RESUME 13
Mutasi Krmosom, Perubahan Struktur Kromosom
1. Delesi
Delesi aberasi kromosom(mutasi kromosom) berupa proses perubahan structural
yang berakibat hilangnya suatu segmen materi genetic dari suatu kromosom.
delesi ujung kromosom delesi terminal,
delesi bukan di ujung kromosom maka disebut delesi interkalar.
Bersifat letal homolog terjadi pada kromosom kelamin.
Contoh: kromosom X.
Drosophila efek Notch.
Fenotip dari notch adanya lekukan sayap pada tepi posterolateral.
Pada manusia menimbulkan sindrom Cri-duchat.
Delesi penyebab hal itu bersifat heterozigot. Mutan Notch pada Drosophila
tersebut terpaut kromosom kelamin X bersifat letal pada kondisi homozigot
(betina) dan hemizigot (jantan), jadi hanya pada individu betina heterozigot saja
yang ditemukan fenotip mutan seperti tersebut.
2. Duplikasi
Duplikasi adalah aberasi kromosom yang terjadi karena keberadaan suatu
segmen kromosom yang lebih dari satu kali pada kromosom yang sama.
segmen duplikasi berurutan maka duplikasi tandem.
sebaliknya disebut reverse tandem,
duplikasi terletak di ujung kromosom duplikasi terminal.
Contoh duplikasi
mata Bar pada D. melogaster. individu D. melogaster yang bermata
Bar memiliki mata serupa celah akibat berkurangnya faset mata.
Pewarisan sifat mata Bar memperlihatkan ciri semidominan.
Duplikasi yang menimbukan mata Bar terjadi atas segmen kromosom 16 A dari
kromosom X.
Berkenaan dengan duplikasi sudah diketahui pula bahwa pada makhluk
hidup eukariot, beberapa gen struktural mempunyai dua atau lebih kopi yang
identik per genom.
Contoh gen pada kelompok gen imonoglobulin dan kelompok
gen globulin.
diketahui bahwa urut-urutan pada kelompok
gen globulin α sangat mirip dengan yang terdapat pada kelompok gen globulin β.
3. Inversi
Inversi adalah pembalikan 180 segmen-segmen kromosom.
o
5. Translokasi
translokasi atau trasposisi perubahan posisi segmen
kromosom maupun urutan gen yang terkandung pada kromosom
Translokasi dibedakan menjadi yang intrakromosom dan interkromosom.
Pada translokasi intrakromosom, perubahan posisi segmen kromosom
berlangsung di dalam satu kromosom, terbatas pada suatu lengan kromosom atau
antar lengan kromosom.
Translokasi interkromosom dibedakan menjadi - nonresiprok
- resiprok.
Pada translokasi interkromosomal nonresiprok
perpindahan segmen kromosom dari sesuatu kromosom ke suatu kromosom
lain yang nonhomolog.
Pada translokasi interkromosomal resiprok terjadi perpindahan
segmen kromosom timbal balik antara dua kromosom yang nonhomolog.
Dampak translokasi terhadap hasil meiosis berlangsung pada tipe translokasi
yang didapat.
Pada beberapa kasus, beberapa gamet yang dihasilkan juga mengalami duplikasi
atau delesi, oleh karena itu seringkali tidak hidup,
salah satu perkecualian adalah sindrom Down familial
- terjadi akibat duplikasi yang disebabkan oleh translokasi.
- sindrom Down familial disebabkan translokasi Robertson.
- translokasi Robertson yang memunculkan sindrom Down familial,
- lengan panjang kromosom 21 bergabung dengan lengan panjang
kromosom 14 atau 15 (Russel,1992).
MUTASI KROMOSOM: Perubahan Jumlah Kromosom
Mutasi kromosom akibat perubahan jumlah kromosom dibedakan berdasarkan
penyebabnya yaitu - fusi sentrik,
- - fisi sentrik,
- aneuploidi,
- poliploidi,
monoploidi.
-
2. Aneuploidi
Aneuploidi adalah kondisi abnormal yang disebabkan oleh hilangnya satu
kromosom atau lebih pada sesuatu pasang kromosom, atau yang disebabkan oleh
bertambahnya jumlah kromosom pada sesuatu pasang kromosom dari jumlah
yang seharusnya (Russel, 1992 dalam Corebima, 2011).
Aneuploidi terjadi pada pasangan kromosom yang tergolong autosom maupun
gonosom (kromosom kelamin).
Aneuploidi dibedakan menjadi nullisomi (2n-2), monosomi (2n-1),
trisomi (2n+1), tetrasomi (2n+2), pentasomi (2n+3) dan sebagainya. Jumlah
kromosom ini berlaku jika macam aneuploidi terjadi pada satu pasangan
kromosom.
Contoh: sindrom down terjadi akibat trisomi pada kromosom 21,
sindrom Turner disebabkan oleh monosomi kromosom kelamin X.
3. Monoploidi
4. Poliploidi
Poliploidi penggandaan perangkat kromosom secara
keseluruhan.
individu yang tergolong diploid turunan yang triploid maupun tetraploid,
pentaploid, heksaploid dsb.
Berkenaan dengan kejadian selama mitosis, informasi lain menyebutkan
bahwa poliploid dapat juga terjadi akibat penggandaan jumlah perangkat
kromosom di dalam sel–sel somatik secara spontan.
Kromosom berlangsung tanpa diikuti oleh pembelahan sel. (pada individu diploid)
kondisi ini dapat berakibat terbentuknya kelompok sel (jaringan) tetraploid, yang
pada akhirnya menghasilkan gamet-gamet diploid, lebih lanjut jika terjadi
pembuahan sendiri maka akan menghasilkan zigot tetraploid, tetapi jika terjadi
pembuahan yang melibatkan suatu gamet haploid, maka akan terbentuk zigot
triploid
Question 12
Answer 12
1.normal (heterozigot)
2. (monosomik, mengandung kromosom IV dari
ibu)
3. normal (heterozigot, trisomik dan bisa mati)
4. normal (heterozigot, translokasi seimbang)
Rasio akhir adalah 3/ 4 normal: 1/ 4 monosomik.
DAFTAR PUSTAKA