Anda di halaman 1dari 4

KONFLIK ANTAR SUPORTER PERSIB DENGAN PERSIJA

A. Latar belakang serta pihak-pihak yang terlibat didalamnya


Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000
yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung.Pihak yang terlibat tentusaja para supporter
dari kedua tim sepak bola yang berbeda(Persib dan Persija) dan juga para petugas keamanan
seperti polisi bahkan TNI.
Aksi kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa setelah laga Persija VS Persib di Stadion Gelora
Bung Karno pada hari Minggu,27-05-12 memang sedang hangat-hangatnya dibicarakan.Banyak
pihak yang menyesalkan hal tersebut dimana 3 korban jiwa dalam kerusuhan itu. Seperti kita tau
supporter Persib dan Persija memang bermusuhan.

B. Berikut adalah ulasan mengenai sebab dan akibat terjadinya konflik antar kedua
tim tersebut,

1. Gesekan pertama
Gesekan pertama terjadi sekitar tahun 1999 di Siliwangi Bandung, saat itu Persija yang
disuntik dana besar oleh Sutiyoso hadir dengan materi-materi terbaik dimasanya seperti
Luciano Leandro, Dedi Umarella dll, sedangkan PERSIB bermaterikan pemain-pemain veteran
dan lokal yang tak terlalu mentereng namanya. Luar biasa animo bobotoh dalam laga ini, saya
ingat betul saat itu sulit sekali untuk mendapatkan tiket tribun timur, dulu Viking masih
menguasai tribun selatan, dan elemen-elemen bobotoh yang menjadi cikal bakal BOMBER
masih tersebar seperti stone lovers, suporter forever, BFT, Provost PERSIB, Vorib, robokop,
Casper, tiger fortune dll.

Disaat itu puluhan ribu bobotoh masih tertahan diluar tak dapat masuk stadion, sementara suasana
di dalam stadion pun semakin tak nyaman karena penonton berdesakan. Disaat itulah tiba-tiba
banyak bus mendekat ke area stadion, mereka adalah bus-bus yang membawa Jakmania, kalau tidak
salah ada sekitar 7 bus, cukup banyak memang karena gratisan dan disupport dana oleh sutiyoso.
Terbayang apa yang terjadi, disaat “penduduk asli” yaitu suporter tuan rumah pun emosi karena
tidak dapat masuk stadion, tiba-tiba datanglah “tamu tak diundang” dari ibukota, dengan gaya yang
mungkin dianggap kurang berkenan maka terjadilah gesekan itu, saya kurang tau persisnya namun
beberapa bus memutar ke arah jalan menado dengan kaca-kaca pecah dan terdengar kata-kata
makian.

Alkisah PERSIB kalah hari itu, kericuhan terjadi di dalam dan di luar stadion, saya ingat
benar saat itu Luciano Leandro kepalanya bocor terkena lemparan batu, dan musim itu adalah
musim dimana jerseynya sangat saya suka yaitu apparel reebok, cukup elegan dan simpel, harga
originalnya di toko olahraga berkelas di BiP sekitar Rp. 79.000,00 , harga yang terbilang cukup
mahal pada saat

2. Gesekan berlanjut
Di masa itu PERSIB memang kurang bersinar, nama besar dan loyalitas bobotoh-nya lah
yang membuat PERSIB tetap disegani, dan diantara keredupannya itu, tetap ada satu nama yang
mampu menjada track PERSIB sebagai penyuplai pemain untuk tim nasional setelah
berakhirnya era Robi Darwis, satu-satunya pemain PERSIB yang tetap dipanggil oleh tim
nasional itu adalah pemilik VO2MAX tertinggi di timnas pada saat itu, salah satu pemain favorit
penulis, dia adalah Yaris Riyadi.
Dengan adanya satu wakil PERSIB di timnas maka sudah menjadi alasan yang cukup kuat bagi
bobotoh untuk tetap setia memberi dukungan kepada tim merah putih, terutama saat berlaga di
GBK, dan diantara mereka yang rajin nonton timnas adalah anak-anak Viking Jabodetabek
(sekarang kan memekarkan diri menjadi vkg bekasi, bogor dsb), nah konon katanya, euceuk,
ceunah, meureun, sejak kejadian bentrok di Bandung itu, anak-anak Jakmania mulai melakukan
intimidasi dan gangguan-gangguan serius kepada anak-anak Viking jabodetabek ataupun para
penonton asal Bandung, alkisah makin lama makin hot dan dibalas pula dalam setiap kesempatan
meskipun itu diluar laga PERSIB vs Persija. Salah satu yang saya ingat adalah gangguan yang
ditujukan pada Jakmania ketika Persija bertandang ke kandang persikab di stadion sangkuriang
cimahi, rupanya acara ganggu-mengganggu ini cukup banyak juga peminatnya. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa peletup dan momentum yang membuat pertikaian ini semakin membara dan sulit
padam adalah kejadian setelah kuis siapa berani di Indosiar. Saat itu anak-anak Viking yang tampil
sebagai jauara kuis rupanya telah diincar dan siap dihabisi sejak mulai studio hingga jalan tol,
insiden terhebat adalah di pintu tol tomang, anak-anak Viking di hajar habis-habisan dan ya
begitulah tak perlu diceritakan secara detail.

