Ringkasian Fitokim PDF
Ringkasian Fitokim PDF
Ahmad Najib,S.Si,Apt
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2006
Jadwal Kuliah Fitokimia II
No Pekan Kuliah Waktu
1 I Metabolisme & Jalur Biogenetik Bahan Alam 1 Pekan
2 II Biosintesis Senyawa Poliketida 1 Pekan
3 III Biosintesis Senyawa Poliketida 1 Pekan
4 IV Biosintesis Senyawa Alkaloid 1 Pekan
5 V Biosintesis Senyawa Alkaloid 1 Pekan
6 VI Biosintesis Senyawa Alkaloid 1 Pekan
7 VII MID TEST Total 6 Pekan
8 VIII Biosintesis Senyawa Steroid 1 Pekan
9 IX Biosintesis Senyawa Steroid 1 Pekan
10 X Biosintesis Senyawa Glikosida 1 Pekan
11 XI Biosintesis Senyawa Glikosida 1 Pekan
12 XII Biosintesis Senyawa Flavonoid 1 Pekan
13 XIII Biosintesis Senyawa Flavonoid 1 Pekan
14 XIV FINAL TEST Total 6 Pekan
Penilaian :
Mid : 30%
Final : 30%
Praktek : 30%
Tugas : 10%
Pertemuan Pertama
1. Metabolime Primer dan Sekunder Bahan Alam
- Pengertian Metabolit Primer & Sekunder
- Hubungan Metabolit Primer Dengan Metabolit Sekunder
CO2 O2
Fotosintesis
Glikosida
Gula Karbohidrat Polisakarida Kompleks
AB. Amino Glikosida
Eritrose
Glikolisis
PO4
Squlene Steroid
CO2
Pertemuan Pertama
1. Addisi Unit-Unit C-2
Unit C-2 yang dimaksud adalah Ketometilenat -(CH3-CO)- yang mengalami
polimerisasi dengan rumus [-(CH3-CO)n-]
Beberapa Contoh Addisi Unit2 C2 :
CH3
O COOH
COOH
4x C2
O HO OH
O
Asam Orselinat
O
O O O O
HO
8xC2 ENDOKROSIN
COOH
O O O OH O OH
(Claviceps purpurea) (Centralia endocrose)
O OCH3
O O OCH3
O
O
7xC2 O GRISEOFULVIN
COOH O
H3CO O
O
H3C (Penicillum griseofulvum)
Cl
O OH O
O O CH3
C
O HO KURVULARIN
O
Makrolida dari Curvula Sp
8xC2 O
O O O OH O
KONDENSASI
(+ C2)
CH 3-CO-CH 3-COOH CH 3-CO-CH 3-COOH C4
Reduksi
CH 3-CH2-CH2-COOH
KONDENSASI
(+ C2)
CH3-(CH2)2-C0-CH2-COOH CH3-(CO-CH2)2-COOH C6
Reduksi
CH3-(CH2)2-CH2-CH2-COOH
KONDENSASI
(+ C2)
CH3-(CH2)4-CO-CH2-COOH CH3-(CO-CH2)3-COOH C8
O O
O
R
R C O
COOH HO OH
HO OH
OH
asam 2,4-dihidroksi-6-alkil-benzoat
(turunan resersinol = asam2 orselinat)
NADPH
Ar-CHO
NADPH
Ar-COOH
[C]
-CO2 -CO2
ArH ArOH
O O
O
Quinone Xanthone
O
Benzophenone
HO OH Benzenetriol
OH
HO Hidroquinone
OH O
OH O Quinhydrone
O CH3
HO
CH3
CH3
Taxodione
H
Ringkasan 3KuliahCH
H C Fitokimia
3 O 2 Page 8
- Beberapa turunan Benzofenon
NH 2
Benzilhidrilamine
OH
Benzohidrol
OH
OH
Benzopinacol
H
N
O O
NH
OH
Trifenilcarbinol Phenitoin
- Turunan yang lainnya :
HO CH3
Questin
OCH3 O OH
COOCH3
HO HO CH3
Sulokrin
OCH3 O OH
O
OCH3
CH2 Protokotoin
O
OCH3 O OH
Pertemuan Kedua
4. Senyawa-Senyawa Depsida dan Depsidon
- Senyawa-Senyawa Depsida
CH3 CH2-CH2-CH3
O
O OH O OH
O
HO OH COOH HO OH COOH
CH3 CH2-CH2-CH3
Asam Lekanorat Asam Divarikatat
CH3
O CH3
O OH
COOH
Ringkasan Kuliah Fitokimia 2 Page 10
HO OH
O O OH
CH3
- Senyawa-Senyawa Depsidon
CH3 CH3 CH 3
O O
O Cl O OCH 3
O
HO O HO O Cl
OH Cl
CH 3
Asam Variolarat H3C
Nidulin
5. Senyawa-Senyawa Aflatoksin
O O O
O
O O O
O O
O OCH 3 O OCH 3
Aflatoxin B1 Aflatoxin G1
O O
2 Cincin Tetra Hidrofuran
O
OH
O OCH 3
6. Senyawa-Senyawa Tetrasiklin dan
Aflatoxin M1
Antibiotik Makrolida
- Senyawa-Senyawa Tetrasiklin
H3C CH 3
HO R2 N
R1 R3 H
H
OH
NH 2
OH
OH O OH O O
R1 R2 R3
Ringkasan Kuliah Fitokimia 2 Page 11
H H H 6 Dimetil Tetrasiklin
H CH3 H Tetrasiklin
Cl H H 7 Kloro 6 Dimetil Tetrasiklin
H CH3 OH 5 Hidroksi Tetrasiklin (Teramycin)
Cl CH3 H 7 Kloro Tetrasiklin (Auromycin)
Materi III
BIOSINTESIS SENYAWA-SENYAWA
ALKALOID
Tujuan Instruksional Khusus
Mengetahui jalur biosintesis, reaksi yang menyertai serta metabolit yang dihasilkan pada
senyawa-senyawa alkaloid
Pokok Bahasan (4 x Pertemuan)
1. Tatanama dan Sifat Fisika Kimia Senyawa Alkaloid
2. Deteksi, Isolasi dan Pemurnian Senyawa Alkaloid
3. Prinsip Dasar Biosintesis Senyawa Alkaloid
Pertemuan Pertama
1. Tatanama dan Sifat Fisika Kimia Senyawa Alkaloid
- Tatanama Senyawa Alkaloid
Karena begitu banyak tipe alkaloid maka tidak mungkin diadakan
penyatuan penamaan. Bahkan dalam satu kelompok alkaloid, sering terjadi tidak
adanya sistem penamaan dan penomeran yang konsisten. Suatu contoh, adalah
alkaloid indol, dimana banyak terdapat kerangka yang berbeda. Kebanyakan
dalam bidang ini sistem penomeran yang digunakan didasarkan pada biogenesis,
namun sayang Chemical Abstract mempunyai sistem penomeran yang sangat
membingungkan untuk setiap kerangka individu.
Kharaktersistik yang lazim penamaan alkaloid adalah bahwa nama
berakhiran ”in”. Disamping itu alkaloid, seperti bahan alam yang lain, diberi
nama yang dikenal ”trivial” (yaitu non-sistematik). Mereka mungkin diturunkan
dari nama genus (contoh atropin dari Atropa belladonna) ; dari nama species
(contoh, kokain dari Erythroxyloncoca) ; dari nama yang lazim untuk obat-obatan
(contoh, emetin, emetat), atau dari nama pakar kimia alkaloid yang terkenal
(contoh, pelletierina). Beberapa contoh sitem penamaan pada senyawa alkaloid :
Basa Organik Piridina
N. Genus Hidrastina, Atropina
N. Jenis Kokaina, Belladonina
N. Umum Ergotamina
Aktivitas Fisiologik Emetina, Morfina
Nama Penemu Pelletierina
- Sifat Fisika Senyawa Alkaloid
Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan kristal dengan
titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid
yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.
Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang
kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan
betanin berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam
pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut dalam
air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.
Ringkasan
(CHKuliah Fitokimia
3)2NH + HCHO +2 CH3COCH3 (CH3)2NCH2CH2COCH3 Page
+ H215
O
dua unit ß-ariletilamina yang saling berkondensasi‟ Kondensasi antara dua unit ß-
ariletilamina tidak lain adalakh reaksi kondensasi Mannich.
Menurut reaksi ini, suatu aldehid berkondensasi dengan suatu amina
menghasilkan suatu ikatan karbon-nitrogan dalam bentuk imina atau garam
iminium, diikuti oleh serangan suatu atom karbon nukleofilik ini dapat berupa
suatu enol atau fenol.
Dari percobaan menunjukkan bahwa ß-ariletilamina berasal dari asam-
asam amino fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami dekarboksilasi
menghasilkan amina. Asam-asam aminom ini, dapat menyingkirkan gugus-gugus
amini (deaminasi oksidatif) diikuti oleh dekarboksilasi menghasilkan aldehid.
Kedua hasil transformasi ini yaitu amina dan aldehid melakukan kondensasi
Mannich.
Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa alkaloida melibatkan reaksi-
reaksi sekunder yang menyebabkab terbentuknya berbagai jenis struktur
alkaloida. Salah satu dari reaksi sekunder ini yang terpenting adalah reaksi
rangkap oksidatif fenol pada posisi orto atau para dari gugus fenol. Reaksi ini
berlangsung dengan mekanisme radikal bebas.
Reaksi-reaksi sekunder lain seperti metilasi dari atom oksigen
menghasilkan gugus metoksil dan metilasi nitrogen menghasilkan gugus N-metil
ataupun oksidasi dari gugus amina. Keragaman struktur alkaloid disebabkan oleh
keterlibatan fragmen-fragmen kecil yang berasal dari jalur mevalonat,
fenilpropanoid dan poliasetat.
Dalam biosintesa higrin, pertama terjadi oksidasi pada gugus amina yang
diikuti oleh reaksi Mannich yang menghasilkan tropinon, selanjutnya terjadi
reaksi reduksi dan esterifikasi menghasilkan hiosiamin.
NH
N
NH N N
H
Pirolidin Piperidin Isokuinolin Kuinolin Indol
5.
Alkaloid golongan Lainnya
a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik
1. Alkaloid Piperidin-Pyridin
Yaitu mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yang
termasuk dalam kelas ini adalah : Conium maculatum dari famili Apiaceae
dan Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae.
2. Alkaloid Tropan
Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3).
Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada
Materi IV
BIOSINTESIS SENYAWA-SENYAWA
STEROID
Tujuan Instruksional Khusus
Mengetahui jalur biosintesis, reaksi yang menyertai serta metabolit yang dihasilkan pada
senyawa-senyawa steroid
Pokok Bahasan (3 x Pertemuan)
1. Kerangka Dasar, Penomoran dan Konfigurasi dari Senyawa Steroid.
A B
Hexadecahydro-cyclopenta[a]phenanthrene
2. Kegunaan Steroid
Senyawa-senyawa turunan steroid memiliki fungsi yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup organisme. Berbagai jenis hormon, asam empedu dan berbagai
macam senyawa anabolik adalah turunan steroid. Keragaman turunan steroid
dihasilkan melalui transformasi struktur dan gugus fungsi steroid berdasarkan reaksi-
reaksi sekunder mengikuti keteraturan biogenetik.
3. Senyawa-Senyawa Kortikosteroid
O O
HO HO
HO HO
H H
HO HO
H H H H
O O
Hydrocortisone
Prednisolone
4. Senyawa-Senyawa Gestogen
H3C OH CH
H H
H H
O
Gestodene
5. Senyawa- Senyawa
Androgen
CH3 H
CH3 H
H H
H H
O
O H
Testosterone Stanolone
OH
CH3 CH3 OH
CH3 CH3
CH3 H
CH3 H
H H O
H H
O
O
OH H
Oxymetosterone Oxandrolone
6. Senyawa-Senyawa Estrogen
OH
CH3 OH CH
CH3
CH3
CH3 H
H
H H
H H
O
H H3CO
Mestrolone Mestranol
OH
CH3 CH3
CH3
CH3 H
COOH
H H
H3C CH3
H3CO O
Methallenestril. Methandrostenolone
Materi V
GLIKOSIDA
Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam
kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak lagi diubah menjadi
senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar
(misalnya terkena panas dan teroksidasi udara).
PENGERTIAN GLIKOSIDA
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu
gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan
oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan
sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian
gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau
genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai
glikosida.
STRUKTUR GLIKOSIDA
Glikon O Aglikon
1. BIOSINTESIS GLIKOSIDA
Apabila bagian aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula, maka
glikosida ini disebut hollosida, sedang kalau bukan gula disebut heterosida.
Pembicaraan tentang biosintesa dari heterosida umumnya terdiri dari dua bagian yang
penting. Yang pertama adalah reaksi umum bagaimana bagian gula terikat dengan
(glikosida)
Apabila glikosida telah terbentuk, maka suatu enzim lain akan bekerja untuk
memindahkan gula lain kepada bagian monosakarida sehingga terbentuk bagian
disakarida. Enzim serupa terdapat pula dalam tanaman yang mengandung glikosida
lainnya yang dapat membentuk bagian di-, tri- dan tetrasakarida dari glikosidanya
dengan reaksi yang sama.
AGLIKON
Aglikon dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa kimiawi. Senyawa-
senyawa tersebut meliputi senyawa-senyawa alkoholik dan fenolik, isotiosianat, nitril
sianogenetik, turunan antrasen, flavonoid dan steroid. Meskipun demikian glikosida
tanaman yang pada waktu ini banyak digunakan secara medisinal kebanyakan
mempunyai aglikon steroid, flavonoid atau antrasen. Ini tidak berarti bahwa glikosida
lain tidak penting, hanya yang digunakan untuk pengobatan lebih sedikit.
Glikosida sering diberi nama sesuai bagian gula yang menempel didalamnya
dengan menambahkan kata oksida. Sebagai contoh, glikosida yang mengandung
glukosa disebut glukosida, yang mengandung arabinosa disebut arabinosida, yang
mengandung galakturonat disebut galakturonosida, dan seterusnya.
Secara kimiawi, glikosida adalah senyawa asetal dengan satu gugus hidroksi
dari gula yang mengalami kondensasi dengan gugus hidroksi dari komponen bukan
gula. Sementara gugus hidroksi yang kedua mengalami kondensasi di dalam molekul
gula itu sendiri membentuk lingkaran oksida. Oleh karena itu gula terdapat dalam dua
konformasi, yaitu bentuk alfa dan bentuk beta maka bentuk glikosidanya secara
teoritis juga memiliki bentuk alfa dan bentuk beta. Namun dalam tanaman ternyata
hanya glikosida bentuk beta saja yang terkandung didalamnya. Hal ini didukung oleh
kenyataan bahwa emulsion dan enzim alami lain hanya mampu menghidrolisis
glikosida yang ada pada bentuk beta.
