalah, kedua
jenis karakter tersebut seharunya bisa saling memahami dan menghargai karakter masing-masing
satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai