Anda di halaman 1dari 22

10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

HOME EKONOMI BUDAYA GEOGRAFI KIMIA SEJARAH FISIKA

Home » Mikroorganisme » Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Search.. GO


Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, REKOMENDASI


Metode, Faktor
Pemberontakan DI/TII di Indonesia,
Latar Belakang, Penyebab, Tujuan

Peristiwa Pemberontakan
PRRI/PERMESTA, Latar Belakang,
Tujuan, Upaya Penumpasan

Peristiwa Pemberontakan Republik


Maluku Selatan (RMS), Latar Belakang,
Penyebab, Tujuan, Upaya Penumpasan,
Dampak

Peristiwa Pemberontakan Andi Azis di


Makassar, Latar Belakang, Tujuan,
Dampak
Artikel dan Makalah tentang Pertumbuhan Mikroba, Kinetika,
Perekonomian Dua Sektor, Tiga,
Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor -
Empat, 1 2 3, Sistem, Pengertian,
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan jumlah atau
Diagram, Siklus, Contoh
volume serta ukuran sel. Pada organisme prokariot seperti bakteri,
KATEGORI
pertumbuhan merupakan pertambahan volume dan ukuran sel dan juga
sebagai pertambahan jumlah sel. Pada jasad bersel banyak
Agama dan Kepercayaan
(multiseluler), pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan jumlah
individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau Agama Islam Alpukat
bertambah besar jasadnya. Anabolisme Animalia Antropologi

Apel Artikel dan Makalah


BAB I
PENDAHULUAN Asam dan Basa Atom

Bahasa Indonesia
1.1. Latar Belakang
Batuan dan Tanah Benzena
Pertumbuhan mikroba dapat dibedakan antara pertumbuhan masing- Biofuel Biogas Biologi
masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan
Bioteknologi Budaya
populasi. Pertumbuhan tersebut dapat diukur secara langsung maupun
tidak langsung. Pengukuran langsung akan diperoleh jumlah keseluruhan Bumi dan Tata Surya Contoh Soal
mikrobia, baik yang hidup maupun yang mati, sedangkan pengukuran
Cuaca dan Iklim Daun Mint
tidak langsung hanya menghitung mikrobia yang hidup. Pengukuran
langsung dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah Desa dan Kota Ekonomi
bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan adalah
Ekosistem Enzim Fermentasi
Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer. Pengukuran tidak
langsung dapat dilakukan dengan metode plate count, MPN maupun Fisika Fotosintesis Fungi

dengan pengukuran turbiditas dengan menggunakan spektrofotometer. Genetika Geografi Hidrokarbon

Hidrosfer Hormon Tumbuhan


Kinetika pertumbuhan populasi mikroba dapat dilihat berdasarkan sistem
biakannya yaitu pada biakan sistem tertutup (batch culture) dan biakan Hukum Dasar Kimia
sistem terbuka (continous culture). Pada biakan sistem tertutup,
Hukum Mendel Ilmu Hukum

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 1/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

pengamatan pertumbuhan populasi mikrobia dalam waktu yang cukup Ilmu Nutrisi Inspirasi Muda
lama memberikan gambaran melalui kurva pertumbuhan, terdapat fase-
IPTEK Jahe Jaringan Hewan
fase pertumbuhan. Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu
pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid. Fase Jaringan Tumbuhan Jurnal
pertumbuhan dimulai pada fase log, fase eksponensial, fase stasioner,
Karbon Katabolisme
dan fase kematian.
Keanekaragaman Hayati Kemangi
Sistem biakan terbuka digunakan untuk mempertahankan sel pada fase Kesenian Kimia Larutan
pertumbuhan eksponensial. Sistem biakan terbuka mempunyai ciri
berupa ukuran populasi dan kecepatan pertumbuhan dapat diatur pada Lingkungan Lomba

nilai konstan menggunakan khemostat. Khemostat digunakan dengan Makanan Sehat Makromolekul
mengatur kecepatan aliran medium dan kadar substrat (nutrien
Matematika Metabolisme
pembatas). Nutrien pembatas dapat menggunakan sumber C (karbon),
sumber N atau faktor tumbuh. Mikroalga Mikroorganisme

Minyak Bumi Molekul Mutasi


Pertumbuhan mikrobia tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor
lingkungan. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat News Obat-obatan
morfologi dan fisiologi mikrobia. Beberapa kelompok mikrobia sangat Organ Tumbuhan
resisten terhadap perubahan faktor lingkungan. Mikrobia tersebut dapat
Panduan dan Pedoman
dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Faktor
lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik (fisika dan kimia), dan faktor Pengangkutan Tumbuhan
biotik. Oleh karena itu bahasan mengenai kinetika pertumbuhan serta
Penginderaan Jauh Penjaskes
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan perlu dikaji lebih
lanjut. Perhitungan Kimia

Pertumbuhan Tanaman
1.2. Tujuan
Pertumbuhan Tumbuhan Peta

Penulisan yang membahas tentang tema kinetika pertumbuhan mikrobia Planologi Plantae Prokariotik
bertujuan untuk:
Protista Pupuk Radioaktif
1. Menjelaskan dan menggambarkan bentuk kinetika pertumbuhan
Reaksi Kimia Reduksi dan Oksidasi
populasi mikroba pada batch culture dan continuous culture.
2. Menjelaskan cara penghitungan pertumbuhan populasi mikroba. Respirasi Sejarah Sel
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika Sel Bahan Bakar SIG Sirih
pertumbuhan mikroba.
Sirsak Sistem Ekskresi
BAB II
Sistem Gerak
ISI
Sistem Imun (Kekebalan Tubuh)
2.1. Kinetika Pertumbuhan Mikroba Sistem Indera Sistem Organ

Sistem Pencernaan Makanan


Kinetika pertumbuhan mikroba digunakan untuk menggambarkan sifat-
sifat pertumbuhan mikroorganisme. Sifat pertumbuhan mikrobia dapat Sistem Peredaran Darah
digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan populasi mikroba yang
Sistem Periodik Unsur
ditumbuhkan dalam batch culture atau continuous culture.
Sistem Pernapasan
2.2. Kinetika Pertumbuhan Mikroba dalam Batch Culture Sistem Regulasi / Koordinasi

Penumbuhan mikroba dalam sistem batch culture merupakan sistem Sistem Reproduksi Sosiologi

kultur tertutup (menggunakan tabung reaksi atau flask) tanpa adanya Sumber Daya Manusia Teh
penambahan medium baru ke dalam kultur. Mikrobia dalam sistem
Teh Hijau Tomat
tertutup mengalami 4 fase pertumbuhan, secara berurutan meliputi fase
lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pertumbuhan Totipotensi Tumbuhan
mikrobia dalam sistem tertutup menyebabkan fase eksponensial mikrobia
Transpor Zat Virus

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 2/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

sangat terbatas (Brock, 2012). Tipe pertumbuhan mikrobia dalam batch


culture dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Populasi Mikroba dalam Batch Culture.


Pada Gambar 1 menggambarkan jumlah berat kering sel mikroba (dalam
bentuk log) yang ditumbuhkan dalam periode inkubasi (waktu) tertentu.
Mikroba akan mengalami fase pertumbuhan populasi berdasarkan laju
peningkatan jumlah individu mikroba selama waktu tertentu (Scragg,
1988).

a. Fase Lag

Fase lag merupakan waktu yang dibutuhkan mikrobia untuk tumbuh


beradaptasi di dalam medium baru. Adaptasi mikrobia dilakukan untuk
mensintesis enzim-enzim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan lebih
lanjut. Pada fase lag terjadi pertambahan massa dan volume sel
mikrobia. Panjang atau pendeknya interval fase lag tergantung pada jenis
inokulum mikrobia, medium yang sedikit nutrisi dan kondisi pertumbuhan
mikrobia saat diinokulasikan.

Ada 3 alasan mikrobia kembali ke fase lag, yaitu:

1. Inokulum hidup yang digunakan berasal dari kultur medium lama


(saat mikrobia dalam fase stasioner) dipindahkan ke dalam
komposisi medium baru yang sama. Keadaan mikrobia kembali ke
fase lag karena mikrobia sudah tidak memiliki metabolit penting
untuk menunjang kehidupannya. Oleh karena itu, mikrobia
membutuhkan rentang waktu untuk melakukan biosintesis kembali.
Mikrobia yang diinokulasikan mengalami kerusakan sel (tidak mati)
akibat perubahan suhu, radiasi atau bahan kimia toxic. Fase lag
dibutuhkan mikrobia untuk memperbaiki kerusakan sel nya.
2. Populasi mikrobia yang diinokulasikan berasal dari medium kaya
nutrisi dipindahkan ke dalam medium yang sedikit nutrisinya.
Mikrobia membutuhkan waktu untuk menghasilkan enzim baru yang
digunakan untuk mensintesis metabolit essensial.
3. Populasi mikrobia tidak akan mengalami fase lag jika inokulum yang
digunakan berasal dari populasi mikrobia yang mengalami
pertumbuhan fase eksponensial dan ditumbuhakan pada kondisi
medium yang sama (Brock, 2012).

b. Fase Eksponensial

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 3/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

Pada fase eksponensial, populasi mikrobia mengalami pembelahan paling


tinggi dan konstan dalam waktu generasi yang pendek. Waktu generasi
mikrobia merupakan waktu yang dibutuhkan sel mikrobia untuk
membelah menjadi 2 sel. Setiap sel mikrobia akan membelah 2x lipat
sehingga peningkatan jumlah populasi selalu 2n, n adalah jumlah
generasi. Pertambahan jumlah sel dalam populasi disebut sebagai
pertumbuhan mikrobia.

Pada fase eksponensial, awalnya sel mikrobia membelah secara pelan


kemudian penambahannya semakin meningkat cepat. Secara matematis
memiliki rumus:

Nt = N02n (1)

Nt : jumlah sel setelah tumbuh selama waktu t

t : waktu pertumbuhan selama fase eksponensial

N0: jumlah sel mula-mula selama fase eksponensial

2 : bilangan tetap (pembelahan biner)

n : jumlah generasi (pembelahan)

Berikut contoh pertambahan populasi mikrobia yang dapat di lihat pada


Gambar 2.

Gambar 2. Pertumbuhan Eksponensial Populasi Mikrobia, A. contoh


penggandaan sel mikrobia yang membelah setiap 20 menit, B. grafik
penggandaan sel mikrobia, garis merah dalam skala Aritmetik dan garis
biru dalam skala Logaritmik. (Dikutip dari Prescott, 1999: 115)
Skala logaritmik menunjukkan jumlah sel dan skala aritmetik
menunjukkan waktu inkubasi. Titik perpotongan antara skala logaritmik
dengan skala aritmetik menunjukkan adanya pertumbuhan eksponensial
dan populasi mengalami penggandaan dalam interval waktu konstan.
Penghitungan waktu generasi dapat digunakan rumus berikut:

Nt = N02n

log Nt = log N0 + n log 2

log Nt – log N0 = n log 2

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 4/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

n = log Nt – log N0 = log Nt – log N0 (2)


—————— ——————
log 2 0.301

menggunakan rumus tersebut maka dapat di cari nilai n. Waktu generasi


(g) pada pertumbuhan ekponensial diperoleh dari:

g = t/n (3)

di mana t adalah waktu pertumbuhan (dalam hari/jam/menit).

Rerata pertumbuhan dalam batch culture dapat dinyatakan dalam bentuk


konstanta kecepatan pertumbuhan rerata (k).

k = n/t

k = log Nt – log N0
——————-
0.301(t)

Jika populasi mengganda maka t = g

= log (2N0) – log N0


———————–
0.301 (g)

= log 2 + log N0 – log N0


—————————-
0.301 (g)

k = 1/g (4)

g = 1/k (5)

(waktu generasi berbanding terbalik dengan kecepatan pertumbuhan


rerata) (Prescott, 1999).

Rata-rata kecepatan pertumbuhan pada fase eksponensial sangat


dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (seperti nutrisi, kondisi inkubasi),
seperti halnya karakteristik genetik suatu mikrobia. Pada umumnya,
prokariot lebih cepat tumbuh daripada eukariot dan eukariot yang
berukuran kecil lebih cepat tumbuh daripada yang ukurannya lebih besar.
Hal ini karena sel yang berukuran kecil memiliki kapasitas penyerapan
nutrisi dan pembuangan sisa metabolisme lebih besar daripada sel yang
berukuran besar. Kondisi tersebut mempercepat proses metabolisme
yang akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan mikrobia.
Pertumbuhan yang lebih cepat pada prokariot (bakteri) menyebabkan
waktu generasinya lebih pendek dibandingkan eukariot (Brock, 2012).

Biomassa sel mikrobia dapat dihitung melalui konstanta kecepatan


pertumbuhan spesifik (µ), berikut:

dX / dt = µX (1)

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 5/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

dX : perubahan biomassa selama waktu dt

dt : perubahan waktu

X : biomassa sel (jumlah sel/komponen sel spesifik (protein))

µ : konstanta kecepatan pertumbuhan

dalam bentuk logaritma dengan bilangan dasar e, maka:

Xt / t = µX0

µ (t) = Xt / X0

µ = (ln Xt – ln X0) / t

µ(t) = ln Xt – ln X0

ln Xt = µ(t) + ln X0 (2)

Xt = Xo (e µt) (dalam bentuk antilogaritma) (3)

Kerapatan populasi dalam t dapat diperkirakan dengan µ sebagai


konstanta pertumbuhan. Parameter untuk konstanta pertumbuhan
populasi secara eksponensial adalah waktu generasi (waktu
penggandaan). Penggandaan populasi terjadi saat Xt/Xo = 2, sehingga
rumus menjadi :

Xt = X0 (e µt) (dalam bentuk antilogaritma)

Xt / X0 = e µt

2 = e µt

ln 2 = ln e µt

0,693 = µt (t=g)

0,693 = µg (5)

0,693 = µ (1/k)

µ = 0,693 k (6)

Xt : jumlah sel setelah t

X0 : jumlah sel awal

t : waktu pertumbuhan diamati

μ dan k, keduanya menggambarkan proses pertumbuhan yang sama dari


peningkatan populasi secara eksponensial. Perbedaannya μ merupakan
konstanta kecepatan pertumbuhan yang digunakan untuk

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 6/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

memperkirakan kecepatan pertumbuhan populasi dari masing-masing


aktivitas sel individual dan dapat digunakan untuk mengetahui dinamika
pertumbuhan secara teoritis, sedang k adalah nilai rata-rata populasi
pada periode waktu terbatas, yang menggambarkan asumsi rata-rata
pertumbuhan populasi.

c. Fase Stasioner

Mikrobia mengalami pertumbuhan yang terbatas dan konstan selama


fase stasioner. Pada fase stasioner, pembelahan sel yang terjadi sangat
lambat. Jumlah pembelahan sel dengan sel yang mati seimbang,
sehingga jumlah sel relatif konstan (pertumbuhan 0). Pertambahan
jumlah sel yang sebanding dengan kematian sel disebut dengan
fenomena pertumbuhan kriptik.

Pada fase ini, sel mikroba tetap aktif melakukan metabolisme energi dan
proses biosintesis lainnya. Metabolit sekunder banyak dihasilkan mikrobia
pada fase ini. Fase stasioner terjadi karena beberapa alasan yaitu:

1. Terbatasnya nutrisi essensial dalam kultur yang mulai berkurang,


2. Bagi organisme aerobik, ketersediaan O2 dalam medium mulai
berkurang,
3. Banyaknya sisa metabolisme yang tertimbun dalam medium kultur
sehingga pertumbuhan mikroba terhambat (Brock, 2012 dan
Prescott, 1999).

4. Fase Kematian

Fase kematian terjadi jika terjadi perubahan lingkungan menjadi tidak


menguntungkan, seperti berkurangnya nutrisi essensial dalam medium
dan meningkatnya akumulasi zat toksik dalam medium. Grafik fase
kematian seperti grafik fase eksponensial yaitu logaritmik (kematian sel
tiap jam adalah konstan). Sel mikrobia yang mati akan mengalami lisis
(Prescott, 1999).

2.3. Kinetika Pertumbuhan Mikroba dalam Continuous Culture

Dalam kultivasi mikroba menggunakan teknik continuous culture,


mikroba ditumbuhkan secara terus menerus pada fase paling optimum
untuk fase pertumbuhan yaitu fase eksponensial dimana sel membelah
diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat mengikuti
kurva logaritmik. Hal ini dilakukan dengan memberi nutrisi secara terus
menerus sehingga mikroba tidak pernah kekurangan nutrisi. Penambahan
nutrisi/media segar ke dalam bioreaktor dilakukan secara kontinyu,
dimana dalam waktu yang sama larutan yang berisi sel dan hasil produk
hasil metabolisme dikeluarkan dari media dengan volume yang sama
dengan substrat yang diberikan. Kondisi tersebut menghasilkan keadaan
yang stedy state dimana pembentukan sel-sel baru sama dengan sel-sel
yang dikeluarkan dari fermentor. Pada kondisi steady state konsentrasi
nutrisi, konsentrasi sel, laju pertumbuhan dan konsentrasi produk tidak
berubah walaupun waktu fermentasi makin lama. Laju pertumbuhan
spesifik dipengaruhi oleh perbandingan antara laju aliran medium dan
volume kultur disebut dengan “Laju Dilusi (D)” dimana

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 7/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

D = F/V

Keterangan:

F : Laju aliran

V : Volume

D : Laju dilusi

Dengan menggunakan continuous culture, sel mikroba atau produk


metabolitnya dapat dipanen secara kontinyu. Continuous culture cocok
untuk diterapkan pada sistem produksi metabolit sel mikroba yang tidak
berpengaruh pada pertumbuhan selnya itu sendiri. Untuk industri
bioteknologi berkapasitas besar, continuous culture menghasilkan
efisiensi produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan batch culture
asalkan produk yang dihasilkan tidak berpengaruh negatif terhadap
mikroba penghasilnya.

Gambar 3. Teknik continuous culture.


Continuous culture memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Produktivitas lebih tinggi, disebabkan lebih sedikit waktu persiapan


bioreaktor persatuan produk yang dihasilkan, laju pertumbuhan &
konsentrasi sel dapat dikontrol, pemasokan oksigen dan
pembuangan panas dapat diatur, dengan demikian hanya butuh
pabrik lebih kecil (pengurangan biaya modal untuk fasilitas baru).
2. Dapat dijalankan pada waktu yang lama.
3. Cocok untuk proses yang kontaminasinya rendah dan produk yang
berasosiasi dengan pertumbuhan.
4. Pemantauan dan pengendalian proses lebih sederhana.
5. Tidak ada akumulasi produk yang menghambat.

Kekurangannnya antara lain: aliran umpan yang lama, resiko kontaminasi


besar (operasi harus hati-hati & desain peralatan lebih baik), peralatan
untuk operasi dan pengendalian proses harus biasa tetap bekerja baik
untuk waktu yang lama, memerlukan mikroba dengan kestabilan genetik
tinggi, karena akan digunakan pada waktu yang lama (Irianto, 2007).

Pemberian nutrient secara kontinyu dan untuk mempertahankan keadaan


steady state dalam teknik kultivasi ini dapat dilakukan dengan dua

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 8/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

macam cara, yaitu: khemostat dan turbidostat.

a. Khemostat

Teknik continuous culture dengan menggunakan kemostat dilakukan


dengan menambahkan nutrien melalui sebuah tangki sedemikian rupa
sehingga komposisi nutrient di dalam fermentor tempat kultivasi
mikrobia selalu dalam keadaan tetap. Hal ini dapat dicapai dengan
mengatur kecepatan aliran medium baru ke dalam fermentor disesuaikan
dengan aliran medium keluar fermentor untuk di panen.

Di dalam sistem ini sel dapat dipertahankan terus menerus pada fase
pertumbuhan eksponensial atau fase pertumbuhan logaritma. Continuous
culture mempunyai ciri ukuran populasi dan kecepatan pertumbuhan
dapat diatur pada nilai konstan menggunakan khemostat. Untuk
mengatur proses di dalam khemostat, diatur kecepatan aliran medium
dan kadar substrat (nutrien pembatas). Sebagai nutrien pembatas dapat
menggunakan sumber C (karbon), sumber N atau faktor tumbuh. Pada
sistem ini , ada aliran keluar untuk mempertahankan volume biakan
dalam kemostat sehingga tetap konstan (Scragg, 1988):

Dengan sistem ini, sel seolah-olah dibuat dalam keadaan setengah


kelaparan, dengan nutrien pembatas. Kadar nutrien yang rendah
menyebabkan kecepatan pertumbuhan berbanding lurus dengan kadar
nutrien atau substrat tersebut.

1. Hubungan laju dilusi dengan konsentrasi sel

Sifat-sifat kemostat dan pertumbuhan steady-state dapat ditunjukkan


dengan sejumlah rumus yang berhubungan dengan jumlah sel dan
konsentrasi nutrien pembatas terhadap laju alir suplai medium sebagai
faktor yang beroperasi secara independen. Hal ini dilakukan dengan
menjaga keseimbangan materi dan pembatasan substrat dalam
bioreaktor (Scragg, 1988).

Akumulasi sel = sel masuk – sel keluar + pertumbuhan – kematian

Keterangan :

F = laju alir suplai medium (1.h-1);

V = konstanta volume reaktor yang bekerja (1);

X0 = konsentrasi sel dalam medium suplai (g.1-1);

X = konsentrasi sel dalam reaktor

µ = laju petumbuhan spesifik

α = laju kematian spesifik

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 9/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

Gambar 4. Kultur mikroba dalam Kemostat.


Dengan kemostat single-stage, suplai medium biasanya bersifat steril
(dengan asumsi tanpa penggunaan kembali sel sebelumnya) dan µ > α,
sehingga persamaannya dapat disederhanakan menjadi:

dimana F/V diistalahkan sebagai laju dilusi, D, yang merupakan jumlah


volume kultur yang melewati reaktor setiap jam, sehingga persamaannya
dapat ditulis ulang sebagai berikut:

Selama pertumbuhan steady state, dX / dt = 0, maka μ = D.

2. Hubungan antara konsentrasi substrat dan laju pertumbuhan

Monod adalah orang pertama yang mengkaji pengaruh konsentrasi


substrat tehadap laju pertumbuhan. Beliau menemukan bahwa ketika
medium segar, yang mengandung glukosa sebagai sumber karbon
sekaligus sebagai sumber energi dan dengan semua nutrien yang
terkandung di dalamnya, diinokulasikan, siklus pertumbuhan kembali
berjalan.

