Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob adalah seorang
pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Beliau adalah
pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, beliau
basering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri
khasnya.

Dalam menjalani kehidupannya beliau banyak sekali mengalami kegagalan, ketika


mobil yang beliau sewakan mengalami kecelakaan yang sangat parah, beliau kehilangan mata
pencahariannya, tetapi beliau tidap patah semagat. Om Bob kemudian meminta untuk dikirimi
ayam negeri dari temannya, dari situlah awal mula kesuksesan beliau.

Kebanyak orang yang tidak mengenal telur yang dijaul oleh om Bob, kerena memiliki
ukurang yang besar, sehingga banyak orang menolak untuk membeli telur tersebut, akan tetapi
om Bob tidak kehabisan akal, dengan pengetahuan beliau berbahasa asing dan telur tersebut
berasal dari ayam luar negeri, beliau menjual telur tersebut ke orang-orang asing, semakin hari
beliau memiliki banyak pelanggan walupun juga banyak mendapatkan kritikan dari orang lain,
tapi om Bob sadar bahwa dengan kritikan tersebut beliau bisa belajar untuk lebih baik dan
melayani pelanggan dengan sebaik mungkin.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara BOB SADINO menjadi pengusaha sukses di Indonesia?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Bob Sadino

Bob Sadino lahir di Lampung, 9 Maret 1933, atau akrab dipanggil om Bob, adalah
seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Beliau
adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, beliau
sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri
khasnya. Om Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Beliau adalah
anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, om Bob yang ketika itu
berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya
yang lain sudah dianggap hidup mapan. Om Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya
untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, beliau singgah di Belanda dan menetap
selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, beliau bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan
juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, om Bob bertemu dengan pasangan
hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, om Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. beliau membawa serta 2
Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya beliau jual untuk membeli sebidang
tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap beliau simpan. Setelah beberapa
lama tinggal dan hidup di Indonesia, om Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya
karena beliau memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Pekerjaan pertama yang
dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang beliau
miliki, beliau sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika beliau mendapatkan
kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk
memperbaikinya, om Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya
Rp.100. beliau pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, seorang teman menyarankan om Bob memelihara dan berbisnis telur ayam
negeri untuk melawan depresinya. Om Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha
peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Om Bob-
lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Om Bob
menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di
Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang
tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.
Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis om Bob
semakin berkembang. Om Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging
ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, beliau juga merupakan orang pertama yang
menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.

2.2 Awal Mula Usaha Bob Sadino

Modal yang beliau bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu
beliau jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan
Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan,
om Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita
kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. Hati saya ikut hancur, kata om Bob. Kehilangan
sumber penghasilan, om Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau beliau mau,
istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa
menyelamatkan keadaan. Tetapi, om Bob bersikeras, Sayalah kepala keluarga. Saya yang
harus mencari nafkah.

Untuk menenangkan pikiran, om Bob meminta untuk dikirimi kepada temannya yaitu
Sri Mulyono Herlambang 50 ekor ayam ras dari kenalannya. Om Bob memperhatikan
kehidupan ayam-ayam ternaknya. beliau mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup,
tentu manusia pun juga bisa. Sebagai peternak ayam, om Bob dan istrinya, setiap hari menjual
beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, om Bob dan istrinya memiliki
banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan
istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka
mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri om
Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan om Bob yang berambut
perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. beliau selalu
tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek. Bisnis pasar swalayan om
Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-
kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu beliau juga menjalin
kerjasama dengan para petani di beberapa daerah. Om Bob percaya bahwa setiap langkah
sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.

Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Beliau dan istrinya sering jungkir
balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani
mencari dan menangkap peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang,
rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan
dari apa yang telah beliau lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk
membuat rencana sehingga beliau tidak segera melangkah. Yang paling penting tindakan,
kata om Bob. Keberhasilan om Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga beliau
langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, om Bob trampil dan menguasai bidangnya.

Proses keberhasilan om Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu,
kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut om Bob, banyak orang yang
memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu
yang melebihi orang lain. Sedangkan om Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau
mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu om Bob meraih simpati
pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut om Bob, kepuasan pelanggan akan
menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu beliau selalu berusaha melayani pelanggan
sebaik-baiknya. Om Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua
anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama semuanya punya
fungsi dan kekuatan.

2.3 Pengusaha Berdinas Celana Pendek

Pria berpakaian dinas celana pendek jin dan kemeja lengan pendek yang ujung
lengannya tidak dijahit, ini adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang memulai usahanya
benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausaha. Pendiri dan pemilik tunggal
Kem Chicks (supermarket), ini mantan sopir taksi dan karyawan Unilever yang kemudian
menjadi pengusaha sukses.

Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari
cangklongnya ini begitu mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling.
Beliau adalah Bob Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood
dan Kemchick-nya. Beberapa kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar
lebar, meski kadang hanya tampil sebagai figuran.

Penampilannya yang serba cuek itu ternyata sejalan dengan pola pikirnya yang apa
adanya. Sebab, menurutnya, apa yang diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa
adanya itu. beliau menyebut bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir
begitu saja. Yang penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.

Totalitas m Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku jalan hidup yang
telah ditempuhnya.

Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang hanya lulusan SMA ini pernah mengenyam
profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup. Saat masa sulitnya,
beliau pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya mengajaknya memelihara
ayam. Dari sanalah beliau kemudian terinspirasi, bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan
hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur, tentunya manusia juga bisa. Itulah yang
kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. beliau pun kemudian memutuskan
untuk makin menekuni usaha ternak ayam.

