Analisis Kertajati Aerocity
Analisis Kertajati Aerocity
Oleh :
Dosen:
2016
1
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 1
I. PROLOG DAN ISU STRATEGIS ..................................................................................... 4
II. GAMBARAN UMUM ................................................................................................... 6
III. INTERAKSI AEROCITY MAJALENGKA DENGAN LINGKUNGAN YANG LEBIH MAKRO 8
IV. PERUBAHAN-PERUBAHAN EKSTERNAL YANG MUNGKIN TERJADI......................... 13
1. Preferensi Masyarakat/Pelanggan ...................................................................... 13
2. Perkembangan Bisnis Berbasis Udara ................................................................. 13
3. Investasi di Bidang Industri, Bisnis atau Komersil ............................................... 14
4. Rencana Pembangunan Bandar Udara Internasional Karawang........................ 14
V. PROSPEK PENGEMBANGAN ..................................................................................... 15
1. Skenario Positif..................................................................................................... 15
2. Skenario Moderat................................................................................................. 17
3. Skenario Negatif ................................................................................................... 20
VI. KESIMPULAN ............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 22
TUGAS INDIVIDU .............................................................................................................. 23
Dini Karunia Alfaerdanta (15412007) .......................................................................... 23
Euis Ratna Dewi Hidayat (15412021)........................................................................... 24
Dian Nur Elvandari (15412059) .................................................................................... 25
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1 Rencana Tata Ruang Kertajati Aerocity .......................................................... 7
Gambar III-1 Lokasi Kertajati Aerocity ................................................................................ 8
3
I. PROLOG DAN ISU STRATEGIS
Isu ini muncul dari berbagai kajian permasalahan dan potensi di Kabupaten
Majalengka serta pengamatan terhadap proses pembangunan Kertajati
Aeorocity. Permasalahan dalam proses pembangunan Kertajati Aerocity
disebabkan banyaknya perubahan dari sisi perencanaan sebagai akibat dari
perbedaan sudut pandang stakeholder, sulitnya pembebasan lahan, kurangnya
persiapan pembangunan sisi darat, perbedaan pendapat antara Pemerintah
4
Kabupaten Majalengka dengan Dinas Perhubungan Jawa Barat tentang
pembebasan lahan (lahan yang baru terbebaskan baru sekitar 700 Ha dari total
lahan yang dibutuhkan yaitu 5000 Ha), tingkat pendidikan penduduk rendah,
banyak munculnya spekulan tanah, harga lahan tinggi, investor rendah minat,
dan alih fungsi lahan pertanian. Pembangunan Kertajati Aerocity ini akan
menggusur 5 desa dengan jumlah masyarakat yang tergusur sebesar 48.113
jiwa.
5
Berdasarkan hal tersebut isu yang muncul adalah “ Belum Siapnya
Kelembagaan Dalam Hal Perencanaan dan Terhambatnya Proses
Pembebasan Lahan Akibat Spekulan Lahan Sehingga Harga Lahan
Tinggi”.
Majalengka merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang saat ini mulai
banyak diperbincangkan karena adanya rencana pembangunan bandar udara
bertaraf internasional. Rencananya bandar udara ini akan dibangun di
Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka. Latar belakang direncanakannya
bandar udara ini adalah adanya persoalan yang terjadi pada Bandar Udara
Husein Sastranegara dan Soekarno-Hatta Jakarta yang telah mengalami
overload. Hal ini mengakibatkan perlu adanya pengembangan bandar udara
bertaraf internasional untuk dapat mengefisienkan kinerja penerbangan di
Indonesia.
