MODUL 14 Marshall
MODUL 14 Marshall
MODUL 14
1. Kepadatan
2. Evaluasi Berat Jenis :
a. Berat jenis maksimum campuran beraspal (Gmm)
b. Berat Jenis Bulking kering dari total agregat ( Gsb )
c. Berat Jenis Apparent dari total agregat
3. Penyerapan Aspal
4. Kadar Aspal Efektif
5. Rongga diantara Mineral Agregat
6. Rongga di dalam Campuran
7. Rongga Terisi Aspal
8. Stabilitas ( kg )
9. Flow ( mm )
2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memeriksa ketahanan (stabilitas)
terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal.
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Marshall Machine
Digunakan untuk melakukan pengujian pada aspal untuk mengetahui
nilai stabilitas dan flow.
Gambar 3. Hammer
3. Mould
Digunakan untuk mencetak aspal yang diuji
Gambar 3. Mould
4. Saringan No. 3/8 dan No.4
Digunakan untuk mengayak/meyaring agregat kasar
Gambar 3. Extruder
6. Oven
Digunakan untuk mengeringkan agregat halus
Gambar 3. Oven
7. Water bath
Digunakan untuk mengatur suhu sampel sebelum diuji dengan Marshall
Machine
Gambar 3. Kompor
9. Wajan
Digunakan untuk menggoreng aspal
Gambar 3. Wajan
10. Spatula
Digunakan sebagai alat untuk mengaduk campuran agregat dan aspal
Gambar 3. Spatula
11. Gas
Digunakan sebagai bahan bakar
Gambar 3. Gas
12. Penggaris
Digunakan untuk mengukur diameter aspal
Gambar 3. Penggaris
13. Wadah
Digunakan sebagai tempat menyimpan agregat yang akan digunakan
Gambar 3. Wadah
14. Pengukur suhu ( Metal Thermometer )
Digunakan untuk mengukur suhu bahan yang sesang diuji
Gambar 3. Oli
17. Perata
Digunakan untuk meratakan aspal yang ada di dalam mould
Gambar 3. Perata
18. Talam
Digunakan sebagai alas saat penumbukan aspal yang diuji
Gambar 3. Talam
19. Penjepit
Digunakan sebagai alat untuk membantu mengambil sampel (menjepit
cawan)
Gambar 3. Penjepit
20. Cawan
Digunakan sebagai alat untuk mengambil aspal panas
Gambar 3. Cawan
Gambar 3. Plastik
24. Bensin
Digunakan untuk membantu menghilangkan aspal yang melekat pada
alat lain
Gambar 3. Bensin
25. Neraca
Digunakan untuk menimbang berat aspal setelah direndam
Gambar 3. Neraca
26. Keranjang atau kaleng
Digunakan sebagai alat untuk menyimpan aspal yang diuji saat di
rendam dalam air
Gambar 3. Keranjang
4. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Aspal pen 60/70
Gambar 3. Aspal
5. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam praktikum ini adalah:
1. Saring agregat kasar dengan saringan no. 3/8 dan no.4
2. Timbang berat agregat kasar yang tertahan di saringan no.4 sebanyak 2
kg dan agregst halus sebanyak 1,5 kg (sesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan modul 13)
3. Masukkan agregat halus ke dalam oven selama ±24 jam dengan suhu
±110℃
4. Setelah dikeringkan, timbang agregat halus dan agregat kasar sesuai
dengan kebutuhan pada masing-masing sampel (berdasarkan dengan
modul 13)
5. Panaskan aspal hingga aspal yang akan digunakan mencapai suhu 140˚C
6. Agregat halus dan agregat kasar yang telah ditimbang untuk masing-
masing sampel tersebut lalu dipanaskan hingga suhu mencapai 154℃
7. Setelah agregat tersebut dipanaskan, lalu campurkan dengan aspal
dengan kadar sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing sampel
(berdasarkan modul 13)
8. Campuran tersebut lalu panaskan sambil diaduk-aduk hingga campuran
tersebut mencapai suhu 142℃
9. Olesi mould yang akan digunakan menggunakan oli agar campuran
antara aspal dan agregat tidak menempel
10. Cetak kertas seukuran dengan diameter mould yang digunakan, masing-
masing 2 buah cetakan kertas untuk 1 mould
11. Letakkan 1 cetakan kertas di bagian bawah sampel lalu masukkan
campuran antara aspal dan agregat tersebut ke dalam mould lalu ratakan
aspal tersebut dan pastikan tidak ada ruang udara di dalam mouldnya
dengan cara di tusuk pada setiap pinggirnya
12. Setelah itu tutup kembali sampel tersebut dengan cetakan kertas
13. Tumbuk sampel yang ada dalam mould tersebut menggunakan hammer
sebanyak 75 kali untuk satu sisi, lakukan pada sisi lainnya sebanyak 75
kali.
