Anda di halaman 1dari 3

Review Jurnal Psikologi

Nama: Ni Luh Putu Nina Idelia Aryantha Putri No. Mhs: 1402205028

Kenneth A.
Penulis/Peneliti Dodge, Jennifer Godwin, dan Grup Peneliti Penanganan
Permasalahan

Tahun 2013
Judul Dampak Intervensi Preventif dari Proses
Sosial-Informasi terhadap Perilaku Antisosial Remaja

Nama Jurnal Jurnal Psikologi Sosial 1


Volume & Hal 6 halaman
Website http://www.sagepublications.com
Diakses tgl 22 Agustus 2014

Latar Belakang Intervensi preventif dari perilaku sosial remaja yang identik dengan proses
sosial kognitif mulai dari sekolah dasar dimana hal ini terlihat dari perlakuan
kekerasan fisik, penganiayaan, penolakan sosial usia sebaya serta perilaku anti
sosial. Berdasarkan penemuan empiris ini, maka para peneliti memilih upaya
preventif dari proses sosial-kognisi, sebab telah banyak pelatihan-pelatihan
(sosial-kognitif) yang memecahkan permasalahan antisosial dan mengarahkan
anak menuju pergaulan sosial yang kompeten dan perilaku tidak agresif.
Adapun penelitian ini menguji hipotesis dari pengaruh intervensi proses sosial-
kognitif di kelas 1 sampai kelas 5 yang dapat memediasi pengaruh intervensi
yang kuat dalam perilaku antisosial setelah kelas 9.
Landasan Teori Selama fase SD (Kelas 1-5), anak dari keluarga yang diintervensi
menerima pelatihan ketrampilan sosial-kognitif, les akademis, dan
pelatihan pula bagi orang tua mereka. Program berlangsung selama 2 jam yang
mencakup latihan kemampuan bersahabat secara sosialkognitif. Demikian
pula pelatihan terjadi di kelas tempat dimana anak-anak SD bersekolah dari
kelas 1 sampai kelas 5. Selama kelas 6 sampai kelas 9, para peneliti memantau
dan membahas perkembangan remaja yang bermasalah dengan
pertemuan kelompok orang tua dan anak-anak. Perilaku Antisosial seringkali
terjadi pada tingkat kelas 9 atau pada usia remaja. Perilaku antisosial tersebut
nampak dalam 25 macam kasus seperti pengrusakan properti, pencurian,
penyerangan dan penggunaan narkoba (Huizinga & Elliott, 1986).Berdasarkan
perilaku-perilaku antisosial remaja, maka peneliti menciptakan empat sub-skala
dari 25 item yang kemudian digunakan untuk membuat konstruksi laten
perilaku antisosial remaja.

Metode: Pertama, pengaruh yang kuat dari perilaku antisosial di kelas 9 secara
Subjek signifikan terjadi dengan pengaruh intervensi dalam permusuhan-bias atribusi
di kelas 4 dan kelas 5 dan 13% pengaruh intervensi dalam perilaku antisosial
dimediasi dengan perkembangan bias atribusi. Kedua, pengaruh intervensi
dalam respon kompeten generasi diukur setelah kelas 1, secara signifikan
dimediasi pengaruh kuat intervensi antisosial dengan 14% pengaruh dalam
perilaku antisosial dimediasi dengan perkembangan respon generasi. Terakhir,
pengaruh intervensi dalam evaluasi respon agresif di kelas 4 dan kelas 5 secara
garis besar dimediasi pengaruh intervensi daam perilaku antisosial dengan 9%
pengaruh intervensi dalam perilaku antisosial dimediasi dengan respon
evaluasi.
Instrumen Instrumen yang digunakan adalah dengan mengadakan pelatihan selama 2 jam
dengan anak-anak sehingga mengetahui keadaan sosial-kognitif dari anak
tersebut
Metode Perilaku antisosial pada remaja seringkali nampak dalam agresifitas tingkah
Analisis laku mereka. Namun para peneliti meyakini bahwa perilaku tersebut bukan
karena sebab yang terjadi karena pengaruh tingkatan usia dan pengaruh
lingkungan, tetapi kecenderungan pengaruh kuat adalah dari proses kognitif
sosial remaja ketika masih kanak-kanak. Oleh sebab itu, demi meminimalisir
pengaruh yang meluas, maka penekanan terhadap intervensi preventif proses
sosial-kognitif merupakan dasar penelitian ini.
Hasil Konstruksi perilaku antisosial telah diperkirakan sebagaimana fungsi mula-
mula anak, yakni skor resiko, jenis kelamin, ras,kelompok, tempat, dan
mediator. Merangkum temuan untuk dampak tugas acak dengan
kondisi intervensi pada masing-masing tujuh konstruksi sosial-kognitif. Empat
dari tujuh konstruksi intervensi proses sosial-kognitif memiliki dampak yang
signifikan dibandingkan konstruksi kelima yang
memiliki dampak kecil. Intervensi terkait dengan keterampilan emosi-
pengakuan yang lebih tinggi, permusuhan rendah-bias atribusi, respon yang
lebih kompeten generasi, dan evaluasi responyang mendevaluasi agresi.
Pembahasan/Diskusi Berdasarkan intervensi preventif proses sosial-kognitif, Fast Track, maka
para peneliti menemukan dampak positif mengenai perbaikan dalam perilaku
antisosial pada remaja, yakni perlunya peningkatan atribusi yang ramah dari
provokasi rekan sebaya, peningkatan generasi yang responsif
dan kompeten terhadap permasalahan sosial, dan perbaikan hasil evaluasi
agresi yang merugikan. Beberapa penemuan proses intervensi sosial-kognisi
ketika anak-anak ini pun memberikan bekal perilaku secara khusus bagi remaja
demi intervensi dan perkembangannya di seluruh rentang kehidupan. Atau
dengan kata lain melalui mekanisme psikologis dalam pengalaman
hidup yang disimpan sebelumnya, maka berfungsi
untuk mewakili sikapinternal perilaku yang kemudian.

Permasalahannya kini, sejauh mana intervensi Fast Track menunjukkan hasil


yang maksimal masih perlu dinilai lebih lanjut karena merupakan sebuah
proses jangka panjang. Oleh sebab itu perlu adanya penelitian-penelitian
selanjutnya demi peningkatan intervensi perilaku antisosial. Sebab
penelitian ini memiliki tiga keterbatasan, yakni uji mediasi yang tetap
mengandalkan korelasi antara proses sosial-kognitif di SD dan hasil perilaku
antisosial sampai delapan tahun kemudian;kemungkinan jalur yang
beragam untuk subkelompok yang berbeda; dan keterbatasan waktu yang
memadai. Tetapi penemuan dalam penelitian ini sangat mungkin menjadi dasar
dalam mencapai tujuan perilaku jangka panjang apabila para peneliti
selanjutnya menggunakan pertimbangan untuk meningkatkan proses sosial-
kognitif dalam jangka pendek. Dasar-dasar seperti proses penciptaan atribusi
yang ramah tentang orang lain (bukan bermusuhan) dan intervensi anak-anak
dalam mengolah informasi

Komentar Perilaku antisosial pada remaja seringkali nampak dalam agresifitas tingkah
laku mereka. Namun para peneliti meyakini bahwa perilaku tersebut bukan
karena sebab yang terjadi karena pengaruh tingkatan usia dan pengaruh
lingkungan, tetapi kecenderungan pengaruh kuat adalah dari proses kognitif
sosial remaja ketika masih kanak-kanak. Oleh sebab itu, demi meminimalisir
pengaruh yang meluas, maka penekanan terhadap intervensi preventif proses
sosial-kognitif merupakan dasar penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai