Supremasi Hukum
Supremasi Hukum
MAKALAH
Oleh:
1. Titik Dwi Haryanti (120741404080)
2. Nurul Miftakhul Jannah (120741421180)
3. Afri Rachmad Fauzi (120741421185)
4. Arum Patria Sari (120741421220)
5. Nadiyya Qurrotu Aini Zummi (120741421230)
Kelas/Offering: B/GN
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, serta
hidayahnya, sehingga penulisan makalah yang berjudul “Supremasi Hukum” dapat diselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang
dibina oleh Bapak Drs. Hendri Purwito, M.Si selaku dosen matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Offering B/GN Program Studi S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Universitas Negeri
Malang (UM).
Makalah ini merupakan materi mengenai supremasi hukum yang telah disebutkan dalam judul
tugas terstruktur kelompok ini. Penulis berusaha mendapatkan dan mengumpulkan beberapa materi
mengenai supremasi hukum dari beberapa referensi, yang diperoleh dari beberapa situs internet yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun, penulis menyadari
bahwa dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
sangat menghargai apabila terdapat saran maupun kritik yang membangun dari semua pihak. Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi para pembacanya untuk
memperluas khasanah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terus berkembang mengikuti kemajuan
zaman, khususnya bagi khasanah Ilmu Pengetahuan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara hukum adalah negara yang menempatkan hukum pada tempat yang tertinggi, yang
meliputi perlindungan terhadap hak asasi manusia, pemisahan kekuasaan, setiap tindakan pemerintah
didasarkan pada peraturan perundang-undangan, dan adanya peradilan yang berdiri sendiri. Negara
dapat dikatakan sebagai Negara Hukum (rule of law) bilamana superioritas hukum telah dijadikan
sebagai aturan main (fair play) dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara, terutama dalam
memelihara ketertiban dan perlindungan terhadap hak-hak warganya.
Dalam Negara hukum menurut Jhon Lockce, warga masyarakat atau rakyat tidak lagi diperintah
oleh seorang raja atau apapun namanya, akan tetapi diperintah berdasarkan hukum. Ide ini merupakan
suatu isyarat bahwa bagi Negara hukum mutlak adanya penghormatan terhadap supremasi hukum.
Supremasi hukum hanya akan berarti bila ada penegakan hukum, dan penegakan hukum hanya akan
mempunyai nilai evaluatif jika disertai dengan pemberlakuan hukum yang responsif. Artinya
superioritas hukum akan terjelma dengan suatu penegakan hukum yang bersendikan dengan prinsip
persamaan di hadapan hukum (equality before the law) dengan dilandasi nilai dan rasa keadilan. Untuk
dapatnya suatu hukum berfungsi sebagai sarana penggerak, maka hukum harus dapat ditegakkan dan
untuk itu hukum harus diterima sebagai salah satu bagian dari system nilai kemasyarakatan yang
bermanfaat bagi warga masyarakat, sehingga keberlakuan hukum benar-benar nyata pada rana empiris
tanpa paksaan.
Penegakan hukum di suatu negara sangatlah penting, karena sangat pentingnya hukum di suatu
negara akan menciptakan masyarakat yang kondusif dan tenang bagi warganya dan sekaligus warga
akan sangat menghormati hukum itu sendiri. Indonesia sendiri adalah negara hukum. Hal ini tertuang
jelas dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Perubahan ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia adalah
Negara hukum”. UUD 1945 Sebagai konsekuensi dari Pasal 1 ayat (3) Amandemen ketiga UUD 1945,
3 (tiga) prinsip dasar wajib dijunjung oleh setiap warga negara yaitu supremasi hukum, kesetaraan di
hadapan hukum, dan penegakan hukum dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum.
Simposium mengenai negara hukum Tahun 1966 di Jakarta, merumuskan sifat dan ciri-ciri khas
suatu negara hukum. Sifat negara hukum itu ialah bahwa alat kelengkapannya hanya dapat bertindak
menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang telah ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan
yang dikuasakan untuk mengadakan aturan itu atau singkatnya disebut prinsip rule of law.
