Anda di halaman 1dari 28

Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

MODUL 14

CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL


(AASHTO T-245-74)
(ASTM C-1559-62)
1. Dasar teori
Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh Bruce
Marshall, dan telah distandarisasi oleh ASTM ataupun AASHTO. Metode
Marshall dengan pendekatan kepadatan mutlak merupakan salah satu cara dalam
merencanakan campuran aspal beton. Cara Marshall ini hanya berlaku bagi
campuran aspal beton panas untuk hamparan jalan, dengan menggunakan jenis
aspal semen grade penetrasi, dan mengandung agregat dengan besar butir
maksimum 1 inci (2.54 cm). Cara ini dapat dipakai baik untuk cara perencanaan
campuran dilaboratorium atau dilapangan, bagi campuran aspal beton panas untuk
hamparan.
Dalam perencanaan dengan menggunakan metode Marshall ini akan
ditentukan nilai dari pada kepadatan, kadar rongga, stabilitas dan flow sehingga
didapatkan besarnya persentase nilai kadar aspal yang memenuhi syarat dalam
campuran aspal beton tersebut. Dengan menggunakan cara Marshall yang telah
dibuat adalah menggunakan persamaan berikut :

1. Kepadatan
2. Evaluasi Berat Jenis :
a. Berat jenis maksimum campuran beraspal (Gmm)
b. Berat Jenis Bulking kering dari total agregat ( Gsb )
c. Berat Jenis Apparent dari total agregat
3. Penyerapan Aspal
4. Kadar Aspal Efektif
5. Rongga diantara Mineral Agregat
6. Rongga di dalam Campuran
7. Rongga Terisi Aspal
8. Stabilitas ( kg )
9. Flow ( mm )

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memeriksa ketahanan (stabilitas)
terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal.

3. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Marshall Machine
Digunakan untuk melakukan pengujian pada aspal untuk mengetahui
nilai stabilitas dan flow.

Gambar 3. Marshall Machine


2. Hammer (penumbuk)
Digunakan untuk menumbuk aspal yang berada di dalam mould

Gambar 3. Hammer

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

3. Mould
Digunakan untuk mencetak aspal yang diuji

Gambar 3. Mould
4. Saringan No. 3/8 dan No.4
Digunakan untuk mengayak/meyaring agregat kasar

Gambar 3. Saringan No. 3/8 dan No.4


5. Extruder (dongkrak)
Digunakan sebagai alat bantu untuk mengeluarkan sampel yang berada
di dalam mould

Gambar 3. Extruder

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

6. Oven
Digunakan untuk mengeringkan agregat halus

Gambar 3. Oven
7. Water bath
Digunakan untuk mengatur suhu sampel sebelum diuji dengan Marshall
Machine

Gambar 3. Water Bath


8. Kompor
Digunakan untuk memanaskan aspal

Gambar 3. Kompor

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

9. Wajan
Digunakan untuk menggoreng aspal

Gambar 3. Wajan
10. Spatula
Digunakan sebagai alat untuk mengaduk campuran agregat dan aspal

Gambar 3. Spatula
11. Gas
Digunakan sebagai bahan bakar

Gambar 3. Gas

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

12. Penggaris
Digunakan untuk mengukur diameter aspal

Gambar 3. Penggaris
13. Wadah
Digunakan sebagai tempat menyimpan agregat yang akan digunakan

Gambar 3. Wadah
14. Pengukur suhu ( Metal Thermometer )
Digunakan untuk mengukur suhu bahan yang sesang diuji

Gambar 3. Pengukur suhu

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

15. Timbangan digital


Digunakan untuk menimbang berat agregat yang akan digunakan

Gambar 3. Timbangan Digital


16. Oli
Digunakan untuk melumasi mould bagian dalam

Gambar 3. Oli
17. Perata
Digunakan untuk meratakan aspal yang ada di dalam mould

Gambar 3. Perata

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

18. Talam
Digunakan sebagai alas saat penumbukan aspal yang diuji

Gambar 3. Talam
19. Penjepit
Digunakan sebagai alat untuk membantu mengambil sampel (menjepit
cawan)

