PANDUAN Penyelenggaraan Parenting Final (Repaired)
PANDUAN Penyelenggaraan Parenting Final (Repaired)
0
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. DASAR KEBUTUHAN ........................................................................................................ 1
B. DASAR YURIDIS................................................................................................................ 5
C. TUJUAN ........................................................................................................................... 5
BAB II PENDIDIKAN KEORANGTUAAN ................................................................................ 6
A. PENGERTIAN ................................................................................................................... 7
B. PENDIDIKAN KEORANGTUAAN SEBAGAI BENTUK PENYIAPAN PENDIDIK BAGI ANAK-
ANAKNYA ........................................................................................................................ 7
C. FUNGSI DAN MANFAAT .................................................................................................. 8
D. PENDIDIKAN KEORANGTUAAN SEBAGAI PENDIDIKAN NONFORMAL DAN
PENGHANTAR PADA PENDIDIKAN INFORMAL ................................................................ 8
BAB III KOMPONEN PROGRAM ......................................................................................... 10
A. PESERTA DIDIK .............................................................................................................. 10
B. ISI................................................................................................................................... 10
C. PROSES .......................................................................................................................... 11
D. KOMPETENSI LULUSAN ................................................................................................. 12
E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ....................................................................... 12
F. SARANA PRASARANA .................................................................................................... 14
G. PENGELOLAAN .............................................................................................................. 15
H. PEMBIAYAAN ................................................................................................................ 16
I. PENILAIAN ..................................................................................................................... 16
BAB IV PEMERAN DAN PERANAN ..................................................................................... 17
A. UNSUR PEMERAN ......................................................................................................... 17
B. PENGORGANISASIAN PEMERAN DAN PERANAN MENURUT KEWENANGAN ............... 17
BAB V PROSES PENYELENGGARAAN ................................................................................. 21
A. PENYIAPAN PROGRAM.................................................................................................. 23
B. PELAKSANAAN PROGRAM ............................................................................................ 27
C. EVALUASI DAN PELAPORAN .......................................................................................... 29
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. DASAR KEBUTUHAN
Keluarga merupakan bagian dari sub sistem pendidikan luar sekolah. Keluarga juga
termasuk kedalam tri pusat pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantoro yang kita kenal
sebagai Bapak Pendidikan Nasional, mengungkapkan sistem “Tri Centra” dengan
mengatakan “Didalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi
pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat.”
Sudjana (1991:43) mengungkapkan trikondisi/pusat pendidikan tersebut sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari keterkaitan antara kedua sub sistem pendidikan
sekolah dan sub sistem pendidikan luar sekolah. Dan bagan berikut ini, akan terlihat
ketiga pusat pendidikan tersebut menggambarkan rentetan keterkaitan antara sub sistem
pendidikan luar sekolah ( PLS) dan sistem pendidikan sekolah (PS).
1
Dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan bagian dari
trisentra/tripusat/trikondisi pendidikan yang keberadaannya sangat utama bagi
pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Terlebih lagi dengan adanya lingkungan masyarakat
dan sekolah sebagai penopang bagi terlaksananya kegiatan pendidikan.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pun masih
menempatkan keluarga menjadi salah satu jalur dalam sistem pendidikan, yaitu jalur
pendidikan informal yang memiliki peran sangat besar dalam pendidikan di Indonesia.
Untuk selanjutnya, kaitan antara keluarga dengan Pendidikan Luar Sekolah, tentunya
dapat dipahami bahwa jalur pendidikan non formal dan informal, dalam hal ini keluarga
menjadi bagian dari lingkup kajian dan kebijakan dalam sistem pendidikan di luar sistem
sekolah yaitu sub sistem dari pendidikan luar sekolah.
Pada kebanyakan situasi, pendidikan keluarga seringkali dimaknai sebagai
pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, pendidikan keluarga
seringkali lebih digambarkan sebagai iklim atau suasana kehidupan dalam keluarga.