Ciri-ciri khas bagi suatu negara hukum menurut simposium tersebut adalah:
1. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia, yang mengandung persamaan dalam bidang
politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, serta tidak dipengaruhi oleh kekuasaan atau kekuatan apapun
juga.
3. Legalitas, dalam arti dalam semua bentuknya.[1]
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka topik bahasan dapat dirumuskan:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan supremasi hukum?
1.2.2 Bagaimana tujuan supremasi hukum?
1.2.3 Apa fungsi supremasi hukum?
1.2.4 Bagaimana pelaksanaan supremasi hukum di Indonesai?
1.2.5 Bagaimana Hubungan antara supremasi hukum, HAM dan demokrasi?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka ruang lingkup pembahasan makalah ini meliputi
pengertian, tujua, fungsi, pelaksanaan, dan hubungan supremasi hukum dengan demokrasi dan HAM.
1.4 Tujuan
Berdasarkan identifikasi rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembahasan masalah yakni
untuk mengetahui pengertian, tujuan, fungsi, bagaimana pelaksanaan, dan bagaimana hubungan
supremasi hukumdengan demokrasi dan HAM.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Supremasi hukum dan penegakan hukum bagi suatu Negara yang memilih sebagai Negara hukum
rechtsstaat / rule of law atau apapun istilahnya, merupakan harga mati yang tidak boleh ditawar-
tawar. Demikian pulalah halnya Indonesia. Sejak semula bangsa ini mendirikan Negara the founding
fathers telah memilih menjadi suatu Negara hukum, maka konsekuensi dari pada itu hukum harus
menjadi fondasi dalam tatanan kehidupan kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan. Namun tidak
berhenti sampai disitu saja, akan tetapi berkelanjutan dengan pembangunan elemen-elemen hukum dan
peraturan perundang-undangan sebagai bangunan hukum yang dapat menaungi kepentingan segenap
elemen bangsa dan dilakukan penegakan untuk menciptakan suasana yang kondusif dan memulihkan
gangguan-gangguan yang timbul.
Untuk itu semua, maka komitmen dari segenap elemen bangsa mutlak diperlukan untuk mendukung
supremasi hukum dan penegakan hukum di negeri ini, agar kita tidak menjadi bangsa yang mengingkari
dan bahkan menghianati pilihannya sendiri untuk bernegara dalam sebuah Negara hukum.
Hubungan supremasi hukum, demokrasi, dan HAM adalah hubungan yang tidak dapat terpisahkan.
Supremasi hukum dapat tercipta jika hukum dilaksanakan dengan berdasar pada keadilan. Negara yang
demokratis akan akan mewujudkan watak hukum yang demokratis. Tanpa aturan hukum, kebebasan
dan kompetisi sebagai ciri demokrasi akan liar tidak terkendali. Dengan adanya demokrasi, maka Hak
Asasi Manusia pun akan dijunjung sebagai wujud negara demokrasi yang tertib hukum.
3.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
[1] Iriyanto A. Baso Ence, Negara Hukum dan Hak Uji Konstitusionalitas Mahkamah Konstitusi
Telaah Terhadap Kewenangan Mahkamah Konstitusi, P.T Alumni Bandung, Bandung, 2008, hlm.165
http://hukum-on.blogspot.com/2012/06/pengertian-supremasi-hukum-dan.html
http://dimasdoc.blogspot.com/2009/11/negara-hukum-dan-supremasi-hukum.html
http://menarailmuku.blogspot.com/2012/11/pengertian-supremasi-hukum.html
http://rafi-thegunners.blogspot.com/2011/04/supremasi-hukum.html
http://supremasihukum-helmi.blogspot.com/
http://supremasihukum-helmi.blogspot.com/
http://menarailmuku.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-supremasi-hukum.html
http://jdih.purworejokab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=508:artikel-
new&catid=39:artikel&Itemid=27