Peristiwa Pemberontakan
PRRI/PERMESTA, Latar Belakang,
Tujuan, Upaya Penumpasan
Bahasa Indonesia
1.1. Latar Belakang
Batuan dan Tanah Benzena
Pertumbuhan mikroba dapat dibedakan antara pertumbuhan masing- Biofuel Biogas Biologi
masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan
Bioteknologi Budaya
populasi. Pertumbuhan tersebut dapat diukur secara langsung maupun
tidak langsung. Pengukuran langsung akan diperoleh jumlah keseluruhan Bumi dan Tata Surya Contoh Soal
mikrobia, baik yang hidup maupun yang mati, sedangkan pengukuran
Cuaca dan Iklim Daun Mint
tidak langsung hanya menghitung mikrobia yang hidup. Pengukuran
langsung dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah Desa dan Kota Ekonomi
bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan adalah
Ekosistem Enzim Fermentasi
Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer. Pengukuran tidak
langsung dapat dilakukan dengan metode plate count, MPN maupun Fisika Fotosintesis Fungi
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 1/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
pengamatan pertumbuhan populasi mikrobia dalam waktu yang cukup Ilmu Nutrisi Inspirasi Muda
lama memberikan gambaran melalui kurva pertumbuhan, terdapat fase-
IPTEK Jahe Jaringan Hewan
fase pertumbuhan. Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu
pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid. Fase Jaringan Tumbuhan Jurnal
pertumbuhan dimulai pada fase log, fase eksponensial, fase stasioner,
Karbon Katabolisme
dan fase kematian.
Keanekaragaman Hayati Kemangi
Sistem biakan terbuka digunakan untuk mempertahankan sel pada fase Kesenian Kimia Larutan
pertumbuhan eksponensial. Sistem biakan terbuka mempunyai ciri
berupa ukuran populasi dan kecepatan pertumbuhan dapat diatur pada Lingkungan Lomba
nilai konstan menggunakan khemostat. Khemostat digunakan dengan Makanan Sehat Makromolekul
mengatur kecepatan aliran medium dan kadar substrat (nutrien
Matematika Metabolisme
pembatas). Nutrien pembatas dapat menggunakan sumber C (karbon),
sumber N atau faktor tumbuh. Mikroalga Mikroorganisme
Pertumbuhan Tanaman
1.2. Tujuan
Pertumbuhan Tumbuhan Peta
Penulisan yang membahas tentang tema kinetika pertumbuhan mikrobia Planologi Plantae Prokariotik
bertujuan untuk:
Protista Pupuk Radioaktif
1. Menjelaskan dan menggambarkan bentuk kinetika pertumbuhan
Reaksi Kimia Reduksi dan Oksidasi
populasi mikroba pada batch culture dan continuous culture.
2. Menjelaskan cara penghitungan pertumbuhan populasi mikroba. Respirasi Sejarah Sel
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika Sel Bahan Bakar SIG Sirih
pertumbuhan mikroba.
Sirsak Sistem Ekskresi
BAB II
Sistem Gerak
ISI
Sistem Imun (Kekebalan Tubuh)
2.1. Kinetika Pertumbuhan Mikroba Sistem Indera Sistem Organ
Penumbuhan mikroba dalam sistem batch culture merupakan sistem Sistem Reproduksi Sosiologi
kultur tertutup (menggunakan tabung reaksi atau flask) tanpa adanya Sumber Daya Manusia Teh
penambahan medium baru ke dalam kultur. Mikrobia dalam sistem
Teh Hijau Tomat
tertutup mengalami 4 fase pertumbuhan, secara berurutan meliputi fase
lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pertumbuhan Totipotensi Tumbuhan
mikrobia dalam sistem tertutup menyebabkan fase eksponensial mikrobia
Transpor Zat Virus
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 2/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
a. Fase Lag
b. Fase Eksponensial
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 3/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
Nt = N02n (1)
Nt = N02n
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 4/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
g = t/n (3)
k = n/t
k = log Nt – log N0
——————-
0.301(t)
k = 1/g (4)
g = 1/k (5)
dX / dt = µX (1)
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 5/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
dt : perubahan waktu
Xt / t = µX0
µ (t) = Xt / X0
µ = (ln Xt – ln X0) / t
µ(t) = ln Xt – ln X0
ln Xt = µ(t) + ln X0 (2)
Xt / X0 = e µt
2 = e µt
ln 2 = ln e µt
0,693 = µt (t=g)
0,693 = µg (5)
0,693 = µ (1/k)
µ = 0,693 k (6)
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 6/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
c. Fase Stasioner
Pada fase ini, sel mikroba tetap aktif melakukan metabolisme energi dan
proses biosintesis lainnya. Metabolit sekunder banyak dihasilkan mikrobia
pada fase ini. Fase stasioner terjadi karena beberapa alasan yaitu:
4. Fase Kematian
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 7/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
D = F/V
Keterangan:
F : Laju aliran
V : Volume
D : Laju dilusi
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 8/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
a. Khemostat
Di dalam sistem ini sel dapat dipertahankan terus menerus pada fase
pertumbuhan eksponensial atau fase pertumbuhan logaritma. Continuous
culture mempunyai ciri ukuran populasi dan kecepatan pertumbuhan
dapat diatur pada nilai konstan menggunakan khemostat. Untuk
mengatur proses di dalam khemostat, diatur kecepatan aliran medium
dan kadar substrat (nutrien pembatas). Sebagai nutrien pembatas dapat
menggunakan sumber C (karbon), sumber N atau faktor tumbuh. Pada
sistem ini , ada aliran keluar untuk mempertahankan volume biakan
dalam kemostat sehingga tetap konstan (Scragg, 1988):
Keterangan :
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 9/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 10/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
dan
dimana:
Yp : berat produk
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 11/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 12/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
Uraian :
Pada metode ini tidak dibedakan sel yang hidup dan sel mati.