Dalam hal iklim keluarga, Soelaeman (1994: 48-50) serta (Ruth Smith, Svetlana Speight
and Ivana La Valle:2010) menjelaskan bahwa istilah iklim melukiskan apa yang dirasakan
dan hayati atau dipersepsi oleh kelompok orang. Suasana ini berkaitan dengan perilaku
orang tua, khususnya ibu dalam melakukan pola asuh, dalam arti menjadi teladan dan
perilaku mendidik bagi anak-anaknya. Artinya pendidikan dalam keluarga yang dilakukan
oleh kebanyakan orang tua di Indonesia didasari dari pengetahuan hasil pengalaman
orang tuanya sendiri dahulu ketika mendidik atau pun mungkin dari hasil pengamatan
semata.
Dinamika kehidupan yang terus berkembang membawa konsekuensi-konsekuensi
tertentu terhadap kehidupan keluarga. Perkembangan pengaruh dampak teknologi dan
informasi serta tuntutan jaman, disertai pemahaman yang utuh mengenai keluarga, harus
diberikan kepada masyarakat dan keluarga-keluarga sehingga pendidikan keluarga bisa
lebih optimal. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga beserta dampak
krisis yang ditandai dengan bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan
peran keluarga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang
kehidupan keluarga. Struktur, pola hubungan, dan gaya hidup keluarga banyak
2
mengalami perubahan. Jika dulu biasanya ayah berperan sebagai pencari nafkah tunggal
dan ibu sebagai pengelola utama kehidupan di rumah, maka sekarang banyak di antara
keluarga (khususnya di kota-kota) yang tidak lagi seperti itu.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenal kepada anak, atau
dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal kehidupan sosial pertama-tama di
dalam lingkungan keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan
yang lainnya menyebabkan seorang anak menyadari akan dirinya, bahwa ia berfungsi
sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial.
Hubungan antara orang tua dan anak dalam keluarga sangat penting artinya bagi
perkembangan kepribadian anak karena orang tua merupakan orang pertama yang
dikenal oleh anak dan melalui orang tualah anak mendapat kesan-kesan pertama tentang
dunia luar. Orang tua merupakan orang pertama yang membimbing tingkah laku anak.
Orang tua akan bereaksi terhadap tingkah laku anak baik itu dengan menerima,
menyetujui, membenarkan, menolak atau melarang. Melalui pemberian nilai tersebut
maka dalam diri anak akan terbentuk norma-norma tentang apa yang baik atau buruk dan
apa yang boleh atau tidak boleh. Dengan demikian terbentuklah hati nurani anak yang
mengarahkan tingkah laku selanjutnya dan kewajiban orang tua adalah mengembangkan
hati nurani yang kuat dalam diri anak. (Smith, Ann. B:2007). Pengaruh orang tua terhadap
pembentukan perilaku anaknya bergantung pada bermacam-macam faktor, menurut
Munandar (1996:125) antara lain bila ditinjau dari ciri-ciri orang tua, bagaimana sikap
orang tua terhadap anaknya tergantung pada beberapa faktor seperti : tingkat pendidikan
dan status sosial, hubungan suami istri, jumlah anak dalam keluarga, kepribadian orang
tua, dan pengalaman orang tua.
Peran orangtua dalam pengasuhan anak berubah seiring pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga orangtua harus memahami fase-fase perkembangan anak
dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Menurut Jean Piaget, pakar psikologi
perkembangan, seorang anak perlu melakukan aksi-aksi terhadap lingkungannya agar
dapat mengembangkan cara pandang yang kompleks dan cerdas atas setiap
pengalamannya. Salah satu tugas orang tua pun adalah memberi pengalaman yang
dibutuhkan oleh anak.
3
Orangtua adalah pendidik pertama dan utama bagi perkembangan anak.
Initerkandung pesan bahwa orangtua semestinya memiliki kemampuan mendidik anak
sejak dalam kandungan hingga dewasa. Kewajiban orangtua untuk mengantarkan anak-
anaknya menempuh pendidikan formal, tidak berarti peran orangtua menjadi hilang
karena digantikan oleh guru di sekolah. Mengingat waktu anak di sekolah lebih sedikit
dibandingkan di luar sekolah/rumah.
