Pembimbing :
dr. Damai Suri, Sp.An
Diajukan Oleh:
Daisa Rosiana
J510165017
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN
GENERAL ANESTESI PADA KASUS REMOVAL ORIF IMPLANT FRAKTUR
RADIUS ULNA
CASE REPORT
Diajukan Oleh :
Daisa Rosiana
J510165017
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada tanggal 2 Desember 2016
Pembimbing :
dr. Damai Suri, Sp.An (..................................)
Dipresentasikan di hadapan :
dr. Damai Suri, Sp.An (..................................)
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas struktur
tulang. Patahan tadi mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pergisutan,
perimpilan korteks, biasanya patahan itu lengkap dan fragmentulang
bergeser. Kalau kuliat diatasnya masih utuh, keadaan ini disebut fraktur
tertutup (atau sederhana), kalaukulit atau dari salah satu rongga tubuh
tertembus, keadaan ini disebut fraktur terbuka (compound), yang
cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi. Penyebab Fraktur
yaitu karena Peristiwa trauma, Fraktur kelelahan atau tekanan, Fraktur
patologik.
Prinsip penatalaksanaan fraktur terdiri dari 4R yaitu recognition
berupa diagnosis dan penilaian fraktur, reduction, retention dengan
imobilisasi, dan rehabilitation yaitu mengembalikan aktifitas fungsional
semaksimal mungkin. Penatalaksanaan awal fraktur meliputi reposisi dan
imobilisasi fraktur dengan splint. Status neurologis dan vaskuler di bagian
distal harus diperiksa baik sebelum maupun sesudah reposisi dan
imobilisasi. Pada pasien dengan multiple trauma, sebaiknya dilakukan
stabilisasiawal fraktur tulang panjang setelah hemodinamis pasien stabil.
Sedangkan penatalaksanaan definitif fraktur adalah dengan menggunakan
gips atau dilakukan operasi dengan ORIF maupun OREF.
Anestesi umum adalah tindakan anestesi yang dilakukan dengan cara
menghilangkan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan
bersifat pulih kembali atau reversibel. Anestesi umum meliputi:
menghilangkan nyeri, tidak sadar, amnesia, reversibel, dapat diprediksi,
sinonim dengan narkose. Intubasi trakea ialah tindakan memasukkan pipa
trakea ke dalam trakea melalui rima glottis, sehingga ujung distalnya
berada kira-kira dipertengahan trakea antara pita suara dan bifukasio
trakea. Indikasi sangat bervariasi dan umumnya ialah mejaga patensi jalan
napas oleh sebab apapun, mempermudah ventilasi positif dan oksigen,
pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi (Latief et al., 2007).
BAB II
LAPORAN KASUS
STATUS PENDERITA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
No.RM : 36.XX.XX
Jenis Kelamin : Laki-laki
Masuk Tgl : 7 desember 2016
Agama : Islam
Alamat : Sidomulyo dawung
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Paien datang ke RSUD Karanganyar untuk melakukan
pelepasan pin.
