MIOMA UTERI
PEMBIMBING:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
petunjukNya, kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul case MIOMA
UTERI.
Kasus ini di buat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik di bagian ilmu
Penyakit kebidanan dan kandungan RSUD Ketileng. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada para konsulen, khususnya dr.
Suwignyo Sp.OG yang telah memberikan bimbingan pada kami sehingga kami dapat
menyeleaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih memiliki
banyak kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak. Kami berharap semoga kasus ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam bidang anestesi khususnya dan bidang
kedokteran pada umumnya.
Penulis
2
KASUS PASIEN OBSTETRI
NIM : 030.04.071
I. IDENTITAS PASIEN
Umur : 43 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Pedurungan
II. ANAMNESIS
Pasien merasakan badannya panas dingin saat datangnya nyeri disertai nyeri
ulu hati dan sesak nafas namun tidak mual atau pun muntah. Pasien mempunyai sakit
maag sejak muda.
Sebelumnya sudah pernah sakit seperti ini dan gejalanya hilang dengan obat-
obatan dari puskesmas. Pasien di diagnosa mioma uteri 1 tahun yang lalu. Tidak ada nyeri
tenggorokan, batuk pilek maupun nyeri kepala. Buang air kecil pasien normal tetapi
pasien sudah 3 hari tidak buang air besar.
Riwayat Haid
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
4
Riwayat Perkawinan
Riwayat Obstetri
P3A0
I. 1989/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/3,5 kg/sehat
II. 1996/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/4,0 kg/sehat
III. 2000/bidan/aterm/spontan/bidan/perempuan/3,0 kg/sehat
Riwayat KB
DM : disangkal
Hipertensi : disangkal
Penyakit jantung : disangkal
Alergi : disangkal
Asma : disangkal
Hemorroid : disangkal
DM : disangkal
Hipertensi : disangkal
Penyakit jantung : disangkal
Alergi : disangkal
5
Asma : disangkal
Riwayat Gynekologi
Pasien di diagnosa Mioma Uteri pada tahun 2011 oleh dokter spesialis kandungan
Riwayat Operasi
Pasien mengaku belum pernah menjalani operasi sebelumnya
Pemeriksaan Umum
Berat Badan : 85 kg
Tanda-tanda Vital
Nadi : 96x/mnt
Suhu : 36,5oC
Pernafasaan : 20 x/menit
6
Status generalis:
Kepala : normosefali.
Mata : pupil isokor, konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, refleks
Mulut : tidak sianosis, uvula di tengah, faring tidak hiperemis, lidah kotor
Payudara : simetris kanan-kiri, areola mammae tidak retraksi, tidak teraba massa
Abdomen : supel cembung, teraba massa 10 cm, bising usus (+) normal, nyeri
Status Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+
7
Ostium Uteri Externum : menutup
Pasien datang ke RSUD Ketileng dengan keluhan menstruasi yang tidak berhenti
sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit, keluar darah segar beserta berongkolannya
sebanyak kurang tiga pembalut per hari disertai nyeri di perut kiri bawah. Nyeri
dirasakan menjalar sampai ke punggung belakang dan nyeri bertambah hebat saat
menstruasi.
Pada pemeriksaan vaginal toucher, fluxus (+), Corpus Uteri sebesar telur
bebek.
P3A0 U43th
Hipertensi grade 1
Obesitas
VII. PERENCANAAN
1. Perencanaan Diagnostik
USG, MRI
2. Rencana Terapi
a. Terapi medisinal
Monitor KU, TTV, PPV
Bed Rest
Infus RL
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Inj. Ibuprofen 3x1 amp
Amlodipin 1x10mg
9
b. terapi operatif
Miomektomi
Histerektomi
VIII. PROGNOSIS
IX. FOLLOW UP
1. 16 Mei 2013
T: 140/90mmHg N: 96x/m
S: 36,5 R: 20x/m
R. haid:
R. obstetri: P3A0
I. 1989/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/3,5 kg/sehat
II. 1996/bidan/aterm/spontan/bidan/laki-laki/4,0 kg/sehat
III. 2000/bidan/aterm/spontan/bidan/perempuan/3,0 kg/sehat
RPD: -
RPK: -
R. KB: -
St. Internus:
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+
V.U.V : dalam batas normal
Ostium Uteri Externum : menutup
Portio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak
rapuh, nyeri goyang (-)
Corpus Uteri : sebesar telor bebek
Adnexa parametrium : tidak ada kelainan
Cavum Douglas : tidak ada kelainan
2. 17 Mei 2012
T: 110/70mmHg N: 76x/m
S: 36,5 R: 20x/m
St. Internus:
11
Ekstremitas : odem -/-, akral dingin -/-
BAB/BAK : +/+
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+
V.U.V : dalam batas normal
Ostium Uteri Externum : menutup
Portio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak
rapuh, nyeri goyang (-)
Corpus Uteri : sebesar telor bebek
Adnexa parametrium : tidak ada kelainan
Cavum Douglas : tidak ada kelainan
3. 18 Mei 2012
T: 130/90mmHg N: 88x/m
S: 36,5 R: 20x/m
St. Internus:
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+
V.U.V : dalam batas normal
12
Ostium Uteri Externum : menutup
Portio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak
rapuh, nyeri goyang (-)
Corpus Uteri : sebesar telor bebek
Adnexa parametrium : tidak ada kelainan
Cavum Douglas : tidak ada kelainan
4. 19 Mei 2012
T: 130/80mmHg N: 84x/m
S: 36,5 R: 20x/m
St. Internus:
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+
V.U.V : dalam batas normal
Ostium Uteri Externum : menutup
Portio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak
rapuh, nyeri goyang (-)
Corpus Uteri : sebesar telor bebek
Adnexa parametrium : tidak ada kelainan
Cavum Douglas : tidak ada kelainan
13
Ass: P3A0 U43th
Mioma uteri, kista ovarii
Hipertensi grade 1
Obesitas
5. 20 Mei 2012
T: 100/80mmHg N: 96x/m
S: 36,5 R: 20x/m
Keluhan:
St. Internus:
St. Gynekologi:
Fluor/fluxus : -/+
V.U.V : dalam batas normal
Ostium Uteri Externum : menutup
Portio : sebesar jempol tangan, permukaan licin, kenyal, tidak
rapuh, nyeri goyang (-)
Corpus Uteri : sebesar telor bebek
Adnexa parametrium : tidak ada kelainan
Cavum Douglas : tidak ada kelainan
14
6. 21 Mei 2012
T: 140/90mmHg N: 96x/m
S: 36,5 R: 20x/m
Keluhan: -
St. Internus:
St. Gynekologi:
15
Tinjauan Pustaka
1. MIOMA UTERI
PENDAHULUAN
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot
polos, jaringan pengkat fibroid dan kolagen. Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang
terbanyak pada organ reproduksi wanita. Kejadian mioma uteri sebesar 20-40% pada
wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan sering menimbulkan gejala klinis berupa
menorrhagia dan Disenorea. Selain itu mioma juga dapat menimbulkan kompresi pada
traktus urinarius, sehingga dapat menimbulkan gangguann berkemih maupun tidak dapat
menahan berkemih. Penatalaksaan mioma dapat dilakukan dengan pemberian obat-
obatan (medisinal) maupun secara operatif. Pemberian GnRH analog merupakan terapi
medisinal yang bertujuan untuk mengurangi gejala perdarahan yang terjadi dan untuk
mengurangi ukuran mioma. Penatalaksanaan operatif terhadap gejala-gejala yang timbul
atau adanya pembesaran massa mioma adalah Histerektomi. Di Amerika serikat
diperkirakan 600.000 Histerektomi dilakukan tiap tahunnya. Dengan semakin
berkembangnya teknologi kedokteran, tindakan operatif pada mioma uteri dapat
dilakukan dengan bantuan alat Laparoskopi maupun Histeroskopi.
DEFINISI
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot
polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Beberapa istilah untuk mioma uteri antara
lain fibromioma, miofibroma leomiofibroma, fibrolaeomioma, fibroma dan fibroid.
ETIOLOGI
Mioma uteri berasal dari sel otot polos miometrium,menurut teori onkogenik
maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan promotor.
Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma uteri masih belum diketahui dengan
pasti. Dari penelitian menggunakan glucose-6-phospatase dyhidrogenase diketahui
bahwah mioma berasal dari jaringan yang uniseluler. Transformasi neoplastik dari
miometrium menjadi mioma melibatkan mutasi somatikdari miometrium normal dan
16
interaksi kompleks dari hormon steroid, sex dan growth factor local. Mutasi somatik ini
merupakan peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor.
Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab mioma,
namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari
reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium
sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah dibanding endometrium. Hormon
progesteron meningkatkan aktfitas miotik mioma pada wanita muda namun mekanisme
dan faktor pertumbuhan yang terlibat tidak diketahiu secara pasti. Progesteron
memungkinkan pembesaran tumor dengan cara down-regulation apoptosis dari tumor.
Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matrix ekstra
seluler.
PATOLOGI
Mioma uteri umumnya bersifat multipel, berlobus yang tidak teratur maupun
bentuk sferis. Mioma uteri biasanya berbatas jelasdengan miometrium sekitarnya,
sehingga pada tindakan enukleasi mioma dapat dilepaskan dengan mudah
darimiometruim sekitarnya. Pada pemeriksaan makroskopis dari potongan transversal
berwarna lebih pucat dibanding miometrium disekelilingnya,halus berbentuk lingkaran,
dan biasanya lebih keras dari jaringan sekitarnya, dan terdapat pseudocasule. Mioma
dapat tumbuh disetiap bagian dari dinding uterus. Mioma intramural adalah mioma yang
terdapat di dalam dinging uterus.
Mioma submukosum merupakan mioma yang terdapat pada sisi dalam dari
cavum uteri dan terdapat dibawah endometrium. Mioma subserous adalah mioma yang
terletak di permukaan serosa dari uterusdan mungkin akan menonjol keluar dari
miometrium. Mioma subserous tidak jarangbertangkai dan menjadi mioma geburt. Bila
mioma subserous tumbuh ke arah lateral danmeluar diantara 2 lapisanperitoneal dari
ligamentum larum akan menjadi mioma inrta ligamenter.
17
GEJALA KLINIS
Tanda dan gejala mioma uteri hanyaterjadi pada 35-50% pasien. Gejala yang
disebabkan oleh mioma uteritergantung pada lokasi, ukuran dan jumlah mioma. Gejala
dan tanda yang paling serig adalah :
1. Perdarahan uterus yang abnormal.
Perdarahan uterus yang abnormal merupakan gejala klinis yang paling sering
terjadi dan paling penting. Gejala ini terjadi pada30% pasien dengan mioma uteri.
Wanita dengan mioma uteri mungkin akan mengalami siklus haid teratur yag
maupun tidak teratur. Menorrhagia dan atau mertorhagia serng terjadi pada
penderita mioma uteri. Perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi.
Pada suatu penelitian yang mengevaluasi wanita dengan mioma uteri dengan atau
tanpa perdarahan abnormal, didapat data bahwa wanita dengan perdarahan
abnormal secara bermakna menderita mioma inramural (58% banding 13%) dan
mioma sumukosum (21% bandng 1%) dibanding dengan wanita penserita mioma
uteri yang asimtomatik. Patofisiologi perdarahan uterus yang abnormal yang
berhubungan dengan mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Beberapa
penelitian menerangkan bahwa adanya disregulasi dari beberapa
faktorpertumbuhan dan reseptor-reseptor yang mempunyai efek langsung pada
fungsi vaskuler dan angiogenesis. Perugahan-perubahan inienyebabkan kelainan
vaskularisasi akibatdisregulasi struktur vaskuler di dalam uterus.
18
MEKANISME PERDARAHAN ABNORMAL PADA MIOMA UTERI
1. peningkatan ukuran permukaan endometrium
2. peningkatan vaskularisasi aliran vaskuler ke uterus
3. gangguan kontraktilitas uterus
4. ulserasi endometrium pada mioma submukosum
5.kompresi pada plexus venosus di dalam miometrium
2. Nyeri panggul
Mioma uteri dapat menimbulkan nyeri panggul yang disebabkan oleh karena
degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari mioma yang bertangkai
maupun akibat kontraksi miometrium yang disebabkan oleh mioma subserosum.
Tumor yang besar dapat mengisi rongga pelvik dan menekan bagian tulang pelvik
yang dapat menekan saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang mnyebar ke
bagian punggung dan ekstremitas posterior.
3. Penekanan
Ada mioma uteri yang besar dapat menimbulkan penekanan terhadap organ
sekitar. Penekana mioma uteri dapat menyebabkan angguan berkemih, defekasi
maupun dispareuni. Tumor yang besar juga dapat menekan pembuluh darah vena
pada pelvik sehingga menyebabkan kongesti dan menimbulkan edema pada
ekstremitas posterior.
4. Disfungsi reproduksi
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih belum jelas.
Dilaporkan sebesar 27-40% wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas.
Mioma yang terletak di daerah kornu dapat menyebabkan sumbatan dan gangguan
transportasi gamet dan embrio akibat terjadinya oklusi tuba bilaeral.
Mioma uteri dapat mnyebabkan gangguan kontraksi ritmik uterus yag sebenarnya
diperlukan untuk motilitas sperma di dalam uterus. Perubahan bentuk cavum uteri
karena adanya mioma dapat mnyebabkan disfungsi reproduksi.
Gangguan implantasi embrio dapat terjadi pada keberadaan mioma akibat
histologi endomerium dimana terjadi atrofi karena kompresi massa tumor.
19
MEKANISME GANGGUAN FUNGSI REPRODUKSI DENGAN MIOMA
UTERI
1.ganguan transportasi gamet dan embrio
2. pengurangan kemampuan bagi pertumbuhan uterus
3. perubahan aliran darah vaskuler
4. perubahan histologi endometrium
DIAGNOSIS
Hampir kebanyakan mioma uteri dapat didiagnosa melalui pemeriksaan bimanual
rutin maupun dari palpasi abdomen bila ukuran mioma yang besar. Diagnosa semakin
jelas bila pada pemeriksaan bimanual diraba permukaan uterus yang berbenjol akibat
penonjolan massa maupun adanya pembesaran uterus. Pemeriksaan USG pelvik dan MRI
dapat mendeteksi mioma uteri.
2. Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi (USG), Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat
dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih
bermanfaat untuk mendeteksi kelainain pada rahim, termasuk mioma uteri. Uterus
yang besar lebih baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma
uteri dapat menampilkan gambaran secara khas yang mendemonstrasikan
irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga sangatlah tepat untuk
digunnakan dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri. berikut
contoh gambar USGnya.
20
Hiteroskopi, Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa,
jika tumornya kecil serta bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat
untuk penegakkan diagnosis dan sekaligus untuk pengobatan karena dapat
diangkat.
21
MRI (Magnetic Resonance Imaging), Akurat dalam menggambarkan jumlah,
ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi
dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus
yang tidak dapat disimpulkan.
PENATALAKSANAAN
Secara umum penatalaksaan mioma uteri dibagi atas 2 metode :
1. Terapi medisinal (Hormonal)
Saat ini pemakaian GnRH agonis memberikan hasil untuk memperbaiki gejala-
gejala klinis yang ditimbulkan oleh mioma uteri. Pemberian GnRH agonis
bertujuan untuk megurangi ukuran mioma dengan jalan mengurangi produksi
estrogen dari ovarium. Dari suatu penelitian multisenter didapati data pada
pemberianGnRH agonis selama 6 bulan pada pasien dengan mioma uteri didapati
adanya pngurangan volume mioma sebesar 44%. Efek maksimal pemberian
GnRH agonis baru terlihat setelah 3 bulan. Pada 3 bulan berikutnya tidak terjadi
pengurangan volume mioma secara bermakna.
Pemberian GnR agonis sebelum dilakukan tindakan pembedahan akan
mengurangi vaskularisasi pada tumor sehingga akan memudahkan tindakan
pembedahan.terapi hormonal lainnya seperti kontrasepsi oral dan preparan
progesteron akan mengurangi gejala perdarahan uterus yang abnormal namun
tidak dapat mengurangi ukuran mioma.
2. Terapi pembedahan
Terapi pembedahan pada miomauteri dilakukan terhadap mioma yang
menimbulkan gejala. Menurut Amarican College of Obstetricians and
Gynecologst (ACOG) dan American Society for Reproductive Medicine (ASRM),
indikasi pembedahan pada pasien mioma uteri adalah :
1. perdarahan uterus yang tidak respn dengan terapi konservatif
2. sangkaan adanya keganaasan
3. pertumbuhan mioma pada masa menopouse
4. infertilitas karena gangguan pada cavum uteri maupun adanya oklusi tuba
5, nyeri dan penekanan yang sangant mengganggu
6. gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius
7. anemia akibat perdarahan
22
Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah miomektomi dan histerektomi.
a. Miomektomi
miomektomi sering dilakukan pada wanita yang msih ingin mempertahankan
fungsi reproduksinya. Dewasa ini ada beberapa pliha tindakan untuk melakukan
miomektomi, berdasarkan ukuran dan lokasi dari mioma.Tindakan miomektomi
dapat dilakukan dengan laparotomi histeroskopi maupun dengan laparoskopi.
pada laparotomi dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk mengangka
mioma dari uterus. Keunggulan malakukan miomektomi adalah lapangan
pandang operasi yang lebih luas sehingga penanganan terhadap perdarahan yang
mungkin timbul pada pembedahan miomektomi dapat ditangani dengan segera.
Namun pada miomektomi secara laparatomiresiko terjadi perengketan lebih
besar, sehingga akan mempengaruhi faktor fertilitas pada pasien. Disamping itu
masa penyembuhan paska operasi juga lebih lama sekitar 4-6 minggu. Pada
miomektomi secara histeroskopi dilakukan terhadap mioma submukosum yang
terletak pada cavum uteri. Keunggulan teknik ini adalah masa penyembuhan
paska operasi dalam 2 hari. Komplikasi operasi yang serius jarang terjadi namun
dapat timbul perlukaan pada dinding uterus, ketidakseimbangan elektrolit dan
perdarahan. Miomektomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan
laparoskopi. Mioma yang bertangkai dapat diangkat dengan mudah secara
laparoskopi. Resiko yang terjadi pada pembedahan laparoskopi termasuk
perlengketan, trauma pada organ sekitar seperti usus, ovarium, rektum serta
perdarahan. Sampai saan ini miomektomidengan laparoskopi merupakan
prosedur standar bagi wanita degan mioma yang masih ingin mempertahankan
fungsi reproduksinya.
b. Histerektomi
tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu :
1. laparotomi
2. vaginal
3. laparoskopi.
Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 30% dari seluruh kasus.
Tindakan histerektomi pada pasien mioma uteri merupakan indikasi bila didapat
keluhan metrorrhagia, menorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius
23
dan ukuran uterus sebesar usia kehamila 12-14 minggu.