14. Setelah ditumbuk, diamkan sampel yang berada dalam mould hingga
suhu turun menjadi 25℃
15. Setelah suhu mencapai 25℃, keluarkan sampel tersebut menggunakan
extruder
16. Setelah dikeluarkan, timbang berat masing-masing sampel tersebut untuk
mendapatkan berat kering lalu ukur diameter dan tinggi masing-masing
sampel untuk mendapatkan volumenya
17. Lalu rendam sampel tersebut dalam bak perendam dengan posisi
menggantung selama ±24 jam
18. Setelah direndam, timbang berat dalam air
19. Lap permukaan masing-masing sampel lalu timbang berat tersebut untuk
mendapatkan berat kering jenuh permukaan (SSD)
20. Siapkan water bath lalu atur suhu water bath tersebut 60℃ lalu masukkan
masing-masing sampel ke dalam water bath tersebut selama 5 menit
(ketentuan 30 menit)
21. Setelah 5 menit keluarkan dari dalam water bath lalu bungkus
menggunakan plastik dan tempatkan pada tempat pengujian stabilitas
dan dial flow lalu atur posisi sampel agar tidak terganggu
22. Atur dial flow hingga dial flow tersebut berada pada posisi nol
23. Setelah siap untuk melakukan pengujian, lalu tekan tombol up untuk
memulai pengujian
24. Perhatikan pada pembacaan dial flow dan stabilitas, jika kedua dial sudah
berputar amati kedua pembacaan dial tersebut. Sampel dikatakan
hancur/crack apabila pembacaan dial stabilitas kembali berputar
berlawanan arah/ kembali menuju nol.
25. Catat hasil pada pembacaan dial flow dan stabilitas untuk masing-masing
sampel
26. Setelah itu, matikan alat dengan menekan tombol stop hingga tombol
stop menyala lalu keluarkan sampel yang sudah diuji.
6. Pelaporan
7. Perhitungan
a. Perhitungan volume masing-masing sampel
Sampel 1
1
𝑣 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2𝑥 𝑡
1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 102 𝑥 6,0
= 471,24 cm³
Sampel 2
1
𝑣 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2𝑥 𝑡
1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 102 𝑥 6,75
= 530,14 cm³
Sampel 3
1
𝑣 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2𝑥 𝑡
1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 102 𝑥 7,0
= 549,78 cm³
942
= 471,24
= 1,999 gram/cm3
1015
Berat isi sampel 2 = 530,14
= 1,915 gram/cm²
1034
Berat isi sampel 3 = 529.875
= 1,881 gram/cm²
942
Sampel 1 = 971 −510 = 2,043
1015
Sampel 2 = = 2,014
1044−540
1034
Sampel 3 = = 2,186
1053−580
2,7+2,56
= = 2,63
2
1,93+2.59
= = 2,26
2
100
BJ maks campuran = 𝛴 % 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 % 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
( )+( )
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑒𝑟𝑎𝑔𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
100
Sampel 1= 61 39 4,4
( + )+ ( )
2,63 2.26 2
= 2,345
100
Sampel 2 = 61 39 4,9
( + )+ ( )
2,68 2,26 2
= 2,331
100
Sampel 3 = 61 39 5,2
( + )+ ( )
2,63 2,26 2
=2,323
4,4
Sampel 1 = 4,4 +100 𝑥 100% = 4,2146
4,9
Sampel 2 = 4,9+100 𝑥 100% = 4,6711
5,2
Sampel 3 = 5,2 +100 𝑥 100% = 4,9430
100
Gmm = % 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 % 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠 𝑃𝑏
( + )+( )
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑒𝑟𝑎𝑔𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
100
= 61 39 4.89 = 2,331
( + )+( )
2,63 2,26 2
61+39
= 61 39 = 2,336
( )+ ( )
2,7 1,93
(100+4,89)
= 100 4,89 = 2,313
( )+ ( )
2,331 2
(4,89−4,63)
= 100 x {(4,89 𝑥 4,63)} 𝑥 2 = 2,297
Rongga Rongga
Berat Jenis
Diantara Tahanan Rongga Terisi Bacaan Pada
Campuran
Agregat Campuran Aspal Alat (divisi)
Maksimal
(VMA) (VIM)
h = 100/((100- i = 100 - ((100- j = 100-
k = 100*(i-j)/i l
b)/t+(b/v)) b)* g/s ) (g*100/h)
2,3126 16,392 11,643 28,970 35
2,3126 18,029 12,915 28,366 55
2,3125 11,303 5,469 51,616 45
Kalibrasi Setelah
Kelelehan Hasil Bagi Kadar Aspal
Proving Dikoreksi
(mm) Marshall Efektif
Ring(kg) (kg)
n = Angka q=b-((v*(100-
m o p = n/o
Koreksi * m b))/100)
558,67 636,8838 6,5 97,98212308 2,204
Cc = 971 – 510
= 461 gr