Anamnesis Sistemik
Neuro : Sensasi nyeri baik, gemetaran (-), sulit tidur (-)
Kardio : Nyeri dada (-), dada berdebar-debar (-)
Pulmo : Sesak napas (-), batuk lama (-)
Abdomen : Diare (-), kembung (-), konstipasi (-)
Urologi : BAK (+) dan BAB(-), panas (-)
Muskolo : Nyeri ditangan dan kaki (+)
Thoraks
Jantung
Ekstremitas : Oedem :
Pemeriksaan penunjang
1. Rontgent
2. Laboratorium
Darah Rutin Nilai Nilai normal satuan
Hb 13,4 12.00 – 16.00 g/dL
Ht 41,5 37 – 47 Vol%
Leukosit 7,10 5,0 – 10,0 10^3/uL
Trombosit 225 150 – 300 mm3
Eritrosit 4,92 4,50 – 5,50 10^6/uL
MCV 84,3 82 – 92 fL
MCH 27,2 27 – 31 Pg
MCHC 32,3 32-37 g/dL
Gran 56,1 50-70,0 %
Limfosit 40,1 25,0– 40,0 %
Monosit 2,3 3,0 – 9,0 %
Eosinofil 1,2 0 ,5–5,0 %
Basofil 0,3 0,0-1,0 %
Clotting Time 04”00”” 2-8 Menit
Bleeding Time 02”00”” 1-3 menit
GDS 103 70 – 150 mg/dL
creatinin 1,00 0,5-0,9 mg/dL
ureum 33 10-50 mg/dL
HbsAg NR NR
IV. DIAGNOSIS
Removal orif implant. Fraktur Radius ulna dextra et sinistra
V. TERAPI
Pro Operasi Removal Implant dengan General Anestesi
a. Diruang Persiapan
1) Informed Consent / Persetujuan operasi tertulis ( + )
2) Pasien puasa 6-8 jam pre-operasi
3) Pasien di pasang infus
4) Cek obat dan alat anestesi
5) Posisi terlentang
6) Infus RL 30 tpm
b. Jenis Anestesi: General Anestesi dengan face mask
c. Di ruang Operasi
a. Jam 08.00 pasien masuk kamar operasi, Oxymetri, monitor dipasang,
HR : 740x/m, Saturasi Oksigen : 99%.O2,N2O,dan agent
(sevoflurane) sudah disiapkan. Menyiapkan face mask. Obat
premedikasi dimasukan melalui IV line.
- Granisetron inj. 1 mg/ml (4ml)
- Fentalyn Inj. 50 µg/ml (2ml)
- Midazolam 5mg/ml (5ml)
b. Jam 08.15 dilakukan induksi dengan Propofol 90 mg, segera kepala
diekstensikan, face mask didekatkan pada hidung dengan O2 6
l/menit. Setelah terpasang baik dihubungkan dengan mesin anestesi
untuk mengalirkan N2O dan O2. N2O mulai diberikan 3L dengan O2 3
L /menit untuk memperdalamkan anestesi, bersamaan dengan ini
sevofluran dibuka sampai 3% dan sedikit demi sedikit ( sesudah
setiap 5-10 kali tarik nafas) diturunkan dengan 1,5% sampai 2 %
tergantung reaksi dan besar tubuh penderita. Kedalaman anestesi
dinilai dari tanda-tanda mata (reflek bulu mata), nadi tidak cepat dan
posisi tubuh terhadap rangsang operasi tidak banyak berubah.
c. Jam 08.20 operasi dimulai dan tanda vital serta saturasi oksigen
dimonitor tiap 15 menit.
d. Jam 9.00 operasi selesai penderita dipindah ke ruang recovery.
e. Setelah operasi selesai agent, N2O, dan O2 kita tutup (matikan).
Pemberian oksigen recovery. Setelah itu airway masuk dengan
memasang sungkup untuk memberikan O2, kita tunggu sampai
pasien dipindahkan dari meja operasi ke tempat tidur pasien dan ke
ruang pemulihan (recovery room).
Monitoring Selama Anestesi.
Jam Tensi Nadi SaO2 Keterangan
Intake Cairan :
- RL
- Tuthofusion
1. Recovery Room
Pasien masuk Ruang RR pukul 09.05 dalam posisi supine
(terlentang) dengan kepala ekstensi, pasien mengantuk, monitoring tanda
vital serta saturasi O2 dan diberikasn O2 3 liter/ menit kanul nasal.
Nadi : 76x/m, RR : 20x/m, Suhu : 36,5˚C. Jam 09.30 pasien sadar penuh
dan dipindah ke bangsal.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada kasus ini, pasien akan dilakukan removal orif implant menggunakan
anestesi umum (General Anestesi) dengan tindakan facemask dengan obat-obatan
premedikasi dan anestesi intravena maupun inhalasi yang sesuai. Dalam operasi
ini menggunakan General Anestesi dikarenakan General Anestesi menghilangkan
rasa sakit seluruh tubu. Premedikasi yang diberikan pada pasien ini adalah
midazolam, fentanyl, granisetron. General Anestesi diinduksi dengan Propofol
yang merupakan obat hipnotik intravena diisopropilfenol yang menimbulkan
induksi anenstesi yang cukup dengan aktivitas eksitasi yang maksimal. kemudian
diberi rumatan anestesi dengan N2O, O2, dan sevofluran. Dengan maintenance
cairan menggunakan tutofusin.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA