Intro
Siapa Ibnul Jauzy
Kelahiran Ibnul Jauzy
Masa Kecil Ibnul Jauzy
Guru-guru Ibnul Jauzy
Kitab-Kitab Ibnul Jauzy
Batas cita-cita adalah tujuan yang masih mungkin dicapai, yang seharusnya menjadi tempat berhenti
seorang yang fakir. Seandainya terbayang oleh seorang manusia untuk naik ke langit, niscaya kau lihat
kepuasannya terhadap bumi, melalui kekurangannya yang paling memalukan. Ibnul- Jauzi.
Nama beliau berikut nasabnya adalah `Abd al-Rahman ibn `Ali ibn Muhammad ibn `Ali ibn `Ubayd Allah
ibn `Abd Allah ibn Hammadi ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Ja`far ibn `Abd Allah ibn al-Qasim ibn al-Nadr
ibn al-Qasim ibn Muhammad ibn `Abd Allah ibn al-Faqih `Abd al-Rahman ibn al-Faqih al-Qasim ibn
Muhammad ibn Abi Bakr al-Siddiq dan juga dikenal dengan nama Abu al-Faraj ibn al-Jawzi al-Qurashi al-
Taymi al-Bakri al-Baghdadi al-Hanbali (509/510-597).
Dia adalah seorang syeikh, Al-Imam, Al-Allmah (ahli ilmu), Al-hafizh, Al-mufassir (ahli tafsir Al- Quran),
Al-muhaddits (ahli hadist), Al-muarrikh (sejarawan), Syeikhul-Islam, sekaligus orang Alim di negeri Irak.
Kelahirannya
Al-Allamah Ibnul-Jauzi lahir di Darbu Habib yang terletak di Baghdad, dan diperselisihkan mengenai
tanggal kelahirannya.
Ada yang mengatakan dia lahir pada tahun 507 H. ada pula yang mengatakan pada tahun 509 H atau
tahun 510 H. Pendapat yang paling tepat adalah dia di lahirkan sesudah tahun 510 H.
Pada nasehat dalam beberapa karangannya, dikatakannya bahwa dia mulai mengarang pada tahun 527
H, Saat berumur 17 tahun. Juga sebagaimana dinukilkan dari dirinya sendiri, pada bagian akhir kitab
Tarikh Baghdad karya Ibnu An- najar, Aku tidak bisa memastikan tahun kelahiranku, hanya saja ayah
ku meninggal pada tahun 514 H. sementara Ibu ku mengatakan bahwa umurku pada saat itu adalah tiga
tahun.Berdasarkan tulisan itu, tahun kelahirannya adalah 511 H atau 1117 M.
Masa Kecil
Ayahnya-Ali bin Muhammad-meninggal saat beliau berumur tiga tahun. Namun hal itu tidak memengaruhi
pertumbuhannya. Dia tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena, Allah telah menggantikannya
ayahnya dengan bibinya sebagai seorang pendidik yang ikhlas, yang memberikan kepadanya segala
kasih sayang dan perhatian, serta dengan tulus melayani dan mengajarinya. Bibinya yang
menggendongnya ke masjid Abu al-Fadhl bin Nashir. Dari Abu al-Fadhl, beliau mendapat seluruh
perhatian dan pendidikan yang baik, hingga Abu al- Fadhl memperdengarkan hadist kepadanya.
Meskipun telah berpisah dengan ayahnya pada masa kanak-kanak, tetapi konsentrasi dan dedikasinya
untuk menuntut ilmu cukup terbantu dengan harta kekayaan ayahnya yang melimpah. Ayahnya telah
mewariskan harta yang amat banyak untuknya.karena itulah, kami melihat beliau rahimahullah banyak
bicara mengenai dirinya dalam kitab. Di dalam kitab-kitab tersebut beliau menjelaskan bahwa dirinya
hidup dalam kemewahan. Dalam kitab Shaid al-Khathir beliau mengatakan :
barang siapa terbiasa dengan kemewahan, maka sepantasnya dia bersikap lunak kepada dirinya sendiri
jika itu memungkinkan. Aku melihat hal ini dari diriku sendiri. Sesungguhnya aku dulu dibesarkan dalam
kemewahan. Tatkala aku mulai mengurangi semua hal dan menjauhi segala keinginan, menderita sakit
yang menghalangiku dari melakukan banyak ibadah. Sehingga pernah dalam beberapa hari, aku hanya
membaca lima juz Al- Quran setiap harinya.
Lalu, aku mengalami hari yang kurang baik sehingga aku tidak mampu menyelesaikan bacaan itu. Dan
aku berkata : Sesungguhnya satu suapan mempengaruhi bacaan Al-Quran lima juz yang setiap
hurufnya mengandung sepuluh khasanah. Sesungguhnya mengambil suapan itu adalah ketaatan yang
besar dan sesungguhnya makanan yang mengakibatkan gangguan pada tubuh sehingga dia terlewat
untuk melakukan kebaikan, sudah sepantasnya dijauhi. Jadi orang yang berakal adalah orang yang
memberikan makanan kepada tubuhnya secara proporsional.
Ketika Ibnu Jauzi telah mencapai kematangan dan kedewasaannya, dia menyadari efek buruk dari
kemewahan terhadap thalabul ilmi. Maka dia mencukupkan dirinya dengan hidup sederhana dan
menganggap mudah segala kesulitan, sambil memikul semua kesukaran dan ujian.
Keinginannya terhadap thalabul ilmi telah membuatnya meninggalkan segala kemewahan , lalu dia fokus
untuk menekuni thalabul ilmi-Dan dia lebih nikmat segala kenikmatan sehingga Ibnul Jauzi
berkommentar mengenai dirinya, dalam fase thalabul ilmi , saya menemui berbagai kesulitan yang
terasa lebih manis dari madu, disebabkan apa yang saya cari dan saya harapkan.
Para ulama yang mulia merasa takjub terhadap kepribadian dan usaha kerasnya yang hebat, sehingga
mereka memuji dan menyanjungnya. Ibnu khalliqan berkata,Sesungguhnya beliau merupakan simbol
pada masanya sekaligus imam dalam bidang hadist dan nasihat. Beliau mengarang dalam bayak bidang
ilmu. Lalu Ibnu Khaliqan menyebutkan beberapa karangan Ibnul-Jauzi dan melanjutkan, secara garis
besar, kitab-kitab karyanya hamper tidak terhitung. Beliau telah menulis tentang banyak hal dengan
goresan penanya, hingga orang-orang memberikan komentar secara berlebihan dalam hal itu dengan
mengatakan, Sesungguhnya jika kitab atau buku yang telah ditulisnya dikumpulkan dan lama umur
beliau di hitung, lalu jumlah buku hasil tulisanya di bagi dengan umur beliau, maka hasilnya tidak kurang
dari Sembilan buku yang beliau tulis dalam sehari.
Ibnu-Jauzi adalah orang yang banyak menelaah buku dan sangat suka membaca. Beliau pernah
bercerita mengenai dirinya bahwa telah 20.000 jilid buku atau lebih beliau telah, dan beliau masih terus
mencari ilmu.
Beliau berkata dalam kitab shaid Al-Khatir, Metode bagi orang yang menginginkan kesempurnaan dalam
menuntut ilmu adalah menelaah berbagai kitab karangan yang berbeda-beda. Jadi, dia harus menelaah
dengan demikian, dia bisa melihat ilmu orang-orang itu dan keluruhan cita-cita mereka yang akan
mengasah pikiran dan jiwanya, serta mendorong tekadnya untuk bersungguh-sungguh.
Tiada satu buku pun yang tidak mengandung pelajaran dan saya berlindung kepada Allah dari perilaku
orang-orang yang sezaman dengan kami. Kamu tidak melihat di antara mereka orang yang mempunyai
cita-cita tinggi yang bisa di jadikan panutan seorang pamula, tiada pula seorang yang wara yang bisa di
ambil nasihatnya oleh orang yang suhud. Demi Allah, kalian harus memperhatikan sirah para salaf dan
menelaah karangan atau kisah mereka. Memperbanyak telaah terhadap kitab mereka sama dengan
melihat mereka.
