MATERI KULIAH
REFERENCE :
1. STRUKTUR BAJA – DESAIN DAN PERILAKU, Charles G. Salmon, John E.
Jhonson, Ir. Wira M.S.C.E.
2. KONSTRUKSI BAJA 1, Prof. Ir. Loa Wikarya Darmawan
3. KONSTRUKSI BAJA, Ir. Oentoeng
BAB I
BAJA SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
1.1. DEFENISI
Baja adalah bahan yang keserbasamaannya ( homogenitasnya ) tinggi, terdiri
dari Fe dalam bentuk kristal dan C. Pembuatannya dilakukan sebagai pembersihan
dalam temperatur tinggi dari besi mentah yang didapat dari proses dapur – tinggi. Besi
mentah tidak dapat ditempa. Dengan demikian seluruh macam besi yang sudah dapat
ditempa disebut baja.
Yang dinamakan dapur tinggi adalah dapur corong yang tingginya 20 a’30 m
dan didalamnya diberi lapisan batu yang tahan api. Di dalam dapur ini besi itu
dipecahkan dari persenyawaannya dan sebanyak mungkin dipisahkan dari mineral –
mineral lain.
Ad. 2 Perencanaan kerangka struktural adalah pemilihan tata letak dan ukuran elemen
struktural sehingga beban kerja ( service load ) dapat dipikul dengan aman.
Pada awalnya baja memiliki kurva teg.- teg yang linier, yang kemiringannya
adalah modulus elastisitas ( E ). Harga E bervariasi dalam rentang 200.000 –
210.000 Mpa. PPBBI 83 menetapkan E sebesar 210.000 Mpa. Didaerah ini
struktur baja kembali ke bentuknya semula bila beban dihilangkan. Batas dari
daerah elastik ini adalah tegangan leleh Fy dan Reg.leleh εy , = Fy / E.
Bila teg lebih besar dari Fy, baja bertambah panjang / berubah berubah bentuk
secara plastik tanpa adanya tambahan beban sampai tegangan strain hardening, εst
tercapai. Daerah plastik ini penting dan diperhitungkan untuk daktalitas baja.
Tegangan Meningkat > Fy bila εst terlampaui. Hal ini menerus sampai dengan
teg. Batas Fu tercapai. Disini terjadi reduksi besar dalam ukuran penampang.
Kapasitas beban menurun sampai keruntuhan tarik tercapai / terjadi.
Karakteristik baja struktur yang sangat penting yaitu Fy, tegangan leleh.
Tegangan leleh tergantung dari komposisi kimia baja, khususnya keadaan karbon dan
mangan. Tegangan leleh juga tergantung dari temperatur selama pengecoran, laju
pemberian beban untuk keperluan desain. Mutu baja diklasifikasikan dalam beberapa
macam kelas, masing – masing dengan Fy yang berbeda.
1.5. PEMBEBANAN
Beban yang bekerja yang bekerja pada struktur baja dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
o Beban Mati
Yang dimaksud dengan beban mati adalah beban kerja akibat gravitasi yang tetap
posisinya ; disebut demikian karena bekerja terus menerus dengan arah ke bumi
tempat struktur didirikan. Berat struktur dipandang sebagai beban mati, demikian
juga perlengkapan yang digantungkan pada struktur seperti pipa air, pipa listrik,
saluran pendingin dan pemanas ruangan, lampu, penutup lantai, atap dan plafond.
Dengan kata lain semua benda yang tetap posisinya selama struktur berdiri
dipandang sebagai beban mati.
o Beban Hidup.
Beban gravitasi pada struktur, yang besar dan lokasinya bervariasi disebut beban
hidup. Contoh dari beban hidup iaiah manusia, mebel ( furniture ), peralatan yang
Balok Standar Amerika ( Gambar 1.2.b ) yang biasa disebut Balok I memilikih
sayap ( flange ) yang pendek dan meruncing serta badan yang tebal dibanding dengan
profil sayap lebar. Balok I jarang dipakai dewasa ini karena bahan yang berlebihan
pada badannya dan kekuatan lateralnya relatif kecil ( akibat sayap yang pendek ).