Gambar 3. Penjepit
20. Cawan
Digunakan sebagai alat untuk mengambil aspal panas

Gambar 3. Cawan

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

21. Sarung tangan


Digunakan sebagai alat untuk melindungi tangan dari aspal panas

Gambar 3. Sarung tangan


22. Bak perendam
Digunakan sebagai tempat untuk merendam aspal yang sedang di uji

Gambar 3. Bak peredam


23. Plastik
Digunakan sebagai wadah saat menyimpan agregat kasar

Gambar 3. Plastik

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

24. Bensin
Digunakan untuk membantu menghilangkan aspal yang melekat pada
alat lain

Gambar 3. Bensin
25. Neraca
Digunakan untuk menimbang berat aspal setelah direndam

Gambar 3. Neraca
26. Keranjang atau kaleng
Digunakan sebagai alat untuk menyimpan aspal yang diuji saat di
rendam dalam air

Gambar 3. Keranjang

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

27. Kertas sampel


Digunakan sebagai alas sampel saat melakukan penumbukan pada
sampel dalam mould

Gambar 3. Kertas sampel


28. Kain lap
Digunakan untuk mengeringkan agregat setelah direndam

Gambar 3. Kain lap

4. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Aspal pen 60/70

Gambar 3. Aspal

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

2. Agregat kasar sebanyak 2 kg

Gambar 3. Agregat kasar


3. Agregat halus sebanyak 1,5 kg

Gambar 3. Agregat halus

5. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam praktikum ini adalah:
1. Saring agregat kasar dengan saringan no. 3/8 dan no.4
2. Timbang berat agregat kasar yang tertahan di saringan no.4 sebanyak 2
kg dan agregst halus sebanyak 1,5 kg (sesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan modul 13)
3. Masukkan agregat halus ke dalam oven selama ±24 jam dengan suhu
±110℃
4. Setelah dikeringkan, timbang agregat halus dan agregat kasar sesuai
dengan kebutuhan pada masing-masing sampel (berdasarkan dengan
modul 13)
5. Panaskan aspal hingga aspal yang akan digunakan mencapai suhu 140˚C

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

6. Agregat halus dan agregat kasar yang telah ditimbang untuk masing-
masing sampel tersebut lalu dipanaskan hingga suhu mencapai 154℃
7. Setelah agregat tersebut dipanaskan, lalu campurkan dengan aspal
dengan kadar sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing sampel
(berdasarkan modul 13)
8. Campuran tersebut lalu panaskan sambil diaduk-aduk hingga campuran
tersebut mencapai suhu 142℃
9. Olesi mould yang akan digunakan menggunakan oli agar campuran
antara aspal dan agregat tidak menempel
10. Cetak kertas seukuran dengan diameter mould yang digunakan, masing-
masing 2 buah cetakan kertas untuk 1 mould
11. Letakkan 1 cetakan kertas di bagian bawah sampel lalu masukkan
campuran antara aspal dan agregat tersebut ke dalam mould lalu ratakan
aspal tersebut dan pastikan tidak ada ruang udara di dalam mouldnya
dengan cara di tusuk pada setiap pinggirnya
12. Setelah itu tutup kembali sampel tersebut dengan cetakan kertas
13. Tumbuk sampel yang ada dalam mould tersebut menggunakan hammer
sebanyak 75 kali untuk satu sisi, lakukan pada sisi lainnya sebanyak 75
kali.
14. Setelah ditumbuk, diamkan sampel yang berada dalam mould hingga
suhu turun menjadi 25℃
15. Setelah suhu mencapai 25℃, keluarkan sampel tersebut menggunakan
extruder
16. Setelah dikeluarkan, timbang berat masing-masing sampel tersebut untuk
mendapatkan berat kering lalu ukur diameter dan tinggi masing-masing
sampel untuk mendapatkan volumenya
17. Lalu rendam sampel tersebut dalam bak perendam dengan posisi
menggantung selama ±24 jam
18. Setelah direndam, timbang berat dalam air
19. Lap permukaan masing-masing sampel lalu timbang berat tersebut untuk
mendapatkan berat kering jenuh permukaan (SSD)

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

20. Siapkan water bath lalu atur suhu water bath tersebut 60℃ lalu masukkan
masing-masing sampel ke dalam water bath tersebut selama 5 menit
(ketentuan 30 menit)
21. Setelah 5 menit keluarkan dari dalam water bath lalu bungkus
menggunakan plastik dan tempatkan pada tempat pengujian stabilitas
dan dial flow lalu atur posisi sampel agar tidak terganggu
22. Atur dial flow hingga dial flow tersebut berada pada posisi nol
23. Setelah siap untuk melakukan pengujian, lalu tekan tombol up untuk
memulai pengujian
24. Perhatikan pada pembacaan dial flow dan stabilitas, jika kedua dial sudah
berputar amati kedua pembacaan dial tersebut. Sampel dikatakan
hancur/crack apabila pembacaan dial stabilitas kembali berputar
berlawanan arah/ kembali menuju nol.
25. Catat hasil pada pembacaan dial flow dan stabilitas untuk masing-masing
sampel
26. Setelah itu, matikan alat dengan menekan tombol stop hingga tombol
stop menyala lalu keluarkan sampel yang sudah diuji.