H O CH3 H3C O H
C C
H – C – OH H – C – OH
HO – C – H O HO – C – O Kondensasi
H – C – OH H – C - OH
H –C H–C
H – C – OH H – C – OH
H H
α β
KLASIFIKASI DARI GLIKOSIDA
GLYCOSIDES
tannins flavonol
group
cardioaktive saponin phenol
group group group
antraquinone cyanophore
group group
lactone
group
Menurut SOBOTKA :
Struktur kimiawi
HO
Kerangka steroid
H3C CH3
17
CH3
3
HO
Kerangka triterpenoid
HO
O
HO HO
O
Acetic Acid OH
Mevalonic Acid
Squalen
IPP
H
H H
HO
Cholesterol
glycone aglycone
SAPONIN
Glycone Aglicone
Sugar Sapogenin
1. glukosa
2. arabinosa Neutral Acid
3. xylose Saponine Saponine
4. glucuronic acid
Steroide Triterpenoide
O
O
HO
Pertacyclic triterpenoid
(β – Amyrin)
♥ GLIKOSIDA STEROID
Glikosida steroid adalah glikosida yang aglikonnya berupa steroid. Glikosida
steroid disebut juga glikosida jantung karena memiliki daya kerja kuat dan spesifik
terhadap otot jantung.
Struktur Kimiawi
Secara kimiawi bentuk struktur glikosida jantung sangat mirip dengan asam
empedu yaitu bagian gula yang menempel pada posisi tiga dari inti steroid dan bagian
aglikonnya berupa steroid yang terdiri dari dua tipe yaitu tipe kardenolida dan tipe
bufadienolida. Tipe kardenolida merupakan steroid yang mengandung atom C-23
dengan rantai samping terdiri dari lingkaran lakton 5-anggota yang tidak jenuh dan alfa-
beta menempel pada atom C nomor 17 bentuk beta. Sementara tipe bufadienolida
O O
C D
A B
HO
Kardenolida
O
O
A B
HO
Bufadienolida
Aglikon dari glikosida jantung adalah steroid yaitu turunan dari siklo-
pentenofenantren yang mengandung lingkaran lakton yang tidak jenuh pada atom
C-17. Seperti sudah kita ketahui biosintesis dari senyawa steroid pada umumnya
didasarkan atas biosintesa dari senyawa kolesterol. Meskipun tidak semua
senyawa steroid memerlukan kolesterol sebagai prekursor (pra zat)
pembentukannya, paling tidak pembentukan kolesterol ini dianggap sebagai
mekanisme biosintesa senyawa steroid pada umumnya.
O
CH3 – C O O
Co ASH O S CoA
CH3COOH CH3 – C CH3 – C – CH2 – C – S CoA
-H2O S CoA -CoA
O H3C OH O H3C OH O
NADPH2
C C CH2OH C C C
ATP
Dekarboksilasi
H3C H3C
H3C H3C
Geranil pirofosfat
Sikloartenol
Lanosterol
OH R H HO
HO HO
Zynosterol Kholesterol
O O OH
H H H H
O
OH
H OH
OH
Oksantron Diantranol
C C C C
O O O O
CH3
CO CO CO CO C C C C
C C C C
C C C COOH
CO CO CO CO O O O
Emodin
OH O OH
♥ GLIKOSIDA SIANOPORA
Glikosida sianopora adalah glikosida yang pada ketika dihidrolisis akan
terurai menjadi bagian-bagiannya dan menghasilkan asam sianida (HCN).
C OP + H – C – OH C=O
CH2 H – C – OH CH2
Asam fosfo fenol
piruvat CH2-O P HO – C – H
Eritrose-4-fosfat
H – C – OH
H – C – OH
CH2O P
Asam 3-deoksi-2-keto-D-
arabino-heptulosa-7-fosfat.
O OH O OH HO OH
OH OH OH
Asam 5-dehidrokuinat Asam 5-dehidroshikimat Asam shikimat
Setelah terbentuk asam shikimat dapat mengalami fosforilasi dan bereaksi dengan
asam fosfoenolpiruvat membentuk asam profenat, yang selanjutnya melalui asam
fenilpiruvat menjadi fenilalanin.
♥ GLIKOSIDA ISOTIOSIANAT
Banyak biji dari beberapa tanaman keluarga Crucifera mengandung glikosida
yang aglikonnya adalah isotiosianat. Aglikon ini merupakan turunan alifatik atau
aromatik. Senyawa-senyawa yang penting secara farmasi dari glikosida ini adalah
sinigrin (Brassica nigra = black mustard), sinalbin (Sinapis alba = white mustard) dan
glukonapin (rape seed).
Biosintesa Glikosida Isotiosianat
Aglikon dari glikosida isotiosianat dapat merupakan senyawa alifatik atau turunan
aromatik. Penelitian dengan radio isotop telah menunjukkan bahwa aglikon yang berupa
senyawa alifatik biosintesanya dapat melalui “Acetate Pathway” sedang yang aromatik
melalui “Shikimic Acel Pathway”.