Kanal ( Gambar 1.2.c ) dan siku ( Gambar 1.2.d ) sering dipakai baik secara
tersendiri atau digabungkan dengan penampang lain. Kanal misalnya ditunjukkan
dengan C12 x 20,7 yang berarti tingginya 12 in dan beratnya 20,7 pon per kaki. Siku
diidentifikasi oleh panjang kaki ( yang ditulis lebih dahulu ) dan tebalnya seperti
L6x4x3/8.
Profil T struktural ( Gambar 1.2.e ) dibuat dengan membelah dua profil sayap
lebar atau balok I dan biasanya digunakan sebagai batang pada rangka batang ( truss ).
Profil T misalnya diidentifikasi sebagai WT5 x 44, dengan 5 adalah tinggi nominal
dan 44 adalah berat per kaki ; profil T ini didapat dari W10 x 88.
Penampang pipa ( Gambar 1.2.f ) dibedakan atas “Standar”, “Sangat Kuat”,dan
“dua kali sangat kuat” sesuai dengan tebalnya dan juga dibedakan atas diameternya
misalnya diameter 10 in – dua kali sangat kuat menunjukkan ukuran pipa tertentu.
Boks struktural ( Gambar 1.2.g ) dipakai bila dibutuhkan penampilan arsitektur
yang menarik dengan baja ekspos. Boks ditunjukkan dengan dimensi luar dan
tebalnya seperti boks struktural 8 x 6 x ¼.
Penampang yang diperlihatkan pada gambar 1.2, semuanya dibuat dengan
penggilingan panas yaitu dibentuk dari blok ( billet ) baja panas yang digiling
berkali – kali dengan gulungan ( rol ) sehingga didapat bentuk akhir.
Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin ( cold – formed ) dari
bahan plat dengan tebal tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkan pada gambar
berikut ini.
Ukuran dan identifikasi batang baja bentukan dingin ( cold – formed ) belum
distandarisasi walaupun sifat – sifat profil yang umum diberikan dalam Cold –
Formed Steel Design Manual [ 12 ]. Pelbagai pabrik memproduksi jenis profil
tersendiri.
Elemen batang – batang baja dibedakan sebagai batang tekan, batang tarik,
balok, balok – kolom, batang torsi atau pelat, tergantung dari cara meneruskan beban
dalam struktur.
Struktur Rangka
Kebanyakan konstruksi gedung yang umum berada dalam kategori ini. Gedung
bertingkat banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom yang disambung secara kaku
atau dengan sambungan ujung sederhana bersama sokongan ( bracing ) diagonal
untuk stabilitas. Walaupun gedung bertingkat banyak berujud tiga dimensi, tetapi bila
direncanakan dengan sambungan kaku biasanya memilikih kekakuan yang jauh lebih
Struktur Selaput
Pada jenis struktur ini, selaput memiliki fungsi pemakaian disamping ikut mendukung
beban. Salah satu jenis yang tegangan utamanya bersifat tarik adalah tempat
penyimpanan cairan ( baik yang bersuhu tinggi maupun rendah ), misalnya tangki air
diatas tanah, silo dan badan kapal.
Struktur Gantung
Pada struktur gantung, kabel tarik merupakan elemen pendukung paling utama. Atap
bisa bertumpu pada kabel. Struktur jenis ini yang paling umum adalah jembatan
gantung. Karena elemen tarik adalah elemen paling efisien untuk memikul beban
sehingga sekarang banyak yang menggunakan konsep ini.
Banyak struktur istimewa yang dibuat dari kombinasi struktur rangka, selaput dan
gantung. Namun, perencana umumnya harus memahami prinsip perencanaan dan
kelakuan prinsip perencanaan dan kelakuan struktur rangka.
Dimana :
fb : Tegangan diserat terluar pada penampang balok akibat momen beban
Kerja maksimum M yang dihitung dengan mengaggap balok bersifat
Elastis
M : Momen Maks.
c : Jarak dari garis netral ke serat terluar
I : Momen Inersia Penampang Balok
Fb : Tegangan Ijin diperoleh dengan membangi tegangan batas ( seperti
Teg. leleh Fy atau teg. tekuk Fcr ) dengan faktor Keamaan FS
Fy : Tegangan leleh
M ( FS ) Mu .....................................................................................................1.2
Dimana :
M : Momen beban kerja maksimum yang diperbesar dengan menggalikan
nya dengan faktor FS untuk keamanan.
FS : Faktor Keamanan
Mu : Kekuatan batas sebenarnya yang dapat dicapai.
TeganganBa tas
Teg .Kerja Teg .Ijin ..................................................................1.
FaktorKeamanan
3
Biasanya digunakan angka keamanan 1/0,6. Metode beban kerja ini sudah
ditinggalkan dan diganti dengan menggunakan “Metoda Limit State ( Load and
Resistence Factor Design”
Faktor keamanan seharusnya tergantung dari jenis beban dan kombinasinya dan juga
resiko keruntuhan. Penyederhanaan sering diterapkan dengan hanya menerapkan 1
jenis faktor keamanan saja. Faktor keamanan diambil 1/0,6. Metoda ini sudah
ditinggalkan.
Dimana :
Rn : Kekuatan Nominal
: Faktor Pengurangan Kapasitas ( Undercapacity ) yaitu bilangan
yang lebih kecil dari 1,0 untuk memperhitungkan ketidak-pastian
dalam besarnya daya tahan ( Resistance uncertainties ).
Q : Beban
o : Faktor Analisa ( bilangan lebih besar dari 1,0 ) untuk memperhitung-
kan ketidak-pastian dalam analisa struktur.
i : Faktor Kelebihan Beban ( Overload )
Subkrip i : menunjukkan jenis beban misalnya : beban mati ( DL ), beban hidup
( LL ), angin ( W ) dan Salju ( S ).
BAB II
BATANG TARIK
PENDAHULUAN
Batang tarik adalah batang yang mendukung tegangan tarik aksial yang
diakibatkan oleh bekerjanya gaya tarik aksial pada ujung – ujung batang.
Kestabilan batang ini sangat baik sehingga tidak perlu ditinjau lagi dalam
perencanaan. Bahkan tegangan tarik batas dapat dicapai dengan mudah bila
sambungan ujung direncanakan lebih kuat daripada kekuatan batangnya.
Ditinjau dari segi besar dan distribusi tegangannya, batang tarik
merupakan batang yang paling efisien dalam hal penggunaan material baja
struktur. Sebagai perbandingan balok dan kolom tidak memanfaatkan material
secara efisien karena kegagalan logam dilokalisir ditempat – tempat yang
bertegangan tinggi dan tipe kegagalan tekuk selalu terjadi pada atau dibawah
tegangan leleh, sedangkan kuat tarik batas material tidak pernah tercapai.
Karena perencanaannya yang sederhana serta efisien dalam hala pemanfaatan
material maka perlu diupayakan penggunaannya dalam struktur seoptimal
mungkin.
Untuk batang tarik yang disambung dengan alat sambung baut dan
paku keling, profil baja perlu dilubangi. Lubang – lubang tersebut bagi profil
baja merupakan perlemahan dan harus diperhitungkan dalam perencanaan.
Kosentrasi tegangan pada batang tarik dapat disebabkan oleh
perubahan luas tampang batang misalnya dengan adanya lubang – lubang untuk
sambungan, bentuk tampang yang berubah atau karena bekerjanya beban
terpusat di suatu titik.
Karena tidak ada batang yang lurus secara sempurna batang tarik
dibebani secara tidak sentris. Bahkan pada keadaan tertentu menerima beban
transversal sehingga profil akan menderita kombinasi tegangan lentur dan tarik.
Akibat proses pendinginan yang tidak bersamaan, pada profil gilas
yang dihasilkan selalu didapati tegangan sisa. Untuk batang tarik yang
mempunyai daktalitas atau keliatan yang cukup, tegangan sisa tersebut dapat
diabaikan mengingat terjadinya redistribusi tegangan pada tampang batang.
Untuk mencegah terjadinya defleksi / lendutan yang terlalu besar serta
untuk mencegah bergetarnya batang oleh angin atau beban getar maka baik
untuk batang utama maupun batang sekunder kelangsingannya perlu dibatasi.
Untuk batang tarik yang berlubang seperti akibat lubang paku keling atau baut,
atau untuk batang berulir, luas penampang lintang yang diresedur ( yang disebut
luas netto ) digunakan dalam perhitungan. Lubang atau ulir pada batang
menimbulkan kosentrasi tegangan ( tegangan tidak merata ), misalnya, lubang
pada plat akan menaikkan distribusi tegangan pada beban kerja seperti yang
diperlihatkan dalam gambar 2.4a. Teori elastisitas menunjukkan bahwa tegangan
tarik didekat lubang akan tiga kali tegangan tarik pada luas netto. Namun, ketika
setiap serat mencapai regangan leleh, tegangan menjadi konstan Fy, tetapi
deformasi berlanjut terus bila beban meningkat hingga akhirnya semua serat
mancapai atau melampaui regangan leleh ( gambar 2.4 b ).
LUAS NETTO
Bila batang tarik disambung dengan baut atau paku keling ( rivet ),
lubang – lubang harus disediakan pada sambungan. Akibatnya luas penampang
lintang batang disambungan mengecil dan beban tarik yang diijinkan pada
batang juga bisa berkurang sesuai dengan ukuran dan letak lubang.
Pembuatan lubang dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu :
a. Metode pons lubang standar yaitu metode yang paling umum dan murah
dengan pons lubang standar 1/16 in ( 1,6 mm ) lebih besar dari diameter paku
keling atau baut.Untuk alat penyambung dalam lubang standar, deduksi ini
sama dengan diameter alat penyambung ditambah 1/8 in ( 3,2 mm ).
b. Metode operasi pons sebesar 3/16 in ( 4,8 mm ) lebih kecil dari diameter alat
penyambung dan pembesaran lubang hingga mencapai ukuran akhir setelah
potongan yang disambung / dirakit. Metode ini lebih mahal dari operasi pons
lubang stndar tetapi menghasilkan ketepatan yang lebih baik,
c. Metode mengebor lubang dengan diameter 1/32 in ( 0,8 mm ) lebih besar
dari diameter baut atau paku keling. Metode ini digunakan pada plat yang
tebal dan merupakan metode yang paling mahal.
Bila kelonggaran yang lebih besar diperlukan untuk memenuhi tolerasi dimensi
selama pemasangan, lubang yang lebih besar dari lubang standar dapat
digunakan dengan baut kekuatan tinggi ( high sterngth bolt ) yang berdiameter
lebih dari 5/8 in tanpa mempengaruhi penampilannya.
Oleh : Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Arsitektur Unwira Kupang
Materi Kuliah Teknologi Bahan II
FT. Unwira – Jurusan Arsitektur
Contoh : Berapakah luas netto An untuk batang tarik pada gambar dibawah ini.
Plat – ¼ x 4
T T
Penyelesaian :
Ag = 4 * (0,25 ) = 1,0 in2.
Lebar yang harus dideduksi untuk lubang = ¾ + 1/8 = 7/8 in
An = Ag - (( lebar lubang) * ( tebal plat ))
= 1,0 - ((0,875)*(0,25))
= 0,78 in2.
Bila pada suatu lubang terdapat lebih dari satu lubang dan lubang – lubang
tersebut tidak terletak pada satu garis yang tegak lurus arah pembebanan maka
banyaknya garis keruntuhan yang potensial akan lebih dari satu. Garis
keruntuhan yang menentukan adalah garis yang menghasilkan luas netto
terkecil.
Contoh Soal : Tentukan luas netto minimum untuk plat yang diperlihatkan
pada gambar 2.7 bila lubang yang berdiameter 15/16 in diletakkan seperti
yang ditunjukkan
Penyelesaian :
Menurut AISC-1.14.2 dan 1.14.4, lebar yang harus dideduksi akibat lubang
1
sama dengan diameter lubang ditambah in dan koreksi panjang pada
16
s2
lubang berseling adalah .
