Sap Insomnia
Sap Insomnia
DisusunOleh :
BidangStudi : KeperawatanGerontik
Pokok Bahasan : Insomnia
Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan insomnia
Sasaran : Penerima manfaat wisma Werkudoro
Tempat :Wisma Werkudoro
Hari/ Tanggal : Sabtu, 1 Februari 2014
Waktu : 20 Menit
I. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah di berikan pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan klien
dapat memahami dan mengetahui tentang penatalaksanaan insomnia pada
lansia
KEGIATAN KEGIATAN
NO WAKTU MEDIA METODE
PENYULUHAN PESERTA
1. Pembukaan :
Membuka kegiatan Menjawab salam Ceramah
dengan mengucapakan
salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
5Menit
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan Memperhatikan
Apersepsi
Menyebutkan materi Memperhatikan
yang akan diberikan Memperhatikan
2. Pelaksanaan :
Menjelaskan Mendengarkan Flipchart Tanya
pengertian insomnia leaflet jawab dan
Menjelaskan penyebab Mendengarkan ceramah
insomnia
Menjelaskan Tanda Mendengarkan
dan Gejala insomnia
10 Menit
Menjelaskan Mendengarkan
penatalaksanaan
insomnia
Memberi kesempatan Bertanya
kepada peserta untuk
bertanya
3. Terminasi : Tanya
Melakukan Evaluasi Tanya jawab jawab dan
Kontrak waktu untuk Memperhatikan Ceramah
5Menit
pertemuan selanjutnya
Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup
III. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Penyaji : Fasilitator
Prayitno, A. (2002). Gangguan pola tidur pada kelompok usia lanjut dan
penatalaksaannya. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti Vol. 21 No. 1
1. Pengertian
Insomnia adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami kesulitan
untuk tidur dengan nyenyak. Rata-rata setiap orang pernah mengalami insomnia
sekali dalam hidupnya. Insomnia tidak hanya kondisi sulit tidur, tetapi juga
seluruh gangguan tidur, seperti sering terjaga saat tidur yaitu lebih dari 4 kali,
sulit memulai tidur, tidur kurang dari 7 jam hingga tidak bisa mencapai kualitas
tidur yang normal. Pada penderita insomnia, umumya tidak bangun dalam
keadaan segar, tetapi justru merasa lemas, kurang bersemangat, sangat
mengantuk, dan perasaan tidak enak lainnya (Widya, 2010).
2. Penyebab
Menurut Association of Sleep Disorder Centers pada tahun 1990 dalam
Prayitno (2002) insomnia pada lansia disebabkan oleh:
a. Apnea tidur, terutama apnea tidur sentral
b. Mioklonus yang berhubungan dengan tidur berjalan, gerakan mendadak pada
tingkat yang berulang, stereotipik, unilateral atau bilateral, keluhan berupa
“tungkai gelisah” (restless leg), tungkai kaku waktu malam, neuropatia atau
miopatia dan defisiensi asam folat dan besi.
c. Berbagai konflik emosional dan stress merupakan penyebab psikofisiologik
dari insomnia.
d. Gangguan psikiatrik berat terutama depresi seringkali menimbulkan bangun
terlalu pagi dan dapat bermanifestasi sebagai insomnia dan hipersomnia.
Depresi endogen berkaitan dengan onset dini dari tidur REM dan dapat
diperbaiki secara dramatis dengan obat antidepresan.
e. Keluhan penyakit-penyakit organik, misalnya nyeri karena arthritis, penyakit
keganasan, nokturia, penyakit hati atau ginjal dan sesak napas dapat
mengakibatkan bangun berulang pada tidur malam.
f. Sindrom otak organik yang kronik seringkali menimbulkan insomnia.
Penyakit Parkinson terganggu tidurnya 2-3 jam. Pasien Alzheimer sering
terbangun tengah malam dan dapat menimbulkan eksitasi paradoksikal.
g. Zat seperti alkhohol dan obat kortikosteroid, teofilin dan beta-blockers dapat
menginterupsi tidur. Pengobatan dengan stimulansia dan gejala lepas zat
hipnotika dan sedativa perlu diperhatikan untuk gangguan tidur.