Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Ikan gabus (Channa striata) termasuk kelompok ikan Channidae yang tersebar dari
wilayah Afrika hingga Asia Tenggara. Menurut Berra (2001), ikan gabus disebut juga Snakehead
fish karena memiliki kepala yang berbentuk seperti ular. Ikan gabus terus mengalami peningkatan
permintaan karena ikan gabus dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan olahan seperti ikan asap,
ikan asin, pempek, dan kerupuk (Makmur et al. 2003; Muthmainah 2013). Daging ikan gabus juga
dipercaya dapat menyembuhkan penyakit (Muntaziana et al. 2003). Kegiatan pembesaran ikan gabus
saat ini banyak dilaksanakan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah, sedangkan benihnya didatangkan
dari wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang merupakan penghasil utama dari ikan
gabus. Adanya perbedaan jarak menyebabkan diperlukannya sistem transportasi untuk menunjang
kegiatan produksi ikan gabus (Nasmi 2016).

Prinsip dari kegiatan transportasi ikan adalah menghasilkan jumlah ikan sehat yang
ditransportasikan dengan kepadatan ikan yang efisien. Metode transportasi benih ikan gabus
yang digunakan oleh penjual benih umumnya masih mengacu pada metode untuk ikan jenis
lain atau dilakukan hanya berdasarkan pengalaman penjual benih. Akibatnya metode yang
digunakan di antara penjual benih menjadi beragam (Wahyu 2015).

Secara umum, transportasi ikan hidup dibagi menjadi dua, antara lain sistem kering dan
sistem basah. Transportasi sistem kering dilakukan dengan cara membius ikan dan diangkut
tanpa menggunakan media air. Namun suhu dan kelembapan media transportasi tetap terjaga
(Sufianto 2008). Sedangkan transportasi sistem basah yaitu transportasi yang menggunakan
media air pada ikan. Transportasi sistem basah dibagi kembali menjadi dua metode yaitu sistem
terbuka dan sistem tertutup. Transportasi sistem terbuka yaitu sistem transportasi yang
menggunakan media air dengan pemberian aerasi secara terus menerus. transportasi ini
dilakukan untuk jumlah ikan yang diangkut relatif sedikit, jarak tempuhnya dekat, serta dalam
waktu yang relatif singkat. Sedangkan pada transportasi sistem tertutup, ikan diangkut dalam
wadah yang tertutup dengan pemberian gas oksigen dalam jumlah yang telah diperhitungkan
sesuai dengan kebutuhan selama pengangkutan (Wibowo 1993).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem transportasi ikan?
2. Apa perbedaan sistem transportasi terbuka dan tertutup?
3. Bagaimana cara melakukan sistem transportasi ikan secara tertutup?
4. Apa keuntungan dan kekurangan sistem transportasi ikan secara tertutup?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu mengetahui definisi dari sistem
transportasi pada ikan, perbedaan dari sistem transportasi terbuka dan tertutup, langkah-
langkah yang diperlukan untuk melakukan sistem transportasi ikan secara tertutup, dan
mengetahui keuntungan dan kekurangan dari sistem transportasi ikan secara tertutup.

Daftar Pustaka

Berra TM. 2001. Freshwater Fish Distribution. San Diego (US): Academic Press. pp. 492-
495.
Makmur S, Rahardjo MF, Sukimin, S. 2003. Biologi reproduksi ikan gabus (Channa striata
Bloch) di daerah banjiran sungai Musi Sumatera Selatan. J Iktio Indones. 3(2): 57-62.
Muntaziana MPA, Amin SMN, Rahman MA, Rahim AA, Marimuthu K. 2013. Present
culture status of the endangered snakehead, Channa striatus (Bloch, 1793). Asian J Anim Vet
Adv. 8(2): 369-375.
Nasmi, Janessa. 2016. Transportasi Benih Ikan Gabus Channa striata dengan Kepadatan
Berbeda pada Media Bersalinitas 3 Ppt. Institut Pertanian Bogor

Sufianto B. 2008. Uji transportasi ikan maskoki (Carassius auratus Linnaeus) hidup sistem
kering dengan perlakuan suhu dan penurunan konsentrasi oksigen [tesis]. Bogor (ID): Institur
Pertanian Bogor.

Wahyu, 2015. Respons Fisiologis Juvenil Ikan Gabus Channa striata Pada Transportasi
Sistem Tertutup. Institut Pertanian Bogor

Wibowo S. 1993. Penerapan Teknologi Penanganan dan Transportasi Ikan Hidup di


Indonesia. Jakarta: Sub BPPL, Slipi

Anda mungkin juga menyukai