4g
Jejak AD :
15 1
12 2 16 16 x0,25 2,50in
2
Jejak ABD
15 1 ( 2,125)
2
(2,125) 2
12 3 16 16
4( 4) x0,25 2,43in 2
4( 2,5)
Jejak ABC
15 1 (2,125)
2
(1,875) 2
12 3 x 0,25 2,42in
2
16 16 4(2,5) 4( 4)
( Menentukan )
PROFIL SIKU
Bila lubang pada kedua kaki profil siku dibuat berseling, jarak tegak g dalam
s2
persamaan harus diambil sebagai panjang antara pusat – pusat lubang yang
4g
diukur sepanjang garis pusat tebal siku, yaitu jarak A-B pada gambar 2.8. Jadi
t t
jarak tegak g adalah g ga g b ga g b t
2 2
C Setiap profil giling siku memilikih
L Siku
harga standar untuk letak lubang
( yaitu jarak tegak standar ga dan gb )
t A yang tergantung pada panjang kaki.
Tabel 2.2. memperlihatkan jarak tegak
B
( gage ) standar ( umum ) yang diambil
ga
C
L Siku dari AISC manual. Jika tidak
t/2 disyaratkan secara khusus, jarak tegak
t/2
Tabel 2.2. Jarak Tegak Standar ( Umum ) Untuk Siku, Inci ( dari AISC Manual )
8 7 6 5 4 1 3 1 2 3 1 3 1 1
Kaki 3 2 1 1 1 1
2 2 4 2 8 4
1 4 1 3 1 2 3 3 11 7/8 7/8 3/4 5/8
4 3 2 1 1
g 2 2 2 4 8 1
8
3 1 1 2
g1 2 2
2 4
3 3 1 3
g2 2 1
2 4
Contoh Soal. Tentukanlah luas netto An untuk siku pada gambar 2.9 jika diameter
lubang 15/16 in.
PENYELESAIAN
Untuk perhitungan luas netto, siku bisa dipandang seolah – olah datar seperti plat
( lihat gambar 2.10 ).
S2
An Ag Dt t
4g
Dari tabel baja untuk L152 x 102 x 12.7 diperoleh, Ag = 4,75 in2.( AISC )
Dengan D adalah lebar yang harus dideduksi akibat lubang.
Jejak AC :
15 1
An 4,75 2 * 0,5 3,75in 2
16 16
Jejak ABC :
15 1 (3) 2 (3) 2
An 4,75 3 * 0,5 * 0,5 3,96in 2
16 16 4 ( 2,5) 4 ( 4, 25)
Harga An yang menentukan adalah yang terkecil yaitu 3,75 in2.
Tabel 2.3. Luas Netto Efektif Ae ( diambil dari AISC-1.14.2.2 dan 1.14.2.3
Oleh : Stephanus Ola Demon,ST.
Staf Dosen Arsitektur Unwira Kupang
Materi Kuliah Teknologi Bahan II
FT. Unwira – Jurusan Arsitektur
Jumlah alat
penyambun
g minumum
dalam satu Luas Netto
Jenis Batang baris Syarat khusus efektif Ae
Lebar Sayap
c. Profil giling ≥W,M
2 atau S 3 0,90 An
Tinggi Profil 3
Sambungan ke sayap
atau sayap – sayap
0,90 An
d. Profil T struktural yang 3
dibuat dari penampang
yang memenuhi syarat
( c ) diatas. 0,85 An
* Luas netto sesungguhnya yang dihitung menurut AISC – 1.14.2.1 dan 1.14.4.
Batang tarik bulat sering digunakan dengan tarikan awal sebagai ikatan angin
diagonal pada dinding, atap dan menara. Tarikan awal bermanfaat untuk
memperkaku serta mengurangi lendutan dan getaran yang cenderung
menimbulkan kehancuran lelah pada sambungan.
