Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Magang merupakan proses belajar dengan bekerja secara langsung dalam

suatu instansi atau perusahaan tertentu. Magang merupakan salah satu bentuk

dan cara pengajaran kepada mahasiswa sebagai proses belajar untuk

mendapatkan kemampuan profesional kesehatan. Kegiatan Magang merupakan

suatu proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional kesehatan

masyarakat yang didapatkan dalam perkuliahan. Rangkaian kegiatan yang

dilaksanakan dalam magang harus memungkinkan dapat ditumbuhkan serta

dibinanya sikap dan kemampuan pada mahasiswa sesuai dengan tujuan

pendidikan.

Magang merupakan kegiatan yang memberi kesempatan kepada

mahasiswa untuk mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari selama

perkuliahan dan mempelajari standar kerja yang profesional. Pengalaman ini

kemudian menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir yang sesungguhnya

sebgai seorang tenaga kesehatan masyarakat

Magang merupakan program intrakulikuler dalam bentuk kegiatan belajar

di lapangan yang merupakan wahana bagi mahasiswa untuk menambah

pengetahuan dan keterampilan serta diharapkan mampu memecahkan masalah

1
kesehatan yang ada ditempat magang. Kegiatan magang dapat dilakukan di

berbagai instansi, perusahaan dan rumah sakit baik pemerintah maupun swasta.

Di Indonesia Infeksi saluran pernapasan Akut (ISPA) selalu menempati

urutan yang pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain

itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak. Survei mortalitas

yang di lakukan oleh Subdi ISPA tahun 2005 menempatka ISPA/pneumania

sebagai penyebab kematian bayi terbesar di indonesia dengan presentasi 22,30%

dari semua kematian balita (Depkes RI 2005).

Puskesmas Talise pada tahun 2012 penyakit ISPA menduduki urutan

pertama dari 10 penyakit terbasar. Hal inilah yang mendasari penulis dalam

menganalisis masalah yang berkaitan dengan penyakit ISPA di Pukesmas Talise

sebagai unit magang (Profil Puskesmas Talise, 2012).

Berdasarkan hal tersebut maka pelaksanakan magang di Puskesmas Talise

Kecamatan Mantikulore Kota Palu di maksudkan untuk membahas masalah

penyakit ISPA sesuai dengan bidang unit magang, dengan harapan dapat

memahami permasalahan kesehatan dan mempunyai keterampilan dalam bidang

kesehatan masyarakat sebagai bekal sebelum terjun ke dunia kerja yang

sesungguhnya.

2
B. Tujuan Magang

1. Tujuan Umum

Secara Umum tujuan magang adalah untuk memperoleh pengalaman

keterampilan, penyesuaian sikap dan penghayatan pengetahuan di dunia kerja

dalam rangka memperkaya pengetahuan dan ketrampilan bidang ilmu

kesehatan masyarakat.

2. Tujuan Khusus

a. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan profesi kesehatan

masyarakat yang berorientasi pada kesehatan masyarakat.

b. Meningkatkan kemampuan dasar keprofesionalan dalam pengembangan

kebijakan kesehatan

c. Meningkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat untuk

menangani permasalahan khususnya kesehatan masyarakat

C. Manfaat Magang

1. Bagi Mahasiswa

a. Mendapat pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan

Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

b. Mendapatkan pengalaman menggunkan metode analisis masalah yang

tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang.

c. Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Sarjana Kesehatan Masyarakat.

3
2. Bagi Instansi

a. Mendapatkan tenaga terdidik dalam membantu penyelesaian tugas-tugas

yang ada sesuai kebutuhan di unit masing-masing.

b. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan

tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan memiliki

pengalaman kerja.

3. Bagi Fakultas

a. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas

pengajaran.

b. Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya

meningkatkan keterkaitan dan kesepadaan antara substansi akademik

dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang

dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

D. Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan selama 5 minggu yaitu sejak tanggal 06

Maret sampai dengan tanggal 04 April 2013.

E. Lokasi Magang

Magang dilaksanakan di Puskesmas Talise Kelurahan Talise Kecamatan

Mantikulore Kota Palu.

4
BAB II
ANALISIS SITUASI UMUM

A. Gambaran Situasi UPTD Puskesmas Talise

1. Sejarah Singkat Puskesmas Talise

Puskesmas Talise berdiri pada tahun 1983, tapi masih merupakan

Puskesmas Pembantu (Pustu) dari Puskesmas Singgani. Kemudian pada

tanggal 1 April 1999 resmi menjadi puskesmas induk dengan memiliki 3

Pustu (Puskemas Pembantu) dan 14 POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu).

Pada tahun 2007 Puskesmas Talise memiliki 2 POLINDES (Pos Persalinan

Desa), 3 POSKESDES (Pos Kesehatan Desa), dan 5 POSBINDU (Pos

Pembinaan Terpadu Usia Lanjut).

2. Pemerintahan

Puskesmas Talise berada di wilayah kecamatan Palu Timur yang

memiliki luas wilayah 83.43 km2 dan secara administratif pemerintahan

terdiri atas 3 kelurahan, 29 RW serta 102 RT, Wilayah kerja Puskesmas

Talise mencakup tiga kelurahan yaitu :

a. Kelurahan Talise

b. Kelurahan Tondo

c. Kelurahan Layana.

5
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kerja UPTD Urusan Puskesmas Talise

Sumber: Puskesmas Talise

Tabel 2.1
Luas Wilayah, RW dan RT Dirinci Menurut Kelurahan
UPTD Urusan Puskesmas Talise Tahun 2011

Luas Wilayah
No Kelurahan RW RT
(km2)
1 Talise 12,77 km2 8 45

2 Tondo 55,66 km2 15 38


3 Layana Indah 15,00 km2 6 19

Puskesmas Talise 83,43 km2 29 102


Sumber: Puskesmas Talise, 2011

6
3. Keadaan Iklim

a. Suhu Udara

Suhu udara di wilayah Puskesmas Talise sesuai dengan suhu udara

rata-rata di Kota Palu, yaitu musim panas dan musim hujan sebagaimana

daerah-daerah lain di Indonesia. Musim panas terjadi pada bulan April-

September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober-Maret

yang rata-rata suhu terendah mencapai 22,10C, dengan kelembaban udara

rata-rata berkisar antara 72-82 %.

b. Curah Hujan dan Keadaan Angin

Curah hujan tertinggi sering terjadi pada bulan September dan

curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni. Kecepatan angin rata-rata

berkisar antara 5-6 knots dan kecepatan angin maksimum mencapai 16-20

knots. Arah angin pada Tahun 2004 masih berada pada posisi 3150 sampai

dengan 3600.

B. Keadaan Penduduk

1. Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan data BPS Kota Palu Tahun 2011, jumlah penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Talise adalah 33.376 jiwa yang tersebar di tiga

Kelurahan antara lain Kelurahan Talise sekitar 18.678 jiwa, Kelurahan

Tondo sekitar 11.293 jiwa dan Kelurahan Layana Indah sekitar 3.405 jiwa.

Dengan membandingkan jumlah penduduk tahun sebelumnya maka

7
pertambahan penduduk dari tahun 2010 ke 2011 adalah sebanyak 3.089

atau 9% .

2. Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data tahun 2011 kepadatan hunian rumah/kk wilayah

kerja Puskesmas Talise adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Jumlah Jiwa Per KK di Wilayah


UPTD Urusan Puskesmas Talise Tahun 2011

Jumlah Jumlah
No Kelurahan Penduduk KK Jiwa/KK
1 Talise 18.678 3.442 5,42
2 Tondo 11.293 2132 5,29
3 Layana Indah 3.405 755 4,51
Puskesmas 33.376 7.329 16
Sumber: Puskesmas Talise, 2011

Kepadatan penduduk berdasarkan hunian rumah (Jumlaj jiwa per KK)

yang terpadat penduduknya adalah Kelurahan Talise, yang kedua Kelurahan

Tondo dan ketiga adalah Kelurahan Layana Indah. Berikut ini adalah data

kepadatan penduduk berdasarkan luas wilayah di wilayah Puskesmas Talise

tahun 2011.