Dengan telaah yang intensif tersebut, Ibnul-Jauzi mampu mengungguli banyak orang yang semasa
denganya dalam berbagai ilmu pengetahuan dan seni atau teknik. Sehingga beliau bisa membuat tulisan
dalam bidang tafsir, hadis, pengobatan, nasihat, dan masih banyak lagi yang lainya.
Tampak bahwa Ibnul-Jauzi adalah orang yang mahir dalam bidang tafsir, sejarah, nasihat, dan sedang-
sedang saja dalam masalah fiqih. Adapun berkaitan dengan matan hadis, beliau merupakan orang yang
banyak menelaahnya, tapi beliau tidak tepat dalam menetapkan hukum sahih maupun dhaif.
Adz-Dzahabi berkomentar dalam Biografi Ibnul-Jauzi,
Beliau adalah orang yang unggul dalam bidang tafsir, nasihat, sejarah, dan sedang-sedang saja dalam
urusan madzhab. Dalam masalah matan hadis, beliau memiliki pengetahuan yang sempurna. Adapun
dalam urusan pembicaraan mengenai sahih dan dhaifnya hadis, beliau tidak mempunyai kebijaksanaan
yang di miliki oleh para ahli hadis dan tidak pula mempunyai kritik sebaik para hafizh hadis.
Adz-Dzahabi berkomentar dalam at-tarikh al-kabir, menurut kami, Ibnul-Jauzi tidak digelari sebagai
seorang hafizh hadis berdasarkan keahlianya menghafal hadis, tapi didasarkan banyaknya ilmu yang dia
miliki dan karya yang dia tulis.
Madrasah Ibnul-Jauzi :
Beliau mempunyai peran yang sangat besar dan sumbangsih nyata dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Sebuah madrasah telah beliau bangun di Darb Dinar. Di madrasah itu, beliau
mendirikan sebuah perpustakaan besar dan meletakkan buku hasil tulisanya di sana. Beliau juga
mengajar di beberapa madrasah selama beberapa kali, di Baghdad.
Al-Hafiz ad-Dubaisi meriwayatkan dari Ibnul-Jauzi, Beliau termasuk orang yang paling mahir dalam
berbicara, urutan pembicaraannya paling tertata rapi, paling enak bahasanya, paling bagus dalam
memberikan penjelasan, dan di berikan keberkahan pada usia dan amalnya. Beliau meriwayatkan dari
banyak ulama, dan masyarakat mendengar pelajaran dari beliau selama lebih dari empat puluh tahun,
serta beberapa kali beliau membicarakan karya-karyanya.
Jihad beliau tidak sebatas melalui pena dan karya tulis. Beliau pun mempunyai kedudukan yang agung
dan popularitas yang kuat dalam memberikan nasihat, berkhotbah, berdakwah, dan memberikan
bimbingan di tengah orang-orang khusus maupun awam.
Ibnu katsir rahimahullah berkata, Ibnul jauzi memiliki keistimewaan tersendiri dalam tehnik memberikan
nasihat yang belum pernah di samai oleh seorang pun dan ambisinya dalam bidang ini belum ada yang
menyamainya; juga dalam metodenya, bicaranya, kemanisan untaian kalimatnya, kemanjuran
nasihatnya, kedalaman pembahasanya mengenai makna-makna yang indah, pendekatan yang beliau
lakukan terhadap hal-hal asing dan perkara-perkara inderawi yang bisa di lihat melalui ungkapan yang
ringkas lagi cepat di pahami dan di mengerti, dimana beliau menggabungkan banyak makna dalam satu
kalimat ringkas.
Ketika berada di jalan Allah, beliau tidak pernah takut kepada celaan para pengkritik. Majelisnya sering di
hadiri oleh para pimpinan dan khalifah. Pada suatu ketika, saat berkhotbah, beliau menoleh kearah
khalifah al-Mustadhi al-Abbas, seraya berkata, Wahai Amirul Mukminin, jika saya berbicara maka saya
takut kepadamu; jika saya diam maka saya mengkhawatirkan dirimu. Sesungguhnya ucapan seseorang
kepadamu: Bertakwalah kepada Allah; adalah lebih baik bagimu di bandingkan ucapanya kepada kalian:
Kalian, hai Ahlul Bait, telah di ampuni semua. Beliau menambahkan, Umar bin Khatab pernah berkata,
jika smpai kabar kepadaku tentang kezaliman seorang gubernur, lalu aku tidak menindaknya, maka aku
adalah orang yang zalim.
Guru-guru beliau
Ibnul-Jauzi telah mengarang satu buku khusus mengenai para gurunya. Di dalamnya beliau
menyebutkan sekitar delapan puluh orang syeikh. Kami melihat betapa baiknya beliau dalam memilih
guru, karena beliau telah berguru kepada sekelompok tokoh terbaik pada masanya. Pada pendahuluan
buku tersebut, beliau menyebutkan perhatian beliau dalam memilih para guru yang paling unggul dan
paling paham. Beliau berkata, Syeikh kami, Ibnu Nashir membawaku kepada beberapa syeikh, di waktu
aku masih kecil. Ia memperdengarkan kepadaku hadis-hadis ali, menegaskan bahwa aku telah
mendengar hadis-hadis tersebut dengan bukti tertulis darinya, dan memintakan ijazah-ijazah dari mereka
untukku. Tatkala aku telah paham tentang menuntut ilmu, aku tetap berguru kepada beberapa syeikh
yang paling pandai dan mengutamakan para guru periwayatan hadis yang paling paham. cita-citaku saat
itu adalah memperbaiki semangatku, bukan memperbanyak jumlahnya. Di antara guru beliau adalah:
Abu Bakr Muhammad bin Abdul-Baqi bin Muhammad bin Abdullah bin Abdurrahman bin ar-Rabi bin
Tsabit.
Abu Bakr Muhammad bin al-Hasan bin Ali bin Ibrahim, yang terkenal dengan nama al-Muzarrai.
Abu al-Hasan Ali bin Abdul Wahid ad-Dinawari.
Abu al-Fat-h Abdul Malik bin Abi al-Qasim al-Karukhi.
Abu Sad Ahmad bin Muhammad bin al-Hasan bin Ali al-Baghdadi.
Beliau juga berguru pada beberapa guru terbesar hadits dan ahli hukum Hanbali seperti al-Muwaffaq din
Ibnu Qudamah, Ibn al-Najjar, dan Diya 'al-Din al-Maqdisi.
Beberapa Murid
Akhir hayat
Dalam kitabnya Sayd al-khathir, beliau telah membuat satu bab tersendiri dengan judul Al- Ulama Al-
Amilun. Dalam bab tersebut, beliau memuji teman-teman beliau yang berhak mendapat pujian dan
mencela orang-orang yang pantas dicela, lalu berkata, Demi Allah, ikutilah ilmu dengan amal, karena ia
merupakan pokok yang terbesar. Orang miskin yang paling miskin adalah orang yang menyia-nyiakan
umurnya dalam ilmu yang tidak di amalkan. Akibatnya, dia kehilangan kenikmatan dan kebikan akhirat,
sehingga dia datang sebagai orang yang bangkrut yang diiringi kuatnya hujjah yang merugikan dirinya.
Kitab-kitab yang ditulis oleh Ibnul Jauzy mencakup berbagai bidang ilmu, seperti ilmu Al Quran, Teologi,
Fiqih, Sejarah, dan sebagainya.
At-tahqiq
al-Kubra Al-Mawdu'at (bahasa Arab: )
Al-Muntazam fi Tarikh al-Umam - Kumpulan kategori tentang sejarah bangsa-bangsa.
Zaad al Masyrbagian kedua dari tiga karya tafsir pada Quran. seri ketiga yang berjudul "al-Mughni fi al-
Tafsir" hilang.
