Anda di halaman 1dari 6

Resume 8 : Model-model Pengembangan Desain Pembelajaran

Pengertian Desain Pembelajaran


Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya
sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,
desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta
proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain
pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan,
pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan
pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada
berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan
pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta
prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Desain pembelajaran merupakan kegiatan memaksimalkan keefektifan,
efisiensi dan hasil pembelajaran dan pengalaman pembelajaran lainnya. Kegiatan
tersebut meliputi penentuan keadaan awal, kebutuhan peserta didik, menentukan
tujuan akhir dan menciptakan beberapa perlakuan untuk membantu dalam masa
transisi tersebut.
Komponen Desain Pembelajaran
Komponen-komponen yang terdapat di dalam desain pembelajaran biasanya
digambarkan dalam bentuk yang direpresentasikan dalam bentuk grafis atau flow
chart. Model desain sistem pembelajaran menggambarkan langkah-langkah atau
prosedur yang perlu ditempuh untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif,
efisien dan menarik. Desain sistem pembelajaran berperan sebagai alat konseptual,
pengelolaan, komunikasi untuk menganalisis, merancang, menciptakan, mengevaluasi
program pembelajaran, dan program pelatihan.

Kedudukan Desain Pembelajaran


Proses kegiatan pembelajaran secara umum meliputi tiga tahap, yaitu tahap
pertama; merancang dan mengembangkan system pembelajaran, kedua penerapan
desain sistem pembelajaran dan ketiga evaluasi pembelajaran.
Gambar

Siklus Pembelajaran
Model-model Desain Pembelajaran
Model desain sistem pembelajaran berperan sebagai alat konseptual,
pengelolaan, komunikasi untuk menganalisis, merancang, menciptakan, mengevaluasi
program pembelajaran, dan program pelatihan. Beberapa contoh dari model desain
pembelajaran diuraikan secara lebih jelas berikut ini:
Model Dick and Carey
Model yang dikembangkan didasarkan pada penggunaan pendekatan sistem
terhadap komponen-komponen dasar desain pembelajaran yang meliputi analisis
desain pengembangan, implementasi dan evaluasi.
Adapun komponen dan sekaligus merupakan langkah-langkah utama dari
model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick, Carey & Carey adalah:
-

Model Kemp
Model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai
perancang program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori
dengan lebih baik Desain pembelajaran model Kemp dapat dijelaskan dengan sebuah
bagan berikut:

Desain Pembelajaran Kemp


Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu
model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada
tahun 1990an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya
ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur
program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan lima tahap pengembangan yaitu:
Analisis
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan
dipelajari oleh peserta didik, yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas
(task analysis). Oleh karena itu, output yang akan dihasilkan adalah berupa
karakteristik atau profil calon peserta didik, identifikasi kesenjangan, identifikasi
kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan.. Pada tahap
desain ini diperlukan: pertama merumuskan tujuan pembelajaran yang SMART
(spesific, measurable, applicable, realistic, dan Times ). Selanjutnya menyusun
tes yang didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tadi.
Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan atau desain yang dibuat menjadi
kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan, misal
diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula
halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses
pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini.
Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran
yang dibuat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan
dipersiapkan sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
Misal, jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah
diinstal.
Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi.
Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi
untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas.
Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:

Analisis Pelajar
Sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan
dengan cirri-ciri Pelajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media
dan bahan pelajaran itu sendiri.
Menyatakan Tujuan
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembeljaran
baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan
menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang
dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran,
dan sikap yang baru untuk dipelajari
Pemilihan Metode, media dan bahan
Ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu
menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan
memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah
terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
Penggunaan Media dan bahan
Terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview
bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman
pembelajaran.
Partisipasi Pelajar di dalam kelas
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam
aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau
presentasi.
Penilaian dan Revisi
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji
keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan
beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang
dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan
penggunaan pelajar.

Model Hanafin and Peck


Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada
tiga fase, yaitu fase analisis kebutuhan, fase desain dan fase pengembangan atau
implementasi. Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam
setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.
Fase Analisis Kebutuhan
Fase ini diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dalam
mengembangkan suatu media pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan
objektif media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang
diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran.
Fase Desain
Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini ialah dokumen story
board yang mengikut urutan aktivitas pengajaran berdasarkan keperluan pelajar
dan objektif media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis
keperluan. Seperti halnya pada fase pertama, penilaian perlu dijalankan dalam
fase ini sebelum dilanjutkan ke fase pengembangan dan implementasi.
Fase Pengembangan atau Implementasi
Fase ini ialah penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif
dan penilaian sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi
pembuatan diagram alir yang dapat membantu proses pembuatan media
pembelajaran.

Model 4-D
Model pengembangan 4-D tahap utama yaitu Define, Design, Develop, dan
Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran. Berikut Gambar 2.4 alur utama model
pengembangan Thiagarajan, Semmel, & Semmel (1974).

Gambar 2.4 Tahapan dalam Pengembangan Four-D


Tahap I: Define (Pendefinisian)
Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pembelajaran (Thiagarajan dkk, 1974). Tahap define ini mencakup lima
langkah pokok, yaitu analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa
(learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept
analysis) dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional
objectives).
Tahap II : Design (Perancangan)
Tahap perencanaan menurut Thiagarajan, dkk (1974) memiliki tujuan untuk
merancang perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yang
harus dilakukan, yaitu: Penyusunan standar tes (criterion-test construction),
Pemilihan media (media selection) yang sesuai dengan karakteristik materi dan
tujuan pembelajaran, Pemilihan format (format selection), yakni mengkaji
format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan format bahan ajar yang akan
dikembangkan, Membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang
dipilih
Tahap III : Develop (Pengembangan)
Tahap ini merupakan merupakan tahap pengembangan prototipe. Tahap
pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang
dilakukan melalui dua langkah, yakni penilaian ahli (expert appraisal) yang
diikuti dengan revisi dan uji coba pengembangan (developmental testing)
(Thiagarajan dkk, 1974). Tujuan tahap ini untuk menghasilkan bentuk akhir
perangkat pembelajaran setelah melalui revisi berdasarkan masukan para pakar
ahli/praktisi dan data hasil uji coba.
Tahap IV : Disseminate (Penyebaran)
Tahap disseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan produk.
Thiagarajan dkk (1974) membagi tahap disseminate dalam tiga tahapan, yaitu:
validation testing, packaging, diffusion dan adoption.

Anda mungkin juga menyukai