Histerektomiperabdominal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Total
Abdoiminal Histerektomi (TAH) dan Subtotal Abdominal Histerektomi
(STAH). Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. STAH
dilakukan untuk menghindari resiko operasi yang lebih besar seperti perdarahan
yang banyak, tauma operasi pada ureter, kandung keih dan rektum. Namun
dengan melakukan STAH, kita meninggalkan servix dimana kemungkinan
timbul karsinoma servix dapat terjadi. Menurut penelitian kilkku, 1983 didapat
bahwa terjadiya dyspareunia akan lebih rendah dibanding yang menjalani TAH,
sehingga tetap mempertahankan fungsi seksual.Pada TAH jaringan granulasi
yang timbul pada tungkul vagina dapat menjadi timbulnya sekret vagina dan
perdarahan paska operasi dimana keadaaan ini tidak terjadi pada pasien yang
menjalani STAH.
Histerektomi vaginal secara umum hampir seluruhnya merupakan prosedur
operasi ekstra peritoneal dimana peritoneum yang dibuka sangant minimal
sehingga trauma yang mungkin timbul pada usus dapat diminimalisasi.
Histerektomi vaginal unggul di bidang kosmetik karena perasi tidak melalui
dinding luar abdomen.13 masa penyembuhan pu lebih cepat dibandingkan pada
histerektomi abdominalis.
Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang kedokteran, kini
histerektmi dapat dilakuka dengan menggunakan laparoskopi. Prosedur operasi
dapat berupa miolisis. Miolisis adalah prosedur operasi invasif yang minimal
dengan jalan menghantarkan sumber energi yang berasal dari laser The
neodynium:yttrium aluminium garnet (Nd:YAG) ke jaringan mioma dimana
akan menyebabkan denaurasi sehingga menimbulkan peroses koagulasi dan
nekrosis didalam jaringan yang diterapi. Miolisis efektif untuk mengurangi
ukuran dan devaskularisasi mioma sehingg mengurangi gejala yang terjadi.
Miolisis merupakan alternatif terapi prosedur miomektomi.11 pengangkatan
seluruh uterus juga dapat dilakutan dengan laparoskopi yaitu salah satunya
dengan histerektomi laparoskopi.
24
2. KISTA OVARII
PENDAHULUAN
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak
menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatatakan
adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian
tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan penyakit
yang secara diam-diam menyebabkan banyak wanita tidak menyadari bahwa dirinya sudah
terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar
atau membesar. Kista ovarium juga dapat berubah menjadi ganas dan berubah menjadi
kanker ovarium. Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ov
arium maka seharusnya pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih
lengkap sehingga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan.
DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Tumor kistik ovarium yang bersifat non-
neoplastik disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
KLASIFIKASI
1. Pembagian kista ovarium berdasarkan non-neoplastk dan neoplastik:
a. Non-neoplastik
1) Kista folikel
kista ini berasal dari folokel de-graff yang tidak sampaiberovulasi namun terus
tumbuh menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah
bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim,
melainkan membesar menkadi kista. Cairan di dalam kista jernih dan mengandung
estrogen, lehkarena itu jenis kista ini lebih sering menganggu siklus menstruasi.
Kista ini lambat laun mengecil dan menghilang spotan.
2) Kista korpus luteum
Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain
dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormone
25
ekstrogen dan progesterone dalan jumlah besar sebagai persiapan untuk
pembuahan.
3) Kista teka lutein
Biasanya terjadi pada Mola hidrosakarsinoma dan kadang-kadang tanpa kelainan.
Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan
mikroskopis terlihat luteinisasi sel teka. Tumbuhnya kista ini karena pengaruh
hormon koriogonadotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mola dan
karsinoma, ovarium mengecil spontan.
4) kista inklusi germinal
Biasanya terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Besarnya kurang lebih 1 cm. Kista ini
biasanya tidak sengaja ditemukan pada pemeriksaan histologi ovarium yang
diangkat sewaktu operasi
5) kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasidi ovarium
6) kista sten-levental
Biasanya bilateral dan bersifat polikistik, permukaan licin, kapsul menebaldan
tampak tunika tebal dan fibrotik pada pemeriksaan mikroskopik
b. Neoplastik
26
4) Kista endometroid
Kista ini biasanya inulateral dengan permukaan yang licin; pada dinding terdalam
terdapat suatu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan endomentrium.