6
Gambar II-1 Rencana Tata Ruang Kertajati Aerocity
Sumber:
http://www.westjavainvest.com/in/index.php?option=com_content&task=view&id=299
7
III.INTERAKSI AEROCITY MAJALENGKA DENGAN
LINGKUNGAN YANG LEBIH MAKRO
8
Secara lebih makro, Kertajati Aerocity diharapkan dapat mendukung proses
pergerakan dan memudahkan pergerakan di Jawa Barat melalui udara serta
mampu mendukung proses pertumbuhan ekonomi Jawa Barat melalui
peningkatan investasi di Kertajati Aerocity. Dalam proses perencanaan Kertajati
Aerocity tidak terlepas dari interaksi dengan lingkungan dalam wilayah dan
lingkungan yang lebih makro. Interaksi yang terjadi dengan lingkungan yang
lebih makro yaitu meliputi aspek kelembagaan pembiayaan, investor,
penduduk,dan bahan konstruksi yang berasal dari lingkungan yang lebih makro.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang lebih makro adalah aspek-aspek yang
berasal dari lingkungan wilayah proyek.
Proses interaksi yang terjadi dalam hal aspek kelembagaan proyek ini tidak
hanya melibatkan Pemerintah Kabupaten Majalengka saja, melainkan juga
melibatkan pemerintah dari luar wilayah proyek yaitu Pemerintah Jawa Barat,
Dinas perhubungan Provinsi Jawa Barat, Angkasa Pura dan Kementerian
Pekerjaan Umum. Lembaga-lembaga tersebut bekerja sama serta berinteraksi
dalam hal merumuskan konsep pembangunan serta perencanaan pembangunan.
Proyek ini juga membutuhkan dana yang sangat besar, jika dibebankan pada
pemerintah Kabupaten Majalengka saja ini akan sangat membebankan APBD
Kabupaten Majalengka.
Jika dilihat dari posisi proyek, proyek ini adalah proyek atas arahan provinsi
Jawa Barat, Kabupaten Majalengka hanyalah sebagai daerah yang bertugas
menyediakan lahan dan menjadi tempat berdirinya pembangunan Kertajati
Aerocity dikarenakan berdasarkan hasil uji kelayakan, Kabupaten Majalengka
layak untuk dilaksanakan proyek pembangunan ini. Dengan demikian anggaran
untuk proses pembangunan Kertajati Aerocity adalah berasal dari APBD
Provinsi, APBN serta investor dan sumber pembiayaan lainnya. Dalam hal segi
pembiayaan, proyek ini membutuhkan interaksi dan bentuk kerjasama untuk
membiayai terlaksananya proyek pembangunan Kertajati Aerocity.
9
Bentuk interaksi lainnya yaitu investor, dikarenakan pembiayaan tidak akan
cukup jika hanya berasal dari sumber pembiayaan pemerintah, maka proyek ini
membutuhkan sumber pembiayaan lainnya yaitu dengan cara membuka
kerjasama untuk memberikan kesempatan investasi. Investasi yang sudah terjadi
dalam proyek ini adalah investasi dari China. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa ada hubungan interaksi antara pelaksana proyek dan investor China untuk
mengkomunukasikan bentuk investasi dan perhitungan lainnya.
Interaksi lainnya yaitu dalam hal penduduk, maksudnya penduduk disini adalah
penduduk dari luar wilayah. Penduduk dari luar wilayah dapat dijadikan sebagai
tenaga kerja untuk melakukan pembangunan proyek dan juga tenaga ahli dalam
merumuskan perencanaan pembangunan proyek. Hal ini dikarenakan proses
pembangunan proyek harus berdasarkan perhitungan yang rinci dan teliti serta
membutuhkan tenaga kerja pembangun yang banyak. Tidak mungkin jika hanya
mengandalkan tenaga kerja dari dalam wilayah Kabupaten Majalengka saja.
Selain itu tenaga kerja pembangun juga harus memiliki keahlian khusus yang
sudah terbiasa bekerja di dalam proses pembangunan proyek yang mungkin tidak
dimiliki oleh penduduk Kabupaten Majalengka. Tidak hanya itu tenaga ahli,
harus memiliki kualifikasi tertentu yang sesuai dengan proyek pembangunan dan
belum tentu Kabupaten Majalengka memiliki tim ahli dalam proyek
pembangunan Aerocity. Dengan demikian, dalam pembangunan proyek ada
interaksi antara Pemerintah Daerah, Dinas Perhubungan Jawa Barat, Angkasa
Pura, Pemerintah Pusat dan juga tenaga ahli serta adanya tambahan tenaga kerja
yang berasal dari luar daerah.
Bentuk interaksi lainnya yang dapat dilakukan dengan wilayah luar adalah dalam
pengadaan bahan-bahan konstruksi. Bahan-bahan konstruksi tidak hanya
didapatkan di dalam wilayah Kabupaten Majalengka saja. Dikarenakan secara
kapasitas tidak mencukupi untuk proses pembangunan keseluruhan proyek, serta
tidak seluruh bahan konstruksi dapat tersedia di Kabupaten Majalengka.
Berdasarkan hal tersebut diperlukan bentuk interaksi dengan penyedia bahan
konstruksi di luar wilayah yang memiliki potensi bahan konstruksi seperti
10
misalnya bahan konstruksi dapat diperoleh dari Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Tasikmalaya, dan Kabupaten Bandung serta Kota Bandung. Jika dilihat dalam
hal dampak yang ditimbulkan terhadap wilayah sekitarnya, yaitu tumbuhnya
ekonomi wilayah-wilayah yang menyediakan bahan-bahan konstruksi
dikarenakan akan menambah nilai PDRB dalam sektor jasa konstruksi, selain
itu, jalur-jalur yang dilewati oleh proses pengangkutan konstruksi akan menjadi
lebih ramai dan dampak negatifnya akan tumbuh pedagang informal serta jalan
menjadi rusak.
Bentuk interaksi lainnya yaitu dalam hal tenaga kerja, dengan adanya proyek
pembangunan membuka peluang lapangan pekerjaan untuk masyarakat
Majalengka. Selain interaksi dengan penduduk interaksi lainnya yaitu dengan
lingkungan, diperlukan suatu kajian lingkungan terkait dengan proses
pembangunan proyek, supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan dengan
dibangunnya proyek Kertajati Aerocity. Selain kajian lingkungan diperlukan
pula kajian secara fisik, hal ini dikarenakan untuk membangun suatu kawasan
perkotaan yang akan terhubung dengan aktivitas bandar udara diperlukan suatu
kondisi geologi, tofografi dan kondisi tanah yang baik serta bukan berada di
daerah rawan bencana. Dengan demikian kondisi fisik sangat perlu diperhatikan
dalam proses pembangunan proyek ini.
11
Selanjutnya bentuk interaksi lainnya adalah interaksi antar pemerintah daerah
hal ini dilakukan untuk proses pembebasan lahan, perizinan, kajian dengan
rencana tata ruang, serta bentuk administrasi lainnya yang mengatur proyek ini
dapat berjalan sesuai prosedur dan tidak menyalahi aturan.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa proyek
pembangunan Kertajati Aerocity memberikan dampak terhadap lingkungan di
dalam dan lingkungan di luar wilayahnya serta untuk mewujudkan tujuan
pembangunan diperlukan interaksi dengan berbagai aspek baik di lingkungan
secara internal dan lingkungan yang lebih makro.
12
IV. PERUBAHAN-PERUBAHAN EKSTERNAL YANG MUNGKIN
TERJADI
Dalam pembangunan dan pengembangan BIJB dan Aerocity Kertajati ini ada
beberapa aspek eksternal yang perlu diperhatikan. Aspek-aspek eksternal
tersebut tentunya merupakan aspek-aspek yang setelah dianalisis dapat
mempengaruhi kemajuan operasioal BIJB maupun Aerocity Kertajati. Berikut
ini penjelasan lebih rinci mengenai aspek-aspek eksternal tersebut.
1. Preferensi Masyarakat/Pelanggan
Saat ini keadaan ekonomi Indonesia sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat
bahwa Indonesia sudah masuk dalam negara-negara G-20, yakni negara
13
dengan kekuatan ekonomi besar di dunia. Hal ini mengakibatkan Indonesia
termasuk yang disegani di dunia. Tingkat daya beli masyakat juga terus
membaik dan jumlah wirausaha (entreprenuer) di Indonesia terus meningkat
yakni dari 1,08% tahun 2015 menjadi 1,65%. Hal-hal tersebut yang banyak
membuat negara-negara di dunia mengekspansikan pasarnya ke Indonesia
maupun dari pengusaha Indonesia yang mengekspansi kan pasarnya ke luar
negeri. Arus barang ekspor impor menjadi tinggi. Selain itu, kebijakan
pemerintah untuk mengikuti MEA pun akan mendorong banyaknya arus
manusia yang mencari peluang pekerjaan baik dari ataupun ke luar
Indonesia. Perkembangan jumlah jemaah haji di Indonesia pun meningkat
cukup signifikan. Dengan keadaan seperti ini, arus barang dan manusia yang
terus meningkat akan mendorong perkembangan transportasi udara di
Indonesia.
Dalam rencana pengembangan BIJB dan Aerocity Kertajati nantinya akan ada
peruntukan lahan untuk industri, bisinis, komersil, real estate dan pariwisata
sebagai pendorong adanya lapangan pekerjaan dan pengembangan wilayah.
Namun, perlu diperhatikan mengenai ketersediaan investor untuk berinvestasi
di Kertajati, Majalengka. Mengingat aksesnya ke Jakarta sebagai lokasi
headquarters dan jauh juga dari pelabuhan sebagai tempat masuknya barang-
barang kebutuhan pabrik. Tentunya persoalan ini akan memakan biaya dan
waktu yang lebih banyak apabila lokasi pabrik atau industri berada di
sekitaran Jakarta seperti Bekasi dan Tanggerang. Untuk itu, aspek ini perlu
untuk dipertimbangkan sekali guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam rencana.
Rencana pembanguan bandar udara internasional di Jawa Barat saat ini tidak
hanya BIJB, melainkan ada pembangunan Bandar Udara Internasional
14
Karawang. Meskipun pembasahan mengenai pembangunan Bandar Udara
Internasional Karawang ditunda karena pemerintah provinsi lebih
memfokuskan diri pada pembangunan BIJB, namun hal tersebut perlu
diperhatikan. Apabila jadi diwujudkan, Bandar Udara Internasional
Karawang ini nantinya bisa menjadi saingan dalam bisnis transportasi udara
di Jawa Barat. Adanya saingan dalam operasionalisasi BIJB tentunya akan
mempengaruhi kemajuan pengembangan BIJB lebih lanjut.
V. PROSPEK PENGEMBANGAN
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai prospek pengembangan BIJB dan
Aerocity Kertajati. Prospek pengembangan ini akan dijelaskan dengan
menggunakan analisis skenario. Skenario ini terdiri dari 3 (tiga) skenario, yakni
positif, moderat, dan pesimis. Driving force yang digunakan dalam skenario ini
adalah hasil metode environmental scanning yang telah dilakukan sebelumnya
terhadap faktor lingkungan dan eksteral. Berikut ini rincian penjelasnnya.
1. Skenario Positif
Dalam skenario ini, asumsi yang digunakan adalah dimana seluruh faktor
yang mempengaruhi, yakni baik dari faktor lingkungan maupun faktor
eksternal mendukung pengembangan rencana tersebut. Diawali dari
lingkungan Kecamatan Kertajati dan sekitarnya yang stabil, tidak terjadi
bencana yang menimbulkan dampak signifikan hal ini disebabkan setelah
dilakukan studi kelayakan lingkungan, lokasi Kecamatan Kertajati ini
sesuai dengan kegiatan bandar udara. Dengan demikian, kegiatan ini
mendapatkan dukungan juga dari aktifis lingkungan. Dari sisi penduduk,
mau diajak kerjasama dengan tidak makin mempersulit pembebasan lahan
bahkan bersedia untuk menjadi tenaga kerja dalam pembangunan ini.