Ilmu Al-Quran
Muntaqad al-Mu'taqid
Minhaj al-Wusul ila 'Ilm al-Usul, 5 bagian
Bayan Qidam Ghaflat bi al-Qa'il Af'al al-'Ibad
Ghawamidh al-Ilahiyat
Maslak al-'Aql
Minhaj Ahl al-Isaba
Al-Sirr al-Masun
Daf 'Shubhat al-Tashbih, 4 bagian
Al-Radd 'Ala al-Muta'assib al-'Anid
Al-Alqab
Fadha'il 'Umar b. al-Khattab
Fadha'il 'Umar b. 'Abd al-Aziz
Fadha'il Sa'id b. al-Musayyab
Fadha'il al-Hasan al-Basri
Manaqib al-Fudhayl b. 'Ayadh, 4 bagian
Manaqib Bishr al-Hafi, 7 bagian
Manaqib Ibrahim b. Adham, 6 bagian
Manaqib al-Thawri Sufyan
Manaqib Ahmad b. Hanbal
Manaqib Ma'ruf al-Karkhi, 2 bagian
Manaqib Rabi'ah al-'Adawiyya
Muthir al-'Azm al-Sakin ila Ashraf al-Amakin
Safwat al-Safwa, 5 bagian, ringkasan dari Hilyat al-Awliya 'oleh Abu Nu'aym
Minhaj al-Qasidin, 4 bagian
Al-Mukhtar min Akhbar al-Akhyar
Al-Qati 'li al-Lijaj Muhal Muhal bi al-Hallaj, sebuah perlawanan terhadap para pendukung al-Hallaj,
'Li al-Muntadhar Hal Ujalat Syarah al-Khidhr
Al-Nisa 'wa ma adabihin yata'alluq bi
'Ilm al-Hadits al-Manqul fi Anna Aba Bakar Amma al-Rasul
Al-Jawhar
Al-Mughlaq
Sejarah
Fiqih
al-Yawaqit fi al-Khutab
al-Muntakhab fi al-Nuwab
Muntakhab al-Muntakhab
Muntakhal al-Muntakhab
Nasim al-Riyadh
Al-Lu'lu '
Kanz al-Mudhakkir
Al-Azaj
Al-Lata'if
Kunuz al-Rumuz
Al-Muqtabis
Zayn al-Qisas
Mawafiq al-Marafiq
Shahid wa Mashhud
Wasitat al-'Uqud min wa Shahid Mashhud
Al-Lahab, 2 bagian
Al-Mudhish
Saba Najd
Muhadathat al-'Aql
Laqt al-Juman
Al-Muq'ad al-Muqim
Iqadh al-Wasnan min al-Raqadat bi ahwal al-Haywan wal-Nabat, 2 bagian
Nakt al-Majalis al-Badriyya, 2 bagian
Nuzhatul al-Adib, 2 bagian
Muntaha al-Muntaha
Tabsirat al-mubtadi ', 20 bagian
Al-Yaquta, 2 bagian
Tuhfat al-Wu'adh
Berbagai ilmu
Funun al-Albab
Al-Dhurafa wal-Mutamajinin
Manaqib Abi Bakr
Manaqib 'Ali
Fadha'il al-'Arab
Durrat al-Iklil fi al-Tarikh, 4 volume
Al-Amthal
Al-Manfa'ah fi al-madzhab al-Arba'ah, 2 volume
Al-Mukhtar min al-Ash'ar, 10 volume
Ru'us al-Qawarir, 2 volume
Al-Murtajal fi al-Wa'dh
Dhakhirat al-Wa'idh, beberapa volume
Al-Zajr al-Makhuf
Al-Ins wal-Mahabba
Al-Mutrib al-Mulhib
Al-Zand al-Wariy fi al-Wa'dh al-Nasiriy, 2 bagian
Al-Fakhir fi Ayyam al-Imam al-Nasir
Al-Majd al-Salahi
Lughat al-Fiqh, bagian 2
'Aqd fi al-Khanasir Dhamm al-kalifat al-Nasir
Dhamm 'Abd al-Qadir, seorang celaan dari' Abd al-Qadir al-Jaylani
Gharib al-Hadits
Mulah al-Hadis, 2 bagian
Al-Fusul al-Wa'dhiya 'ala Huruf al-Mu'jam
Salwat al-Ahzan, 10 volume
Al-fil-Wa'dh Ma'shuq
Al-Majahlis al-Yusufiyya fil-Wa'dh
Al-Wa'dh al-Maqbari
Qiyam al-Layl, 3 bagian
Al-Muhadatha
Al-Munaja
Zahir al-Jawahir fil-Wa'dh, 4 bagian
Al-al-Khawatim Nuhat, 2 bagian
Al-Murtaqa li manusia Ittaqa
Hawashi 'ala al-Sihah Jawhari
Funun Mukhtashar Ibnu 'Aqil, 10 volume