5) Kista dermoid
Suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur ektodermal dengan diferensiasi
sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebacea berwarna
putuh kekuningan menyerupai lemak.
2. Pembagian kista berdasarkan lokasi
a. kista bebas (pedunculata)
1) gerakan bebas
2) batas jelas
b. kista intra ligamenter
1) diantara 2 ligamentum
2) gerakan terbatas
3) tampak pembuluh darah yag bersilangan satu sama lain
c. kista pseudo intra ligamenter
1) di luar ligamentum
2) geraknya terbatas karen perlekatan (infeksi, metastase)
3) Gambaran pembuluh darah biasa
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor
ovarium antara lain :
- Wanita yang menderita kanker payudara
- Riwayat kanker kolon
- Diet tinggi lemak
- Merokok
- Minum alkohol
PATOFISIOLOGI
Sampai sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnya diketahui,
tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan
27
dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutkan
bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium ini adalah gagalnya sel telur (folikel)
untuk berovulasi. Fungsi ovarium normal bergantung pada sejumlah hormon dan
kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak memproduksi hormon
hipofise dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk
kista di dalam ovarium.
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipa dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe foliuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Kista folikuler terjadi karena ovarium
yang berisi sel telur ini tidak dapa tterbuka sehingga menimulkan bendungan cairan. Kista
dapa tjuga berisi jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Jenis kista ini disebut
kista dermoid.
GEJALA KLINIS
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar dan
menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala
saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang
panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut yang
muncul bila anda mempunyai kista ovarium:
Perut terasa penuh, berat, kembung
Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
Haid tak teratur
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul bawah
dan paha.
28
Nyeri senggama
Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan kistedenoma musinosa adalah pembedahan. Luasnya operasi
tergantung pada usia pasien. Pada wanita muda, dapat dilakukan kistektomi ovarium,
kemudian dilakukan rekonstruksi ovarium setelah tumor dikeluarkan. Pendekatan yang
sama juga dapat dilakukan pada kistedenoma serosa, tetapi pada wanita berusia diatas 40
tahun, lebih disukai dengan tindakan salpingo-ooforektomi bilateral dan histeroktomi total,
karma perubahan menjadi maligma. Endometrioma dan teratoma benigna biasanya dapat
dilakukan dari jaringan ovarium, demikian juga pada fibroma.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. American Society for Reproductive Medicine. Uterin fibroids.Available at:
http://www.asrm.org
2. Memarzadeh S, Broder MS, Wexler AS, Pernoll ML.Leiomyoma of the uterus. In:
Current obstetric & Gynecologic diagnostik & treatment, Decherney AH, Nathan
L, editors. Ninth edition. Lange Medical Books, New York, 2003.p: 693-701.
3. Thompson JD, Rock JA. Leiomyoma uteri and miomectomi. In: Te Lindes
Operative Gynecology. Lippicott-Raven Publishers, Philadelphia, 1997.p: 731-70.
4. Wattiez A, Cohen SB, Selvaggi L. Laparoskopy hysterektomy.Curr Opin Obstet
Gynecol 2002;14:417-22
5. Benda JA. Pathology of smooth muscle tumor of uterine corpus. ClinObstet and
Gynecol 2001;44:350-63
6. Guaraccia MM, Rein MS. Traditional surgical approaches to uterine fibroids:
abdomonal myomectomy and hysterectomi. Clin Obstet and Gynecol
2001;44:385-400
7. Stoval DW. Clinical Symtomatology of uterune leiomyoma. Clin Obstet and
Gynecol 2001;44:364-71
8. www.blog-dokter,com
9. Hadibroto BR. Mioma uteri: departemen obstetri dan ginekologi fakultas
kedokteran universitas sumatra utara, 2009
10. Wiknjosastro H. Ilmu kandungan, yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
2008 p:336-364
30