Pada awalnya, beliau menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya.
Mereka menjual telur itu awalnya dari pintu ke pintu. Dan, dengan ketekunan dan
kemampuannya menjaga hubungan baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian
usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual telur, beliau lantas menjual aneka bahan makanan.
Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal supermarket Kemchick miliknya. beliau kemudian
juga merambah agribisnis khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi
sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik
dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin membesarkan usahanya hingga beliau
akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.

Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci sukses.
Sebab, beliau percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat,
dan bahkan jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting
adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani
mengambil peluang.

Om Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana
sehingga tidak segera melangkah. beliau mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat
rencana, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan.
Padahal, intinya sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan
pelanggan. Om Bob membuktikan sendiri, beliau yang hanya bermodal nekad, tapi
berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses beliau
pun bisa jadi seperti sekarang. Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja
keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk mewujudkan cita-cita.

Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses asal mau membayar
harga dengan perjuangan tanpa henti. Sosok berambut putih, bercelana pendek ini begitu
mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Beliau adalah Bob
Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya.
Beberapa kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar lebar, meski kadang
hanya tampil sebagai figuran.

2.4 Bob Sadino dan Kewirausahaan

Bob Sadino memberikan beberapa tips untuk mereka yang benar-benar ingin
membangun jiwa enterpreneurship (jiwa kewirausahaan). beliau menyarankan agar orang tidak
belajar jiwa wirausaha di dalam kelas, atau dari mereka yang tidak pernah menggeluti langsung
dunia usaha. Sebab biasanya yang diberikan adalah semua saran yang didasari oleh ketakutan
sehingga segalanya dipermudah dengan ide-ide logis padahal usaha adalah sering tidak
mengikuti urutan dan sistematika berpikir biasa, faktor-faktor-faktor yang kelihatannya
terkontrol padahal sangat sulit menerka gerak dan dinamika pasar, saran-saran yang
berlawanan dengan hukum pasar yang cenderung liar, mengabaikan unsur lain yang justru
sangat penting yaitu naluri pengusaha, dsb. Untuk membangun jiwa wirausaha, Bob menyuruh
kita untuk melihat beberapa hal berikut:

1. Kita harus membebaskan diri kita dari rasa takut.

Inilah halangan terbesar. Inilah alasan terbesar mengapa pendidikan memakan waktu
yang lama, yaitu untuk menghindari kesalahan dan resiko. Tapi justru itulah yang ingin
dipangkas oleh Bob karena ia merasa rasa takut adalah penyebab tidak berkembangnya
enterpreneurship. Kesulitan dan resiko selalu menyertakan peluang. Jadi, jika kita ingin
mengembangkan jiwa enterpreneurship, jangan menghindari resiko.
2. Kita harus membebaskan diri dari tidakan terlalu berharap.

Belum apa-apa sudah membayangkan hitungan khayal tentang keuntungan,


kemudahan, kehebatan dan hasil besar. Jika begini, maka orang mudah kecewa karena ternyata
lapangan mengajarkan yang berbeda. Orang harus belajar menghitung mulai dari angka kecil
tetapi tekun dan komit. Bayangkan sukarnya dan hadapilah kesukarannya.

3. Kita harus bebaskan diri kita dari pikiran sendiri.

Biasaya berupa konsep, keyakinan, anggapan dsb. Belajarlah untuk tidak tahu supaya
pengertian masuk sebanyak-banyaknya. Lepaskan diri dari konsep-konsep, semua harus
dijalani dulu dengan penuh keberanian, nanti ilmu akan datang sendiri. Itulah enterpreneurship
kata Bob. Memang benar, jika kita berhadapan dengan orang yang merasa sudah tahu, kita
kerepotan. Orang tidak mudah berubah karena sudah punya asumsi dulu dalam pikiran. Jadi,
cara termudah mengadopsi teknik baru adalah dengan mengambil posisi belajar, tidak tahu.
Atau merendahkan hati untuk menjalankan sesuatu yang baru. Dengan ketiga kunci tersebut,
Bob berharap mereka calon enterpreneur akan memakai prinsip-prinsip tadi sebagai modal
mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Kata-kata Inspiratif Bob Sadino yang berkenan :

Kunci kesuksesan adalah punya impian, berani mengejar impian itu dan YAKIN.

Kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak
segera melangkah.

Yang Penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.

Setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik.

Uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan
selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bob Sadino adalah sosok yg patut kita teladani. Pemikiran yang sederhana. lugas, dan
jujur membuatnya jadi bos yang sangat disegani oleh anak buah dan orang-orang disekitarnya.
Beliau percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.
Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. beliau dan istrinya sering jungkir balik.
Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan
menangkap peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak
harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang
telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana
sehingga ia tidak segera melangkah. Yang paling penting tindakan.

Keberhasilan om Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga beliau langsung


terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, om Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses
keberhasilan om Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian
praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut om Bob, banyak orang yang memulai
dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang
melebihi orang lain. Sedangkan om Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan
saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu beliau meraih simpati pelanggan dan
mampu menciptakan pasar.

Menurut om Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena
itu beliau selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya. Bob sadino menempatkan
perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling
menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Anda mungkin juga menyukai