Meskipun pembebasan lahan hingga saat ini baru mencapai sekitar 700 Ha,
tidak menutup kemungkinan bisa hal ini bisa rampung untuk diselesaikan
apabila ada kucuran dana yang banyak dan stabil. Dukungan pendanaan ini
15
terjadi karena adanya kerjasama kelembagaan yang baik antara pemerintah
daerah, provinsi dan pusat. Seperti yang diketahui, bahwa saat ini
pemerintah pusat telah mendukung pengembangan proyek ini dan mau
menganggarkan pendanaan proyek ini dalam APBN. Selain itu, dukungan
pendanaan juga terjadi dari investor yang mau berinvestasi dalam proyek
ini. seperti halnya Cina yang sudah mau untuk berinvestasi di bidang
penerbangan. Dengan dukungan investor serta skema kerjasama pemerintah
dan swasta yang diterapkan dalam penmbangunan ini diharapkan
pendanaan tidak menghambat pembangunan.
16
penerbangan yang cukup sibuk, BIJB masih mampu menampung kegiatan
tersebut sehingga tidak diperlukan bandara baru untuk menyokongnya.
Melihat penngkatan kegiatan tersebut, banyak masyarakat yang menagkap
peluang dengan membuka lapangan usaha seperti usaha komersil, rumah
makan,penginapan, jasa transportasi, hingga pariwisata.
Dengan kondisi tersebut maka seperti yang dikatakan oleh John D. Kasarda
(2000) dalam Wardhono et.all (2013), kawasan bandara akan mampu
meningkatkan lowongan pekerjaan seperti yang terjadai di Amerika Serikat.
Kawasan ini juga akan mampu memicu pertumbuhan investasi untuk kluster
industri, usaha bisnis komersial, serta bisnis berbasis udara, untuk itu tidak
heran apabila terjadi peningkatan lapangan pekerjaan yang siginifikan.
Dengan keadaan masyarakat yang terbuka akan perubahan dan mampu
menangkap peluang maka yang maju dan sejahtera dalam proyek ini tidak
hanya para pengembang atau investor yang berasal dari Jakarta, Bandung
atau kota-kota besar lainnya, melainkan masyarakat bisa menjadi pelaku
pertumbuhan wilayahnya sendiri. Untuk, itu masyarakat sekitar perlu
disiapkan sejak dini agar tujuan ini dapat terwujud. Kegiatan yang semakin
berkembang ini tentunya akan berdampak pada wilayah sekitarnya, seperti
aliran tenaga kerja maupun aliran barang. Dengan demikian, 5 (lima) tujuan
yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Bandar Udara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity akan tercapai
pada tahun 2031.
2. Skenario Moderat
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya dan topik dalam tugas seminar studi
futuristik yang menjadi focal concern atau yang menjadi perhatian utama,
penting, perlu dibahas, dan mencemaskan adalah bagaimana prospek
Aerocity Majalengka?
17
Aerocity Majalengka pada tahun 2031 diharapkan mampu mendorong
perekonomian global terutama Provinsi Jawa Barat dalam rangka
mendorong percepatan pertumbuhan investasi, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi regional berbasis potensi daerah, sehingga mampu menyerap
tenaga kerja dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, selanjutnya
dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang trasnportasi
udara. Pada uraian sebelumnya telah diuraikan faktor-faktor pemicu
perubahan yaitu investor, lahan, ekonomi, penduduk, dan lingkungan,
kelembagaan, dan fisik. Berdasarkan tersebut dipilih hal yang paling
berpengaruh terhadap perubahan yaitu investor, lahan, dan ekonomi. Hal ini
dipilih karena tingkat keterkaitannya dengan pembangunan proyek sangat
tinggi, dan menjadi aspek paling strategis dan memiliki interaksi yang kuat
terhadap pembangunan proyek. Oleh karena itu dalam skenario kedua
disusunlah skenario moderat yaitu : “ Investasi tidak ada, pembebasan
lahan lambat, dan APBN serta APBD mencukupi untuk
pembangunan”
18
Berdasarkan skenario tersebut yang akan terjadi terhadap pembangunan
proyek Kertajati Aerocity adalah proyek pembangunan akan cenderung
berjalan lambat atau bahkan terhenti dan berjalan kembali. Proses
pembangunan akan sangat lambat dikarenakan pemerintah harus berupaya
lebih untuk mengatur masalah spekulasi lahan, mendorong investasi dan
mempromosikan mengenai proyek untuk para investor. Dengan demikian
akan sangat membutuhkan waktu yang sangat panjang. Proyek
pembangunan akan dibangun secara setengah-setengah hingga investor
tumbuh tinggi di kawasan ini. Proyek pembangunan dapat berjalan lebih
dari 15 tahun dari waktu yang direncanakan.
19
3. Skenario Negatif
Karena APBN yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dana proyek Kertajati
Aerocity, maka diperlukan kerjasama dengan investor asing. Jika proyek
tersebut kurang meyakinkan maka tidak akan ada investor asing yang
tertarik untuk membiayai proyek Kertajati Aerocity ini, dan pembiayaan
proyek ini akan gagal.
Luas lahan yang diperlukan adalah sekitar 5000 Ha, dan sangat sulit untuk
menyediakan lahan dengan luas tersebut, salah satu caranya adalah dengan
melakukan pembebasan lahan. Untuk melakukan pembebasan lahan, maka
diperlukan persetujuan masyarakat setempat untuk mengosongkan lahan
tersebut. Selain itu, perlu disediakan permukiman baru sebagai pengganti
dari permukiman masyarakat sebelumnya yang dijadikan sebagai proyek
Kertajati Aerocity.
20
meningkatkan pertumbuhan regional, tidak membuka lapangan kerja baru,
dan tidak meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang
transportasi udara.
VI. KESIMPULAN
Dari hasil analisis, dihasilkan tiga skenario. Hasil dari skenario pertama
(skenario positif) yaitu , 5 (lima) tujuan yang diamanatkan dalam Peraturan
Daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Bandar Udara Internasional Jawa Barat
dan Kertajati Aerocity akan tercapai pada tahun 2031. Hasil dari skenario kedua
(skenario moderat) yaitu prospek Kertajati Aerocity akan berjalan namun sangat
lambat, jumlah investor yang sedikit tidak mampu mengembangkan konsep
Kertajati aerocity dengan sesuai rencana karena kawasan komersil,
permukiman, dan fasilitas penunjang lainnya tidak dapat terpenuhi. Sedangkan
hasil dari skenario ketiga (skenario negatif) yaitu proyek Kertajati Aerocity
tidak akan berjalan dan tujuan pembangunan tidak akan tercapai karena tidak
adanya pihak yang mendukung pembangunan proyek tersebut.
21
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka tahun 2011-2031
Kertajati Aerocity. 2013. Gambaran Lokasi Kertajati Aerocity.html. Diakses pada
Mei 2016
Wardhono, Fitri Indra dkk. 2013. Aerocity. Aero City _ Cakrawala.html. diakses
pada Mei 2016
Fajriah, Lily Rusna. 2016. Bandara Kertajati Majalengka Ditarget Rampung 2017.
