Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

DAN DASAR NEGARA INDONESIA

TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN OLEH:

FAHROZI NPM: 163510863

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan ................................................................................................ 3
1.4 Manfaat ................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4
2.1 Pengertian Pancasila ............................................................................. 4
2.2 Sejarah Perumusan dan Lahirnya Pancasila ........................................ 4
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia ..................................... 4
2.4 Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia .......................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, sejak era sebelum penjajahan,


era kemerdekaan hingga era reformasi sekarang ini, telah menimbulkan kondisi
dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi tuntutan itu
ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan
bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai ini
dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan. Semua itu tumbuh menjadi
kekuatan yang mampu mendorong proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dalam wadah nusantara.

Semangat perjuangan bangsa yang tidak kenal menyerah telah terbukti pada
perang Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Semangat perjuangan bangsa tersebut
dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa dan
keikhlasan untuk berkorban. Landasan perjuangan ini menjadi nilai-nilai
perjuangan bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut menjelma berupa semangat yang
menjadi kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan perilaku heroik
dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan, dan kemauan yang luar
biasa. Semangat perjuangan bangsa inilah yang harus dimiliki oleh setiap warga
negara dalam segala zaman, situasi dan kondisi. Karena nilai-nilai perjuangan
bangsa itu selalu relevan dan handal serta efektif sebagai landasan memecahkan
setiap permasalahan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam perjuangan fisik merebut,


mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan telah mengalami pasang surut sesuai
dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semangat
perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal ini
disebabkan antara lain pengaruh globalisasi. Era globalisasi ditandai oleh kuatnya
pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional dan negara-negara maju
yang ikut mengatur percaturan perpolitikan, perekonomian, sosial budaya serta
pertahanan, dan keamanan global. Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai
konflik kepentingan, baik antara negara maju dan negara berkembang, antara
negara berkembang dan lembaga internasional, maupun antara negara berkembang.
Di samping itu, isu global yang meliputi demokratisasi, HAM, dan lingkungan
hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional. Globalisasi juga ditandai oleh
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang
informasi, komunikasi, dan transportasi. Hal ini membuat dunia menjadi transparan
seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa mengenal batas negara. Kondisi ini
menciptakan struktur baru, yaitu struktur global. Kondisi ini akan mempengaruhi
struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta akan
mempengaruhi pola pikir, pola sikap, pola tindakan masyarakat Indonesia.

Pada akhirnya, kondisi tersebut akan mempengaruhi kondisi mental


spiritual bangsa Indonesia. Dengan demikian, globalisasi melahirkan suatu
perubahan struktur dan tatanan kehidupan baru di dunia ini. Perubahan itu terasa
begitu cepat, sehingga tatanan yang ada di dunia ini berubah. Di sisi lain, tatanan
yang baru belum terbentuk. Juga akibatnya, sendi-sendi kehidupan yang selama ini
di yakini kebenarannya menjadi usang. Masyarakat dan pemerintah suatu negara
berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup serta kehidupan generasi
penerusnya secara berguna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna
(berkaitan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik).

Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi hari-


hari depan mereka yang selalu berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika
budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional. Pemerintah perlu membuat
tindakan yang signifikan agar tidak menuju suatu kondisi yang lebih
memprihatinkan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan pemerintah dalam
menjaga nilai-nilai panutan hidup dalam berbangsa dan bernegara secara lebih
efektif yaitu melalui bidang pendidikan. Adapun upaya di bidang pendidikan yaitu
dengan mengadakan perubahan-perubahan di bidang kurikulum, yang diharapkan
mampu menjawab problem transformasi nilai-nilai tersebut.

Sejarah indonesia juga menunjukan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh


rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk
mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Melestarikan kesaktian Pancasila itu, perlu usaha secara nyata dan


penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian
dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan
kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu
memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut dan agar dalam penulisan ini
penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah :
1. Bagaimana Awal Sejarah Terbentuk dan Perumusan Pancasila ?
2. Bagaimana Pancasila Menjadi Ideologi Bangsa ?
3. Bagaimana Pancasila Bisa Menjadi Dasar Negara Indonesia ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
2. Untuk memahami Pancasila sebagai ideologi bangsa
3. Untuk mengetahui Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menambah wawasan mengenai Pancasila
2. Menambah wawasan mengenai ideologi negara Indonesia
3. Menambah wawasan mengenai sejarah perumusan Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Pancasila berasal dari bahasa sanskerta Panca yang berarti Lima dan Sila yang
berarti Nilai yang jika diartikan Lima Nilai. Pancasila merupakan salah satu filsafat
yang merupakan hasil dari pencerminan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa
Indonesia.

2.2 Sejarah Perumusan dan Lahirnya Pancasila

Pada bulan 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan


Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden
Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya dr.
Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang,
"Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?".

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat
usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yaitu :

A. Pancasila menurut Mr. Moh Yamin.


Adalah yang disampaikan di dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945
isinya sebagai berikut :
Prikebangsaan;
Prikemanusiaan;
Priketuhanan;
Prikerakyatan;
Kesejahteraan Rakyat
B. Pancasila menurut Ir. Soekarno.
Yang disampaikan pada tangal 1 Juni 1945 di depan sidang BPUPKI, sebagai
berikut :
Nasionalisme/Kebangsaan Indonesia;
Internasionalisme/Prikemanusiaan;
Mufakat/Demokrasi;
Kesejahteraan Sosial;
Ketuhanan yang berkebudayaan;
Presiden Soekarno mengusulkan ke-5 Sila tersebut dapat diperas menjadi
Trisila yaitu:
Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme;
Sosio Demokrasi : Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat;
Ketuhanan YME.
Dan masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi menjadi
Ekasila atau Satusila yang intinya adalah Gotong Royong.
C. Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22 Juni 1945
rumusannya sebagai berikut :
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya;
Kemanusiaan yang adil dan beradab;
Persatuan Indonesia;
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan;
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia;

Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu panitia kecil untuk
merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara berdasarkan pidato yang
diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Dan juga untuk menjadikan
dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka. Dari
panitia kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni
1945 yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta.

Kesimpulan dari bermacam-macam pengertian pancasila tersebut yang sah


dan benar secara Konstitusional adalah pancasila yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 45, hal ini diperkuat dengan adanya ketetapan MPRS NO.XXI/MPRS/1966
dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan bahwa pengucapan,
penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI yang sah dan benar adalah
sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia

Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea
yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti
ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan
buah pikiran atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).

Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan


sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta
menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang
dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,
serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm


used for any group of ideas concerning various political and aconomic issues and
social philosophies often applied to a systematic scheme of ideas held by groups or
classes artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai
bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan
bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh
kelompok atau lapisan masyarakat.

Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi


filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia
Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap
sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.

Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis radikal


itu kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang
mengandung suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan dasar,
asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam rangka perumusan
satu negara Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.

Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian diberi
status atau kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi
persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat Pancasila itu berfungsi sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima dan didukung oleh seluruh bangsa
atau warga Negara Indonesia.

Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian


kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah
fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat
sampai ke daerah-daerah.

Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala macam
nilai-nilai sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh
seluruh masyarakatnya. Sebagai ideologi bangsa, maka keberadaannya selalu
diimplementasikan ke dalam perilaku kehidupan dalam rangka berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat. Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila dalam
ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya sudah mencakup gambaran pembentukan
karakter manusia Indonesia yang ideal, sebagai mana yang diharapkan para
penggali dari pancasila itu sendiri. Gambaran pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya itu, dapat diilustrasikan sbb :

Pada Sila Pertama tersirat bagaimana manusia Indonesia berhubungan dengan


Tuhannya atau kepercayaannya.

Pada Sila ke-Dua tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap hidup
dengan orang lain sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak
hingga dia bisa bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan
mahkluk lainnya yaitu binatang.
Pada Sila ke-Tiga menerangkan bagaiama manusia Indonesia menciptakan suatu
pandangan betapa pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai
berai seperti pada pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh.

Pada Sila ke-Empat telah menegaskan bagaimana manusia Indonesia


mengimplementasikan cara bersikap dan berpendapat serta memutuskan sesuatu
menyangkut kepentingan umum secara bijak demi kelangsungan kehidupan
berdemokrasi yang terlindungi antara menyuarakan hak dan kewajibannya
berimbang dalam meng-implementasikan nya.

Pada Sila ke-Lima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia mewujudkan suatu


keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri.

Dari penjabaran kelima sila tersebut di atas, maka sudah sepantasnya bahwa
Pancasila beserta kelima silanya itu layak dijadikan sebagai pandangan dan
pegangan hidup serta dijadikan sebagai pembimbing dalam menciptakan kerangka
berpikir untuk menjalankan roda demokratisasi dan diimplementasikan dalam
segala macam praktik kehidupan menyangkut berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat di dalam Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. maka
mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat
imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan
taat kepadanya.

Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak
menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain
pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum.

Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan


Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi
mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-
cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan
kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa.
Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup
dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat
mengikat. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya
sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara
Republik Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi
Negara.

2.4 Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1 Juni
1945 adalah di mengandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia
merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan
kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar
itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan
politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya.

Sidang BPPK telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar
negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal
18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI,
Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung
unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan
negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.

Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-


persoalan yang timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan perkembangan
negara harus didasarkan atas dan berpedoman pada UUD. Peraturan-peraturan yang
bersumber pada UUD itu disebut peraturan-peraturan organik yang menjadi
pelaksanaan dari UUD.

Dasar formal kedudukan pancasila dasar Negara Republik Indonesia tersimpul


dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV. Pengertian kata dengan berdasarkan
kepada Hal ini secara yuridis memiliki makna sebagai dasar negara. Walaupun
dalam kalimat terakhir pembukaan UUD 1945 tidak tercantum kata pancasila
secara eksplisit namun anak kalimat dengan berdasar kepada ini memiliki makna
dasar negara adalah pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis
sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia itu disebut
dengan istilah pancasila. Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan negara
bahwa tujuan utama dirumuskannya pancasila adalah sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Oleh karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar
Negara Republik Indonesia.

Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai
seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara
sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut,
maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR,
Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan
lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah
pula sejiwa dan sejalan dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Isi
dan tujuan dari peraturan perundang-undangan Republik Indonesia tidak boleh
menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber
hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat, jurisprudensi,
hakim, ilmu pengetahuan hukum).

Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melaui sidang istimewa tahun
1998, mengembalikan kedudukan pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia yang tertuang dalam Tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu, segala
agenda dalam proses reformasi, meliputi berbagai bidang lain mendasarkan pada
kenyataan aspirasi rakyat (Sila 1V) juga harus mendasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila diharapkan mampu untuk


membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dari sekarang.
Ideologi juga diharapkan mampu untuk membangkitkan kesadaran bangsa. Setiap
pengambilan keputusan harus berdasarkan ideologi negara Indonesia yaitu
Pancasila. Supaya dalam pengambilan keputusan keputusan tidak keluar dari aturan
dan kaidah negara Indonesia.

Tidak hanya negara yang menganut ideologi Pancasila, tetapi juga masyarakat
Indonesia, masyarakat Indonesia dalam bertingkah laku juga harus berpedoman
teguh pada ideologi Pancasila supaya cita-cita yang diharapkan oleh masyarakat
tersebut dapat terwujud dengan benar.

Dan merupakan suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas
fundamen yang kuat, dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu
bukanlah meniru suatu model yang didatangkan dari luar negeri. Dasar negara kita
berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, Pancasila adalah
penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak
dahulu hingga sekarang.

Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya


memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh
bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat universal dan akan
mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara kesatuan Republik
Indonesia secara kekal dan abadi.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

https://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan_Pancasila

https://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila

http://www.langkahpembelajaran.com/2014/11/makalah-pancasila-sebagai-
ideologi.html

Anda mungkin juga menyukai