PENYELESAIAN
Tentukan jari – jari inersia terkecil yang merupakan fungsi dari hanya dimensi
lateral batang.
1 3
I bt ; A bt
12
I bt 3 / 12 1
r = =t = 0,288 t
A bt 12
Jadi r terkecil tergantung pada dimensi lateral terkecil :
r min = 0,288 (1 ) = 0,288 in
L L
240 ; sehingga L = 69 in.
r 0,288t
PENYELESAIAN :
Gaya tarik penuh T pada plat A bekerja diirisan 1-1 dalam gambar 2.12.
Pemeriksaan penampang lain pada plat A dikiri irisan 1-1 akan menghasilkan
harga yang lebih kecil dari T yang bekerja 100 % karena sebagian dari gaya
tersebut telah dipindahkan dari palt A ke plat B. Pada irisan 4 – 4, plat B sekarang
akan memikul 100 % dari T, sedang pada plat A hanya bekerja 20 % dari T.
Karena gaya pada plat A yang bekerja di kiri irisan 4-4 harus sama dengan nol,
gaya T harus dipindahkan seluruhnya ke plat B sepanjang jarak dari irisan 1-1
sampai 4-4.
Diagram benda bebas untuk pelbagai segmen diperlihatkan pada gambar 2.13.
1
Deduksi untuk 1 lubang = Diameter lubang + in
16
1
= Diameter alat penyambung + in
8
Untuk lubang standar
5
Luas netto ( irisan 1-1) = ( 15 – 3 ) = 7,50 in2 , memikul 100 % dari T
8
( Gambar 2.13.d )
5 ( 2) 2
= { 15 -5 ( 1 ) + 4 }= 7,08 in2
8 4(3)
2. Tentukan panjang maksimum yang diijinkan oleh spesifikasi AISC untuk batang
tarik pada pengaku lateral yang berpenampang pipih dengan ukuran 3 x 7
PENYELESAIAN
Tentukan jari – jari inersia terkecil yang merupakan fungsi dari hanya dimensi
lateral batang.
1 3
I bt ; A bt
12
I bt 3 / 12 1
r = =t = 0,288 t
A bt 12
Jadi r terkecil tergantung pada dimensi lateral terkecil :
r min = 0,288 (3 ) = 0,864 in
L L
300 ; sehingga L = 259,2 in.
r 0,288t
3. Hitunglah luas netto yang paling kritis untuk plat A pada sambungan lewatan ( lap
joint ) tunggal dalam gambar 2.12 dan tunjukkanlah diagram benda bebas ( free
body ) bagian plat A untuk penampang yang melalui setiap baris lubang.
Anggaplah plat B memiliki luas netto yang memadai dan tidak menentukan
kapasitas T.
PENYELESAIAN :
Gaya tarik penuh T pada plat A bekerja diirisan 1-1 dalam gambar 2.12.
Pemeriksaan penampang lain pada plat A dikiri irisan 1-1 akan menghasilkan
harga yang lebih kecil dari T yang bekerja 100 % karena sebagian dari gaya
tersebut telah dipindahkan dari palt A ke plat B. Pada irisan 4 – 4, plat B sekarang
akan memikul 100 % dari T, sedang pada plat A hanya bekerja 20 % dari T.
Karena gaya pada plat A yang bekerja di kiri irisan 4-4 harus sama dengan nol,
gaya T harus dipindahkan seluruhnya ke plat B sepanjang jarak dari irisan 1-1
sampai 4-4.
Diagram benda bebas untuk pelbagai segmen diperlihatkan pada gambar 2.13.
1
Deduksi untuk 1 lubang = Diameter lubang + in
16
1
= Diameter alat penyambung + in
8
Untuk lubang standar
7 1
= + = 1 in
8 8
5
Luas netto ( irisan 1-1) = ( 21 – 3 ) = 11,25 in 2 , memikul 100 % dari T
8
( Gambar 2.13.d )
5 ( 2,5) 2
= { 21 -5 ( 1 ) + 4 }= 11,56 in2
8 4( 4)