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

6. Pelaporan

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD
YANI
Kelompok : 19 Tanggal Praktikum : 20 Desember 2017
Nama : Ipani Sukaratima Asisten Laboratorium : Fahmi Fadli
Rincian Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Diameter 10 10 10
Tinggi 6,00 6,75 7,00
Volume 471,24 530,14 549,78
Berat Kering 942 1015 1034
Berat Isi (gr/cm3) 1,999 1,915 1,881
Berat Dalam air (gr) 510 540 580
Berat SSD (gr) 971 1045 1053
KADAR AGREGAT
Proporsi Agregat Kasar (%) 61 61 61
Proporsi Agregat Halus (%) 39 39 39
Total Agregat (Gr) 1000 1000 1000
Campuran Agregat Kasar (Gr) 610 610 610
Campuran Agregat Halus (%) 390 390 390
KADAR ASPAL
Kadar Aspal (%) 4,40 4,90 5,20
Total Agregat (Gr) 1000 1000 1000
Campuran Agregat (Gr) 44 49 52
PENGUJIAN MARSHALL
Stabilitas 35 55 20
Flow (Kelelehan) 6,5 5,35 7,2
Berat Jenis Rongga Campuran 2,043 2,014 2,186
Agregat Kasar Agregat Halus
Berat Jenis Agregat Bulk 2,70 1,93
Berat Jenis Semu 2,56 2,59
Berat Jenis Efektif 2,63 2.26
SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3
Berat jenis maksimum campuran teoritis 2,345 2,331 2,323
Presentase aspal terhadap campuran (%) 4,215 4,671 4,943
Perkiraan kadar butiran agregat efektif
4,89 4,89 4,89
(Pb)
Berat jenis beton aspal yang belum
2,331 2,331 2,331
didapatkan (GMM)
Berat jenis (S) 2,336 2,336 2,336
Berat jenis efektif (t) 2,313 2,313 2,313
Absorpsi aspal (v) 2,297 2,297 2,297
SAMPEL 1 SAMPEL 2 SAMPEL 3
Isi Benda Uji (Cc) 461 504 473
Kepadatan (T/M2) 2,043 2,014 2,186
Berat Jenis Campuran Maksimal 2,3126 2,3126 2,3125
Rongga Diantara Agregat (VMA) 16,392 18,029 11,303
Rongga Tahanan Campuran (VIM) 11,643 12,915 5,469

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

Rongga Terisi Agregat (VFB) 28,970 28,366 51,616


Stabilitas Kalibrasi Proving Ring (Kg) 558,67 877,91 638,48
Stabilitas Setelah Dikoreksi (Kg) 636,884 842,794 568,247
Hasil Bagi Marshall 97,982 157,532 78,923
Kadar Aspal Efektif (%) 2,204 2,716 3,023

7. Perhitungan
a. Perhitungan volume masing-masing sampel
 Sampel 1

1
𝑣 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2𝑥 𝑡

1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 102 𝑥 6,0

= 471,24 cm³

 Sampel 2

1
𝑣 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2𝑥 𝑡

1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 102 𝑥 6,75

= 530,14 cm³

 Sampel 3

1
𝑣 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2𝑥 𝑡

1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 102 𝑥 7,0

= 549,78 cm³

b. Perhitungan berat isi


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
 Berat isi sampel 1 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

942
= 471,24

= 1,999 gram/cm3

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

1015
 Berat isi sampel 2 = 530,14

= 1,915 gram/cm²

1034
 Berat isi sampel 3 = 529.875

= 1,881 gram/cm²

c. Perhitungan total agregat


Total agregat = 1000 gam

 % CA x 1200 gr = 0,61 x 1000 gr


= 610 gr
 % FA x 1200 gr = 0,39 x 1000 gr
= 390 gr
d. Perhitungan kebutuhan aspal
 Sampel 1 (Pb1)
Sampel 1 = (Pb - 0,5 %) x Total Agregat
= (4,89 % - 0,5 %) x 1000 gr
= 4,39 % x 1000 gr
= 43,9 gr ≈ 44 gr
 Sampel 2 (Pb2)
Sampel 2 = Pb x 1000 gr
= 4,89 % x 1000 gr
= 48,9 gr ≈ 49 gr
 Sampel 3 (Pb2)
Sampel = (Pb + 0,5 %) x Total Agregat
= (4,7 % + 0,5 %) x 1000 gr
= 5,2 % x 1000 gr
= 52 gr (data kelompok lain)
d. Perhitungan berat jenis rongga campuran
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
BJ rongga campuran = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑆𝐷−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟

942
Sampel 1 = 971 −510 = 2,043

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

1015
Sampel 2 = = 2,014
1044−540
1034
Sampel 3 = = 2,186
1053−580

e. Perhitungan berat jenis efektif agregat

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑙𝑘+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢


BJ efektif agregat kasar = 2

2,7+2,56
= = 2,63
2

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑙𝑘+𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑢


BJ efektif agregat halus = 2

1,93+2.59
= = 2,26
2

f. Perhitungan berat jenis maksimum campuran teoritis

100
BJ maks campuran = 𝛴 % 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 % 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
( )+( )
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑒𝑟𝑎𝑔𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙

100
Sampel 1= 61 39 4,4
( + )+ ( )
2,63 2.26 2

= 2,345

100
Sampel 2 = 61 39 4,9
( + )+ ( )
2,68 2,26 2

= 2,331

100
Sampel 3 = 61 39 5,2
( + )+ ( )
2,63 2,26 2

=2,323

g. Perhitungan persentase aspal terhadap campuran (%)

% 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡


Persentase aspal thd camp = % 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡+100 𝑥100%

4,4
Sampel 1 = 4,4 +100 𝑥 100% = 4,2146

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

4,9
Sampel 2 = 4,9+100 𝑥 100% = 4,6711

5,2
Sampel 3 = 5,2 +100 𝑥 100% = 4,9430

h. Perhitungan kaadar aspal efektif

Pb = 0,035 (% agregat kasar) + 0,045 (% agregat halus) + k


= 0,035 x (61) + 0,045 x (39) + 1
= 4,89 %
i. Perhitungan berat jenis beton aspal yang belum dipadatkan (Gmm)

100
Gmm = % 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 % 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠 𝑃𝑏
( + )+( )
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑒𝑟𝑎𝑔𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙

100
= 61 39 4.89 = 2,331
( + )+( )
2,63 2,26 2

j. Perhitungan berat jenis (S)


 Berat jenis (S)
(% 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟+% 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠)
S = % 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 % 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠
( )+( )
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠

61+39
= 61 39 = 2,336
( )+ ( )
2,7 1,93

 Berat jenis efektif (t)


(100+𝑃𝑏)
t = 100 𝑃𝑏
( )+ ( )
𝐺𝑚𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙

(100+4,89)
= 100 4,89 = 2,313
( )+ ( )
2,331 2

 Absorpsi aspal (v)


(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑢𝑙𝑘)
v=100 x{(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑢𝑙𝑘)} 𝑥 𝑏. 𝑗 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙

(4,89−4,63)
= 100 x {(4,89 𝑥 4,63)} 𝑥 2 = 2,297

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

k. Perhitungan dalam tabel

Kadar Aspal Berat Benda Uji


Isi
Terhadap
No Dalam Benda Kepadatan
Berat Kering SSD
Sampel Air Uji (t/m2)
Campuran (gram) (gram)
(gram) (Cc)
(%)
a b c d e f=d-e g=c/f
1 4,4 942 971 510 461 2,0434
2 4,9 1015 1045 540 504 2,0139
3 5,2 1034 1053 580 473 2,1860

Rongga Rongga
Berat Jenis
Diantara Tahanan Rongga Terisi Bacaan Pada
Campuran
Agregat Campuran Aspal Alat (divisi)
Maksimal
(VMA) (VIM)
h = 100/((100- i = 100 - ((100- j = 100-
k = 100*(i-j)/i l
b)/t+(b/v)) b)* g/s ) (g*100/h)
2,3126 16,392 11,643 28,970 35
2,3126 18,029 12,915 28,366 55
2,3125 11,303 5,469 51,616 45