H
CH2-CH-COOH CH2-CH-COOH CH2-C
♥ GLIKOSIDA FLAVONOL
Glikosida flavonol dan aglikon biasanya dinamakan flavonoid. Glikosida ini
merupakan senyawa yang sangat luas penyebarannya di dalam tanaman. Di alam dikenal
adanya sejumlah besar flavonoid yang berbeda-beda dan merupakan pigmen kuning yang
tersebar luas diseluruh tanaman tingkat tinggi. Rutin, kuersitrin, ataupun sitrus
bioflavonoid (termasuk hesperidin, hesperetin, diosmin dan naringenin) merupakan
kandungan flavonoid yang paling dikenal.
3CH3COOH + B calkon B
CH O CH2
C
CH COOH CH
HOOC
CH2 CH2 CH
Asam sinamat C C
O O
B
HO O
A
OH O flavanoid
CH2OH CHO
COOH CHO
O–glukosa O–glukosa
HO glukosa-O
OCH3
Salisin (alkohol) helisin asam ferulat glukovanila (aldehida)
OH
NH3C COOH
Asam shikimat
COOH
OH
Fenilalanin asam sinamat hidrokinon
glukosa
O
OH
Arbutin (fenol)
COOH
O O glukosa
O
♥ GLIKOSIDA LAKTON
Meskipun kumarin tersebar luas dalam tanaman, tetapi glikosida yang
mengandung kumarin (glikosida lakton) sangat jarang ditemukan. Beberapa
glikosida dari turunan hidroksi kumarin ditemukan dalam bahan tanaman seperti
skimin dan Star anise Jepang, aeskulin dalam korteks horse chestnut, daphin
dalam mezereum, fraksin dan limettin.
♥ GLIKOSIDA FENOL
Beberap aglikon dari glikosida alami mempunyai kandungan bercirikan
senyawa fenol. Arbutin yang terkandung dalam uva ursi dan tanaman Ericaceae
lain menghasilkan hidrokuinon sebagai aglikonnya. Hesperidin dalam buah jeruk
juga dapat digolongkan sebagai glikosida fenol. Uva ursi adalah daun kering dari
Arctostaphylos uva ursi (Famili Ericaceae). Tanaman ini merupakan semak yang
selalu hijau merupakan tanaman asli dari Eropa, Asia, Amerika Serikat dan
Kanada.
FUNGSI GLIKOSIDA
Secara umum arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana
pengobatan dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat jantung,
pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum dan penurunan tegangan permukaan.
Fungsi glikosida :
1. Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer
2. Proses pembentukan glikosida merupakan proses detoksikasi
3. Glikosida sebagai pengatur tekanan turgor
4. Proses glikosidasi untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang mengganggu
5. Glikosida sebagai petunjuk sistematik
A C C C B
HO O HO O
A Atau A
C3 C6 (B) C3 C6 (B)
OH
R R=R‟=H,R‟=OH
R=H,R‟=R‟=OH
C6 (A) C3 B R
R=R‟=R”=OH
R
(juga, R=R‟=R”=H)
C6 (A) C3 B OH
OH
Khalkon flavon
Dihidrokhalkon katekin
Flavon -3, 4-diol
Flavanon
Flavon
Antosianidin
Flavon -3-ol
Flavon -3-on-3-ol
O O
C
A C C B A C
C C B
Tingkat oksidasi tiga karbon bagian molekul flavanoid dapat dinyatakan oleh
hubungan formal seperti ditunjukkan dalam ringkasan berikut. Perlu diperhatikan
bahwa cincin –A selalu memiliki gugus hidroksil yang letaknya sedemikian hingga
memberikan kemungkinan untuk terbentuknya cincin heterosikliks dalam senyawa
trisiklis. Dalam bisiklis khalkon dan hidrokhalkon gugus hidroksil tetap terikat pada
cincin –A.
A – COCH2CH2 – B hidrokhalkon
A – COCH2CHOH – B flavanon, khalkon
A – COCH2CO – B flavanon
A – CH2CCOCO – B antosianin
DIHIDROKHALKON
Meskipun dihidrokhalkon jarang terdapat di alam, namun satu senyawa yang
penting yaitu phlorizin merupakan konstituen umum famili Rosaceae juga terdapat
dalam jenis buah-buahan seperti apel dan pear. Phlorizin telah lama dikenal dalam
bidang farmasi, ia memiliki kesanggupan menghasilkan kondisi seperti diabetes.
Phlorizin merupakan β -D-glukosida phloretin. Phloretin mudah terurai oleh
alkali kuat menjadi phloroglusinol dan asam p-hidroksihirosinamat (asam phloretrat).
Jika glukosida phlorizin, dipecah dengan alkali dengan cara yang sama, maka ternyata
sisa glukosa tidak dapat terlepas dan dihasilkan phloroglusinol β-O-glukosida.
Akhirnya, kedudukan sisa glukosa yang dibentuk oleh reaksi ditunjukkan dalam
persamaan 1 ; interaksi gugus asetoksil dengan satuan –CHCH2CH2Ar
menunjukkan bahwa satuan glukosa harus terikat pada kedudukan – 2‟ dalam
phlorizin. Glikolisasi gugus hidroksil orto terhadap gugus karbonil di dalam adalah
tidak umum, hal ini terutama karena ikatan yang efektif antara –OH dan
O=C.