Ayah dan ibu terikat dalam satu peran dan fungsi orang tua yang bertanggungjawab
terhadap keberlangsungan keluarga. Peran orangtua sangat diharapkan dapat
mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam beraktivitas dalam rumah
maupun di lingkungan. Ironis apabila orangtua tidak memiliki kecakapan dalam berbagai
tanggungjawab terhadap anak dan lingkungan sosialnya. Orang tua yang ideal adalah bila
melahirkan, mengasuh, dan membesarkan anak dalam suasana keluarga yang saling
mencintai, menghargai dan menopang.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2002 anak adalah seorang yang belum mencapai usia
18 tahun. Oleh karena itu, pengasuhan, pembimbingan/pendampingan serta pendidikan
dan pelatihan perlu diberikan kepada anak, terutama oleh orang tua dalam masa
kehamilan dan kelahiran, pengasuhan dan pendidikan anak usia dini, dilanjutkan masa
anak remaja dan pemuda.
Menjadi orang tua tidak pernah dipersyaratkan dengan adanya sertifikat atau ijazah
pendidikan keorangtuaan, di mana sebelum menjadi orang tua mereka dibekali dengan
pemahaman tentang pengasuhan dan pertumbuhan anak usia dini dan hal-hal yang
berkaitan dengan segala yang terkait dengan tanggungjawab orang tua dalam keluarga
dan masyarakat. Disini orang tua harus bertanggung jawab melaksanakan pendidikan
keluarga yang menanamkan nilai agama, budaya dan nilai moral serta keterampilan
kepada anggota keluarganya. Menyadari pentingnya hal tersebut, Pusat Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PP-PAUDNI) Regional I Bandung
menyediakan Panduan penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan (parenting).
4
B. DASAR YURIDIS
1. Undang-Undang nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
2. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaran Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 81 tahun 2013 tentang Pendirian
Satuan Pendidikan Nonformal
8. Rencana Strategi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Renstra Kemendikbud)
Tahun 2015 - 2019;
C. TUJUAN
1. Tujuan Program
a. Tersosialisasikannya program pendidikan keluarga secara komprehensif
kepada para pemangku kepentingan dari tingkat desa/kelurahan sampai
kabupaten/kota.
b. Memberikan informasi tentang dukungan dan peran serta pemerintah dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan penyelenggaraan
pendidikankeorangtuaan.
c. Memberikan panduan atau tuntunan yang komprehensif mengenai program
dan prosedur penyelenggaraan pendidikan keluarga
d. Menyiapkan para orang tua agar memiliki kecakapan dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan sebagai pendidik pertama dan utama bagi
anak keturunannya yang berorientasi kepada tuntunan agama dan tuntutan
kemajuan/perkembangan zaman;
5
2. Tujuan Panduan
a. Sebagai masukan kepada pemerintah pusat dalam merumuskan regulasi/
kebijakan
b. Sebagai masukan/ dukungan bagi pemerintah Propinsi sebagai eksekutor dalam
merencanakan dan melaksanakan program melalui dukungan APBD Propinsi dan
atau APBD Kabupaten/Kota
c. Panduan bagi penilik dalam melaksanakan penjaminan mutu program tingkat
kecamatan
d. Panduan bagi perangkat desa dalam menyiapkan sasaran program
e. Panduan bagi satuan PNFI untuk penyelenggaraan Program layanan pendidikan
keorangtuaan
6
BAB II PENDIDIKAN KEORANGTUAAN
A. PENGERTIAN
Pendidikan Keorangtuaan adalah pendidikan sepanjang hayat yang memberi
dukungan kepada para orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak, membentuk
watak serta peradaban yang bermartabat, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu bagi seorang anak, orang
tua/keluarga selain tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan
juga sebagai pembentukan kharakter.
7
C. FUNGSI DAN MANFAAT
Fungsi dan manfaat pendidikan keorangtuaan adalah sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai orangtua
untuk melakukan pengasuhan, pembimbingan, pelatihan, dan pendidikan bagi
perkembangan pribadi dan sosial anak-anak, baik dalam kehidupan keluarga maupun
dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
2. Bagi organisasi/ lembaga untuk melanjutkan layanan pemberdayaan masyarakat
melalui pendampingan pendidikan kecakapan keorangtuaan pada calon orang tua
dan penduduk dewasa yang telah menjadi orangtua.
3. Bagi pemerintah untuk meningkatkan layanan melalui pembekalan program
pendidikan kecakapan keorangtuaan pada semua jenjang pemerintahan mulai
provinsi, kabupaten/kota,kecamatan sampai ke kelurahan dan desa.
8
2. Pendidikan Keorangtuaan Sebagai Penghantar Pendidikan Informal Dalam Keluarga
a. Orang tua selesai mengikuti pembelajaran akan berfungsi sebagai fasilitator, nara
sumber, guru bagi anak-anaknya dan/atau anggota keluarga lainnya;
b. Menyiapkan para orang tua berkemampuan minimal sebagai perancang
pendidikan keluarga, pendidik pertama dan utama keluarganya dalam hal
pengetahuan dan metodologi mendampingi dan membimbing semua
pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan dukungan kebutuhan fisik,
emosi dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan;
9
BAB III KOMPONEN PROGRAM
A. PESERTA DIDIK
1. Syarat/Kriteria
b. Orang tua (memiliki anak maksimal usia 18 tahun) atau calon orang tua;
a. Mengikuti pembelajaran yang telah disepakati antara peserta didik, pendidik dan
pengelola;
B. ISI
1. Kurikulum/area isi pembelajaran, mencakup:
a. Pembinaan Orangtua
10
d. Pembinaan Keluarga
2. Kalender/lama pembelajaran:
a. 48 jam @ 45 menit;
C. PROSES
1. Tahap 1 pengungkapan dan internalisasi pengalaman dan pengetahuan yang telah
dimiliki para orang tua/peserta didik dalam hal mendampingi dan membimbing semua
pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan dukungan kebutuhan fisik, emosi
dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan melalui sajian berbagai media formula
diskusi;
11
2. Tahap 2 penguatan/pembulatan oleh fasilitator/nara sumber terhadap pengalaman
dan pengetahuan orang tua/peserta didik dalam mendampingi dan membimbing
semua pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan dukungan kebutuhan fisik,
emosi dan sosial, keterampilan kerumahtanggaan;
c. Evaluasi internaI daIam keIuarga, anaIisa sikap dan prilaku anak dalam keseharian.
D. KOMPETENSI LULUSAN
1. Memiliki kemampuan melaksanakan peran orangtua dalam keluarga.
Syarat/kriteria
12
a. Sudah menikah dan mempunyai anak balita atau memiliki pengalaman mengasuh
dan mendidik anak (orangtua dan atau orangtua asuh)
Tugas:
a. Mengidentifikasi kebutuhan nyata berdasarkan topik/tema pembelajaran;
b. Memfasilitasi peserta didik untuk musyawarah jadwal dan program
pembelajaran;
c. Menyusun program pembelajaran bagi kelompoknya;
d. Melaksanakan pembelajaran sebagai nara sumber dan/atau fasilitator dan/atau
mediator;
e. Melakukan evaluasi hasil pasca (dampak) pembelajaran;
f. Melaporkan perkembangan dan hasil pembelajaran.
g. Menindaklanjuti hasil pembelajarannya
2. Tenaga Kependidikan
Syarat/kriteria
13
b. Kader kegiatan kemasyarakatan atau PNS atau anggota masyarakat atau
pengurus/ pengelola lembaga pendidikan masyarakat/pemerintah;
Tugas:
a. Memfasilitasi penyediaan tempat dan bahan/media pembelajaran;
F. SARANA PRASARANA
1. Sarana pembelajaran
b. Bahan bacaan, berupa modul, buku, film sebagai pengetahuan ideal untuk
penguatan pengalaman dan pengetahuan peserta didik dalam mendampingi dan
14
membimbing semua pertumbuhan, memberikan perhatian, waktu dan
dukungan kebutuhan fisik, emosi dan sosial, serta keterampilan
kerumahtanggaan.
2. Prasarana pembelajaran
Ruangan/tempat pembelajaran:
a. yang dapat mengoptimalkan interaksi 10 orang diantara peserta didik dan
fasilitator/nara sumber dengan cara lesehan;
b. terang tanpa bantuan lampu penerangan, tersedia ventilasi yang dapat
mengatur sirkulasi udara/tidak pengap.
c. Penataan ruangan, pengaturan meja, kursi dan peralatan lainnya hendaknya
memungkinkan terjadinya interaksi sosial
G. PENGELOLAAN
Pengelolaan pendidikan keorangtuaan pada tingkat satuan/penyelenggara:
15
H. PEMBIAYAAN
Biaya operasional, mencakup komponen:
1. Honor:
e. Dokumentasi
I. PENILAIAN
Penilaian ditujukan pada efek (dampak) berkenaan dengan aspek perubahan,
perbaikan atau peningkatan setelah mengikuti pembelajaran pada diri orang tua yang
menjadi peserta didik pendidikan keorangtuaan dan pada anak-anaknya dan anggota
keluarga lain dalam keluarga sebagai sasaran langsung pendidikan keluarga atau
penerapan hasil pembelajaran.
16
BAB IV PEMERAN DAN PERANAN
A. UNSUR PEMERAN
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal PAUD Dikmas;
2. Kepala Seksi yang menangani pendidikan keluarga pada Bidang PAUD Dikmas Dinas
Pendidikan Propinsi;
3. Kepala Seksi, Penilik yang menangani pendidikan keluarga pada Bidang PAUD Dikmas,
Pamong Belajar pada UPTD SKB, Dinas Pendidikan Kabupaten Kota;
4. UPT Pendidikan yang berkedudukan di Kecamatan dan Kepala Seksi/Sub Bag yang
menganani seksi pemberdayaan masyarakatpada Kantor Camat;
5. Urusan kesejahteraan rakyat/pendidikan pada Desa/Kelurahan; Ketua dan/atau kader
RW/RT
6. Pendidik dan tenaga kependidikan pada PKBM, Majlis Ta’lim, lembaga pendidikan
formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA) UPTD SKB.
17
LEVEL UNIT DAN UNSUR
NO PERANAN/TUGAS
PEMERAN PEMERAN
c. Koordinasi dan konsolidasi
program dan rencana pusat
dengan Bidang yang menangani
PAUD DIKMAS Dinas Pendidikan
Propinsi
d. Monitoring, Evaluasi, Supervisi
dan Pelaporan (MESP) realisasi
rencana dan program oleh
Dinas Pendidikan Bidang yang
menangani PAUD DIKMAS
Propinsi
a. Mengkompilasi peta potensi
calon sasaran dan sumber daya
utama dan pendukung program
Kabupaten/Kota
b. Koordinasi dan konsolidasi
Dinas Pendidikan
program dan rencana Propinsi
Propinsi Bidang yang
Pemerintah dengan Pusat dan Dinas
menangani PAUD
2 Propinsi Pendidikan Bidang yang
DIKMAS oleh Kepala
menangani PAUD DIKMAS
Seksi yang menangani
Kabupaten/Kota
PAUD dan Dikmas
c. MESP realisasi rencana dan
program oleh Dinas Pendidikan
Bidang yang menangani PAUD
DIKMAS Kabupaten/Kota
18
LEVEL UNIT DAN UNSUR
NO PERANAN/TUGAS
PEMERAN PEMERAN
Kota menangani utama dan pendukung program
Pendidikan Anak Usia UPT/D
Dini dan Pendidikan b. Yang mendukung
Masyarakat dan pemberdayaan masyarakat
Dinas Terkait: c. Koordinasi dan konsolidasi
- BP3AKB rencana dan program
- DINKES Kabupaten/Kota dengan
- DINSOS Propinsi, SKPD terkait dan UPTD
- SEKDA/Bag.
SKBdan UPT Kecamatan
KESRA
d. Melakukan pemetaan potensi
calon sasaran dan sumber daya
utama dan pendukung program
e. MESP realisasi rencana dan
program oleh UPT/D atau kantor
kecamatan
f. MESP pelaksanaan orientasi dan
advokasi oleh UPT/ D SKB
a. Mengorientasi pendidik dan
tenaga kependidikan
Unit Pelaksana Teknis
penyelenggaraan program
Dinas Pendidikan
b. Mengadvokasi PTK
Sanggar Kegiatan
penyelenggaraan
Belajar (UPTD SKB)
oleh Pamong Belajar
19
LEVEL UNIT DAN UNSUR
NO PERANAN/TUGAS
PEMERAN PEMERAN
Kecamatan) oleh Pendidikan Keorangtuaan pada
Penilik Desa
b. Koordinasi rencana dan program
Kecamatan dengan
desa/kelurahan
c. Melakukan penjaminan mutu
penyelenggaraan
d. MEPS penyelengaraan
a. Koordinasi rencana dan program
dengan RW/RT dan
UPTKecamatan
Urusan Kesra atau
Desa/ b. Mengidentifikasi potensi calon
5 yang menangani
Kelurahan sasaran, lembaga
pendidikan
penyelenggara berikut
sumberdaya utama dan
pendukungnya
PKBM atau Majlis a. Mengidentifikasi ulang calon
Ta’lim atau lembaga sasaran/peserta didik, pendidik
penyelenggara dan tenaga kependidikan;
pendidikan atau PKK b. Menyelenggarakan layanan
Penyeleng-
atau, organisasi pendidikan
6 gara satuan/
profesi, atau c. MESP penyelenggaraan
program
organisasi
keagamaan,
organisasi masyarakat
lain peduli pendidikan
20
C. KEMITRAAN
Kemitraan antar pelaku pendidikan yang terdiri dari tiga unsure, yaitu keluarga,
sekolah (satuan pendidikan), dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh komite
sekolah, dapat digambarkan apabila setiap unsure dapat melaksanakan fungsi dan
perannya secara baik. Kemitraan ini ditujukan untuk mewujudkan ekosistem pendidikan
yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik. Oleh karena itu, manfaat
dari kemitraan ketiga unsur tersebut harus mengarah pada peserta didik. Model kemitraan
tersebut dapat digambarkan seperti berikut.
21
22
BAB V PROSES PENYELENGGARAAN
A. PENYIAPAN PROGRAM
1. Identifikasi dan penetapan penyelenggara program
a. Tujuan:
Memperoleh lembaga calon penyelenggara program
b. Sasaran
Organisasi masyarakat, seperti PKK, Karang Taruna, kelompok-kelompok
pengajian, dan lembaga lainnya yang potensial dapat dan memenuhi syarat
sebagai penyelenggara program
c. Cara
Wawancara kepada para pengelola lembaga yang bersangkutan berkenaan
dengan
1) Identitas lembaga
2) Kesiapan/kesanggupan menyelenggarakan program
d. Alat/intrumen
Pedoman wawancara
e. Pengolahan dan penetapan lembaga penyelenggara
f. Pelaksana/petugas
1) Unsur terkait perangkat UPT dan atau Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Kecamatan
2) Unsur terkait perangkat Desa/Kelurahan
2. Identifikasi kebutuhan program:
a. Identifikasi dilaksanakan dengan :
1) Melibatkan seluruh pihak terkait (stakeholder) terutama pihak yang terkena
dampak langsung atas kegiatan itu
23
2) Membangun dan mengembangkan suatu model kompetensi atau prestasi
ideal yang diharapkan
3) Menyediakan berbagai pengalaman yang dibutuhkan
4) Lakukan perbandingan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada,
misalkan kompetensi tertentu
b. Identifikasi calon peserta didik dan kebutuhan belajar peserta didik
1) Tujuan
Untuk mempereoleh:
a) peserta didik yan memenuhi syarat pada komponen peserta didik
b) daftar kebutuhan belajar peserta didik sebagai bahan/muatan
pembelajaran
2) aspek identifikasi:
a) identitas calon, meliputi: nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat tempat tinggal, cara
mendidik anak, cara belajar memperoleh pengetahuan dan/atau
pengalaman dalam mendidik anak)
b) identitas anak, meliputi (usia, pendidikan, kebiasaan keseharian di
dalam dan/atau di luar rumah
c) lingkungan sekitar, meliputi: suasana pergaulan, kebiasaan sehari-hari
para orang tua, anak-anak, remaja
3) Cara identifikasi
a) Wawancara berkaitan dengan
b) Pengamatan berkenaan dengan
4) Alat/instrumen
a) Pedoman wawancara
b) Pedoman pengamatan
5) Pengolahan hasil dan penetuan prioritas calon peserta didik, kebutuhan
belajar,
6) Pelaksana/petugas adalah lembaga masyarakat/pemerintah yang telah
ditetapkan sebagai penyelenggara program
24
3. Identifikasi pendidik dan tenaga kependidikan (masuk dalam identifikasi kebutuhan
program)
a. Tujuan
Memperoleh calon pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan syarat
yang ditetapkan
b. aspek identifikasi
pendidik, mencakup: nama, tempat tanggal lahir/umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alam tempat tinggal, keterlibatan dalam masyarakat
c. Cara identifikasi
1) Wawancara
2) pengamatan
d. Alat/instrumen
1) Pedoman wawancara
2) Pedoman pengamatan
e. Pengolahan hasil dan penetuan prioritas calon peserta didik, kebutuhan belajar,
f. Pelaksana/petugas adalah lembaga masyarakat/pemerintah yang telah
ditetapkan sebagai penyelenggara program
4. Identifikasi tempat/panti belajar
a. Tujuan memperoleh tempat/panti belajar yang memenuhi syarat
b. Aspek identifikasi, mencakup: jenis dan bentuk, ukuran, status kepemilikian,
alamat, peralatan yang tersedia, kondisi (terang, sirkulasi udara)
c. Cara identifikasi
1) Pedoman wawancara
2) Pedoman pengamatan
d. Alat/instrumen
1) Pedoman wawancara
2) Pedoman pengamatan
e. Pengolahan hasil dan penetuan prioritas calon peserta didik, kebutuhan belajar,
25
f. Pelaksana/petugas adalah lembaga masyarakat/pemerintah yang telah ditetapkan
sebagai penyelenggara program
5. Penyusunan program pembelajaran
Pada tahap perencanaan, keterlibatan warga belajar terlihat pada keikutsertaan
mereka dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar, sumber belajar dan kemungkinan
hambatan dalam pelaksanaannya. Dari hasil identifikasi itu akan dapat diketahui
jenis-jenis kebutuhan belajar yang benar-benar dibutuhkan oleh warga belajar.
Kebutuhan warga belajar tersebut kemudian dirangkai dengan sumber-sumber
belajar yang tersedia dan kemungkinan hambatan untuk pelaksanaan kegiatan dalam
memenuhinya.
Bila kebutuhan telah tersusun kemudian dilakukan penentuan tujuan yang akan
dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan kegiatan belajar yang mana
yang akan dilaksanakan. Dengan demikian dapat kiranya dikatakan bahwa
keikutsertaan warga belajar dalam perencanaan itu merupakan kegiatan warga
belajar bersama dengan sumber belajar dalam menyusun program belajar.
Perencanaan yang memerlukan keikutsertaan warga belajar termasuk pada
penentuan kegiatan seperti :
a. Penentuan tujuan yang akan dicapai, dengan menerjemahkan kebutuhan-
kebutuhan yang telah diidentifikasi ke dalam tujuan yang diharapkan dan ke
dalam materi pembelajaran
b. Mengidentifikasi kegiatan, artinya berbagai aktifitas yang dapat dilakukan
bersama-sama dalam program pendidikan keluarga ini.
c. Antisipasi hambatan yang akan dihadapi serta cara penanggulangannya secara
bersama sama dalam kontrak belajar di awal kegiatan.
d. Penetapan sumber-sumber dan cara pengalokasiannya, artinya segala macam
sumber belajar, potensi dan pengaturan dilakukan secara terbuka dan bersama
sama. Termasuk juga menentukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang
jelas di antara pihak terkait siapa melakukan apa dan kapan.
26
e. Menetapkan cara mengukur/kriteria keberhasilan suatu program. Disepakati
mengenai ukuran-ukuran capaian belajar yang diharapkan sesuai dengan
tujuan belajar.
Dalam perencanaan pembelajaran hendaknya melibatkan semua pihak terkait,
terutama yang akan terkena dampak langsung atas kegiatan pembelajaran tersebut.
Tampaknya ada suatu "hukum" atau setidak-tidaknya suatu kecenderungan dari sifat
manusia bahwa mereka akan merasa 'committed' terhadap suatu keputusan apabila
mereka terlibat dan berperanserta dalam pengambilan keputusan
Selanjutnya menentukan Jadwal pembelajaran: materi, waktu (hari, tanggal, bulan,
tahun), pendidik dan tempat.
6. Penetapan satuan dan sistem layanan
Maksudnya adalah memastikan bahwa pembelajaran dalam program pendidikan
keorangtuaan dapat dilaksanakan dengan alternatif satuan dan siatem layanan,
seperti melalui kelompok belajar, majelis ta’lim, kursus, pelatihan. Hal yang paling
pokok dalam menetapkan satuan dan sistem layanan yaitu:
a. Jumlah jam minimal terpenuhi;
b. Materi pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik disajikan secara memadai
sesuai jadwal pembelajaran yang telah disusun;
c. Hasil pembelajaran tercapai secara maksimal sesuai tujuan pembelajaran yang
direncanakan.