Kalibrasi Setelah
Kelelehan Hasil Bagi Kadar Aspal
Proving Dikoreksi
(mm) Marshall Efektif
Ring(kg) (kg)
n = Angka q=b-((v*(100-
m o p = n/o
Koreksi * m b))/100)
558,67 636,8838 6,5 97,98212308 2,204

877,91 842,7936 5,35 157,531514 2,716

638,48 568,2472 7,2 78,92322222 3,023

a) Perhitungan isi berat benda uji (Cc)


𝐶𝑐 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝑆𝑆𝐷 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐴𝑖𝑟
 Sampel 1

Cc = 971 – 510

= 461 gr
 Sampel 2

Cc = 1044 – 540

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

= 504 gr
 Sampel 2

Cc = 1053 – 580

= 473 gr
b) Perhitungan kepadatan (t/m2)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
𝐼𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖
 Sampel 1
942
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
461
= 2,0434
 Sampel 2
1015
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
504
= 2,0139
 Sampel 3
1034
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
473
= 2,1860
c) Perhitungan berat jenis campuran maksimal
100
ℎ=
(100 − 𝑏) 𝑏
+𝑣
𝑡
 Sampel 1
100
ℎ =
(100 − 4,4) 4,4
+
2,313 2,297

= 2,3126

 Sampel 2
100
ℎ =
(100 − 4,9) 4,9
+ 2,297
2,313

= 2,3126

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

 Sampel 3
100
ℎ=
(100 − 5,2) 5,2
+ 2,297
2,313
=2,3125
d) Perhitungan rongga diantara agregat (VMA)
𝑔
𝑖 = 100 − (100 − 𝑏)𝑥
𝑠
 Sampel 1
2,0434
𝑖 = 100 − (100 − 4,4)𝑥
2,336
16,392
 Sampel 2
2,0139
𝑖 = 100 − (100 − 4,9)𝑥
2,336
= 18,029
 Sampel 3
2,1860
𝑖 = 100 − (100 − 5,2)𝑥
2,336
= 11,303
e) Perhitungan rongga tahanan campuran (VIM)
100
𝑗 = 100 − (𝑔 𝑥 )

 Sampel 1
100
𝑗 = 100 − (2,0434𝑥 )
2,3126
= 11,643
 Sampel 2
100
𝑗 = 100 − (2,0139 𝑥 )
2,3126
= 12,915
 Sampel 3
100
𝑗 = 100 − (2,1860 𝑥 )
2,3125
= 5,469

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

f) Perhitungan rongga terisi aspal


(𝑖 − 𝑗)
𝑘 = 100 𝑥
𝑖
 Sampel 1
(16,392 + 11,643)
𝑘 = 100 𝑥
16,392
= 28,970
 Sampel 2
(18,029 + 12,915)
𝑘 = 100 𝑥
18,029
= 28,366
 Sampel 3
(11,303 + 5,469)
𝑘 = 100 𝑥
11,303
= 51,616
g) Kalibrasi Proving Ring (kg)
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1 = 35𝑥15.962 = 558,67
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2 = 55𝑥15.962 = 877,91
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 3 = 40𝑥15.962 = 638,48
h) Setelah dikoreksi
𝑛 = 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑥 𝑚
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1 = 1,14 𝑥 558,67
= 636,8838
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2 = 0.96 𝑥 877,91

= 842,7936

𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 3 = 0.89 𝑥 638,48


= 568,2472
i) Perhitungan hasil bagi Marshall
𝑛
𝑝=
𝑜
 Sampel 1
636,8838
𝑝=
6, ,5

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

= 97,982
 Sampel 2
842,7986
𝑝=
5,35
= 157,532
 Sampel 3
568,2472
𝑝=
7,2
= 78,923
j) Perhitungan kadar aspal efektif
(𝑣 𝑥 (100 − 𝑏))
𝑞=𝑏−
100
 Sampel 1
2,297 𝑥 (100 − 4,4)
𝑞 = 4,4 −
100
= 2,204
 Sampel 2
(2,297 𝑥 (100 − 4,9))
𝑞 = 4,9 −
100
= 2,716
 Sampel 3
(2,297 𝑥 (100 − 5,2))
𝑞 = 5,2 −
100
= 3,023

