Myxozoa Dan Acetospora
Myxozoa Dan Acetospora
Penulis
SAMPUL...............................................................................................……i
KATA PENGANTAR ................................................................................. 1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
PENDAHULUAN
LatarBelakang…….……………………………………………..3
RumusanMasalah ……………………………………………… 5
Manfaat ......……………………………………………………..5
KAJIAN TEORI
Filum Acetospora…........................................... ...... .................. 6
Filum Myxozoa…………….........…. ...... ...... ........................... 8
PENUTUP
Kesimpulan .................................... ...... ..................................... 20
Saran.................................................................. ...... ...... ........... 20
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................. 21
Manfaat
1. Mengetahui bentuk tubuh serta ciri – ciri dari filum Acetospora dan filum
Myxozoa
2. Mengetahui siklus hidup dari filum Acetospora dan filum Myxozoa
3. Mengetahui habitat dari filum Acetospora dan filum Myxozoa ?
4. Mengetahui pengaruh anggota filum Acetospora dan filum Myxozoa pada
makhluk hidup lain ?
Filum Acetospora
Haplosporodium sp
Filum Myxozoa
Klasifikasi
Dunia : Protozoa
Filum : Myxozoa
Kelas : Myxosporea
Ordo : Bivalvulida
Sub ordo : Platysporina
Family : Myxobolidae
Genus : Myxobolus
Myxozoa berbentuk spora parasit yang berasal dari air tawar dan ikan
laut(Lom, Dyková, 1992, Kent et al., 2001; Feist & Longshaw,2006). Myxozoa
sebelumnya diklasifikasikan sebagai protozoa, meskipun termasuk kedalam
organisme multiseluler dan spesialisasi fungsional dari sel menyusun spora
dianggap melebihi tingkat protozoa (Lom & Dyková, 1992).
Filum Myxozoa ialah perpaduan dari dua bahasa Yunani yaitu myxo artinya
lendir dan Zoa yang artinya hewan, sehinga anggota Myxozoa merupakan parasit
intraseluler invertebrata, terutama ikan akan tetapi dapat terjadi juga pada amfibi
dan reptil tertentu.
Morfologi (Myxozoa)
PC: kapsul polar, SP: sporoplasma, SV: sel valve, SL: garis jahitan,
L: panjang spora, W: lebar spora, T: ketebalan spora, PCL: panjang kapsul polar,
PCW: lebar kapsul polar.
Gambar .2. Diagram bivalvulid (A:tampak bagian depan, B: tampak samping) dan
multivalvulid (C & E : tampak bagian atas, D: tampak samping) spora myxospora.
Habitat
Habitat dari filum mycozoa sebagai parasit pada insang, termasuk kulit pada
ikan. Parasit ini berbentuk kista (mengandung spora-spora ) dan akan pecah
apabila matang. Spora-spora akan dilepaskan ke dalam air.
Daur Hidup
A: filamen polar diekstrusi untuk melabuhkan spora ke epitel usus, diikuti oleh
pembukaan katup sel dari myxospore. B: Gametogony. C: sporogoni dari fase
actinosporean. D: Mature tahap actinospore berkembang di pansporocyst, dan
actinospores dilepaskan ke dalam air. E: Setelah kontak actinospores dengan
kulit atau insang host ikan, filamen polar mengintruksi untuk berlabuh spora
pada kulit atau insang, memfasilitasi invasi dari sporoplasma ke ikan.
F: Sebelum Sporogonic melakukan penggandaan dari sel kedalam sel induk.
G: sporogoni dari fase myxosporean.
Gambar. 3. Diagram dari siklus hidup myxosporean bergantian ikan dan
Annelida host.
Tanda-tanda Serangan
Filum : Myxozoa
Kelas : Myxosporea
Ordo : Bivalvulida
Subordo : Variisporina
Famili : Sphaerosporidae
Genus : Hoferellus
Siklus hidup Hoferellus cyprini awalnya dipelajari oleh Plehn (1924). Dalam
penelitiannya ditemukan bahwa tahun perkembangan siklus dengan produksi
spora matang pada perantara akhir musim dingin. Selain formasi plasmodial dan
spora pada lumen tubulus ginjal, Hoferellus cyprini dianggap intraseluler pada sel-
sel epitel tubulus untuk menjadi tahap perkembangan awal. Pada sekitar bulan
April, spora terbentuk dalam plasmodia pada ureter atau tubulus ginjal.
o Gejala Klinis
Penyakit ini ditandai dengan distensi abdomen. Tubuh ikan yang sakit
sering pada bagian lateral perut membengkak ke arah satu sisi. Selain itu adalah
ginjal seperti tertekan kearah sisi kanan atau kiri tubuh ikan. Pada infeksi H.
cyprini, trophozoites menempel pada epitel ginjal dan tubulus ginjal ikan mas.
Hal ini menyebabakan terjadinya hiperplasia dan pembentukan syncytia,
occluding lumen tubulus. Pada infeksi berat, terjadi peradangan kronis dan
fibroplasia, dan bias berakhir pada kematian ikan.
o Pengendalian
Spora ini berbentuk lonjong atau oval dan kelihatan mendatar. Ujung
anterior memiliki dua kapsul polar (Markecick, 1951). Menurut Landsberg (1985)
bila dipandang dari depan ujung anterior hampir sama lebarnya dengan ujung
posterior. Dinding katup tidak begitu jelas. Memiliki dua kapsulpolar yang
berukuran sama, berpasangan berbentk labu, dengan ujung-ujung anerior yang
ramping bertemu pada ujung anterior spora. Kapsul polar terletak pada sudut
sumbu longitudinal dengan ujung-ujung posterior disebelah luar (Molnar et al.,
2002).
o Siklus hidup
Myxobolus cerebralis memiliki siklus hidup dua inang yang melibatkan
ikan salmonid dan oligochaete tubificid. Sejauh ini, satu-satunya rentan
menyerang terhadap infeksi M. Cerebralis adalah Tubifex. Pertama, myxospores
yang dicerna oleh cacing tubificid . Dalam lumen usus cacing, spora mengusir
o Gejala Infeksi
Ikan yang terserang akan menampkkan gejala klinis, timbulnya bintil-
bintil berwarna kemerah-merahan. Bintil ini sebenarnya merupakan kumpulan
dari ribuan spora. Bintil ini sering menyebabkan tutup insang ikan selalu terbuka.
Terdapat pembengkakan (bisul) disekitar punggung, apabila bisul tersebut pecah
akan mengeluarkan cairan keruh berwarna kuning. Penyakit Myxosporeasis ini
sangat berbahaya, sebab dapat mengakibatkan kematian hingga 80%. Penyakit ini
menimpa ikan remaja dan menyebabkan deformasi tulang dan kerusakan saraf.
Ikan yang terserang penyakit ini terlihat seperti tidak berenang normal, sulit
mencari makan, dan lebih rentan terhadap predator. Tingkat kematian yang tinggi
untuk bibit, hingga 90% dari populasi yang terinfeksi, dan parasit ini berada di
tulang rawan dan tulang mereka. Mereka bertindak sebagai reservoir untuk parasit
yang dilepaskan ke dalam air setelah kematian ikan.
Kesimpulan
Saran
Desser, S.S. 1995. The demise of a phylum of protists: Myxozoa and other parasitic
Cnidaria. Journal of Parasitology. 81: 961-967
Handajani, Hany dan Sri Samsundari. 2005. Parasit dan Penyakit Ikan. UMM Press.
Malang.
Molnár, K. – Csaba, Gy. – Kovács-Gayer, Éva: Study of The Postulated Identity of
Hoferellus cyprini (Doflein, 1898) and Mitraspora cyprini Fujita, 1912, Acta
Veterinaria Hungarica, 1986. 34. (3–4.) 177–181.
Molnar, et.all. 1989. Hoferellosis in Goldfish Carassius auratus and Gibel Carp
Carassius auratus gibelio. Diseases Of Aquatic Organisms Journal. Vol. 7: 89-
95, 198.
Molnar, Kalman. 2007. Site preference of myxozoans in the kidneys of Hungarian
fishes. Diseases Of Aquatic Organisms Journal. Vol. 78: 45–53, 2007.
Rahayu, Shofia Ery.2014.Protista Mirip Hewan. Malang : Universitas Negeri Malang.
T. Tyml, I. Fiala and J. Lom. 2007. New data on Soricimyxum fegati (Myxozoa)
including analysis of its phylogenetic position inferred from the SSU rRNA gene
sequence. Folia Parasitologica 54: 272-276. Universitas Samratulangi 2007.
Lernea SP http : // www.google.co.id. [ 20 Nopember 2007 ].
Universitas Samratulangi 2007. Lernea SP http : // www.google.co.id. [ 20 Nopember
2007 ].
Yokoyama, Hiroshi, Daniel Grabner dan Sho Shirakashi. 2012. Health and Environment
in Aquaculture. Journal Transmission Biology of the Myxozoa. 3–20.