Sampel 2
Cc = 1044 – 540
= 504 gr
Sampel 2
Cc = 1053 – 580
= 473 gr
b) Perhitungan kepadatan (t/m2)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝐼𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖
Sampel 1
942
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
461
= 2,0434
Sampel 2
1015
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
504
= 2,0139
Sampel 3
1034
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
473
= 2,1860
c) Perhitungan berat jenis campuran maksimal
100
ℎ=
(100 − 𝑏) 𝑏
+𝑣
𝑡
Sampel 1
100
ℎ =
(100 − 4,4) 4,4
+
2,313 2,297
= 2,3126
Sampel 2
100
ℎ =
(100 − 4,9) 4,9
+ 2,297
2,313
= 2,3126
Sampel 3
100
ℎ=
(100 − 5,2) 5,2
+ 2,297
2,313
=2,3125
d) Perhitungan rongga diantara agregat (VMA)
𝑔
𝑖 = 100 − (100 − 𝑏)𝑥
𝑠
Sampel 1
2,0434
𝑖 = 100 − (100 − 4,4)𝑥
2,336
16,392
Sampel 2
2,0139
𝑖 = 100 − (100 − 4,9)𝑥
2,336
= 18,029
Sampel 3
2,1860
𝑖 = 100 − (100 − 5,2)𝑥
2,336
= 11,303
e) Perhitungan rongga tahanan campuran (VIM)
100
𝑗 = 100 − (𝑔 𝑥 )
ℎ
Sampel 1
100
𝑗 = 100 − (2,0434𝑥 )
2,3126
= 11,643
Sampel 2
100
𝑗 = 100 − (2,0139 𝑥 )
2,3126
= 12,915
Sampel 3
100
𝑗 = 100 − (2,1860 𝑥 )
2,3125
= 5,469
= 842,7936
= 97,982
Sampel 2
842,7986
𝑝=
5,35
= 157,532
Sampel 3
568,2472
𝑝=
7,2
= 78,923
j) Perhitungan kadar aspal efektif
(𝑣 𝑥 (100 − 𝑏))
𝑞=𝑏−
100
Sampel 1
2,297 𝑥 (100 − 4,4)
𝑞 = 4,4 −
100
= 2,204
Sampel 2
(2,297 𝑥 (100 − 4,9))
𝑞 = 4,9 −
100
= 2,716
Sampel 3
(2,297 𝑥 (100 − 5,2))
𝑞 = 5,2 −
100
= 3,023
l. Grafik
Hubungan kadar aspal dengan stabilitas
50
R² = 1
Grafik Hubungan Kadar
30 Aspal Dengan Stabilitas
0
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)
0.020
Grafik Hubungan Antara
0.015 Kadar aspal dengan rongga
y = -32,122x2 + 302,01x - 690,57 di antara Agregat (VMA)
0.010 R² = 1
Poly. (Grafik Hubungan
0.005 Antara Kadar aspal dengan
rongga di antara Agregat
0.000 (VMA))
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)
Grafik 3. Hubungan antara kadar aspal dengan rongga di antara agregat (VMA)
14
12
10
Grafik Antara Kadar Aspal
8 dengan Rongga Tahanan
Cmapuran (VIM)
6 y = -34,208x2 + 320,68x - 737,07
Poly. (Grafik Antara Kadar
R² = 1
4 Aspal dengan Rongga
Tahanan Cmapuran (VIM))
2
0
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)
Grafik 3. Hubungan antara kadar aspal dengan rongga tahanan campuran (VIM)
2,1
Grafik Hubungan Kadar
Aspal Dengan Kepadatan
2,05 (Density)
Poly. (Grafik Hubungan
2 Kadar Aspal Dengan
Kepadatan (Density))
1,95
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)
5
Kelelehan
3
Poly. (Grafik Hubungan
2 Kadar Aspal dengan
Kelelehan)
1
0
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)
8. Catatan
a. Pada saat pelaksanaan praktikum, suhu agregat seharusnya 140℃ -142℃
tapi saat pelaksanaan 154℃ karena suhu agregat cepat menurun.
b. Saat sampel dimasukkan ke dalam water bath, seharusnya dimasukkan
ke dalam water bath selama 30 menit, namun sampel yang digunakan
mudah hancur, maka waktu yang digunakan selama 5 menit.
c. Sebelum melakukan percobaan untuk sampel yang lain, semua alat harus
dibersihkan terlebih dahulu.
d. Pada saat mencampur aspal dan agregat usahakan aspal tercampur secara
merata ke seluruh permukaan agregat.
e. Sebelum melakukan percobaan untuk sampel yang lain, semua alat harus
dibersihkan terlebih dahulu.
f. Untuk sampel 3 menggunakan data sampel dari kelompok 18, karena
pada saat praktikum sampel 3 kelompok 19 gagal.
9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil prkatikum yang telah dilaksanakan, aspal yang digunakan
adalah 4,4% untuk sampel 1, 4,9% untuk sampel 2 dan 5,2% untuk sampel 3.
Sehingga didapatkan nilai stabilitas untuk masing-masing sampel yaitu 35 untuk
sampel 1, 55 untuk sampel 2 dan 40 untuk sampel 3. Dan dial flownya 6,5 untuk
sampel 1, 5,35 untuk sampel 2 dan 7,2 untuk sampel 3. Lalu didapatkan kadar aspal
efektif untuk sampel 1 sebesar 2,204%, sampel 2 sebesar 2,716% dan sampel 3
sebesar 3,023.