Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS DAMPAK OJEK ONLINE

KELOMPOK 4

ARISTA ALANDA 1316030003


IKA FITRIANI 1316030074
MUHAMMAD FAHRUROZI 13
TOBYAS ALVARO 13

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Meningkatnya kegiatan transaksi melalui elektronik mengakibatkan perlu adanya suatu


pengendalian agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan serta meminimalisir risiko yang
mungkin timbul. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengawasi kegiatan
transaksi melalui elektronik adalah melalui pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen
memiliki ruang lingkup yang luas yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi pelaksanaan
pengendalian bagi transaksi elektronik. Ruang lingkup pengendalian manajemen diantaranya:
 Pengendalian Top Manajemen
 Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem
 Pengendalian Manajemen Sumber Data
 Pengendalian Manajemen Keamanan
 Pengendalian Operasional
Berdasarkan uraian di atas maka kami akan membahas mengenai pengendalian
manajemen dengan study kasus pada Go-Jek, dimana Go-Jek melakukan suspend terhadap 7.000
driver yang terbukti melakukan order fiktif.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana driver Go-Jek melakukan order fikif tersebut ?


2. Apa solusi yang tepat dalam permasalahan ini?

C. TUJUAN

Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen. Selain itu bertujuan
untuk mendapatkan pengetahuan mengenai hadirnya ojek online terhadap berbagai lapisan
masyarakat dan solusi mengatasi hadirnya dampak negatif dari ojek online.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kerangkan Kerja Pengendalian Manajemen


Pengendalian Manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya
perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian
manajemen memiliki beberapa ruang lingkup diantaranya:
1. Pengendalian top management adalah sistem pengendalian intern yang ada pada suatu organisasi
yang mendorong keterlibatan, kepedulian dan tanggungjawab pimpinan atas organisasi terhadap
kegiatan teknologi pada organisasi tersebut. Top Management bertanggung jawab untuk
membuat master-plan sistem informasi, meliputi rencana jangka panjang & jangka pendek.
Penyusunan rencana meliputi 3 hal :
 Mengetahui kesempatan dan masalah yang dihadapi organisasi sehingga teknologi
informasi dan sistem informasi dapat digunakan secara efektif
 Mengindentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk menyediakan teknologi dan sistem
informasi yang di perlukan.
 Membuat strategi dan taktik yang diperlukan untuk memperoleh sumber daya tersebut.

2. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem


Pengendalian, pengembangan dan pemeliharaan sistem diperlukan untuk mencegah dan
mendeteksi kemungkinan kesalahan pada waktu pengembangan dan pemeliharaan sistem, serta
untuk menperoleh keyakinan memadai bahwa sistem berbasis teknologi
informasi dikembangkan dan dipelihara dengan cara efesien dan melalui proses otorisasi dengan
semestinya.
3. Pengendalian Manajemen Sumber Data
Di dalam suatu sistem berbasis teknologi informasi, pengendalian sumber data yang baik
adalah :
 User harus dapat berbagi data
 Data harus tersedia digunakan kapan saja, dimana pun, dan dalam bentuk apa pun.
 Sistem manajemen data harus menjamin adanya sistem penyimpanan yang efisien tidak
terjadi redundancy data , adanya data security.
 Data harus dapat di modifikasi dengan mudah.
4. Pengendalian Manajemen Operasi
Pengendalian manajemen operasi merupakan jenis pengendalian internal yang didesain
untuk pengelolaan sumberdaya dan operasi TI pada suatu organisasi. Pengendalian manajemen
disusun dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja organisasi, pendayagunaan sumber daya
informasi, dan pembagian tugas yang bai bagi suatu organisasi yang menggunakan sistem berbasis
teknologi informasi.
5. Pengendalian Manajemen Keamanan
Pengendalian internal terhadap manajemen keamanan dimaksudkan untuk menjamin
agar aset sistem informasi tetap aman. Aset sumber daya informasi mencakup fisik (perangkat
mesin dan fasilitas penunjangnya) serta aset tak berwujud (non fisik, misalnya data/informasi, dan
program aplikasi komputer)
BAB III
PEMBAHASAN