Sindonews.com
2016. Masyarakat Majalengka Miliki Peluang Besar Berbisnis Usai BIJB
Beroperasi. Majalengkatrust.com
Kusmayadi, Dedie. 2012. Seputar Pembangunan Bandar udara kertajati
Majalengka. Sumedang Post Online.html
http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/2374
https://www.linkedin.com/pulse/pertumbuhan-jumlah-wirausaha-entrepreneur-
indonesia-paling-hariyanto
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/03/30/192821726/Menggenjot.Juml
ah.Ideal.Pelaku.Wirausaha.Indonesia
http://www.bcf.or.id/indonesian-digest/others/231-menyorot-masa-depan-
indonesia-di-kumpulan-negara-maju-g20.html?start=1
22
TUGAS INDIVIDU
Saran saya untuk mata kuliah Seminar Studi Futuristik ini adalah diadakan
beberapa kali kuliah tamu mengenai perencanaan di masa depan dengan pembicara
yang sudah berpengalaman. Sehingga, mahasiswa akan lebih tertarik dan merasa
bahwa mata kuliah ini berbeda dengan mata kuliah lainnya. Selain itu, disediakan
metode perkuliahan lain seperti bermain games, agar mahasiswa bisa merasakan
secara langsung bagaimana merencanakan masa depan.
23
Euis Ratna Dewi Hidayat (15412021)
Yang didapatkan dari seminar studi futuristik adalah bahwa seorang perencana
harus mampu melakukan pertimbangan teknologi dengan cara melihat berdasarkan trend
base, untuk menghasilkan skenario, analisis berbagai aspek seperti misalnya aspek
kependudukan, ekonomi, infrastruktur, dan fisik lingkungan untuk menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan keputusan ataupun analisis. Hal ini merupakan hal yang
paling standar dilakukan oleh perencana dalam membuat suatu keputusan berdasarkan
perkiraan fenomena di masa mendatang. Dengan adanya seminar studi futuristik membantu
saya sebagai seorang calon perencana memahami bahwa sebenarnya diperlukan faktor
perkiraan di masa mendatang untuk membuat suatu perencanaan yang lebih komprehensif
dan sesuai dengan kejadian atau keadaan masa mendatang. Sehingga bentuk perencanaan
masih sangat compatible digunakan di masa mendatang. Untuk dapat memperkirakan masa
datang banyak metode yang dapat digunakan misalkan teori visioning, scenarion analysis,
environmental scanning, modelling dan masih banyak metode lainnya. Metode-metode ini
dapat membantu seorang perencana untuk menentukan perkiraan masa mendatang yang
dapat digunakan bahan pertimbangan analisis dalam menentukan keputusan.
Aspirasi untuk kuliah seminar studi futuristik adalah dilakukan dengan template
sesuai judulnya seminar. Menurut saya metode belajar yang saya rasakan di kelas masih
seperti kelas dengan biasa pada umumnya. Pelajaran yang didapat berdasarkan teori dan
substansi pada umumnya. Yang saya harapkan sebaiknya metode pembelajaran di kelas
dilakukan dalam suasan seminar, bentuk mendatangkan pembicara, memperlihatkan
fenomena nyata sejauh mana futurist berperan dalam dunia perencanaan, seberapa besar
pertimbangan futuristik dalam perencanaan sehingga dapat tergambarkan mengani metode-
metode yang digunakan pada dunia nyata. Suasana pemebelajaran lebih baik dalam suasana
seminar.
Sebaiknya pembelajaran mengenai seminar studi futuristik lebih banyak seminar
dengan pembicara-pembicara futurist, perencana yang telah mengaplikasikan futuristik
dalam perencanaannya, metode pembelajaran tidak berlangsung seperti pada kelas
umumnya, suasana kelas tidak terlalu dalam suasana serius, dan diharpkan mampu
menggambarkan fenomena nyata mengenai futuristik dalam perencanaan.
24
Dian Nur Elvandari (15412059)
25
yang konkrit atau dengan mendatangi secara langsung produk futurustik yang
pernah diciptakan. Dan satu hal lagi, yang menurut saya penting adalah, mata kuliah
ini sangta penting untuk dijadikan mata kuliah wajib bagi calon perencana, melihat
dari segi pola pikir, keterbukaan pikiran, dan pengenalan teknologi terhadap bidang
perencanaan.
26