Adanya gugus-gugus hidroksil pada kedudukan -2,6 relatif terhadap gugus karbonil
mengakibatkan satu daripadanya reaktif dan dapat terjadi glikosilasi.
HO OH
+ HO CH 2 CH2 COOH
OH Asam floretat
HO O C6H11O 5
Asam floretat (1)
NaOH
OH
Me 2 SO4
Tri-O-metil florisin
K 2 CO3 / aseton
1) H 2 O/H
2) Ac 2 O/N 2 Oac
O
CH 3 O CH 3
CH 2 OCH3
CH 3O O
Florisin adalah :
OH
COCH 2CH2 OH
O C 6 H11O5 D-glukosa
Senyawa ini dipisahkan secara kromatografi kertas memakai pengembang yang biasa.
Mereka dideteksi dengan menyemprot kertas dengan ρ-nitroanilina yang terdiazotasi
dan dengan AlCl3 dalam alcohol. Floridzin menghasilkan warna merah jingga dengan
pereaksi pertama dan fluoresensi kehijauan yang kuat dengan pereaksi kedua.
3
2 4
3„
5
4„ 2„
6
5„
6„ C
O
OH O OH
HO OH HO
O O
Butein Butin
(Keduanya dapat diisolasi, stabil)
OH OH
OH O (2)
HO OH HO
O O H O
KARTAMIN
Carfhanus tinctorius L. (fam. Compositae), mengandung pigmen bunga kuning
yang berubah menjadi merah bila umur bunga bertambah. Ekstrak bunga juga
berwarna merah, dengan pembentukkan bunga merah. Pigmen merah pertama kali
disebut kartamin, merupakan glikosida dan bila dihidrolisis dengan asam fosfat berair
memberikan dua senyawa isomer yaitu kartamidin dan isokartamidin. Sekarang
pigmen merah dinyatakan sebagai “Kartamon”.
Kartamidin dan isokartamidin merupakan isomer flavanon seperti ditunjukkan
dalam persamaan (3a) dibawah ini oleh sintesis senyawa termetilasi sepenuhnya dan
demitilasi menjadi tetrahidroksi flavanon.
OCH3 OH
O O
CH 3O HO
AlCl 3 (3)
CH 3O C 3 H6 HO
CH 3O OH
O O
Isokartamidin
(Kartamidin = 5, 7, 8, 4‟ - tetrahidroksiflavanon)
OH (A) Pembentukan
cincin (A) Isokartamidin
HO - COCH = CH OH
(B)
Kartamidin
HO OH (B)
Pembentukan dua flavanon dari precursor tunggal segera terbentuk dengan terjadinya
transformasi seperti ditunjukkan dalam persamaan (3b) ; zat antara khalkon dapat
melakukan siklisasi baik dengan adisi gugus hidroksil -2‟ atau -6‟ terhadap ikatan
rangkap. Kartamon berwarna merah, dan polihidroksi khalkon merupakan senyawa
yang berwarna kuning hingga jingga – kuning ; sebagai contoh koreopsin. Prekursor
berwarna kuning ini sekarang dipandang sebagai khalkon glukosida yang mengalami
oksidasi menjadi quinonoid glikosida yang berwarna merah (kartamon).
Pembentukkan flavanon pada hidrolisis kartamon harus melibatkan reduksi terhadap
quinon, kemungkinan pada hidrolisis melepaskan glukosa (4).
O
HO OH (O) HO
H2 O/H+
HO ( R = glukosit)
O
OR O OR O
Pigmen bunga kuning Kartamon (merah) (4)
OH OH
O OH
HO (H) HO
HO
O
OH OH
O O
Usulan semula menyatakan bahwa senyawa yan dikenal dengan kartamin (pigmen
merah) adalah quinonoid “enol” khalkon (5).
OH OH
O OH HO OH
H+
H2 O
(5)
Glukose O HO
OH OH OH O
Kartamin
(struktur awal)
Kartamidin
Isokartamidin
O OH
CH 3O N2
CH 3O
3
O-metilat
(6)
O
OH CH 3O
(Resin Xanthorroea)
FLAVANON
Flavanon (biasanya sebagai glikosida) terdistribusi luas dialam. Flavanon terdapat
dalam kayu, daun dan bunga. Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari
tanaman genus Prunus (fam. Rosaceae) dan buah jeruk. Dua glikosida yang paling
lazim adalah neringenin dan hesperetin, terdapat dala buah anggur dan jeruk.
Beberapa flavanon yang terdapat dialam diberikan dalam gambar dibawah berikut.
OH
OH
O
HO HO OH
50% KOH
+
COCH 3
COOH
O
Liquiritigenin
(7)
OH
O OCH3 HO
HO HO OH
30%
CH 3O CH = CHCOOH +
NaOH
OH OH
O
Homoeridiktiol Asam ferurat
OH OCH3
O O OH
RO RO
OH OH
O O
R = H, naringenin R = H, hesperitin
R = A*, naringi R = A*, hesperidin
R = B*, neohesperidin
Ringkasan Kuliah Fitokimia 2 Page 53
OH
O O
RO CH 3O
OH OR
O
R = H, pinocembrin R = H, sakuranetin
R = CH3, pinostrobin R = I-glucosyl, sakuranin
Sisa gula :
H
O
HO CH3
O CH2
A= O
H H H H
H H O
OH OH HO OH H H
H OH
Rutinosa = 6-0(- -L-rhamnopiranosil)-D-glukopiranosa
HOCH2
O
H H O
HO OH H H
H O
B=
H
O
HO CH3
H H H H
OH OH
Neohesperidosa = 2-0(- -L-rhamnopiranosil)-D-glukopiranosa
OH OH
O OCH3 O OCH3
CH 3O I2 CH 3O
(8)
NaOAc
OH OH
O O
FLAVON
Apigenin dan luteolin terdistribusi secara luas dai alan dan merupakan contoh
dasar bentuk subtitusi yang diturunkan dari kombinasi yang diturunkan dari bagian –
C6-C3 dengan satuan asetat :
Hampir setiap bentuk yang mungkin dikenal di alam, dari flavon sendiri hingga
nobiletin 5,6,,7.8,3‟, 4-heksametoksiflavon. Gambar dibawah ini memuat beberapa
flavon alami. Kebanyakan hidroksiflavon terdapat sebagai glukosida.
OH
O O
Flavon Khrisin
OH OH
O O OH
HO HO
OH OH
O O
Apigenin Luteolin
O OCH3 O
HO HO
HO
OH OH
O O
Baikalein Wogonin
OCH3 OCH3
OCH3 O OCH3 O
OCH3
CH 3O CH3O
CH3O CH 3O
OCH3 OCH3
O O
Nobiletin Tangeretin
OCH3
O OCH3
CH 3O 10% CH 3O OH
OCH3 Lebih
CH 3O KOH CH 3O Lanjut
COCH 2CO OCH3
OCH3 OCH3
O
(9)
OCH3
CH 3O OH OCH3
+
CH 3O COCH 3
OCH3 COOH
Flavon stabil terhadap asam kuat dan esternya mudah didealkilasi denga
penambahan HI atau Hbr, atau dengan aluminium klorida dalam pelarut inert. Namun
demikian, selama dimetilasi tata ulang sering teramati ; oleh pengaruh asam kuat
dapat menyebabkan pembukaan cincin pada cara yang lain. Sebagai contoh demetilasi
5,8-dimetoksiflavon dengan HBr dalam asam asetat menghasilkan 5,6-
dihidroksiflavon (persamaan 11a). Dalam keadaa khusus, pembukaan lanjut dapat
terjadi (persamaan 11b)
OCH3 OCH3
HO OH
O OCH3 OH OCH3
CH 3O CH 3O C
CH 3O CH 3O CH2
C
OCH3 OCH3 O
O
OCH3
O OCH3
CH 3O
(10)
CH 3O
OCH3
O
OCH3 OCH3
O OCH3 OCH3
O-
O C OCH3 O OCH3
CH 3O CH 3O C
CH 3O COCH 3 CH 3O CH2
C
OCH3 OCH3 O
O-
CH 3O OCH3 H+ CH 3O OH OCH3
CH 3O COCH 2CO OCH3 CH 3O COCH 2CO OCH3
OCH3 OCH3
O
OH
HO COCH 2CO HO
OH OH
O
OCH3
O O
HI
OCH3 OH
B. HO
O O
(11)
HO OH
O O
HI
OH OH
HO
OH
O O
FLAVANOL (3 – HIDROKSIFLAVON)
Flavanol lazim sebagai konstituen tanaman yang tinggi, dan terdapat dalam
berbagai bentuk terhidroksilasi. Flavanol alami yang paling sederhana adalah
OH OH
OH OH
O O
Galangin Kaempfenol
OH
OH OH
O OH O OH
HO HO
OH OH
OH OH
O O
Quersetin Mirisetin
O
OH
CH 2 OCH3
O O OCH3
CH 3O O CH3 O
OH
OH OH
OCH3 OH
O OCH3 O OH
HO HO
OH OH
OH OH
O O
Limositrin Hibisefin
OH OH
OH OH
OH
OH OH
O OH O
HO HO
OH OH
OH
OH
O OH
HO
OH
(A) OH OH
HO OH
OH +
H
OH KO usi OH COOH
F
OH
O CH Semua dapat
HO 1)
OH
2 ) Na / OCH3
M E tO
et i
l at H OCH3
OH CH3 O OCH3
OH
OH OCH3
O CH2 (12)
HO
OH
OH
Reduksi (+) –katekhin tetrametil eter dan (-) – epikatekhin tetrametil eter dengan
natrium dan etanol dalam ammonia cair, diikuti dengan metilasi terhadap fenol yang
dihasilkan, memberikan anantiomer 1 –(3,4 –dimetoksifenil) -3(2,4,6 –
trimetoksifenil)-2 –propanol (persamaan 13).