1. Sejarah Go-Jek
GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang
melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim
Tujuan Nadiem Makarim mendirikan GO-JEK adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. GO-JEK telah bermitra dengan sekitar 200.000
pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai
macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan GO-JEK bertumpu
pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. Para Driver GO-JEK mengatakan
bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra, mereka juga
mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat akses ke lebih banyak pelanggan
melalui aplikasi GO-JEK.
GO-JEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung,
Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan dengan
rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang.

2. Cara Melamar Menjadi Mitra Go-Jek


 Syarat Daftar Go-Jek
Syarat yang harus dipenuhi bagi calon pelamar pekerjaan menjadi mitra Go-Jek adalah harus
menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan iantaranya: fotokopi KTP, SIM C, STNK, KK;
surat keterangan domisili apabila KTP dan tempat tinggal berbeda; jaminan asli bpkb/ ijazah
terakhir/ KK/ Akte Lahir/ Buku Nikah; usia maksimal 55 tahun; pendidikan terakhir SMP; serta
saat akan mengikuti seleksi diharapkan membawa motor dan memakai sepatu.

 Cara Daftar Go-Jek


Terdapat beberapa cara agar bisa menjadi mitra Go-Jek yaitu:
 Mendaftar go-jek saat ada pembukaan lowongan driver go-jek
 Cara Melamar Go-Jek Lewat e-mail Go-Jek

3. Sistem Pembayaran Go-Jek


 Sistem bagi hasil
Go-Jek menerapkan sistem bagi hasil 80:20. Artinya, 80 persen buat driver, sedangkan
pengelola Go-Jek mendapat jatah 20 persen saja. Seandainya dapat order dengan tarif Rp 100 ribu,
berarti Rp 80.000 masuk kantong driver. Pengusaha Go-Jek hanya mendapatkan Rp 20.000. Meski
terdapat sistem bagi hasil, umumnya pelanggan Go-Jek lebih banyak daripada pengojek
pangkalan. Dikarenakan pengemudi Go-Jek bisa selalu memantau layar hp untuk mencari
pelanggan yang lagi ingin order. Pelanggan dari Go-Jek ini bisa lebih banyak dari pelanggan ojek
pada tukang ojek pangkalan.
 Asuransi gratis
Pegawai Go-Jek tidak perlu khawatir apabila mengalami kecelakaan, dikaenakan Go-Jek telah
memberikan asuransi dan driver Go-Jek juga tidak perlu membayar premi sendiri.
Bonus buat yang rajin. GoJek menerapkan pemberian bonus bagi driver yang rajin mencari order.
Setiap kali berhasil melaksanakan 5 order, driver Go-Jek akan diberikan tambahan uang Rp
50.000. Kalau semisal 10 order yang didapatkan, berarti driver mendapatkan tambahan uang
sebesar Rp 100.000.
 Bisa dijadikan alternatif tambahan pekerjaan
Driver GoJek sifatnya freelance atau tidak terikat kontrak. Jadi, bisa saja karyawan Go-Jek
hanya mengambil order disaat malam hari dan weekend. Sementara untuk jam pagi-siang bekerja
di kantor.
 Buka peluang investasi
Dengan bertambahnya penghasilan lewat Go-Jek, otomatis memiliki uang lebih dari yang
biasanya digunakan dalam sebulan. Jadi uang tersebut bisa saja dijadikan suatu peluang investasi
meskipun hanya sekedar berada did dalam tabungan.

