Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN hiperkeratosis dengan permukaan yang tertutup dan saluran keratin yang
ireguler yang meluas ke epidermis. Komposisi keratosis seboroik adalah
sel basaliod dengan campuran sel skuamosa Keratosis seboroik yang
Keratosis seboroik biasa juga disebut keratosis senil, veruka seboroik mengalami iritasi biasanya mempunyai gambaran mikroskopik yang
senilis, seboroik wart, papiloma sel basal. Keratosis seboroik merupakan berbeda, dan lesinya tetap memperlihatkan gambaran peningkatan
suatu tumor jinak yang berasal dari proliferasi epidermal, terjadi paling keratinisasi.4
sering pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun tetapi juga ditemukan Terdapat setidaknya 5 tipe histologik dari keratosis seboroik :
pada dewasa muda. Kelainan kulit ini dapat terjadi pada pria dan wanita, achantotic, hiperkeratotik, retikulated, klonal, irritated, dan
dengan awitan biasanya pada dekade 4-5. Keratosis seboroik merupakan melanoachantoma. Gambaran ini selalu tumpang tindih pada satu lesi yang
proliferasi jinak keratinosit imatur.1, 2 sama dikarenakan oleh pada penampakan yang berbeda, kebanyakan lesi
Keratosis seboroik memiliki banyak manifestasi klinik yang bisa menunjukkan derajat hiperkeratosis dan papilomatous yang bervariasi.1
dilihat, dan keratosis seboroik ini terbentuk dari proliferasi sel-sel 
Tipe akantotik, dengan hiperkeratosis yang minimal,
epidermis kulit. Keratosis seboroik dapat muncul dalam berbagai bentuk
lesi, bisa satu lesi ataupun tipe lesi yang banyak atau multipel.3

Keratosis seboroik merupakan pertumbuhan papilomatous yang


paling umum. Lesinya berbentuk lingkaran, lebih tinggi dari jaringan
sekitarnya dengan permukaan yang verukosa. Keratosis seboroik muncul
pada bagian tubuh mana saja. Biasanya asimtomatik tetapi dapat berupa
gatal. Lesi keratosis seboroik lebih sering terdapat pada wajah dan Gambar 2. Keratosis seboroik tipe akantotik

punggung atas. Gambaran awal yang jelas yaitu hiperpigmentasi yang Tipe adenoid (retikulated), tersusun atas jalinan helaian dari dua
kecil. Keratosis seboroik meninggalkan sisa di permukaan kulit pada lapisan epitel basalis,
waktu yang lama, dan dapat disalah artikan sebagai lesi melanositik.3

Diagnosis keratosis seboroik dapat ditegakkan melalui anamnesis dan


pemeriksaan fisik yaitu adanya lesi hiperpigmentosus, menempel, seperti
kutil, berbatas jelas. Lesi hampir selalu dapat dibuang dengan mata pisau.
Bila atipik, biopsi mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis.2
Gambar 3. Tipe adenoid
Gambaran histopatologi dari keratosis seboroik terdiri dari proliferasi
epitel yang berada pada pemukaan kulit. Proliferasi ini selalu sangat

Tipe hiperkeratotik, dengan ciri hiperkeratosis yang jelas dan ,selalu,
sangat papilomatous, II. STATUS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama : Nn. Yy
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : BTN Wirabuana Anduonohu
Pekerjaan : Bidan
Gambar 4. Tipe hiperkeratotik

Bangsa : Indonesia
Irritated seborrheic keratosis, dengan karakteristik sangat akantosis, Agama : Islam