Hubungan antara laju pertumbuhan spesifik (μ) dan konsentrasi substrat


(S) dapat digambarkan dengan kurva (Gambar 4) yang mirip demgam
yang penggambaran kinetika enzim model Michaelis-Menten. Monod
mengajukan suatu aturan yang dikenal sebagai rumus Monod, untuk
menggambarkan kurva tersebut.

μmax : kecepatan pertumbuhan pada keadaan nutrien berlebihan

S : kadar residu substrat pembatas

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 10/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

Ks : kadar substrat pada saat μ = ½ μmax = konstanta satursi

Gambar 5. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap kecepatan


pertumbuhan spesifik.
Persamaan monod dapat dibuat persamaan garis lurusnya dengan
pembalikan sebagai berikut:

Perpotongan antara 1/µ dengan 1/S menghasilkan garis lurus dengan


slope Ks/µm, menangkap titik absis dari -1/Ks dan ordinat µm (Gambar
5).

3. Hubungan antara kecepatan pertumbuhan dan kecepatan penghasilan


produk dengan kecepatan penggunaan substrat

Biomassa (Yx/s)dan hasil produk (Yp/s) merupakan parameter yang


penting selama keduanya menunjukkan efesiensi penggunaan substrat
dalam biomassa dan produk. Keduanya ditetapkan sebagai berat
biomassa dan berat produk yang dibentuk per unit dari substrat yang
digunakan.

dan

dimana:

Yx : berat biomassa sel

Yp : berat produk

dX/dt : kecepatan Pertumbuhan

dP/dt : kecepatan penghasilan produk

dS/dt : kecepatan Penggunaan substrat

Jika μ = D → dX/dt = 0 (D< Dc) Dc: D critical

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 11/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

Dc = (μmaks x So)/(Ks + S0)

Gambar 6. Perpotongan Double Reciprocal antara 1/μ dan [1/S].


b. Turbidostat

Teknik kultivasi dengan sistem turbidostat dilakukan dengan


menambahkan nutrient secara kontinyu sehingga kerapatan sel selalu
dalam keadaan tetap. Dalam teknik turbidostat, aliran medium diatur
berdasarkan atas kerapatan optik kultur mikrobia. Pertumbuhan
konsentrasi sel dipertahankan konstan dengan cara memonitor
kekeruhan kultur.

Sistem ini didasarkan pada kerapatan bakteri tertentu atau kekeruhan


tertentu yang dipertahankan konstan. Ada perbedaan mendasar antara
biak statik klasik dengan biak sinambung dalam kemostat biak static arus
dilihat sebagai sistem tertutup (boleh disamakan dengan organisme sial,
tahap stationer dan tahap kematian. Kalau pada biak sinambung
merupakan sistem terbuka yang mengupayakan keseimbangan aliran
untuk organisme selalu terdapat kondisi lingkungan yang sama.

Dalam pertumbuhan sinkron akan terjadi sinkronisasi pembelahan sel.


Hal ini dimaksudkan agar proses metabolisme siklus pembelahan bakteri
dapat dipelajari diperlukan suspensi sel yang mengalami pembelahan sel
dalam waktu sama yaitu sinkron. Sinkronisasi populasi sel dapat dicapai
dengan berbagai tindakan buatan antara lain dengan merubah suhu
rangsangan cahaya, pembatasan nutrien atau menyaring untuk
memperoleh sel-sel yang sama ukurannya. Sinkronisasi pertumbuhan ini
juga dimaksudkan untuk menyediakan stater dengan usia yang sama
(Budiyanto, 2005).

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 12/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

Gambar 7. Kultur mikroba dalam Turbidostat.


Keterangan :

1. Reservoir of steril medium


2. Valve controling flow of medium
3. Outlet for spent medium
4. Foto sel
5. Sumber cahaya
6. Turbistat

Penggunaan Kultur Kontinyu Pada Industri adalah sebagai berikut :

1. Digunakan untuk penelitian fisiologi dan biokimia mikroba,


dikarenakan kondisinya mantap, laju pertumbuhan dapat diatur oleh
laju air dan laju pertumbuhan dibatasi oleh konsentrasi substrat
pembatas, dapat digunakan untuk penelitian pengaruh substrat
pembatas terhadap kinerja mikroba.
2. Untuk isolasi dan seleksi mikroba penghasil enzim menggunakan
media diperkaya.
3. Untuk produksi biomassa, contoh ICI (Imperial Chemical Industries,
kapasitas bioreaktor 3000 m3, substrat metanol).
4. Untuk produksi bir.

2.4. Teknik mengukur pertumbuhan populasi mikroba

a. Berdasarkan jumlah sel


b. Berdasarkan biomasa sel
c. Berdasarkan aktivitas metabolisme

Uraian :

a. Berdasarkan jumlah sel

1. Metode langsung secara mikroskopis (Total count)

Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah


dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana
diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting
chamber). Enumerasi mikroba dapat dilakukan secara langsung yaitu
dengan menghitung jumlahnya tanpa ditumbuhkan terlebih dahulu dalam
suatu medium, dalam teknik ini semua sel mikroba baik yang hidup
maupun yang mati akan terhitung. Untuk melakukan renumerasi mikroba
dalam suatu bahan seringkali diperlukan pengenceran bertingkat.

a). Breed slide method

Pada metode ini tidak dibedakan sel yang hidup dan sel mati.
Penghitungan dilakukan secara langsung pada setiap bidang pandang
mikroskop. Sampel berupa cairan disebar (kira-kira 0,01 mL) pada
microscope slide. Setelah dilakukan pewarnaan kemudian dilakukan
penghitungan pada setiap bidang pandang mikroskop.

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 13/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

Gambar 8. Penghitungan melalui Breed slide method.


b). Petroff-Hauser chamber atau Haemositometer

Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu


dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil.
Alat yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atau
Haemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat antara coverglass dan alat
ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam
satu bujur sangkar juga tertentu. Dengan membuat preparat dari Suatu
bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber).

Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak
besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2
mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan
demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari
ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel nakteri yang tersuspensi akan
memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per
satuan volume dapat diketahui.

Gambar 9. Petroff-Hauser chamber dan Haemositometer.


2. Metode tidak langsung (viable count)

Perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah


mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count).
Metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada
anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi
satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 14/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

dapat hidup yang terdapat pada sampel. Cara ini adalah cara yang paling
umum digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup,
berdasarkan jumlah koloni yang tumbuh. Teknik ini diawali dengan
pengenceran sampel secara seri, dengan kelipatan 1 : 10. Masing-masing
suspensi pengenceran ditanam dengan metode tuang (pour plate) atau
sebar (spread plate). Bakteri akan bereproduksi pada medium agar dan
membentuk koloni setelah 18-24 jam inkubasi. Untuk menghitung jumlah
koloni dalam cawan petri dapat digunakan alat ’colony counter’ yang
biasanya dilengkapi dengan pencatat elektronik.

a). Spread plate method

Metode sebar (spread plate) merupakan metode penghitungan mikrobia


pada medium padat. Dalam metode spread plate ini, volume kultur yang
disebar tidak lebih dari 0,1 ml pada agar plate dan diratakan
menggunakan alat yang disebut glass spreader. Kemudian plate
diinkubasi sampai terlihat koloni sehingga jumlah koloni mikrobia dapat
dihitung. Walaupun mikrobia tertanam dalam agar plate, namun hasilnya
sama dengan metode pour plate.

Gambar 10. Keuntungan menggunakan metode spread plate daripada


metode pour plate adalah kultur tidak pernah terpapar suhu 450 oC (suhu
melelehnya agar).
b). Pour plate method

Metode pour plate adalah metode agar cair yang digunakan untuk
inokulasi dalam petri dish. Volume kultur yang biasa digunakan 0,1-1,0
ml. Kultur mikrobia dimasukkan ke dalam petri dish menggunakan pipet
steril, kemudian medium agar yang telah dilelehkan (± 45 oC
dituangkan ke dalam petri dish yang telah berisi kultur mikrobia.
Selanjutnya dilakukan pemutaran petri dish agar kultur mikrobia dan
medium agar bercampur dengan rata. Koloni mikrobia akan tumbuh dan
tertanam di dalam medium, baik di permukaan atas maupun di bawah.
Sehingga metode pour plate ini cocok untuk menumbuhkan mikrobia
anaerob.

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 15/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

Gambar 11. Pour Plate Method.


c). MPN method

MPN adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang


menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada
medium cair spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat
atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan
menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah
mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa
sampel.

Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat


tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang
pas/sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkaan frekuensi
pertumbuhan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”.
Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah
pengenceran yang dilakukan) maka semakin “sering” tabung positif yang
muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi
pengenceran yang dilakukan) maka semakin “jarang” tabung positif yang
muncul. Jumlah sampel/pengenceran yang baik adalah yang
menghasilkan tabung positif “kadang-kadang tetapi tidak selalu”. Semua
tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan probabilitas sel
yang terambil oleh pipet saat memasukkannya ke dalam media. Oleh
karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi
positif (ya) atau negatif (tidak) ini menggambarkan konsentrasi
mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan.

Asumsi yang diterapkan dalam metode MPN adalah :

1. Bakteri terdistribusi sempurna dalam sampel


2. Sel bakteri terpisah-pisah secara individual, tidak dalam bentuk
rantai atau kumpulan (bakteri coliform termasuk E. coli terpisah
sempurna tiap selnya dan tidak membentuk rantai).
3. Media yang dipilih telah sesuai untuk pertumbuhan bakteri target
dalam suhu dan waktu inkubasi tertentu sehingga minimal satu sel
hidup mampu menghasilkan tabung positif selama masa inkubasi
tersebut.

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 16/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

4. Jumlah yang didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup


(viable) saja. Sel yang terluka dan tidak mampu menghasilkan
tabung positif tidak akan terdeteksi.
5. MPN dinilai dari perkiraan unit tumbuh (Growth Unit / GU) seperti
CFU (Colony Forming Unit), bukan dari sel individu. Meskipun begitu
baik nilai CFU atau MPN dapat menggambarkan seberapa banyak sel
individu yang tersebar dalam sampel. Metode MPN dirancang dan
lebih cocok untuk diterapkan pada sampel yang memiliki
konsentrasi <100/g atau ml. Oleh karena itu nilai MPN dari sampel
yang memiliki populasi mikroorganisme yang tinggi umumnya tidak
begitu menggambarkan jumlah mikroorganisme yang sebenarnya.
Jika jumlah kombinasi tabung positif tidak sesuai dengan tabel
maka sampel harus diuji ulang. Semakin banyak seri tabung maka
semakin tinggi akurasinya tetapi juga akan mempertinggi biaya
analisa.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba

Pertumbuhan dan aktivitas mikrobia dipengaruhi oleh beberapa faktor


lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi pembatas bagi
kebutuhan hidup mikrobia. Jika mikrobia berada di lingkungan yang
sesuai, maka pertumbuhannya juga optimum. Beberapa golongan
mikrobia sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, sedangkan
yang lain resisten terhadap perubahan tersebut. Faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas mikrobia antara lain sebagai berikut:

a. Suhu

1. Suhu pertumbuhan mikroba

Pertumbuhan mikrobia memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu


pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu
maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikrobia masih
dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan
mikrobia. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan
mikrobia.

Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya, mikrobia dapat


dikelompokkan menjadi mikrobia psikrofil (kriofil), mesofil, dan termofil.
Psikrofil adalah kelompok mikrobia yang dapat tumbuh pada suhu 0-
30 oC dengan suhu optimum sekitar 15 oC Mesofil adalah kelompok
mikrobia pada umumnya, mempunyai suhu minimum 15 0C suhu
optimum 25-37 oC dan suhu maksimum 45-55 oC Mikrobia yang tahan
hidup pada suhu tinggi dikelompokkan dalam mikrobia termofil. Mikrobia
ini mempunyai membran sel yang mengandung lipida jenuh, sehingga
titik didihnya tinggi. Selain itu dapat memproduksi protein termasuk
enzim yang tidak terdenaturasi pada suhu tinggi. Di dalam DNA-nya
mengandung guanin dan sitosin dalam jumlah yang relatif besar,
sehingga molekul DNA tetap stabil pada suhu tinggi.

Kelompok ini mempunyai suhu minimum 40 oC optimum pada suhu 55-


60 oC dan suhu maksimum untuk pertumbuhannya 75 oC Untuk
mikrobia yang tidak tumbuh dibawah suhu 30 oC dan mempunyai suhu

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 17/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

pertumbuhan optimum pada 60 oC dikelompokkan kedalam mikrobia


termofil obligat. Untuk mikrobia termofil yang dapat tumbuh dibawah
suhu 30 oC dimasukkan kelompok mikrobia termofil fakultatif. Bakteri
yang hidup di dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil, tetapi ada
juga yang dapat hidup diatas 50 oC (termotoleran). Contoh bakteri
termotoleran adalah Methylococcus capsulatus. Contoh bakteri termofil
adalah Bacillus, Clostridium, Sulfolobus, dan bakteri pereduksi
sulfat/sulfur. Bakteri yang hidup di laut (fototrof) dan bakteri besi
(Gallionella) termasuk bakteri psikrofil.

Gambar 12. Suhu pertumbuhan berbagai jenis mikroba.


Apabila mikroba dihadapkan pada suhu tinggi diatas suhu maksimum,
akan memberikan beberapa macam reaksi.

1. Titik kematian thermal, adalah suhu yang dapat memetikan spesies


mikrobia dalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu.
2. Waktu kematian thermal, adalah waktu yang diperlukan untuk
membunuh suatu spesies mikrobia pada suatu suhu yang tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi titik kematian thermal ialah
waktu, suhu, kelembaban, spora, umur mikrobia, pH dan komposisi
medium.

2. Suhu rendah

Apabila mikrobia dihadapkan pada suhu rendah dapat menyebabkan


gangguan metabolisme. Skibat-akibatnya adalah :

1. Cold shock, adalah penurunan suhu yang tiba-tiba menyebabkan


kematian bakteri, terutama pada bakteri muda atau pada fase
logaritmik,
2. Pembekuan (freezing), adalah rusaknya sel dengan adanya kristal
es di dalam air intraseluler,
3. Lyofilisasi, adalah proses pendinginan dibawah titik beku dalam
keadaan vakum secara bertingkat. Proses ini dapat digunakan untuk
mengawetkan mikrobia karena air protoplasma langsung diuapkan
tanpa melalui fase cair (sublimasi).

b. Kandungan air (pengeringan)

Setiap mikrobia memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk


hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity) atau
kelembaban relatif. Mikrobia umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6.
bakteri umumnya memerlukan aw 0,90-0,999. Mikrobia yang

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 18/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

osmotoleran dapat hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir


Saccharomyces rouxii. Aspergillus glaucus dan jamur benang lain dapat
tumbuh pada aw 0,8. Bakteri umumnya memerlukan aw atau
kelembaban tinggi lebih dari 0,98, tetapi bakteri halofil hanya
memerlukan aw 0,75. Mikrobia yang tahan kekeringan adalah yang dapat
membentuk spora, konidia atau dapat membentuk kista.

c. Tekanan Osmosis

Tekanan osmosis sangat erat hubungannya dengan kandungan air.


Apabila mikrobia diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan
mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari
dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada
larutan hipotonis, maka sel mikrobia akan mengalami plasmoptisa, yaitu
pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan
akhirnya pecah. Berdasarkan tekanan osmosis yang diperlukan mikrobia
dapat dikelompokkan menjadi:

1. Mikrobia Osmofil : tumbuh pada kadar gula tinggi, contoh beberapa


jenis khamir, mampu tumbuh pada larutan gula dengan konsentrasi
lebih dari 65 % wt/wt (aw = 0,94).
2. Mikrobia Halodurik : tahan (tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh
pada kadar garam tinggi (30 %).
3. Mikrobia Halofil : dapat tumbuh pada kadar garam yang tinggi,
contoh: bakteri yang termasuk Archaebacterium, misalnya
Halobacterium.

d. Buffer

Buffer merupakan campuran garam monobasik dan dibasik, contoh


adalah buffer fosfat anorganik dapat mempertahankan pH diatas 7,2.
Cara kerja buffer adalah garam dibasik akan mengabsorbsi ion H+ dan
garam monobasik akan bereaksi dengan ion OH-.

Untuk menumbuhkan mikrobia pada media, memerlukan pH yang


konstan, terutama pada mikrobia yang dapat menghasilkan asam oleh
karena itu buffer diperlukan untuk mempertahankan pH pada kisaran
tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba.

e. Ion-ion lain

Logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, dan Pb pada kadar rendah dapat
bersifat meracuni (toksis) karena mempunyai daya oligodinamik, yaitu
daya bunuh logam berat pada kadar rendah. Ion-ion lain seperti ion
sulfat, tartrat, klorida, nitrat, dan benzoat dapat mengurangi
pertumbuhan mikrobia tertentu dan sering digunakan dalam pengawetan
makanan, senyawa lain misalnya asam benzoat, asam asetat, dan asam
sorbat.

f. Listrik

Bila aliran listrik diberikan pada medium tumbuh mikroba akan


menyebabkan:

1. Terjadinya elektrolisis pada medium pertumbuhan.


http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 19/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

2. Menghasilkan panas yang dapat mempengaruhi pertumbuhan


mikroba, sel mikroba dalam suspensi akan mengalami
elektroforesis.
3. Menyebabkan terjadinya shock karena tekanan hidrolik listrik,
kematian mikroba akibat shock terutama disebabkan oleh oksidasi.
4. Adanya radikal ion dari ionisasi radiasi dan terbentuknya ion logam
dari elektroda juga menyebabkan kematian mikroba.

g. Radiasi

Bila mikrobia menerima paparan radiasi tertentu:

1. Menyebabkan ionisasi molekul-molekul di dalam protoplasma.


2. Merusak mikrobia yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis.
3. Cahaya mempunyai pengaruh germisida.
4. Sinar X (0,005-1,0 Å , sinar ultra violet (4000-2950 Å , dan sinar
radiasi lainnya dapat membunuh mikroba.
5. Apabila tingkat iradiasi yang diterima sel mikrobia rendah, maka
dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada mikroba.

h. Tegangan Muka

1. Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaan cairan


tersebut menyerupai membran yang elastis.
2. Perubahan tegangan muka dinding sel akan mempengaruhi pula
permukaan protoplasma, akibatnya mempengaruhi pertumbuhan
dan morfologi mikroba.
3. Zat-zat seperti sabun, deterjen, dan zat-zat pembasah (surfaktan)
dapat mengurangi tegangan muka cairan/larutan.
4. Umumnya mikroba cocok pada tegangan muka yang relatif tinggi

i. Tekanan Hidrostatik

1. Umumnya tekanan 1 – 400 atm tidak mempengaruhi atau hanya


sedikit mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan mikroba,
tekanan hidrostatik yang lebih tinggi akan menghambat atau
menghentikan pertumbuhan, karena dapat menghambat sintesis
RNA, DNA, dan protein, serta mengganggu fungsi transport
membran sel maupun mengurangi aktivitas berbagai macam enzim.
2. Tekanan diatas 100.000 pound/inchi2 menyebabkan denaturasi
protein, tetapi ada mikrobia yang tahan hidup pada tekanan tinggi
(mikrobia barotoleran), dan yang tumbuh optimal pada tekanan
tinggi sampai 16.000 pound/inchi2 (mikroba barofilik), umumnya
mikroba laut adalah barofilik atau barotoleran, contoh: bakteri
Spirillum.

j. Getaran

Getaran mekanik dapat merusak dinding sel dan membran sel mikroba,
dipakai untuk memperoleh ekstrak sel mikroba dengan cara menggerus
sel-sel dengan menggunakan abrasif atau dengan cara pembekuan
kemudian dicairkan berulang kali atau dengan getaran suara 100-10.000
kali/detik juga dapat digunakan untuk memecah sel mikroba.

Daftar Pustaka :

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 20/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford.


New York

Buckle,K.A., J.A. Davey, M.J. Eyles, A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J.
Stuttard. 1989. Foodborne Microorganisms of Public Health Significance.
4ed.. AIFST (NSW Branch).Australia.

Budiyanto, MAK. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang Press.

Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.

Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book, New york.

Madigan, M. T., Martinko, J. M., Stahl, D. A., and Clark, D. P., 2013, Brock
Biology of Microorganisms Thirteenth Edition,

Mangunwidjaja, Djumali. 2006. Rekayasa Bioproses. Bandung: IPB Press.

Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press,


Jakarta.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Zubaidah, Elok. 2006. mikrobiologi umum. Universitas Brawijaya.


Malang.

Share on Share on Share on


Facebook Twitter Google+

Enter your email to receive latest update.. SUBMIT

Tags : Mikroorganisme

Related : Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur,


Rumus, Fase, Metode, Faktor

Manfaat dan Fungsi Mikroorganisme Pada Bidang Pangan


Manfaat dan Fungsi Mikroorganisme Pada Bidang Pangan -
Pemanfaatan mikroorganisme telah digunakan
pada bioteknologi tradisional maupun modern. Bioteknologi
yang menggu ...

Makalah Keanekaragaman Sel Mikroba, Fisiologi, Prokariotik,


Eukariotik, Autotrof, Heterotrof
Artikel dan Makalah Keanekaragaman Sel Mikroba, Fisiologi, Prokariotik,
Eukariotik, Autotrof, Heterotrof - Sel merupakan suatu unit terkecil atau
satuan unit yang palin ...
http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 21/22
10/4/2017 Pertumbuhan Mikroba, Kinetika, Perhitungan, Populasi, Kultur, Rumus, Fase, Metode, Faktor

1 komentar:

1.
Siti Aisah

maaf, sekalian sama contoh mengerjakan soal nya seharusnya :D

Reply Delete

Enter your comment...

Comment as: Unknown (Goo Sign out

Publish Preview Notify me


Load more...

Berkomentarlah secara bijak. Komentar yang tidak sesuai materi akan


dianggap sebagai SPAM dan akan dihapus.
Aturan Berkomentar :
1. Gunakan nama anda (jangan anonymous), jika ingin berinteraksi
dengan pengelola blog ini.
2. Jangan meninggalkan link yang tidak ada kaitannya dengan materi
artikel.
Terima kasih.

Tentang Kami / Sitemap / Contact / Privacy Powered By Blogger

http://www.nafiun.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruh-kecepatan.html 22/22

Anda mungkin juga menyukai