Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN LINGKUNGAN ORGANISASI DENGAN KINERJA ORGANISASI BISNIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Organisasi bisnis yaitu suatu organisasi yang melakukan aktivitas ekonomi dan bertujuan
untuk menghasilkan keuntungan (profit). Agar bisnis dapat berjalan dengan sukses maka perlu
diorganisasikan. Dalam mengorganisasi suatu bisnis tentunya harus memperhatikan unsur-unsur
bisnis yang ada. Unsur bisnis yang perlu mendapat perhatian salah satunya yaitu lingkungan
organisasi bisnis. Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja organisasi, khususnya
berpengaruh terhadap perubahan strategi sehingga para manajer perlu menganalisis lingkungan
secara sistematis yang berimbas kepada efisiensi dari operasional perusahaan dan
kemampuannya untuk memperoleh keuntungan. Suatu perubahan situasi dan kondisi lingkungan,
di satu sisi bisa menjadi peluang dalam peningkatan laba bagi perusahaan, tetapi tidak menutup
kemungkinan akan menjadi ancaman bagi kelangsungan bisnis. Alasan mengapa
perlu menganalisis lingkungan yaitu untuk mengetahui dan meramalkan apa yang terjadi esok,
menyadari dan mengantisipasi resiko dari tindakan yang dilakukan organisasi, untuk menganalisis
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi, baik itu faktor eksternal (politik, sosial,
budaya, hukum, ekonomi, dll.) ataupun faktor internal yang meliputu fungsi organisasi
(operasional, pemasaran, keuangan, dan SDM), karyawan, dewan komisaris, dan pemegang
saham. Untuk itu setiap pemilik dan pemimpin usaha harus dapat memahami keadaan
lingkungannya dan dampak lingkungan tersebut terhadap usahanya untuk nantinya dapat
meningkatkan kinerja organisasi bisnis.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkungan organisasi
dengan kinerja organisasi bisnis.

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KINERJA ORGANISASI USAHA

2.1.1 Pengertian Kinerja Organisasi Usaha

Harisis dan Ogbonna (2001) dan BaeLawler (2001), menyatakan bahwa kinerja merupakan
ukuran keberhasilan atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan yang diukur tiap kurun
waktu tertentu. Kinerja perusahaan adalah pencapaian usaha sebagaimana tujuan perusahaan tersebut
didirikan yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya untuk dapat menopang pertumbuhan dan
perkembangan.

2.1.2 Ukuran Kinerja Bisnis

Pengukuran Kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada
kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat,
dan dampak.. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi.

Sedangkan menurut Junaedi (2002 : 380-381) “Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat
dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang
ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses”. Artinya, setiap kegiatan perusahaan harus dapat
diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah perusahaan di masa yang akan datang
yang dinyatakan dalam misi dan visi perusahaan.
Demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek manusia baik

dari segi kuantitas maupun kualitas. Dari berbagai sumber dinyatakan bahwa John Graunt
(1662) merupakan tokoh utama dibalik lahirnya demografi. Demografi mencakup beberapa aspek
diantaranya

1. Populasi Penduduk.

Pada dasarnya demografi merupakan studi tentang populasi penduduk. Mempelajari populasi
penduduk berarti akan berurusan dengan aspek kuantitas atau jumlah penduduk. Setiap negara
memiliki kebijakan tersendiri mengenai perhitungan jumlah penduduk. Di Indonesia perhitungan jumlah
penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Data jumlah penduduk ini nantinya akan dianalisa
oleh pemerintah untuk menentukan arah kebijakan kependudukan di masa depan.

2. Pengelompokan Penduduk.

Pengelompokan penduduk merupakan upaya pemilahan/komposisi penduduk berdasarkan


variabel-variabel tertentu misalkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, agama, kasta dan lainnya.

3. Distribusi Penduduk

Distribusi penduduk pada dasarnya berkaitan dengan aspek geografi atau wilayah tempat
bermukimnya suatu penduduk. Perhitungan distribusi penduduk mencakup kepadatan penduduk dan
persentase penduduk per wilayah. Faktor yang memengaruhi distribusi populasi penduduk antara lain
keadaan geografis, ekonomi, sosial dan politik. Mengapa sekarang banyak terjadi urbanisasi?Mengapa
penduduk banyak bermukim di daerah dataran rendah? Hal tersebut dapat terjadi karena berbagai
faktor. Berbicara distribusi penduduk berarti akan berkaitan pula dengan pola pemukiman penduduk
tersebut.

4. Kelahiran

Salah satu aspek penting dari demografi adalah kelahiran. Beberapa hal yang berkaitan dengan
kelahiran antara lain angka kelahiran, kontrasepsi, angka perkawinan dan angka harapan hidup bayi.
Tingkat kelahiran yang sangat tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan taraf ekonomi akan
berdampak pada kesejahteraan penduduk itu sendiri.

