Central Venous Pressure (CVP) : A. Pengertian
Central Venous Pressure (CVP) : A. Pengertian
B. Tujuan
Untuk mengkaji status cairan intravaskuler pasien
C. Indikasi
Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium.
Pengukuran oksigenasi vena sentral.
Nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik atau cairan yang mengiritasi yang perlu
pengenceran segera dalam sistem sirkulasi.
Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV lainnya telah lemah.
Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang dapat
menimbulkan syok.
Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi.
Pasien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
Pasien dengan gagal jantung.
Pasien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi masif).
Monitor status volume cairan dan fungsi ventrikel
Acuan untuk pemberian cairan, diuretic dan obat – obat vasoaktif jika alat monitor invasif
lain tidak ada.
Pemberian obat yang cenderung menyebabkan phlebitis dalam vena perifer (caustic), seperti:
calcium chloride, chemotherapy ,hypertonic saline, potassium chloride, amiodarone
J. Peranan Perawat
1. Sebelum Pemasangan
Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan
Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan, tujuan pemantauan, dan mengatur posisi
sesuai dengan daerah pemasangan
2. Saat Pemasangan
Memelihara alat-alat selalu steril
Memantau tanda dan gejala komplikasi yang dapat terjadi pada saat pemasangan seperti
gangguan irama jantung, perdarahan
Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedur dilakukan
3. Setelah Pemasangan
Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:
1) melakukan Zero Balance: menentukan titik nol/letak atrium, yaitu pertemuan antara garis
ICS IV dengan midaksila,
2) Zero balance: dilakukan pd setiap pergantian dinas , atau gelombang tidak sesuai dg kondisi
klien
3) melakukan kalibrasi untuk mengetahui fungsi monitor/transduser, setiap shift.
Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor dengan keadaan klinis klien.
Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.
Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.
Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala & tanda komplikasi (spt. Emboli udara,
balon pecah, aritmia, kelebihan cairan,hematom, infeksi,penumotorak, rupture arteri
pulmonalis, & infark pulmonal).
Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang tepat dan cara memantau
gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto toraks (CVP, Swan gans).
http://kolangmanise.blogspot.com/2012/11/central-venous-pressure.html
A. Pengertian
Merupakan prosedur memasukkan kateter intravena yang fleksibel ke dalam vena sentral
klien dalam rangka memberikan terapi melalui vena sentral. Ujung dari kateter berada pada
superior vena cafa. (Ignativicius, 1999).
Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di atrium kanan atau
vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan
jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Tekanan vena central dibedakan dari tekanan
vena perifer, yang dapat merefleksikan hanya tekanan lokal.
B. Indikasi
Central Venous Pressure ( CVP ) diindikasikan untuk ;
1. Pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan.
2. Digunakan sebagai pedoman penggantian cairan pada kasus hipovolemi
3. Mengkaji efek pemberian obat diuretik pada kasus-kasus overload cairan
4. Sebagai pilihan yang baik pada kasus penggantian cairan dalam volume yang banyak
( Thelan, 1994 ).
C. Prosedur
Persiapan alat :
1. Kateter CVP sesuai ukuran
2. Needle intriducer
3. Syringe
4. Mandrin (guidewire)
5. Duk steril
Teknik pemasangan yang sering digunakan adalah teknik Seldinger, caranya adalah dengan
menggunakan mandarin yang dimasukkan melalui jarum, jarum kemudian dilepaskan, dan
kateter CVP dimasukkan melalui mandarin tersebut. Jika kateter sudah mencapai atrium
kanan, mandarin ditarik, dan terakhir kateter disambungkan pada IV set yang telah disiapkan
dan lakukan penjahitan daerah insersi.
Langkah Pemasangan :
1. Siapkan alat
2. Lakukan cuci tangan steril
3. Gunakan sarung tangan steril
4. Tentukan daerah yang akan dipasang ; vena yang biasa digunakan sebagai tempat
pemasangan adalah vena subklavia atau internal jugular.
5. Posisikan pasien trendelenberg, atur posisi kepala agar vena jugularis interna maupun vena
subklavia lebih terlihat jelas, untuk mempermudah pemasangan.
6. Lakukan desinfeksi pada daerah penusukan dengan cairan antiseptic
7. Pasang duk lobang yang steril pada daerah pemasangan.
8. Sebelum penusukan jarum / keteter, untuk mencegah terjadinya emboli udara, anjurkan
pasien untuk bernafas dalam dan menahan nafas.
9. Masukkan jarum / kateter secara gentle, ujung dari kateter harus tetap berada pada vena
cava, jangan sampai masuk ke dalam jantung.
10. Setelah selesai pemasangan sambungkan dengan selang yang menghubungkan dengan IV
set dan selang untuk mengukur CVP.
11. Lakukan fiksasi / dressing pada daerah pemasangan , agar posisi kateter terjaga dengan
baik.
12. Rapikan peralatan dan cuci tangan kembali
13. Catat laporan pemasangan, termasuk respon klien (tanda-tanda vital, kesadaran, dll ),
lokasi pemasangan, petugas yang memasang, dan hasil pengukuran CVP serta cairan yang
digunakan.
14. Setelah dipasang, sebaiknya dilakukan foto rontgent dadauntuk memastikan posisi ujung
kateter yang dimasukkan, serta memastikan tidak adanya hemothorax atau pneumothorax
sebagai akibat dari pemasangan.
15. Tempat lain yang bisa digunakan sebagai tempat pemasangan CVP adalah vena femoralis
dan vena fossa antecubiti.
E. Indikasi Pemasangan
1. Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang dapat
menimbulkan syok.
2. Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi.
3. Pasien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
4. Pasien dengan gagal jantung.
5. Pasien terpasang nutrisi parenteral (dextrosa 20% aminofusin).
6. Pasien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi masif).
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/04/01/lp-central-venous-pressure/
Pengertian
CVP adalah memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi sehingga ujungnya berada di
dalam atrium kanan atau di muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis
(KVS)
Tekanan vena sentral secara langsung merefleksikan tekanan pada atrium kanan. Secara tidak
langsung menggambarkan beban awal jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir
diastole. Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah 3-8 cmH2O
atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai normal CVP adalah 4 – 10 mmHg.
2. Tujuan
1. Mengetahui tekanan vena sentralis (TVS)
2. Untuk memberikan total parenteral nutrition (TPN) ; makanan kalori tinggi secara
intravena
3. Untuk mengambil darah vena
4. Untuk memberikan obat – obatan secara intra vena
5. Memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
6. Dilakukan pada penderita gawat yang membutuhkan erawatan yang cukup lama
CVP bukan merupakan suatu parameter klinis yang berdiri sendiri, harus dinilai dengan
parameter yang lainnya seperti :
Denyut nadi
Tekanan darah
Volume darah
CVP mencerminkan jumlah volume darah yang beredar dalam tubuh penderita, yang
ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung. Misal : syock hipovolemik –> CVP
rendah
a. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan pd klien dan klg ttg:
– tujuan pemasangan,
– daerah pemasangan, &
– prosedur yang akan dikerjakan
b. Persiapan alat
– Kateter CVP
– Set CVP
– Spuit 2,5 cc
– Antiseptik
– Obat anaestesi lokal
– Sarung tangan steril
– Bengkok
– Cairan NaCl 0,9% (25 ml)
– Plester
4. Cara Kerja
a. Daerah yang Dipasang :
Vena femoralis
Vena cephalika
Vena basalika
Vena subclavia
Vena jugularis eksterna
Vena jugularis interna
b. Cara Pemasangan :
CVP Manometer
7. Penilaian CVP
Kateter, infus, manometer dihubungkan dengan stopcock -> amati infus lancar atau
tidak
Penderita terlentang
Cairan infus kita naikkan ke dalam manometer sampai dengan angka tertinggi -> jaga
jangan sampai cairan keluar
Cairan infus kita tutup, dengan memutar stopcock hubungkan manometer akan masuk
ke tubuh penderita
Permukaan cairan di manometer akan turun dan terjadi undulasi sesuai irama nafas,
turun (inspirasi), naik (ekspirasi)
Undulasi berhenti -> disitu batas terahir -> nilai CVP
Nilai pada angka 7 -> nilai CVP 7 cmH2O
Infus dijalankan lagi setelah diketahui nilai CVP
8. Nilai CVP
Nilai rendah : < 4 cmH2O
Nilai normal : 4 – 10 cmH2O
Nilai sedang : 10 – 15 cmH2O
Nilai tinggi : > 15 cmH2O
Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya dalam sirkulasi.
Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock hipovolemik
Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock, cardiogenik shock
http://duniaaskep.wordpress.com/2012/09/25/pemasangan-central-venous-pressure-cvp/