C. Organisasi Instansi/Unit Kerja

1. Kepala Puskesmas : drg. Constantina Aksa Ina

2. Kepala Subag Tata Usaha : Nurfitrah, SKM

3. Keuangan : Rohayati A. Abd Kadir dan Selfia,

A.Md, Kep

8
a. Bendahara Barang Dan Umum : Martipul Paudanan, SKM

b. Perencanaan dan data : Martipul Paudanan, SKM

4. Koordinator Promkes : Arvindo, SKM

a. Perkesmas & PHN : Sri Wulan, A. Md. Kep

b. UKMB : Fitriani L, A. Md. Kep

c. Kesehatan Lingkungan : Martipul Paundanan, SKM

d. KS-UKGS : Irmayanti. A.Md. Keb

e. Kesehatan Matra : Hendra, AMKL

f. Pengobatan Tradisional : Fitriani L, A. Md. Kep

5. Koordinator Kesehatan Keluarga : dr. Magfirah

a. Kesehatan Ibu dan Anak : Rosdiana R, A. Md. Keb

b. Keluarga Berencana : Hj Masni B, A.Md. Keb

c. JPKM : Anita W. Retna, A.Md.Kep

d. Gizi : Hukmawaty, AMG

e. Lansia : Nurul Hidayati, A.Md.Keb

6. Koordinator PMK : dr. Benny Siyulan

a. Imunisasi : Nurmiati, A.Md. Kep

b. Surveilens : Hendra, AMKL

c. Diare : Rohayati

d. DBD : Martipul Paundanan, SKM

e. ISPA : Herlina, A.Md. Kep

9
f. TB paru dan Kusta : Praniti

g. Rabies-PMS-Kesehatan Haji : Rosna T. Umbi

h. Malaria : Ernawati Laupa

i. Penyakit Tidak Menular PTM : Ernawati Laupa

7. Koordinator Yankes : drg. Sri Indah Yani

a. Poli Umum : Hj.Masni Bilatu,A.Md.Keb

b. Poli Lansia : dr. Nirma

c. Poli Gigi : Asmawati, AMKG

d. Apotik : Azriani

e. Laboratorium : Sundari

f. Kesehatan jiwa : Herlina A.Md Kep

g. Unit Gawat Darurat : Sri Wulan M, A.Md. Kep

h. Loket : Sri Manika A, A.Md. Kep

8. Pustu Tondo : Hj. Alfrida M, A.Md. Keb

9. Pusto Roviga : Rini Silmiati

10. Pustu Layana : Jisrini Wati, A.Md. Keb

11. Polindes Layana (wintu ) : Alfrice Rantelore

12. Poskesdes Talise (posisasni ) : Ni Putu Sri Ayu

13. Poskesdes Tondo (anuta singgani ) : Anita Cadulah

14. Poskesdes Layana(kasintuvu ) : Febiana Niluh Suparmiati

10
D. Visi, Misi dan Motto UPTD Puskesmas Talise

1. Visi

a. Menyehatkan Masyarakat Secara Mandiri, Adil Dan Merata.

b. Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Dan Menyeluruh

Menuju Palu Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan.

2. Misi

a. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan dan penanggulangan

masalah kesehatan.

b. Meningkatkan kemandirian masyarakat dibidang kesehatan melalui

kerjasama lintas sektoral.

c. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang adil dan merata serta

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

d. Meningkatkan mutu layanan kesehatan.

e. Meningkatkan serta mendayagunakan sarana prasarana dan sumber daya

kesehatan.

3. Motto

” Kedatangan dan kepuasan anda adalah harapan kami ”

E. Strategi Puskesmas Talise

Perencanaan strategi merupakan proses berkelanjutan dan sistematis dari

pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya

pengetahuan antisipatif dan mengorganisasikannya secara sistematis untuk usaha-

11
usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan

balik yang sistematis.

Berdasarkan Inpres No.7 tahun 1999, perencanaan strategik merupakan

suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama satu sampai

lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau

mungkin timbul.

Berangkat dari kajian tersebut diatas, beberapa program pembangunan

kesehatan di Puskesmas Talise telah dan akan terus dilaksanakan strategi

pengembangan untuk tahun 2011 yaitu:

1. Peningkatan upaya promotif dan preventif dengan memaksimalkan SDM yang

ada dengan indikator lingkungan sehat, perilaku sehat, pelayanan kesehatan

bermutu serta derajat kesehatan yang optimal.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan sarana/prasarana melalui

prosedur pelayanan standar minimal pada setiap pelayanan Kesehatan yang

diberikan.

3. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Puskesmas Talise

melalui sekolah, pelatihan, short course dll.

4. Meningkatkan pendapatan Puskesmas dengan menjaga sumber daya/potensi

dan memperhatikan kesejatraan pegawai.

5. Menerapkan sikap-sikap/penilaian kepribadian atau nilai luhur yang baik

dalam setiap melaksanakan pelayanan kesehatan.

12
6. Pembangunan dan penetapan kerjasama lintas sektor dan keterpaduan

pembangunan berwawasan kesehatan dengan serta menggalang kemitraan

dengan organisasi masyarakat.

7. Sosialisasi Sistem Informasi Kesehatan di tingkat kelurahan serta

mengembangkan sistem Informasi Kesehatan Lintas Sektor.

8. Tumbuh dan berkembangnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

(JPKM) secara menyeluruh.

9. Turut melaksanakan Pembangunan Nasional yang berwawasan kesehatan

dengan menitikberatkan pada upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS).

13
BAB III
ANALISA SITUASI KHUSUS

A. Program Pokok di Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

Adapun program pokok di Bidang Pengendalian masalah kesehatan di

UPTD Puskesmas Talise yaitu:

1. Program pokok peningkatan kesehatan lingkungan pemukiman dan

penyediaan air bersih, dengan kegiatan-kegiatan sbb :

a. Insfeksi sarana sanitasi dasar (SAB,TPS,SPAL dan Jaga) setiap triwulan.

b. Pengawasan TTU, TPM dan TP2 setiap triwulan.

c. Kaporisasi sarana air bersih; sesuai kebutuhan.

d. Penyuluhan kesling setiap bilan (12 Kali).

Adapun indikator dari kegiatan tersebut di atas beserta target 2011

adalah sebagai berikut :

a. Persentase rumah sehat yang diperiksa : 72,70%

b. Persentase rumah yang bebas jentik : 92,00%

c. Persentase TTU yang memenuhi syarat : 87,00%

d. Persentase TPM yang yang memenuhi syarat : 76,50%.

e. Persentase TP2 yang memenuhi syarat : 100%.

f. Jumlah SAB dikaporisasi : 3 sarana.

g. Persentase sampel air yang memenuhi sayarat fisik : 100%.

h. Penyuluhan Kesling : 12 kali

14
i. Pesentase KK yang menggunakan Air Bersih : 100%

j. Persentase KK yang menggunakan Jamban Keluarga : 98%

2. Program peningkatan upaya kesehatan, meliputi pokok program pokok

program pelayanan kesehatan masyarakat dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pelayanan kesehatan dasar.

b. Pembinaan keluarga rawan.

c. Pembinaan PHN institusi.

Adapun indikator dan target 2011 untuk kegiatan-kegiatan di atas

sebagai berikut :

a. Kunjungan rawat jalan untuk wilayah Puskesmas Talise tahun 2011

yaitu 32.008 kunjungan yang terdiri dari kunjungan Puskesmas Talise,

Pustu, Polindes dan Poskesdes. Jumlah kunjungan rawat jalan dirinci

menurut jenis kunjungan yakni, 11.971 kunjungan baru dan kunjungan

lama sebanyak 20.037 kunjungan.Sementara dari jenis pembayaran, 6.717

pasien umum yang melakukan pembayaran tunai, 5.540 kunjungan

ASKES dan kartu sehat 8.368. Sementara dari unit pelayanan poli umum

23.704 kunjungan, poli gigi 1.295 kunjungan, poli KIA 4.987 kunjungan

dan KB 2.027 kunjungan.

b. Frekuensi pembinaan kesehatan di institusi 16 kali setahun.

15
3. Program pokok pencegahan dan pemberantasan penyakit dengan kegiatan

sbb:

a. P2 Demam Berdarah

b. P2 ISPA

c. P2 Malaria

d. P2 Rabies

e. P2 Kusta

f. P2 Diare

g. P2 TB Paru

h. P2 Penyakit Menular Seksual

i. P2 Surveilans

j. P2 Imunisasi

k. P2 Kesehatan Haji.

Untuk indikator dan target 2011 (dibandingkan tahun 2010) dari

kegiatan- kegiatan di atas adalah sebagai berikut :

a. Angka kesakitan DBD terjadi peningkatan kasus dari 119 menjadi 127

kasus.

b. Angka kesakitan Pneumoni pada balita terjadi penurunan kasus dari 52

menjadi 42 kasus.

c. Angka kesakitan Malaria terjadi penurunan kasus dari 23 menjadi 1 kasus

malaria positif.

16
d. Angka kesakitan Rabies tidak terdapat kasus dua tahun berturut-turut.

e. Angka kesakitan Kusta meningkat menurun kasus dari 5 menjadi 9 kasus.

f. Angka kesakitan Diare mengalami penurunan kasus dari 614menjadi 445

kasus.

g. Cakupan penemuan penderita TB Paru terjadi peningkatan dari 15 kasus

menjadi 22 kasus.

h. Cakupan penemuan penderita Kusta tidak terjadi perubahan kasus tahun

2010: 6 kasus demikian pula pada tahun 2011 6 kasus..

i. Persentase cakupan Universal Child Immunization (UCI) 100 %.

B. Penyakit Terbesar di UPTD Urusan Puskesmas Talise

Adapun gambaran 10 penyakit terbesar berdasarkan kunjungan pasien

yang ada di Puskesmas Talise tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1
Data 10 Penyakit Terbesar
Di UPTD Urusan Puskesmas Talise Tahun 2011

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus


1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas 4031
2 Penyakit akut lain pada saluran pernafasan atas 3691
3 Penyakit Gastritis ( Maag ) 1528
4 Penyakit kulit alergi 1379
5 Penyakit dan Kelainan Susunan Saraf 957
6 Penyakit & Kelainan Susunan Syaraf Lainnya 827
7 Penyakit Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 692
8 Penyakit Malaria (Suspect) 614
9 Penyakit Diare 384
10 Penyakit Pulpa dan Jaringan Peripikal 376
Sumber: Profil Data Penyakit Puskesmas Talise, 2011

17
Pola penyakit tahun 2011 hampir sama pada tahun sebelumnya hanya

saja pada tahun 2010 penyakit chikungunya dan penyakit mata termasuk 10

penyakit terbesar namun pada tahun 2011 tidak masuk, demikian pula

sebaliknya tahun 2010 penyakit Malaria (suspek) dan penyakit Pulpa dan

Jaringan Perpikal tidak masuk pada 10 penyakit terbesar namun pada tahun

2011 penyakit tersebut menduduki peringkat 9 dan 10. Penyakit malaria yang

masuk pada 10 penyakit terbesar di Puskesmas Talise tidak menjadi masalah

karena hanya suspek saja atau penderita klinis saja. Setelah dilakukan

pemeriksaan laboratorium hanya 1 pasien yang dinyatakan positif menderita

penyakit malaria. Penyakit diare juga dari tahun ke tahun mengalami penurunan

peringkat yaitu pada tahun 2011 menempati urutan kesembilan, namun pada

tahun tahun sebelumnya selalu menempati urutan lima besar. Hal ini bisa terjadi

karena pola hidup masyarakat yang membiasakan cuci tangan dengan benar dan

masyarakat semakin sadar untuk menngunakan jamban keluarga.

18
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PRIORITAS

A. Identifikasi Masalah

Setelah kami melaksanakan praktik magang, kami menemukan masalah

dari beberapa unit penempatan mahasiswa magang, yaitu:

1. Meningkatnya kasus penyakit ISPA di Puskesmas Talise tahun 2012.

2. Meningkat kasus Penyakit gastritis di Puskesmas Talise tahun 2012.

3. Meningkatnya kasus penyakit Diare di Puskesmas Talise tahun 2012.

4. Kurangnya tenaga kesehatan (perawat) yang ada di Puskesmas Talise.

5. Rendahnya kepemilikan jamban di tiap Kepala Keluarga khususnya di

wilayah kerja UPTD Urusn Puskesmas Talise.

B. Analisis Masalah dan Prioritas Masalah

Analisis yang digunakan dalam menetapkan masalah pokok yang terpilih

adalah analisis USG (Urgensi, Seriously, Growth). Ananlisis USG adalah analisis

yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas yang penting, serius dan

berkembang untuk dilakukan.

Teknik menggunakan metode USG yaitu dengan menentukan Tingkat

Urgensi (penting), Seriously (Serius) dan Growth (Perkembangan) masalah pada

masing-masing masalah pokok dan memberikan skala nilai 1-5. Berdasarkan

identifikasi masalah, maka silakukan analisis USG untuk menetapkan masalah

pokok tersebut seperti pada tabel berikut ini :

19
Tabel 4.1
Analisis USG Penentuan Masalah Pokok

No Masalah U S G Total Prioritas


Masih meningkatnya
1 kasus penyakit ISPA di 5 5 5 15 I
Puskesmas Talise

Meningkatnya kasus
penyakit gastritis di
2 5 5 4 14 II
Puskesmas Talise tahun
2012
Meningkatnya kasus
penyakit Diare di
3 Puskesmas Talise tahun 5 4 4 13 III
2012

Kurangnya tenaga
kesehatan atau perawat
4 yang ada di Puskesmas 3 4 5 12 IV
Talise

Sumber: Data Primer, 2013

Dari empat masalah pokok di atas, maka yang menjadi prioritas I yaitu

Masih meningkatnya kasus penyakit ISPA di Puskesmas Talise tahun 2012.

20
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH

A. Hasil

Dari hasil identifikasi masalah, maka kami telah menemukan masalah

yang spesifik seperti yang tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 5.1
Data 10 Penyakit Terbesar
Di UPTD Urusan Puskesmas Talise Tahun 2012

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus


1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas 4301
2 Penyakit akut lain pada saluran pernafasan atas 3667
3 Penyakit Gastritis ( Maag ) 2149
4 Penyakit kulit alergi 2005
5 Penyakit dan Kelainan Susunan Saraf 1790
6 Penyakit & Kelainan Susunan Syaraf Lainnya 1075
7 Penyakit Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 919
8 Penyakit Malaria (Suspect) 737
9 Penyakit Diare 611
10 Penyakit Pulpa dan Jaringan Peripikal 575
Sumber: Profil Data Penyakit Puskesmas Talise, 2012

Berdasarkan data di atas bisa di ketahui bahwa penyakit ISPA merupakan

kasus Penyakit yang tertinggi di Puskesmas Talise. Di tahun 2011 jumlah kasus

penyakit ISPA sebanyak 4.031 penderita dan ditahun 2012 jumlah kasus

penyakit ISPA meningkat yaitu sebanyak 4.301 penderita.

21
B. Pembahasan Alternatif Penyelesaian Masalah

1. Pengertian Penyakit ISPA

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut,

istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory

Infections (ARI). ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung

sampai 14 hari. Yang di maksud dengan saluran pernapasan adalah organ

mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ di sekitarnya

seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Penyakit infeksi akut

yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai

mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk

jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penyakit

ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karna sistem

pertahanan tubuh anak masih rendah. (Adnan, 2011).

2. Patofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ISPA di mulai dengan berinteraksinya virus

dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan

menyebabkan permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus

kea rah faring atau dengan suatu tangkapan reflex spasmus oleh laring. Jika

refluks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa

saluran pernafasan (Adnan 2011).

22
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk

kering. Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan

kenaikan aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran

nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal.

Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk,

sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang paling menonjol adalah batuk.

Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi

sekunder bakteri. Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme

mukosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran

pernafasan terhadap infeksi bakteri sehingga memudahkan bakteri-bakteri

pathogen yang terdapat pada salautran pernafasan atas seperti streptococcus

pneumonia, haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang mukosa

yang rusak tersebut. Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus

bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak

nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini di

permudah dengan adanya faktor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi.

Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-

tempat yang lain dalam tubuh, ssehingga dapat menyebabkan kejang, demam

dan juga bisa menyebar kesaluran nafas bawah. Dampak infeksi sekunder

bakteripun bisa menyerang saluran nafas bawah, sehingga bakteri-bakteri

yang biasanya hanya di temukan dalamsaluran pernafasan atas, sesudah

23
terjadi infeksi virus, dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan

pneumonia baakteri.

3. Penyebab terjadinya ISPA

Penyakit ISPA dapat di sebabkan oleh berbagai penyebab seperti

bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain-lain. ISPA bagian atas umumnya

di sebabkan oleh virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat di sebabkan

oleh bakteri, virus dan mycoplasma. ISPA bagian bawah yang di sebabkan

oleh bakteri umumnya mempunyai manifestasi klinis yang berat sehingga

menimbulkan beberapa masalah dalam penanganannya.

Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptcocus,

Stapilococcus, Pneumococcus, Hemofillus, Bordetella dan Corinebacterium.

Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus,

Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (Anonim,

2011).

4. Tanda-tanda Klinis ISPA

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan di mulai dengan

keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit

mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh

dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah

dalam kegagalan pernapasan maka di butuhkan piñatalaksanaan yang lebih

rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu di usahakan

24
agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat

di tolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda-

tanda bahaya dapat di lihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda

laboratories sebagai berikut (Anonim, 2011) :

a. Tanda-tanda klinis

1) Pada sistem respiratorik adalah tachypnea, napas tak teratur (apnea),

retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas

lemah atau hilang.

2) Pada sistem cardial adalah tachycardia, hypertensi, hypotensi dan

cardiac arrest.

3) Pada system cerebral adalah gelisah, sakit kepala, bingung, kejang

dan koma.

4) Pada hal umum adalah letih dan berkeringat banyak.

b. Tanda-tanda laboratories

1) Hypoxemia

2) Hypercapnia

3) Acydosis (metabolik)

5. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan prioritas masalah yang sudah ditetapkan pada bab

sebulmnya dengan menggunakan metode USG, maka alternatif penyelesaian

masalah penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Talise yaitu dengan cara:

25
a. Upaya Kuratif

Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati para penderita penyakit

ISPA. Pengobatan ISPA dilakukan sesuai dengan kondisi penyakit yang

diderita tiap pasien. Olehnya itu, pengobatan ISPA disesuaikan

karakteristik penyakit, yaitu:

1) ISPA berat : di rawat di rumah sakit, di berikan antibiotik parenteral,

oksigen dan sebagainya.

2) ISPA sedang: di beri obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila

penderita tidak mungkin di beri kotrimoksasol atau ternyata dengan

pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat di pakai

obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksilin atau penisilin

prokain.

3) ISPA ringan : tanpa pemberian antibiotik. Diberikan Perawatan

dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat

batuk lainyang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodeim,

Dkstrometorfan dan, Atihistamin. Bila demam diberikan obat penurun

panas yaitu Parasetamol.

b. Upaya Preventif

Upaya preventif adalah upaya yang lebih menekankan kepada

pencegahan penyakit ISPA. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan

cara:

26
1) Melaksanakan penyuluhan lebih lanjut secara berkesinambungan

mengenai Penyakit ISPA.

2) Melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Palu

mengenai progam yang khusus menangani penyakit ISPA.

27
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian diatas, maka dapat di simpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Setelah kami melaksanakan praktik magang, kami menemukan masalah dari

beberapa unit penempatan mahasiswa magang, yaitu:

a. Meningkatnya kasus penyakit ISPA di Puskesmas Talise tahun 2012

b. Meningkat kasus Penyakit gastritis di Puskesmas Talise tahun 2012

c. Meningkatnya kasus penyakit Diare di Puskesmas Talise tahun 2012

d. Kurangnya tenaga kesehatan (perawat) yang ada di Puskesmas Talise

e. Rendahnya kepemilikan jamban di tiap Kepala Keluarga khususnya di

wilayah kerja UPTD Urusn Puskesmas Talise.

2. Dari lima masalah pokok di atas, maka yang menjadi prioritas I yaitu Masih

meningkatnya kasus penyakit ISPA di Puskesmas Talise tahun 2012.

3. Berdasarkan prioritas masalah yang sudah ditetapkan maka alternatif

penyelesaian masalah penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Talise yaitu

dengan cara:

a. Upaya Kuratif bertujuan untuk mengobati para penderita penyakit ISPA.

Pengobatan ISPA dilakukan sesuai dengan kondisi penyakit yang diderita

tiap pasien.

28
b. Upaya Preventif dapat dilakukan dengan cara:

1) Melaksanakan penyuluhan lebih lanjut secara berkesinambungan

mengenai Penyakit ISPA.

2) Melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Palu

mengenai progam yang khusus menangani penyakit ISPA.

B. Saran

1. Kepada pihak Puskesmas perlu meningkatkan upaya secara promotif dalam

menurunkan angka kesakitan penyaki ISPA.

2. Kepada institusi pendidikan agar laporan magang ini bisa di jadikan referensi

yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang pelaksanaan

magang di instansi kesehatan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A 2011. Faktor resiko Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Pada Balita. UMI Makasar

Anonim, 2010. Arti Pengetahuan. http: //www. Wordpress. co. id di akses 19 Maret

2013)

Puskesmas Talise. 2012. Profil kesehatan Puskesmas Talise. Kota Palu

30
31

Anda mungkin juga menyukai