B. PELAKSANAAN PROGRAM
1. Penyiapan lembaga penyelenggara
a. Tujuan
Lembaga penyelenggara:
1) memahami tentang penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) mampu melaksanakan identifikasi calon pendidik dan tenaga kependidikan
pendidikan keorangtuaan
27
b. Materi
1) penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) Teknis identifikasi calon pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan
keorangtuaan
c. Cara
Orientasi
d. Waktu
15 jam @ 45 menit
e. Pelaksana
UPTD SKB
28
Tenaga Kependidikan
a. Tujuan
1) Memahami tentang penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) Mampu mengelola pembelajaran
b. Materi
1) penyelenggaraan pendidikan keorangtuaan
2) pengelolaan penyelenggaraan program
c. Cara
orientasi
d. Waktu
20 jam @ 45 menit
e. Pelaksana
UPTD SKB
29
Pokok penting dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa
yakni:
1) Evaluasi/penilaian dilakukan untuk melihat perubahan perilaku peserta didik,
sendiri (Self Evaluation). Artinya peserta didik bisa melakukan refleksi diri dan
melihat dirinya, bahkan mungkin bertanya kepada orang lain tentang dirinya,
apakah ada perubahan atau tidak.
3) Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan. Misalnya
30
c. Instrumen
1) Pedoman pengamatan dalam bentuk ceklis pernyataan
2) Pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan
3) Kuesioner
d. Waktu
Minimal 1 (satu) minggu setelah selesai 1 (satu) topik pembelajaran
31
4) Bab I Pendahuluan (latar belakang, dasar, tujuan pelaporan, ruang
lingkup)
5) Bab II Program Pembelajaran (tujuan, sasaran, hasil yang diharapkan,
materi belajar, sarana, pendidik dan tenaga kependidikan, waktu dan
tempat, biaya)
6) Bab III Pelaksanaan Pembelajaran (proses, hasil pembelajaran dan
outcome)
7) Bab IV Penutup (kesimpulan dan rencana selanjutnya)
8) Lampiran (jadwal, daftar hadir peserta didik, daftar hadir pendidik, daftar
hadir tenaga kependidikan, dokumen pembelajaran dalam bentuk
visual/gambar)
b. Sasaran dan hierakhi pelaporan
1) Penyelenggara kepada UPT Kecamatan, Tembusan Kepala Desa/Kelurahan
2) UPT Pendidikan Kecamatan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, UP
Bidang PAUD Dikmas, Tembusan Camat
3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kepada DInas Pendidikan Propinsi, up.
Biang PAUD DIkmas, tembusan Gubernur
4) Dinas Pendidikan Propinsi kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
UP. Direktorat Jenderal PAUD Dikmas
32
Abstraksi
PANDUAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM PENDIDIKAN KEORANGTUAAN (PARENTING)
33
Pendidikan Keluarga akan membekali peserta didik mengenai berbagai hal yang
bermanfaat dan diarahkan pada sikap orangtua sebagai individu yang dapat diteladani,
orangtua sebagai pemimpin keluarga yang dapat dijadikan jaminan hidup saat ini dan masa
depan serta orangtua sebagai anggota masyarakat yang dapat memerankan peran sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan.
Keluarga memiliki peranan penting terhadap perkembangan anak-anaknya, sejak
anak dilahirkan, keIuarga terutama ibu yang selaIu di sampingnya, pendidikan keIuarga
tidak dapat diabaikan, peran orangtua hendaknya menjadi orang yang paling bijaksana dan
pandai mendidik anak-anaknya sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai
anggota keluarga.
Guna memenuhi kebutuhan penyelenggaraan program pendidikan
keorangtuaan/keluarga, maka disusun panduan penyelenggaraannya dalam rangka naskah
program pendidikan keorangtuaan yang dikembangkan dengan harapan dapat dijadikan
salah satu panduan oleh para penyelenggara, dan pemangku kepentingan, baik pemerintah
sebagai eksekutor maupun sebagai regulator bidang pendidikan nonformal.
34
DAFTAR PUSTAKA
35