5. Kematian
Kematian dapat diukur dengan angka kematian kasar dan angka kematian bayi. Kematian
penduduk dapat terjadi karena berbagai faktor seperti penyakit, kecelakaan, perang atau pembunuhan.
Angka kematian di wilayah negara maju dan berkembang dapat berbeda karena berbagai faktor.

6. Migrasi

Migrasi merupakan perpindahan penduduk dalam arti melewati batas teritorial wilayah. Migrasi
dapat bersifat internal maupun eksternal. Ahli demografi dapat menganalisa penyebaran migrasi
penduduk, rata-rata usia migrasi hingga faktor pendukungnya. Migrasi dapat terjadi salah satunya akibat
dorongan ekonomi.

7. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu bagai dari kependudukan karena pada dasarnya manusia
memiliki profesi tertentu dalam menjalankan kehidupannya. Ahli demografi dapat menganalisa tingkat
partisipasi kerja penduduk, angka pengangguran sampai tingkat rata-rata pendapatan penduduk.
Dengan memantau perkembangan kaum pekerja maka akan diketahui perkembangan suatu negara.

8. Kelembagaan Penduduk

Kelembagaan penduduk berkaitan dengan keluarga dan pernikahan. Studi tentang kelembagaan
penduduk meliputi status pernikahan, rata-rata usia pernikahan per area dan faktor perceraian.

9. Kebijakan Penduduk

Kebijakan kependudukan sangat erat dengan peran pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
Pertumbuhan penduduk yang cepat di negara berkembang seperti Indonesia akan memicu lahirnya
kebijakan-kebijakan seperti pembatasan kelahiran, batasan umur perkawinan dan pemerataan
penduduk per wilayah. Kebijakan kependudukan akan berbeda tiap negara karena masalah penduduk
yang dialami negara-negara relatif berbeda sehingga memerlukan penanganan yang berbeda.
Aspek – Aspek Demografi yang Mempengaruhi Keputusan Pemasaran
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh,
walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran
konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan
per kapita sangat tinggi.

2. Komposisi Penduduk
Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
a. Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64
tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk
yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
b. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga
makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin
berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.
c. Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban),
pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola
hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif disbanding masyarakat
pedesaan.
3. Distribusi Penduduk

Distribusi penduduk pada dasarnya berkaitan dengan aspek geografi atau wilayah tempat bermukimnya suatu
penduduk. Perhitungan distribusi penduduk mencakup kepadatan penduduk dan persentase penduduk per wilayah.
Faktor yang memengaruhi distribusi populasi penduduk antara lain keadaan geografis, ekonomi, sosial dan politik.
Berbicara distribusi penduduk berarti akan berkaitan pula dengan pola pemukiman penduduk tersebut.
4. Faktor-faktor Non Ekonomi
Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor
social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika
dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat/ideal.

Keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Lingkungan perusahaan mengalami
perubahan yang cukup drastis dan dinamis yang mengakibatkan persaingan yang ketat antara perusahaan. Faktor
lingkungan ini tidak dapat diabaikan begitu saja tetapi perlu mendapat perhatian yang mendalam dari para manajer.
Untuk dapat berkembang atau setidak-tidaknya dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang selalu berubah, pihak
manajemen dituntut untuk dapat membuat perencanaan yang matang baik rencana jangka pendek maupun rencana
jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan.
Faktor lingkungan ini terutama berpengaruh terhadap perubahan strategi sehingga para manajer perlu menganalisis
lingkungan secara sistematis. Suatu perubahan situasi dan kondisi lingkungan, di satu sisi bisa menjadi peluang
dalam peningkatan laba bagi perusahaan, tetapi tidak menutup kemungkinan akan menjadi ancaman bagi
kelangsungan hidupnya. Hal ini terjadi jika perusahaan tidak berhasil menyesuaikan kegiatan usahanya dengan
perubahan lingkungan yang ada. Analisis lingkungan memberikan kesempatan bagi perencana strategi untuk
mengantisipasi lingkungan dan membuat rencana untuk melakukan alternatif terhadap pilihan ini.

Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan manajemen sesuai dengan garis besar
pedoman yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan strategi. Sistem pengendalain manajemen
meramalakan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap level aktifitas, anggaran, evaluasi kinerja dan
motifasi karyawan.

Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri dan perekonomian harus diimbangi oleh kinerja
karyawan yang baik sehingga dapat tercipta dan tercapainya tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Salah satu
persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia (pegawai) dalam organisasi adalah
mengukur kinerja pegawai. Pengukuran kinerja dikatakan penting mengingat melalui pengukuran kinerja
dapat diketahui seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam dalam
menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi secara
keseluruhan. Selain itu, hasil pengukuran kinerja pegawai akan memberikan informasi penting dalam
proses pengembangan pegawai.

Anda mungkin juga menyukai