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

l. Grafik
 Hubungan kadar aspal dengan stabilitas

Grafik Hubungan Kadar Aspal Dengan Stabilitas


60

50

y = -112,5x2 + 1086,3x - 2566,5


40
Stabilitas (div)

R² = 1
Grafik Hubungan Kadar
30 Aspal Dengan Stabilitas

20 Poly. (Grafik Hubungan


Kadar Aspal Dengan
Stabilitas)
10

0
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)

Grafik 3. Hubungan antara kadar aspal dengan stabilitas


 Hubungan kadar aspal dengan rongga di antara agregat (VMA)

Grafik Hubungan Antara Kadar aspal dengan rongga di


antara Agregat (VMA)
0.025
Rongga Diantara Agregat (VMA)

0.020
Grafik Hubungan Antara
0.015 Kadar aspal dengan rongga
y = -32,122x2 + 302,01x - 690,57 di antara Agregat (VMA)
0.010 R² = 1
Poly. (Grafik Hubungan
0.005 Antara Kadar aspal dengan
rongga di antara Agregat
0.000 (VMA))
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)

Grafik 3. Hubungan antara kadar aspal dengan rongga di antara agregat (VMA)

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

 Hubungan kadar aspal dengan rongga tahanan campuran (VIM)

Grafik Antara Kadar Aspal Dengan Rongga Tahanan


Campuran (VIM)
16
Rongga Tahanan Campuran (VIM)

14

12

10
Grafik Antara Kadar Aspal
8 dengan Rongga Tahanan
Cmapuran (VIM)
6 y = -34,208x2 + 320,68x - 737,07
Poly. (Grafik Antara Kadar
R² = 1
4 Aspal dengan Rongga
Tahanan Cmapuran (VIM))
2

0
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)

Grafik 3. Hubungan antara kadar aspal dengan rongga tahanan campuran (VIM)

 Hubungan kadar aspal dengan kepadatan (density)

Grafik Hubungan Kadar Aspal Dengan Kepadatan


2,2 (Density)
y = 0,7911x2 - 7,4159x + 19,358
2,15 R² = 1
Kepadata (density)

2,1
Grafik Hubungan Kadar
Aspal Dengan Kepadatan
2,05 (Density)
Poly. (Grafik Hubungan
2 Kadar Aspal Dengan
Kepadatan (Density))
1,95
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)

Grafik 3. Hubungan antara kadar aspal dengan kepadatan (density)

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

 Hubungan kadar aspal dengan kelelehan

Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Kelelehan


8
y = 10,583x2 - 100,73x + 244,8
7
R² = 1
6

5
Kelelehan

Grafik Hubungan Kadar


4 Aspal dengan Kelelehan

3
Poly. (Grafik Hubungan
2 Kadar Aspal dengan
Kelelehan)
1

0
4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4
Kadar Aspal (%)

Grafik 3. Hubungan antara kadar aspal dengan kelelehan

8. Catatan
a. Pada saat pelaksanaan praktikum, suhu agregat seharusnya 140℃ -142℃
tapi saat pelaksanaan 154℃ karena suhu agregat cepat menurun.
b. Saat sampel dimasukkan ke dalam water bath, seharusnya dimasukkan
ke dalam water bath selama 30 menit, namun sampel yang digunakan
mudah hancur, maka waktu yang digunakan selama 5 menit.
c. Sebelum melakukan percobaan untuk sampel yang lain, semua alat harus
dibersihkan terlebih dahulu.
d. Pada saat mencampur aspal dan agregat usahakan aspal tercampur secara
merata ke seluruh permukaan agregat.
e. Sebelum melakukan percobaan untuk sampel yang lain, semua alat harus
dibersihkan terlebih dahulu.
f. Untuk sampel 3 menggunakan data sampel dari kelompok 18, karena
pada saat praktikum sampel 3 kelompok 19 gagal.

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil prkatikum yang telah dilaksanakan, aspal yang digunakan
adalah 4,4% untuk sampel 1, 4,9% untuk sampel 2 dan 5,2% untuk sampel 3.
Sehingga didapatkan nilai stabilitas untuk masing-masing sampel yaitu 35 untuk
sampel 1, 55 untuk sampel 2 dan 40 untuk sampel 3. Dan dial flownya 6,5 untuk
sampel 1, 5,35 untuk sampel 2 dan 7,2 untuk sampel 3. Lalu didapatkan kadar aspal
efektif untuk sampel 1 sebesar 2,204%, sampel 2 sebesar 2,716% dan sampel 3
sebesar 3,023.

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19

Anda mungkin juga menyukai