Anda di halaman 1dari 3

Alternatif Model Manajemen

Perubahan [Bagian 2]
Oleh Prof. Dr. H. Faisal Afiff, Spec.Lic.

Model perubahan Kurt Lewin

Model unfreeze-change-refreeze dari Kurt Lewin sering disebut-sebut karena


Lewinlah yang paling awal mempelopori teori ini. Model Lewin ini juga banyak
menginspirasi model manajemen yang dikembangkan kemudian. Kurt Lewin
mengajukan teori tiga tahap perubahan dan sering disebut sebagai pencairan
(unfreeze), perubahan (change) dan pembekuan kembali (freeze or refreeze). Meski
teori tersebut sering dikritik karena dianggap terlalu sederhana, namun model Kurt
Lewin masih sangat relevan dan banyak model perubahan lebih modern lainnya
masih mendasari pandangan-pandangannya pada model Kurt Lewin.

Tahap 1: Pencairan (unfreezing)

Tahap unfreezing mungkin merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam
memahami model perubahan hingga saat ini. Tahap ini membahas tentang persiapan
untuk berubah. Atau suatu kesadaran dan pemahaman bahwa perubahan mulai
diperlukan, serta bersiap-siap untuk mulai menjauh dari zona kenyamanan yang ada
saat ini. Tahap pertama ini sering disebut sebagai tahap persiapan diri baik secara
individual maupun tim kerja, sebelum suatu perubahan dilakukan, atau menciptakan
situasi yang kondusif bagi terjadinya suatu perubahan. Semakin kita merasa bahwa
suatu perubahan mendesak diperlukan, maka kita akan semakin termotivasi untuk
secepatnya membuat perubahan. Lambat atau cepatnya proses pencairan menuju
perubahan ini akan bergantung pada sejauhmana perimbangan kekuatan antara orang
yang pro dan kontra dengan ide perubahan. Oleh karena itu Kurt Lewin
mengembangkan teori tentang analisis medan kekuatan (force field analysis). Dalam
hal ini bahwa banyak faktor kekuatan yang berbeda-beda baik yang menentang
maupun yang mendukung perubahan yang perlu dianalisis. Jika faktor dukungan
untuk melakukan perubahan ternyata lebih besar ketimbang faktor yang menentang,
maka kita dapat mulai membuat suatu perubahan. Sebaliknya, jika ide suatu
perubahan ternyata banyak menemui tantangan, maka mungkin suatu perubahan
dapat dilokalisir di suatu unit atau departemen organisasi tertentu yang lebih siap
menerima suatu perubahan. Dengan demikian Force Field Analysis sangat berguna
dalam memahami dinamika perilaku proses perubahan dan akan memberikan
masukan tentang bagaimana suatu perubahan dapat dilakukan dengan baik.

Tahap 2: Perubahan (change) atau fase transisi

Kurt Lewin menyadari bahwa perubahan bukanlah suatu sensasi spektakuler sesaat,
melainkan sebuah proses yang ia sebut sebagai proses transisional. Banyak orang
yang mengatakan bahwa fase ini merupakan tahap yang paling sulit karena seringkali
orang tidak yakin atau bahkan takut dengan ketidak pastian dari arah perubahan.
Seumpama orang yang melakukan terjun payung, ketika masih di dalam pesawat
mungkin seseorang telah berhasil membulatkan keberanian untuk melakukan
penerjunan, dan sudah meyakini manfaatnya. Namun ketika sejenak dalam detik-
detik yang menegangkan tiba saatnya giliran kita untuk melompat, yaitu pada saat
berada di bibir pintu dan pandangan kita diarahkan kebawah, maka rasa ketakutan
dan was-was bisa menyerang kita kembali. Tetapi ketika akhirnya kita melakukan
lompatan, pada gilirannya kita banyak belajar tentang diri kita sendiri. Tentu saja hal
ini bukanlah fase yang mudah, karena seseorang butuh waktu untuk belajar dan
memahami perubahan serta bekerjasama dengan orang lain dalam menempuh suatu
perubahan. Oleh karena itu suatu dukungan sangat dibutuhkan, baik berupa
pelatihan, pembinaan, umpan-balik yang kesemuanya merupakan bagian dari suatu
proses. Menggunakan model simulasi atau role-playing akan menggugah orang untuk
mengembangkan solusi atau resolusi mereka sendiri untuk membantu membuat
perubahan. Begitu juga memberikan gambaran yang jelas tentang perubahan dan
tetap mengkomunikasikan tentang perubahan akan sangat bermanfaat bagi setiap
orang, sehingga mereka tidak melupakan arah perubahan yang dituju.

Tahap 3: Pembekuan ( freezing or refreezing)

Sebagaimana tersirat dalam pengertian freezing atau refreezing maka tahap ini adalah
tentang membangun stabilitas kembali setelah perubahan dibuat. Demikian pula
halnya bahwa perubahan yang telah terjadi mulai diterima sebagai norma baru.
Demikian pula selanjutnya setiap orang akan membentuk hubungan baru dan menjadi
nyaman dengan rutinitas mereka, yang kesemuanya berjalan dalam waktu. Namun
dalam dunia saat ini, perubahan baru berikutnya bisa terjadi dalam beberapa minggu
atau kurang, sehingga adanya fase pembekuan mulai menuai kritik, mengingat tidak
adanya cukup waktu untuk memulihkan keadaan pada kondisi rutinitas yang nyaman.
Sehingga adanya tahap pembekuan dianggap tidak sesuai dengan pemikiran modern
tentang adanya perubahan yang terus menerus, dan kadang-kadang terjadi dalam
proses yang kacau sehingga fleksibilitas yang besar sangat dituntut. Dengan kata lain,
pemikiran populer saat ini mulai mempertanyakan tentang konsep pembekuan.
Sebaliknya, kita harus berpikir dan menyikapi tahap akhir ini secara lebih fleksibel,
seperti kita memikirkan adonan milkshake atau es krim yang lembut dengan rasa
favorit saat ini, bukan lagi berfikir tentang es balok yang beku dan kaku. Dengan pola
pikir yang fleksibel ini akan lebih memudahkan kita dalam melakukan langkah
unfreezing berikutnya. Namun demikian jauh hari Kurt Lewin telah menulis, bahwa
sebuah perubahan menuju tingkat yang lebih tinggi seringkali berumur pendek, dan
biasanya kinerja tim kerja akan segera kembali ke tingkat sebelumnya. Kurt Lewin
juga mengingatkan bahwa perubahan yang dilakukan perlu diperkuat, guna
memastikan bahwa perubahan yang diinginkan dapat diterima dan dipertahankan di
masa depan. Kurt Lewin pun berpendapat agar pembekuan yang dilakukan dapat
mendukung perubahan lebih lanjut dan perlu dipastikan bahwa perubahan tersebut
tidak menguap begitu saja. Model ADKAR adalah model yang lebih modern tentang
perubahan yang secara eksplisit menganjurkan tentang langkah penguatan sebagai
salah satu fase yang perlu dilakukan. Disamping itu suatu pembekuan perlu dikunci
sebagai langkah terakhir. Selama ini kita selalu berfikir, bahwa bicara mengenai
perubahan merupakan sebuah perjalanan yang memiliki awal, tengah, dan akhir.
Namun ada baiknya sekarang kita berpikir dan menerima kenyataan bahwa
perjalanan tersebut tidak memiliki akhir. Perlu beristirahat dan berhenti sejenak masih
dimungkinkan! Namun perlu disadari bahwa saat ini kita tengah menempuh suatu
perjalanan perubahan yang tiada akhir. Karenanya perlu berhati-hati dalam berpikir
seolah proses perubahan memiliki akhir yang pasti, dan nampaknya model
manajemen perubahan dari Kurt Lewin seolah-olah menyarankan hal demikian.
Namun, model Kurt Lewin tetap berguna dalam membingkai suatu proses perubahan
yang lebih mudah dimengerti. Tentu saja setiap tahap dapat diperluas untuk
membantu pemahaman yang lebih baik tentang proses perubahan. Memahami
konsep unfreezing sekaligus menguasai analisis medan kekuatan, tentunya akan
menambah wawasan dan membantu kita agar lebih memahami tentang bagaimana
kita berurusan dengan suatu perubahan.

Published at : 02 September 2013

Anda mungkin juga menyukai