4. Kasus Pemecatan 7000 karyawan Go-Jek


Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan membuat
ribuan orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya melakukannya sebagai
pekerjaan sampingan sebagai pengendara ojek untuk mendapatkan pendapatan. Semakin
maraknya pengendara ojek online tentunya juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek
online itu sendiri. Alhasil tak sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi
mendapatkan penumpang dengan membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif.
Orderan fiktif tersebut dijalankan dengan menggunakan dua perangkat ponsel berbeda
yang dimiliki oleh sang pengendara Go-Jek. Ponsel pertama yang merupakan milik pribadi
digunakan untuk membuat pesanan. Kemudian ponsel kedua yang diberikan oleh perusahaan
digunakan untuk menerima pesanan tersebut. Setelah pesanan dibuat dan diambil, lantas
pengendara bertindak seolah-olah mengantar sang pemesan, padahal sebenarnya tidak ada yang
memesan alias hanya pengendara yang mengendarai motornya sendiri. Ojek tersebut berlaku
seolah-olah mengantar pelanggan sesuai dengan order fiktif yang telah dilakukannya tadi.
Bos Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, ada sejumlah pengemudi Go-Jek seringkali
melakukan order fiktif. Mereka membuat pesanan melalui aplikasi Go-Jek dengan akun palsu.
"Order itu seolah-olah ada, padahal mereka tidak mengambil order secara nyata, namun menerima
pendapatan jutaan per bulan," katanya saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (2/12). Dia
menjelaskan, hal ini terungkap setelah pihaknya menerima banyak komplain dari pengemudi
Gojek lainnya. "Para Driver Gojek yang jujur ini sangat kecewa dan bingung kenapa driver nakal
tersebut tidak ditindak oleh perusahaan," terangnya.
Hingga akhirnya pihak Go-Jek telah melakukan suspend Go-Jek secara masal kepada
lebih dari 7.000 driver Go-Jek secara nasional. Pihak-pihak yang terkena suspend Go-Jek masal
ini adalah driver-driver yang telah terbukti membuat order fiktif. Pihak Go-Jek telah melakukan
pengamatan cukup lama dan memiliki bukti-bukti yang kuat terhadap setiap individu.
5. Solusi permasalahan Go-Jek
Berdasarkan kasus diatas beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh Go jek dari diskusi yang kami
lakukan adalah :
 Aplikasi yang digunakan oleh konsumen, pengemudi , maupun perusahaan Go jek harus
lebih ditingkatkan terutama bidang keamanan
 Peningkatan pelayanan Custemer Servic untuk mengontrol keluahan baik drai konsumen
maupun driver Go Jek
 Perusahaan Go jek sebaiknya dalam melakukan open recruitment kepegawaian diadakan
suatu tes kualifikasi untuk menyaring calon driver go jek
 Sebaiknya perusahaan Go jek perlu membuat departemen lini baru yaitu departemen
keamanan yang bertugas sebagai pengawas lapangan untuk mengendalikan kecurangan-
kecurangan yang ada
 Perusahaan perlu memberikan tindakan yang tegas baik kepada pegawai maupun driver
yang melakukan kecurangan bisa dengan denda , surat peringatan, maupun pemecatan.
BAB IV
KESIMPULAN

Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan membuat ribuan
orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya melakukannya sebagai pekerjaan
sampingan sebagai pengendara ojek untuk mendapatkan pendapatan. Semakin maraknya pengendara
ojek online tentunya juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek online itu sendiri. Alhasil
tak sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi mendapatkan penumpang dengan
membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif.
Setiap perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan antar seperti halnya Go jek, OK
jek dan sebagainya perlu melakukan sistem pengendalian manajemen dan sistem pengendalian
internal sejak dini agar kecenderungan kecurangan dapat dicegah dan diminimalisir.
Untuk mengatasi akan adanya kasus fraud yang dilakukan oleh para pegawai maupun
driver Go jek perusahaan maka perlu adanaya penegndalian internal yang baik dengan menerapkan
sistem verifikasi independen internal yang dilakukan secara berkala oleh pihak komite auditor
internal.
Pengendalian yang dilakukan harus meliputi :
1. Sistem kerja perusahaan dengan peraturan undang-undang yang ada
2. Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan
3. Sistem pengajian dan pemberian bonus
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ojek
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai