Abstrak
Pada praktikum ini praktikan mencoba kit praktikum
yang berisi rangkaian percobaan karakteristik BJT yaitu
transistor beserta resistor-resistor variabelnya. Dengan
menggunakan 3 buah multimeter, praktikan dapat
memahami dan mengamati karakteristik transistor yaitu
tegangan dan arus diantara diketiga kakinya. Dengan Transistor BJT NPN
mengubah-ubah kondisi rangkaian, seperti resistansi yang
akan mengakibatkan perubahan tegangan, maka praktikan
dapat memproyeksikan data-data tersebut pada kurva yang
dapat menghasilkan beberapa kesimpulan. Namun juga,
praktikan mencoba rangkaian-rangkaian lainnya seperti
rangkaian percobaan early effect dan pengaruh bias pada
kerja transistor. Dan dari hasil pengamatan tersebut,
praktikan dapat mengamati bagaimana hasil output
rangkaian pada bermacam-macam mode kerja transistor. Transistor BJT PNP
Gambar 2.1-1 Simbol Hubungan pada Transistor
1. Pendahuluan
Terdapat suatu hubungan matematis antara besarnya
Pada Praktikum Elektronika EL2140 yang kedua ini, arus kolektor (IC), arus Basis (IB), dan arus emitor
bertujuan agar praktikan dapat melakukan (IE), yaitu beta (β) = penguatan arus DC untuk
percobaan dan pengamatan secara langsung common emitter, alpha (α)= penguatan arus untuk
mengenai komponen elektrik, yaitu transistor. Jenis common basis, dengan hubungan matematis sebagai
transistor yang digunakan pada praktikum adalah berikut [1].
Bipolar Junction Transistor / BJT yang bertipe IC IC
2N2222. Dan karakteristik yang diukur praktikum dan
ini adalah IB, IC, VBE, dan VCE dari transistor. Dari IB IE
data-data pecobaan praktikan akan mencoba sehingga [2]
memamahai keterkaitan antara kondisi karakteristik
arus-tegangan tersebut. Untuk tegangan yang
digunakan adalah VCC sebesar 10V dari power 1 1
supply. Dan untuk percobaan memahami teknik
bias dengan sumber arus konstan, digunakan Karakteristik sebuah transistor biasanya diperoleh
sumber arus/ current source yang telah tersedia. dengan pengukuran arus dan tegangan pada
Sedangkan untuk pengaruh bias pada berbagai mode rangkaian dengan konfigurasi common emitter (kaki
kerja transistor, Vin adalah sebesar 50 Vpp dengan emitter terhubung dengan ground), seperti
frekuensi 1KHz. Dengan berbagai rangkaian ditunjukkan pada gambar berikut ini.
tersebut, diharapkan praktikan dapat memahami
karakteristik BJT dan aplikasinya.
2. Dasar Teori
2.1 Transistor BJT
Transistor merupakan salah satu komponen
elektronika paling penting. Terdapat dua jenis
transistor berdasarkan jenis muatan penghantar
listriknya, yaitu bipolar dan unipolar. Dalam hal ini
akan kita pelajari transistor bipolar. Transistor
bipolar terdiri atas dua jenis, bergantung susunan
bahan yang digunakan, yaitu jenis NPN dan PNP.
1
I C I ES eVBE / kT
Persamaan ini dapat digambarkan sebagai kurva
seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 2.2-1 Daerah Mode Kerja Transistor
3. Metodologi
Rangkai kit
Proyeksikan praktikum dan
pengukuran pada posisikan
grafik, Lakukan terminal
analisis atau Multimeter
ekstrapolasi sesuai model
rangkaian.
Nyalakan
Power Supply
Lakukan atau Current
pengukuran pada
Multimeter Source sesuai
nilai yang
ditentukan
Gambar 2.2-1 Fungsi Eksponensial VBE
0
100
-0.5 0 0.2 0.4 0.6 0.8
80
Gambar 4.1-2 Kurva Karakteristik IB-VBE
60
Dari data diatas dapat diamati bahwa arus IC 40
meningkat apabila VBE meningkat juga. Arus IC
meningkat dengan cepat ketika VBE diantara 0,5V- 20
0,7V. Peningkatan ini terlihat jelas secara 0
3
IC (mA)
VCE (V)
IB = 25µA IB = 50µA
dengan mengubah-ubah resistor variable seperti
Halaman
9 11.73 18.14
10 12.43 19.40 gambar diatas, maka tegangan VCE dapat diatur
supaya mengikuti daerah kerja transistor yang
diinginkan. Hasil tegangan output pada ketiga sinusoidal, maka secara penguatan linear, didapat
daerah kerja transistor (saturasi, aktif, dan cut-off) tegangan output yang sinusoidal pula, namun
dapat dilihat pada tabel berikut. dengan amplitudo yang jauh lebih tinggi.
Tabel 4.4-1 Tabel Pengaruh Bias Pada Kerja Transistor Pengaruh bias pada daerah cut-off diperoleh ketika
VBE < 0,7 V. Pada daerah ini tidak ada arus IC yang
VIN dan VOUT
mengalir sehingga pada bentuk sinyal output ada
bagian yang terpotong. Sebagian sinyal tegangan
input membuat transisitor junction menjadi keadaan
Daerah Saturasi cut-off, sehingga tegangan output (VCE) menjadi
IB = 1.2 mA
IC = 11.28 mA
tetap (maksimum atau VCC) karena IC = 0, maka VRC
VCE = 0.1 V = 0.
VBE = 0.7 V
5. Kesimpulan