Penghitungan dilakukan secara langsung pada setiap bidang pandang
mikroskop. Sampel berupa cairan disebar (kira-kira 0,01 mL) pada
microscope slide. Setelah dilakukan pewarnaan kemudian dilakukan
penghitungan pada setiap bidang pandang mikroskop.
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 13/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak
besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2
mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan
demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari
ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel nakteri yang tersuspensi akan
memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per
satuan volume dapat diketahui.
dapat hidup yang terdapat pada sampel. Cara ini adalah cara yang paling
umum digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup,
berdasarkan jumlah koloni yang tumbuh. Teknik ini diawali dengan
pengenceran sampel secara seri, dengan kelipatan 1 : 10. Masing-masing
suspensi pengenceran ditanam dengan metode tuang (pour plate) atau
sebar (spread plate). Bakteri akan bereproduksi pada medium agar dan
membentuk koloni setelah 18-24 jam inkubasi. Untuk menghitung jumlah
koloni dalam cawan petri dapat digunakan alat ’colony counter’ yang
biasanya dilengkapi dengan pencatat elektronik.
Metode pour plate adalah metode agar cair yang digunakan untuk
inokulasi dalam petri dish. Volume kultur yang biasa digunakan 0,1-1,0
ml. Kultur mikrobia dimasukkan ke dalam petri dish menggunakan pipet
steril, kemudian medium agar yang telah dilelehkan (± 45 oC
dituangkan ke dalam petri dish yang telah berisi kultur mikrobia.
Selanjutnya dilakukan pemutaran petri dish agar kultur mikrobia dan
medium agar bercampur dengan rata. Koloni mikrobia akan tumbuh dan
tertanam di dalam medium, baik di permukaan atas maupun di bawah.
Sehingga metode pour plate ini cocok untuk menumbuhkan mikrobia
anaerob.
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 15/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 16/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
a. Suhu
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 17/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
2. Suhu rendah
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 18/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
c. Tekanan Osmosis
d. Buffer
e. Ion-ion lain
Logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, dan Pb pada kadar rendah dapat
bersifat meracuni (toksis) karena mempunyai daya oligodinamik, yaitu
daya bunuh logam berat pada kadar rendah. Ion-ion lain seperti ion
sulfat, tartrat, klorida, nitrat, dan benzoat dapat mengurangi
pertumbuhan mikrobia tertentu dan sering digunakan dalam pengawetan
makanan, senyawa lain misalnya asam benzoat, asam asetat, dan asam
sorbat.
f. Listrik
g. Radiasi
h. Tegangan Muka
i. Tekanan Hidrostatik
j. Getaran
Getaran mekanik dapat merusak dinding sel dan membran sel mikroba,
dipakai untuk memperoleh ekstrak sel mikroba dengan cara menggerus
sel-sel dengan menggunakan abrasif atau dengan cara pembekuan
kemudian dicairkan berulang kali atau dengan getaran suara 100-10.000
kali/detik juga dapat digunakan untuk memecah sel mikroba.
Daftar Pustaka :
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 20/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor
Buckle,K.A., J.A. Davey, M.J. Eyles, A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J.
Stuttard. 1989. Foodborne Microorganisms of Public Health Significance.
4ed.. AIFST (NSW Branch).Australia.
Madigan, M. T., Martinko, J. M., Stahl, D. A., and Clark, D. P., 2013, Brock
Biology of Microorganisms Thirteenth Edition,
Tags : Mikroorganisme
1 komentar:
1.
Siti Aisah
Reply Delete
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 22/22