Makalah Hidrokel Testis
Makalah Hidrokel Testis
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam sejarahnya pada 1552 sebelum Masehi di Mesir telah dilaporkan pengobatan untuk
hidrokel dengan melakukan suatu tekanan dari luar. Galen pada tahun 176 Masehi melaporkan
penurunan duktus testikularis melalui lubang kecil pada lower abdomen, kemudian ia meneliti
dari awal tentang sebab terjadinya hidrokel pada testis.Susruta pada abad ke 5 sesudah Masehi
pertama kali melaporkan pengobatan bedah terhadap hidrokel. Pada autopsi terhadap orang
yang menderita hidrokel sebanyak 500 orang pada abad ke 18 dan 19 didapatkan 56% adanya
patensi dari prosesus vaginalis peritonei. Camper dengan kawan-kawan pada permulaan abad
ke 19 telah mempelajari struktur anatomis dari kanalis inguinalis, sedangkan Later pada abad
ke 19 melakukan berbagai metode pembedahan dalam mengatur kembali lapisan anatomis dari
kanalis inguinalis dengan memperhatikan hubungan sekitarnya seperti struktur dari funikulus
spermatikus. Bank pada tahun 1884 menyatakan bahwa pengobatan hidrokel yang definitif
adalah dengan melakukan ikatan yang baik, kegagalan dalam tindakan tersebut didapatkan
akibat kelemahan ikatannya. Selanjutnya dilaporkan pula pengangkatan lengkap kantong
hidrokel melalui cincin hidrokel eksterna.Fergusson pada tahun 1899 menekankan ligasi tinggi
dari kantong skrotum tanpa merusak struktur anatomis funikulus dan lapisan anatomis dari
kanalis inguinalis dengan melakukan insisi aponeurosis otot obliquus externus.Mc Lennan
pada tahun 1914 menyatakan pengobatan bedah merupakan tindakan definitif untuk suatu
hidrokel. Botts, Riker dan Lewis pada tahun 1950 mendukung untuk dilakukan ligasi tinggi
dan pengangkatan kantong hernia sebagai hal yang rutin dikerjakan pada pembedahan hidrokel.
Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba, kecuali bila
mengandung cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus cahaya) pada
transiluminasi. Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus dicari di
sebelah dorsal karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika vaginalis berada di
sebelah depan. Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis terdorong ke dorsal oleh ruang
tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis mungkin kecil atau mungkin besar sekali.
Hidrokel bisa disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang atau tumor testis. Hidrokel
dapat dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering kambuh kembali. Pada operasi, sebagian besar
dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan hidrokel terbatas di funikulus spermatikus yang
berasal dari sisa tunika vaginalis di dalam funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan
bersifat diafan pada transiluminasi. Pada pungsi didapatkan cairan jernih. Jarang sekali
ditemukan benjolan diafan di funikulus yang dapat dihilangkan dengan tekanan, sedangkan
memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila demikian, terdapat tunika vaginalis
yang berhubungan melalui saluran sempit dengan rongga perut dan berisi cairan rongga perut.
Hernia inguinalis lateralis atau indirek yang mengandung sedikit cairan rongga perut ini kadang
diberikan nama salah hidrokel komunikans.
Karena hubungan dengan rongga perut terlalu sempit sekali. Kelainan ini memberi kesan
hidrokel funikulus; “kantong” hernia ini tidak dapat dimasuki usus atau omentum.
Hidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir. Hidrokel terjadi akibat adanya kegagalan
penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan
peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum
sehingga skrotum membengkak. Secara normal, hidrokel akan menghilang dengan sendirinya
dalam waktu beberapa bulan setelah bayi lahir.
B. Tujuan
Secara umum diharapkan kepada pembaca terutam mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami tentang gangguan asuhan keperawatan pada anak dengan hidrokel.
Secara khusus diharapkan setelah mempelajari makalah ini, mahasiwa dapat:
1. Menjelaskan dan menyebutkan pengertian hidrokel.
2. Menyebutkan Anatomi dan Fisiologi Testis
3. Menyebutkan etiologi dari hidrokel
4. Menjelaskan patofisiologi dari hidrokel.
5. Menyebutkan tanda dan gejala hydrocele testis
6. Menyebutkan pemeriksaan penunjang
7. Mengetahui penatalaksanaan medis.
8. Mengetahui komplikasi dari hidrokel.
9. Mengetahui dan dapat Mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan
hidrokel.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Hidrokel berasal dari dua kata yaitu hidro (air) dan cell (ronggga atau celah). Dapat
diartikan secara harfiah bahwa hidrokel adalah adanya penumpukan air pada rongga khususnya
pada tunika vaginalis. (Behram. 2000)
Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang
menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan
dalam pembentukan alat genitalia eksternal, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat
turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritonium mengalir melalui
saluran yang terbuka teersebut dan terperangkap didalam skrotum sehingga skrotum
membengkak. (Pramono, Budi .2008)
C. Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum sempurnanya
penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritonium ke prosesus vaginalis
atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan
hidrokel. Pada bayi laki – laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia
kehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi kedalam sskrotum, dimana setiap
testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab
sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan dikantong hidrokel.
Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau
epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis,
maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Hidrokel komunikan.
Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritonium sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum.
E. Patofisiologi
Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun
ketidaksempurnaan dari prosessus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya rongga
peritoneumdengan prossesus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara tunika vaginalis
dengan cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari sistem
limfatik disekitarnya. Cairan yang seharusnya seimbang antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik disekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah terganggunya sistem sekresi atau
reabsorbsi sistem limfa. Dan terjadilah penimbunan ditunika vaginalis tersebut. Akibat dari
tekanan yang terus menerus ,mengakibatkan obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus
spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang
ada di daerah sekitar testis tersebut.
F. Pemeriksaan Penunjang
a.Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu
meihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel), vena abnormal
(varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.
b. Transilumisasi Scrotum
Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat translusen, terlihat benjolan terang
dengan masa gelap oval dari bayangan testis
c. Pemeriksaan Urin
Kadang-kadng terdapat nanah dalam urin dan kemungkinan juga terdapat bakteri.Juga
perlu diperiksa cairan prostat untuk mengetahui adanya penjalaran ke prostat.
d. Rontgen abdomen
Sebuah sinar X-dasar menggunakan radiasi elektromagnetik untuk membuat gambar tulang,
gigi dan organ internal. X-ray dapat membedakan hidrokel dari hernia inguinalis.
G. Penatalaksanaan Medis
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita
sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman, atau jika hidrokelnya sedemikian besar
sehingga mengancam aliran darah ke testis. Pengobatan bisa berupa aspirasi ( pengisapan
cairan ) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi,
kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi,
bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea, untuk menyumbat/
menutup lubang dikantong skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel
yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera
mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan
harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel
masih tetap ada atau bertambah besar perlu difikirkan untuk dilakukan koreksi. Beberapa
indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah.
2) Indikasi kosmetik.
3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan
aktifitasnya sehari-hari. Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel
bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional ( spinal ).
Teknik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut : dengan
pembiusan regional atau umum. Posisi pasien terlentang ( supinasi ). Desinfeksi lapangan
pembedahan dengan larutan antiseptik. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
Insisi kulit pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika
vaginalis. Dilakukan prepasi tumppul untuk mmeluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali
dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu. Insisi bagian yang paling menonjol dari
hidrokel, kemudian dilakukan teknik jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan
bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut. Teknik lord: tunika vaginalis
parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut. Luka operasi ditutup
lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut Komplikasi operasi. Komplikasi pasca bedah
ialah pendarahan dan infeksi luka operasi Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak
mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan
sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu difikirkan
untuk dilakukan koreksi. Tindakn untuk cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.
1. Aspirasi
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang
kala dapat menimbulkan penyakit berupa infeksi. Beberapa indikasi untuk melakukan pada
hidrokel adalah :
a. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
b. Indikasi kosmetik
c. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan menganggu pasien dalam melakukan
aktivitasnya sehari – hari.
2. Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenintal dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini
disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat opersai hidrokel, sekaligus melakukan
herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan
aneksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plokasi kantong
hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi. Pada hidrokel tidak
ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya
menghilang sebelum umur 2 tahun. Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi.
Pengangkatan hidrokel bias dilakukan anastesi umum ataupun regional (spinal). Tindakan lain
adalah dengan aspirasi jarum (disedot pakai jarum). Cara ini tidak begitu digunakan karena
cairan hidrokelnya akan terisis kembali. Namun jika setelah di aspirasi kemudian dimasukkan
bahan pengerut (sclerosing drug) mungkin bias menolong.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1.Identitas klien yang mencakup nama, jenis kelamin, umur, alamat, pekerjaaan.
2. Anamnese
Anamnese berkaitan tentang lamanya pembengkakan skrotum dan apakah ukuran
pembengkakan itu bervariasi baik pada waktu istirahat maupun pada keadaan emosional
(menangis,ketakutan).
3. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, hidrokel dirasakan sesuatu yang oval atau bulat, lembut dan
tidak nyeri tekan. Hidrokel dapat dibedakan dengan hernia melalui beberapa cara :
a. Pada saat pemeriksaan fisik dengan Transiluminasi/diaponaskopi hidrokel berwarna
merah terang, dan hernia berwarna gelap.
b. Hidrokel pada saat di inspeksi terdapat benjolan yang hanya ada di scrotum, dan
hernia di lipatan paha.
c. Auskultasi pada hidrokel tidak terdapat suara bising usus, tetapi pada hernia terdapat
suara bising usus.
d. Pada saat di palpasi hidrokel terasa seperti kistik, tetapi pada hernia terasa kenyal.
e. Hidrokel tidak dapat didorong, hernia biasanya dapat didorong.
f. Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat transulen, pada hernia tidak.
B. Diagnosa keperawatan
1. Pre operasi
2. Intra Operasi
3. Post Operasi
2. Keluhan utama
Pasien mengeluhkan adanya benjolan pada skrotum dan terasa nyeri
3. Riwayat penyakit
Pasien mengeluhkan adanya benjolan pada kantong skrotum. Benjolan tersebut muncul
semenjak 1 tahun yang lalu. Benjolan terasa nyeri. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit
apapun sebelumnya.
4. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : CM
TTV : TD: 130/85 mmHg , N : 88x/m , S: 37 C , RR: 21x/m
Benjolan hanya pada skrotum,tidak ada dilipatan paha, palpasi terasa seperti kistik. Pada
pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi.
TUGAS ENDOKRIN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
HIDROKEL TESTIS
ANGGA LUQMAN H.
DHENI WAHYU W.
FRANKY ALFIN F.
FRIMA PUSVITASARI
ILONA PILOTA O.
2013