Tipe klonal, dengan karakteristik sel pulau-pulau basaloid sepanjang Status perkawinan : Belum menikah
epidermis. Tanggal Masuk RS : 10 Desember 2014
B. Anamnesis
Ada beberapa kemungkinan diagnosis banding yang menyerupai Keluhan Utama
keratosis seboroik seperti melanoma maligna, epitelioma sel basal Kutil diwajah
berpigmen, dan nevus pigmentosus. Anamnesis Terpimpin
Pasien datang ke Poli kulit dan kelamin dengan keluhan kutil pada
Penatalaksanaan yang diperlukan utuk mengatasi keratosis seboroik wajah yang timbul sejak + 2 tahun. Awalnya kutil muncul dikelopak
dapat diberikan amonium laktad lotion, trichloroacetic acid, dapat
mata kiri atas ukuran < 0,2 cm, lama-kelamaan timbul dipipi kiri dan
dilakukan terapi bedah, laser CO2, bedah skalpel.5
kanan dalam jumlah yang banyak berukuran < 0,2 cm. Riwayat
memakai bedak racikan untuk pemutih, sering terpapar matahari
Dibawah ini kami melaporkan satu kasus keratosis seboroik pada
tanpa memakai sunblok.
wajah Nn. Yy usia 24 tahun yang diterapi dengan elektrokauter dan
Riwayat Penyakit Dahulu
pemberian salep gentamisin.
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama.
C. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 10 Desember 2014
Status generalis
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- Tanda vital : dalam batas normal D. RESUME
- Kepala : dalam batas normal
- Mata : dalam batas normal Pasien datang ke Poli kulit dan kelamin dengan keluhan kutil
- KGB : dalam batas normal pada wajah yang timbul sejak + 2 tahun. Awalnya kutil muncul
dikelopak mata kiri atas ukuran < 0,2 cm, lama-kelamaan timbul dipipi
Status Dermatologi kiri dan kanan dalam jumlah yang banyak berukuran < 0,2 cm.
Lokasi : Kelopak mata kiri, daerah pipi kiri dan kanan. Riwayat memakai bedak racikan untuk pemutih, sering terpapar
Eflorosensi : Terdapat papul multipel berukuran < 0,2 cm, berbatas matahari tanpa memakai sunblock. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
jelas sedikit meninggi, berwarna coklat kehitaman, permukaan seperti papul multiple berukuran < 0,2 cm, berbatas jelas sedikit meninggi,
beludru, konsistensi lunak. berwarna coklat kehitaman, permukaan seperti beludru, konsistensi
Foto klinis: lunak. Status generalisata dalam batas normal. Status dermatologi
kelopak mata kiri, daerah pipi kiri dan kanan

E. DIAGNOSIS BANDING
Untuk diagnosis banding dari penyakit ini yaitu:

1. Melanoma maligna
2. Epitelioma sel basal berpigmen
3. Nevus pigmentosus
F. DIAGNOSIS KERJA
Gambar 1. Keadaan pipi kanan Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan diagnosis kerja
pada kasus ini adalah keratosis seboroik daerah kelopak mata kanan,
daerah pipi kiri dan kanan.

G. PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa
Edukasi pada pasien
2. Medikamentosa
a. Bedah listrik: Elektrokauter
Gambar 1. Keadaan pipi kiri b. Topikal: Gentamisin
Epidermal Growth Faktor (EGF) atau reseptornya, telah terbukti
H. DISKUSI terlibat dalam pembentukan keratosis seboroik. Tidak ada perbedaan
Keratosis seboroik merupakan merupakan suatu tumor jinak yang nyata dari ekspresi reseptor immunoreactive growth hormone di
yang berasal dari proliferasi epidermal, terjadi paling sering pada keratinosit pada epidermis normal dan keratosis seboroik. Frekuensi
orang yang berusia lebih dari 50 tahun tetapi juga ditemukan pada yang tinggi dari mutasi gen dalam meng-encode reseptor tyrosine
dewasa muda. Pada kasus ini keratosis seboroik ditemukan pada usia kinase FGFR3 (fibroblast growth factor receptor 3) telah ditemukan
24 tahun, dari hasil hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien sering pada beberapa tipe keratosis seboroik. Hal ini menjadi alasan bahwa
terpapar matahari tanpa menggunakan sunblok. Walaupun tidak faktor gen menjadi basis dalam patogenesis keratosis seboroik.
secara umum untuk mempertimbangkan penyebab dari keratosis FGFR3 terdapat dalam reseptor transmembrane tyrosine kinase yang
seboroik, penyakit ini sering terjadi pada daerah yang jarang tertutup ikut serta dalam memberika sinyal transduksi guna regulasi
oleh pakaian, paparan sinar matahari telah dipikirkan sebagai salah pertumbuhan, deferensiasi, migrasi dan penyembuhan sel. Mutasi
satu faktor resiko dari pertumbuhan keratosis seboroik, sebagaimana FGFR3 terdapat pada 40% keratosis seboroik hiperkeratosis, 40%
pertumbuhannya lebih awal dan lebih sering ditemukan pada daerah keratosis seboroik akantosis, dan 85% keratosis seboroik adenoid.6
dengan iklim tropis. Pada sebuah studi (Australia) menyatakan Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
prevalensi yang tinggi dari keratosis seboroik pada daerah kulit yang pemeriksaan histopatologi, karena dari gambaran klinis tampak
terekspose dengan sinar matahari, seperti kepala, leher, berlawanan gambaran yang khas yaitu adanya lesi hiperpigmentosus, menempel,
dengan daerah yang jarang terekspos sinar matahari dari subyek yang seperti kutil, berbatas jelas.
sama. Walaupun tidak ada etiologi spesifik yang telah diidentifikasi Penatalaksaaan kasus keratosis seboroik adalah dengan terapi
pada patogenesis keratosis seboroik, tetapi pada pengamatan secara bedah, laser CO2, bedah skalpel. Pada pasien ini diterapi dengan
umum bahwa pertumbuhan dan derajat pigmentasi menunjukkan elektrokauter yang merupakan bagian dari terapi bedah dengan tehnik
hubungan langsung dengan paparan sinar matahari.6, 7 elektrodesikasi. Elektrodesikasi adalah salah satu bagian dari bedah
Perubahan yang utama dari keratosis seboroik adalah akumulasi listrik. Pada elektrodesikasi elektroda aktif bersentuhan pada kulit
keratinosit normal diantara lapisan basal dan lapisan permukaan untuk menghancurkan jaringan. Jaringan mengalami kehancuran
epidermis yang mengalami keratinisasi. Proliferasi dari keratinosit karena panas yang diterimanya mengakibatkan jaringan kehilangan
memacu aktivasi dari melanosit disekitarnya dengan mensekresi air, menjadi kering dan menyebabkan kerusakan serta kematian
melanocyte-stimulating cytokines. Melanosit akan berploriferasi jaringan. Besarnya tingkat kerusakan tergantung pada lamanya waktu
diantara keratinosit-keratinosit yang imatur ini dan mentransfer elektroda bersentuhan dengan kulit.
melanin padanya. Endotelin-1 memiliki efek stimulasi ganda pada Sinar Laser CO2, suatu gelombang elektromagnetik yang
sintesis DNA dan melanisasi pada melanosit manusia dan telah memiliki panjang tertentu, tidak memiliki efek radiasi dan memiliki
terbukti terlibat sebagai salah satu peran penting dalam pembentukan afinitas tertentu terhadap suatu bahan/target. Oleh karena memiliki sel
hiperpigmentasi keratosis seboroik.6 target dan tidak memiliki efek radiasi sebagaimana sinar lainnya, ia
dapat digunakan untuk tujuan memotong jaringan, membakar jaringan 2. Epitelioma sel basal berpigmen
pada kedalaman tertentu, tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan Predileksi terutama pada wajah, jarang pada lengan, tangan,
sekitarnya. Sebagai pengganti pisau bedah konvensional, memotong badang, tungkai dan kaki. Lesi dapat berupa papul atau nodul
jaringan sekaligus membakar pembuluh darah sehingga luka praktis kecil dengan diameter kurang 2 cm dengan tepi meninggi dan
tidak berdarah saat memotong. berwarna hitam atau coklat. Permukaan tampak mengkilat, sering
Bedah skalpel, satu cara konservatif namun tetap dipakai sampai dijumpai telangiektasis dan kadang ada skuama halus atau krusta
sekarang ialah bedah skalpel. Umumnya karena invasi tumor sering tipis.
tidak terlihat sama dengan tepi lesi dari permukaan, sebaiknya bedah
ini dilebihkan 3-4 mm dari tepi lesi agar yakin bahwa seluruh isi
tumor bisa terbuang. Keuntungan prosedur ini ialah tingkat
kesembuhan yang tinggi serta perbaikan kosmetis yang sangat baik.
Setelah dilakukan terapi bedah, pasien diberikan salep
gentamisin. Gentamisin merupakan suatu antibiotika golongan Gambar 5. Epitelioma sel basal berpigmen
aminoglikosida yang fektif untuk menghambat kuman-kuman 3. Nevus pigmentosus
penyebab infeksi kuit. Nevus pigmentosus dapat terjadi disemua tempat termasuk
membrana mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar,
Pada kasus ini, diagnosis banding yang dipikirkan adalah:1 papuler, atau papulomatosa biasanya berukuran 2-4 mm. papul
berbatas tegas dan mengkilat dengan permukaan agak licin,
1. Melanoma maligna
umumnya berambut.
Awalnya berupa tahi lalat yang berubah dalam warna,
ukuran, mulai timbul gejala (terbakar, gatal, sakit), terjadi
peninggian lesi, berkembangnya lesi satelit. Akademi
dermatologi Amerika menekankan pentingnya evaluasi lesi
berpigmen, yaitu asimetri, border irregularity, color variegation,
diameter lebih dari 0,6 mm.

Gambar. Melanoma maligna Gambar 6. Nevus pigmentosa


I. HASIL TERAPI
1. Keadaan kulit pasien pada tanggal 10 Desember 2014

Gambar 3. Kelainan kulit pada pipi kanan pasien sebelum diterapi


Gambar 5. Keadaan pipi kiri setelah terapi listrik

J. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quoad functionam : bonam
Quo ad sanatiom : bonam

Gambar 4. Keadaan pipi kanan setelah terapi listrik

Gambar 4. Kelainan pipi kiri sebelum diterapi

Anda mungkin juga menyukai