Bentrokan terhebat yang terjadi pasca insiden kuis siapa berani terjadi sekitar tahun 2001. Saat
itu PERSIB dijamu Persija di GBK Jakarta, kebetulan saat itu isu-nya masih terbatas Viking dan
Jakmania, belum bobotoh ataupun suporter PERSIB secara keseluruhan. Saya masih ingat saat itu
anak-anak Viking berangkat menggunakan banyak bus, sedangkan Bobotoh lain berangkat
menggunakan banyak mobil pribadi,termasuk saya yang memilih menggunakan minibus bersama
kawan-kawan.

Jika tak salah dulu kami masih menggunakan jalan via Puncak belum Cipularang, semua masih
tertawa-tawa hingga kami memasuki tol dalam kota Jakarta. Disamping kami di jalan reguler melaju
sejajar sebuah metromini sarat Jakmania yang terus menunjuk-nunjuk kami dan meneriaki mobil
kami, saat itu atmosfer permusuhan belum separah sekarang sehingga ya berani-berani saja tetap
kibar bendera biru dan memakai baju PERSIB, karena yang punya masalah kan Viking dan
Jakmania, sedangkan kami yang tidak bergabung dengan rombongan seharusnya aman, itu cara
pikir bobotoh kebanyakan. Karena beberapa mobil plat D didepan pun tak melepas bendera PERSIB
mereka, dan rupanya itu adalah ide buruk…sangat-sangat buruk. Lepas dari tol, mobil kami beserta
2 mobil lainnya dikejar oleh ratusan Jakmania. Segeralah gas ditancap dengan maksud melarikan
diri, namun tak diduga macet luar biasa di depan TVRI, mobil kami terhenti dan segeralah Jakmania
mengerubungi mobil kami, bunyi keras sekali entah apa yang mereka gunakan untuk menghajar
bodi mobil dan kaca, pendek cerita, kaca mulai pecah dan rontok, kawan-kawan yang duduk paling
dekat dengan jendela pun terkena pukulan langsung. Saya masih ingat andai TUHAN tak segera
menolong kami saat itu mungkin kami akan menjadi bulan-bulanan paling parah ya mati dan saya
tak mungkin menulis tulisan ini. Pertolongan TUHAN itu adalah ketenangan luar biasa dari sang
sopir, meski darah mengalir dari kepalanya dia tetap dapat melihat jalan kecil sisa galian kabel di
tepi jalan dan segera melewati jalan itu, terlewatilah masa-masa yang tak akan pernah kami
lupakan itu.

Kami dipandu oleh salah seorang Viking jabotabek bernama Agus Rahmat dan segera
mengamankan diri ke area lapangan hoki, sementara yang lain mencoba menghentikan pendarahan
dan melakukan pertolongan pertama. Sementara itu menurut kabar anak-anak Viking pun terlibat
bentrokan hebat dan tak dapat masuk stadion, bentrokan terjadi di luar dan dalam stadion karena
beberapa kawan yang bisa masuk stadion (konon mereka ini adalah anak-anak jabodetabek) berada
dalam jangkauan Jakmania sehingga polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau the jak,
imbasnya sampai ke lapangan, konon Aceng Juanda cs pun bergelimpangan di lapangan hijau akibat
gas airmata ini, PERSIB kalah 0-3 dan bagi sebagian orang yang menjadi korban insiden pada hari
itu, mereka telah menemukan alasan untuk menyatakan perang seumur hidup kepada Jakmania,
slogan-slogan permusuhan pun mulai marak dan menjadi komoditas ekonomi untuk dicetak pada
kaos-kaos suporter.

C. Upaya rekonsiliasi antara suporter Persija Jakarta (The Jakmania) dan Persib
Bandung (Bobotoh) seakan tak berujung .

Berbagai cara sudah dilakukan, namun perseteruan kedua kelompok suporter tersebut tak
kunjung usai sampai sekarang.The Jakmania adalah pendukung Persija Jakarta, sementara Bobotoh
merupakan fan setia Persib Bandung. Hubungan kedua pendukung ini pernah harmonis. Bahkan,
saling menyambut kedatangan di tribun dengan yel-yel ciri khas masing-masing
Permusuhan kedua kelompok suporter ini baru meruncing sekitar tahun 2000. Beragam
versi penyebab pertikaian kedua suporter bermunculan. Perseteruan kedua kelompok suporter ini
justru bertambah pelik ketika bentrok di luar stadion mulai saling merenggut nyawa.

Situasi ini mengundang respons dari Menterti Pemuda dan Olahraga selaku kepanjangan
tangan dari pemerintah. Menpora Roy Suryo pernah mencoba untuk mempertemukan kedua
pengurus klub Persija dan Persib pada 2014 silam.

Roy Suryo pun dilanjutkan dengan acara deklarasi damai di Bogor pada 11 November 2014.
Pentolan Jakmania kala itu Lariko Ranggamone dan perwakilan Bobotoh, Herru Joko, pun turut
hadir.

Deklarasi Bogor yang menghasilkan enam petisi perdamaian ternyata menguap begitu saja. Selang
beberapa bulan kemudian, Jakmania dilarang mendampingi Persija pada laga tandang menghadapi
Persib di Bandung.
Rentetan bentrok antara kedua suporter ini terus berlanjut. Bahkan, oknum Jakmania dan Bobotoh
pernah terlibat bentrok di jalan raya ketika tidak ada pertandingan yang melibatkan kedua tim.

Teranyar, seorang pecinta Persija asal Cikarang, Agen Astava (20) meregang nyawa. Ia diduga
dikeroyok oknum Bobotoh di kawasan Cibitung pada 22 Mei 2017.
Menpora Imam Nahrawi pun pernah melontarkan wacana rekonsiliasi jilid II bertajuk: Jambore
Suporter Sepak Bola Nasional. Namun, wacana tersebut urung terealisasi sampai saat ini.

Insiasi dari Jakmania

Belum lama ini, inisiasi untuk merajut asa perdamaian justru datang dari Jakmania. Ferry
Indrasjarief, Ketua Umum Jakmania, membuka rekonsiliasi dengan Bobotoh melalui pesan
di Facebook pribadinya.

"Mencintai sebuah klub sepak bola adalah sebuah pengalaman yang Indah. Tapi, bila cerita perang
lebih banyak mengisi otak dan hati kita, daripada indahnya cerita di tribun, saya dengan tegas
mengatakan, kita sudah salah jalan," tulis Ferry.

"Lewat tulisan pendek ini, saya mengajak Viking (salah satu kelompok suporter Persib) untuk
membuka dialog. Tidak ada yang tidak mungkin. Segala hal yang negatif pasti bisa kita hentikan."

"Tidak perlu perantara Polisi untuk ketemu. Tidak perlu pejabat turun tangan untuk menyelesaikan.
Saya siap bertemu di manapun tempat yang kalian inginkan."
Bak gayung bersambut, pentolan Bobotoh juga merespons positif ajakan Ferry. Dirigen Viking, Yana
Umar, mengapresiasi niat baik dari Jakmania.

'Luar biasa sepak bola adalah hobi di dunia. Saya Yana Umar siap. Coba ke pengurus yang lain dan
ke ketua kami? ##herrudjoko karna keputusan tetap ada di ketua,' tulis Yana di akun Instagram,
@yanaumar33. Herru Joko pun memberikan jawaban positif ajakan dari Yana Umar.

"Bismillah. Damai adalah jalan terbaik. Semoga ramadhan ini memberi kita hidayah. Hayuu kita
bertemu bermusyawarah dan bermufakat," tulis Heru.

Rekonsiliasi lanjutan dari kedua suporter ini membuka asa untuk menghentikan pertikaian yang
sudah mengakar ke anak-anak. Dialog lanjutan pun harus dirajut secara intensif agar konflik bisa
benar-benar terealisasi.Upaya harus terus dilakukan hingga akhirnya kedua belah tim mencapai
suatu kata perdamaian dan sportivitas.

LAURENSIUS RUIZ/XI IIS 1/22

Anda mungkin juga menyukai