OCH3
OCH3
OH
CH2
O OH
HO 1) methylate
HO - C - H
(A) 2) Na/NH 3/EtOH
OH 3) methylate
OH CH2
CH 3O OCH3
OCH3
OCH3
OCH3
OH
CH2
O OH (13)
HO Melalui
H - C - OH
(B) OH
OH CH2
CH 3O OCH3
OCH3
OCH3
O Ar O Ar
CH 3O CH 3O NH 2NH 2 CH 3O
H O
Ar
Otos H
OCH3 OCH3
Ar = Veratril
HOAc
CH 3O OH OH H 2 /Pt CH 3O OH
+ ArCOCH3 Khalkon
CHO CH 2CH 2COAr
OCH3 Hcl OCH3
+
O Ar O Ar
CH 3O CH 3O
Cl - H2
Pt
OCH3 OCH3
Garam flavilium
O O OH
CH 3O COAr CH 3O Ar (14)
OCH3 OCH3
Pada sisi lain, 3 –tosilat katekhin tetrametil eter tidak mengalami reaksi eliminasi
-2,3. Eliminasi TosOH disertai dengan perpindahan gugus 2 –aril ke posisi -3, dengan
pembentukan 3 –ariflav -2-ena. Reaksi ditunjukkan dalam persamaan 15
OTos Ar
OCH3 OCH3
Ar = Veratril
1) Na/EtOH
2) Me 2 SO 4 /NaOH
CH 3O OCH3
CH 2CHAr
OCH3
CH 3
OCH3
CH 3O OCH3 OCH3 H 2 /Pt
AlCl3 (15)
+
CH 2COCl
OCH3
COH
CH 2 CH 2OH CH 2OH
H HO HO H HO H
H HO HO H HO H
CH 2OH CH 2CHO CH 2 CH 2OH
2-deoksi-D-ribosa (16)
R
R=R‟=H, pelargonidin
OH R=H,R=OH, sianidin
OH R=R‟=OH, delpinidin
HO O
R‟ R=H,R‟=OCH3, peonidin
HO OH C6 H 9COCl
HO OH
CHO CHO
OH
OBz
OAc
OH Cl -
OH
OH O OAc
+ ClCH 2 COOH
HCl HO
EtoAc
OAc
OBz
HO AcO
HO COCH 2 Cl AcO COCH 2Ac
OH
Cl - (17)
O OH
HO
1) KOH
2) HCl
OH
OH
Sianidin klorida
OH OH
OH OH
OH
Leukosianidin hidrat Leukosianidin
(proantosianidin)
(18)
OH
+
O OH
HO
OH
OH
Sianidin (kation)
Prekursor intermediet antosianin adalah 2 –flaven-4,4-diol atau 3-flaven-2,3-diol.
Reduksi terhadap rutin terasetilasi (quersetin 3 –rutinosida) dengan litium aluminium
hidrida dan hasil yang diperoleh kemudian direaksikan dengan HCl menghasilkan
sianidin 3-rutinosida, ini menunjukkan bahwa reaksi berlangsung melalui 2-flaven-
3,4-diol seperti ditunjukkan dalam persamaan 19.
OH OH
O OH O OH
HO H
+ HO
OR OR
OH OH
OH OH2 C H2 O
OH
O OH
HO
OH
O OH OR
HO OH
(19)
OR
OH
O
(Sebagai asetat) R = rutino sil (Delokalisasi muatan +)
OH OH
OH OH
OH
Flavan -3, 4-diol O Ar
HO
OH
OH
Katekhin
(Ar = 3, 4-dihidroksifenil)
(20)
O Ar
HO
OH
OH
O Ar
HO
OH
OH
“Dimer”
Berdasarkan cara yang sama maka tannin terbentuk berdasarkan kondensasi
antara dua flavanoid yag menghasilkan “dimer” yang kemudian dapat melakukan
kondensasi lebih lanjut seperti yang dinyatakan dalam persamaan 21.
Percobaan mendukung konsep tersebut dengan diperolehnya pengamatan bahwa
flavan-3,4-diol berkondensasi dengan phloroglusinol pada kondisi asam yang cocok
menghasilkan 4 –(2,4,6-trihidroksifenil)-flavan-3-ol.
OH
OH
O Ar (21)
HO
OH
OH
O Ar
HO
OH
OH
O Ar
HO
OH
OH
Dst
O OH
H
H
O O
OKS HO OKS HO
KHALKON
OH
HO O HO O
-Hidroksi khalkon
OH
H
O
HO
OH OH
O
H H
O O HO O
HO HO
OH
OH OH
O H O
HO O H HO O
HO
2,3-trans-flavananol 2,3-sis-flavananol
OH
Red Red O
HO
OH OH Ok 2-hidroksi-2-benzil
s kamavon
H H
O O
HO HO Flavonol
OH OH Antosianidin
H H
HO OH HO OH
2,3-trans-flavan-3,4-diol 2,3-sis-flavan-3,4-diol
+
+H
Red Red -H2O
OH OH
H H
O O Tanin terkondensasi
HO HO
OH OH
H H
HO HO
2,3-trans-flavan,3-ol 2,3-sis-flavan,3-ol
Anti-inflammasi
Anti-tumor/Anti-kanker
Anti-virus
Anti-allergi
Anti-kolesterol
Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar Swadaya.
Jakarta.